Anda di halaman 1dari 2

A.

PENGATURAN DALAMNY A ANESTESI

Dalamnya anestesi merupakan rata- rata derajat deprsi yang dihasilkan oleh agen
anestesi. Penigngkatan dosis agen anestesi secara progresif menekan fungsi fisiologis seperti
pernapasan, kerja jantung, tonus, dan refleks. Perubahan fungsi- fungsi ini merupakan tanda-
tanda anestesi. Berbagai agen menenkan fungsi- fungsi ini dengan cara dan sampai derajat
yang tidak sama. Misalnya pada depresi pernapasan yang derajatanya sama, efek relaksasi
otot dan sirkulasi dari ete, kloroform, siklopropan, dan halotan sangat berbeda. Tanda- tanda
klinik berbgai stadium dan plana anestesi eter secara klasik dikemukanakan oleh Guedel
(tabel 3-5). Semua tanda- tanda ini berguna dalam memonitor respon penderita terhadap
setiap agen, tetapi makananya dalam menentukkan dalamnya anestesi sangat berbeda pada
agen yang tidak sama. Dengan observasi tanda- tanda ini medorong seorang dokter
memberika keadaan pembedahan yang memuaskan dengan depresi minimal dari fungsi-
fungsi yang penting tersebut.

B. PERAWATAN PENDERITA YANG TIDAK SADAR

Deperesi sistem saraf yang timbul selama anestesi memungkinkan pembedahan tidak
terasa menghilangkan reflek- refles pelindung yang penting dan respon homeostatik. Ahli
anestesi harus mengkompensasikan efek yang tidak mneyenangkan ini. Yang paling
berbahaya adalah efek yang mengganggu supalai oksigen ke jaringan, yaitu hipoksia.
Pencegahan hipoksia merupakan tugas terpenting dari anestesi.

C. HIPOKSIA SELAMA ANESTESI

Mungkin disebabkan oleh oksigen alveolar yang tidak cukup atau defisiensi sirkulasi.
Diagnosis sebaiknya ditegakkan dengan penetapan gas darah arteri.

1. Oksigen alveolar inadekuat


a. Tanda- tanda
Dari sianosis dan takikardia. Lanjut bradikardia, kegagalan sirkulasi,
pupil midriasis dan henti jantung.
b. Etiologi
(1) Insufisiensi tekanan oksigen dalam gas yang diinspirasi
(2) Inufisiensi ventilasi paru- paru total akibata depresi sentral oleh narkotika atau
anestesi. Kelemahan atau paralisis otot- otot pernapasan disebabkan oleh
relaksasi otot atau anestesi dalam, atau akibat atelektasis yang dapat mengeai
satu paru- paru, satu lobus, atau berbercak- bercak. Hal ini memungkinkan
sebagian darah vena mengalami shunt melalui paru- paru.
Catatan : obstruksi merupakan penyebab hipoksia yang peling sering
terjadi selama anestesi umum. Tanda- tanda obstruksi : bunyi napas mengeras,
selama inspirasi inspirasi otot meningkat, penarikan jaringan lunak toraks,
seperti inisura sternalis, vosasupraclavicularis, dan ruang interkostal dan
pengurangan pergerakan gas karena kekuatannya terganggu. Volume dapat
dinilai dengan observasi kantong re- breathing mesin anestesi atau dengan
mendengarkan menim
bullkan keadaan ini harus tidak menyebabkan perubahan jaringan yang
menetap, harus reversible kerjanya akibat eksresi atau destruksi dan harus
mempunyai efek samping minimal.
Banyak cara pemberiannya tetapi semuanya memberikan tujuan yang
sama yaitu memasukkan agen kedalam aliran darah untuk transpor ke SSP.
Cara pemberian inhalasi, absorbsi saluran cerna atau penyuntikkan kedalam
vena atau jaringan tergantung pada sifat- sifat fisik agen.

A. ANESTESI INHALASI
(Lihat tabel 3-3). Anestesi inhalasi digunakan untuk memberikan gas- gas
dan cairan yang mudah menguap.
1. Tehnik
a. Open drop
Ini merupakan cara yang paling sederhana dan paling tua dan
membutuhkan peralatan yang paling sedikit. Cairan yang mudah
menguap (eter, kloroform) diberikan sebagai tetsan dengan
meneteskan kedalam kain tipis atau kain yang meliputi masker
yang menutupi mulut dan hidung. Konsentrasi yang dihirup diatur
oleh kecepatan penetesan dan kecepatan pemberian diperlambat.
b. Peniupan (insuffiation)
Cara ini terdir atas peniupan gas anestetik atau gas- gas
kedalam mulut, pharynk, atau trakea. Beberapa jenis mesin anestesi
dibutuhkan. Peniupan mempunyai manfaat paling besar pada
operasi dimana tidak dapat digunakan masker (misalnya
tosilektomi).
c. Nonrebreathing
Nonrebreathing anestesi mensuplai secara terus menerus
sejumlah agen anestesi yang baru dengan oksigen yang adekuat
melaui suatu alat yang membuang setiap ekshalasi ke atmosfer.
Katup leigh dan Ayres T pieces merupakan contoh alat- alat
tersebut.
d. Rebreathing parsial dan total
Cara ini membutuhkan mesin anestesi dan diberi nama sesuai
dengan jumlah ekshalasi yang dibutuhkan oleh penderita untuk
bernafas kembali. Rata- rata absorpsi CO2 yang diekshalasi harus
tersedia pada semua keadaan kecuali dimana rebreathing minimal.
2. Mesin anestesi memungkinkan

Anda mungkin juga menyukai