Anda di halaman 1dari 8

Bab II Tinjauan Pustaka

II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR)


Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh
lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara alami) yaitu
menggunakan energi alami yang berasal dari reservoir itu sendiri (natural reservoir
drive) (Hyne, 1991).

Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahan-
bahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

II.2 Pengertian Lean Gas


Lean gas adalah suatu gas alam yang mengandung sedikit condensate atau
hidrokarbon cair. Lean gas memiliki 0.1 - 0.3 gal gas alam cair per Mcf. Lean gas
mengandung 2.5 gal etana dan C2+ per Mcf pada 60F (Hyne, 1991).

Lean gas adalah dry gas yaitu senyawa hidrokarbon yang mengandung sebagian
besar (sekitar 90%) komponen ringan C1 atau lean gas bisa juga memiliki arti sebagai
gas yang mengandung campuran dari komponen C1 sekitar 60% dan sisanya sekitar
30% gas C2 - C6 yang biasa disebut sebagai enriched gas (Hirakawa, 1985).

II.3 Injeksi Lean Gas


Suatu injeksi lean gas tak tercampur (immiscible) bertujuan untuk menjaga tekanan
reservoir dan memperlambat terjadinya kondensasi retrograde. Injeksi lean gas
bersifat siklus (cycle-production injection), dimana gas yang diinjeksikan merupakan
gas hasil produksi yang kemudian akan dikembalikan ke dalam reservoir melalui
sumur injeksi (Craft - Hawkins, 1991).

5
Pendesakan minyak tercampur (miscible) adalah pendesakan minyak dengan fluida
dimana akan bercampur secara keseluruhan tanpa adanya interfasa, semua campuran
akan bercampur menjadi satu fasa (Carcoana, 1992).

Injeksi lean gas lebih mudah diaplikasikan untuk reservoir dengan permeabilitas yang
kecil, karena sifat gas yang memiliki viskositas yang cukup rendah dibandingkan
dengan viskositas air. Selain itu juga, biasanya injeksi gas membutuhkan jumlah
sumur injeksi yang lebih sedikit dibandingkan dengan injeksi air (Hirakawa, 1985).

Injeksi lean gas pada tekanan tinggi (miscible) biasanya cocok untuk reservoir
sandstone dan karbonat. Secara teknis viskositas kurang dari 1 cp lebih disukai. Batas
bawah tekanan untuk mencapai ketercampuran adalah 3500 psi. Oleh sebab itu,
metode ini terbatas pada reservoir dalam, kira-kira lebih dari 5000 ft (Septoratno,
2005).

Pola Injeksi five spot injection, merupakan pola yang sering digunakan, dan sangat
cocok diaplikasikan untuk model reservoir homogen (Willhite, 1986).

II.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas EOR


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas EOR, dapat dilihat dari kondisi
reservoir dan kondisi fluida. Apakah fluida injeksi sesuai dengan batuan dan fluida
reservoir, dan apakah fluida injeksi tersedia dalam jumlah yang cukup selama masa
produksi (Septoratno, 2005).

Untuk kondisi reservoir, ada lima hal yang mempengaruhi efektivitas EOR, yaitu:
1. Kedalaman
Kedalaman reservoir merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
suatu metode EOR baik dari segi teknik maupun ekonomi. Dari segi teknik, jika
kedalaman kecil, tekanan injeksi yang dapat dikenakan terhadap reservoir juga kecil,
karena tekanan dibatasi oleh tekanan rekah formasinya. Dari segi ekonomi, jika

6
kedalaman kecil/ pendek, maka biaya yang dikeluarkan, misalnya biaya untuk
pemboran sumur injeksi, akan semakin kecil, demikian pula jika dilakukan injeksi
gas maka biaya kompresor akan semakin kecil pula.

2. Kemiringan Lapisan
Faktor kemiringan lapisan mempunyai arti yang penting jika perbedaan rapat massa
antara fluida yang didesak cukup besar, misalnya pada injeksi gas. Jika kecepatan
pendesakan besar sekali, pengaruh kemiringan lapisan tidaklah terlalu besar. Dalam
hal kecepatan pendesakan tidak terlalu besar, jika fluida pendesaknya air, maka air
cenderung untuk maju lebih cepat di bagian bawah. Jika fluida pendesaknya gas,
maka gas cenderung menyusul di bagian atas.

3. Tingkat Homogenitas
Reservoir Heterogenity atau keheterogenan reservoir adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja injeksi yang sulit diperkirakan secara kuantitatif.
Keheterogenan reservoir dapat berupa keheterogenan dari porositas, permeabilitas,
distribusi ukuran pori, wettability, irreducibale water saturation dan sifat-sifat fisik
fluida.

4. Sifat-sifat Petrofisik
a. Porositas
Porositas yang semakin besar akan menghasilkan cadangan sisa yang semakin besar
pula, hal ini membuat prospek EOR lebih baik.
b. Permeabilitas
Permeabilitas yang besar biasanya lebih menguntungkan bagi diterapkannya suatu
metode EOR, tetapi jika harga permeabilitas diatas suatu ambang tertentu, mungkin
penerapan metode EOR tidak ekonomis lagi, karena sebagian besar minyak sudah
diproduksikan pada produksi alamiah sebelumnya.

7
c. Sifat Kebasahan Batuan (Wettability)
Didefinisikan sebagai kecenderungan dari suatu fluida untuk melekat atau membasahi
permukaan batuan dibandingkan dengan jenis fluida lain yang tidak dapat
membasahi.
d. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang timbul antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur sebagai akibat dari terjadinya pertemuan
permukaan yang memisahkan kedua fluida tersebut. Secara matematis tekanan
kapiler didefinisikan sebagai tekanan non-wetting phase dikurangi dengan tekanan
wetting phase.
e. Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif didefinisikan sebagai rasio dari permeabilitas efektif
dibandingkan dengan suatu permeabilitas basis. Permeabilitas relatif ini dapat pula
diartikan sebagai suatu parameter yang menunjukkan kemampuan media berpori
untuk mengalirkan satu jenis fluida jika dalam media berpori tersebut terdapat satu
atau lebih fluida.
f. Geometri Reservoir.
Geometri reservoir mencakup masalah struktur dan stratigrafi reservoir. Struktur dan
stratigrafi reservoir mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam menentukan dan
memilih pola injeksi yang akan dipergunakan.

5. Mekanisme Pendorong
Peranan mekanisme pendorong dapat penting sekali, misalnya jika suatu reservoir
mempunyai pendorong air yang sangat kuat (strong water drive), maka penerapan
injeksi air atau injeksi kimiawi tidak memberikan dampak yang berarti.

8
Untuk kondisi fluida, ada tiga hal yang mempengaruhi efektivitas injeksi, yaitu:
6. Cadangan Minyak Sisa (remaining reserve)
Cadangan minyak tersisa suatu reservoir mempunyai hubungan langsung dengan nilai
ekonomis penerapan suatu metode injeksi padanya. Makin besar cadangan minyak
tersisa, maka makin besar kemungkinan berhasil suatu proyek injeksi.

7. Saturasi Minyak Tersisa


Besarnya saturasi minyak tersisa menentukan mudah atau tidaknya pendesakan atau
pengurasan yang dilakukan oleh fluida injeksi nantinya. Makin kecil harga saturasi
minyak tersisa, makin kecil kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari metode
EOR yang dilakukan.

8. Rasio Mobilitas (Mobility Ratio)


Salah satu karakteristik fluida yang cukup dominan pengaruhnya dalam proses injeksi
air adalah viskositas fluida pendesak yaitu viskositas air dan fluida yang didesak yaitu
minyak. Viskositas adalah sifat keengganaan fluida untuk mengalir pada suatu media.

Sifat fasa gas dan liquid merupakan fungsi dari tekanan, temperatur dan komposisi
dan diasumsikan tekanan dan temperatur konstan untuk kondisi diagram ternary
(Hirakawa, 1985).

II.5 Uji Ketercampuran Injeksi Lean Gas


Mekanisme pendesakan injeksi lean gas bisa merupakan suatu proses pendesakan tak
tercampur atau bisa juga merupakan suatu proses pendesakan tercampur. Agar bisa
mencapai suatu kondisi tercampur maka dibutuhkan suatu tekanan minimum tertentu
untuk tercampur atau biasa disebut MMP (minimum miscible pressure). Dari segi
teknik, nilai MMP biasanya sangat besar, yang berarti cocok untuk reservoir yang
dalam, hal ini terkait dengan kedalaman reservoir, karena tekanan reservoir dibatasi
oleh tekanan rekah (Carcoana, 1992).

9
Menurut (Willhite, 1986) pada pendesakan tak tercampur (immiscible displacement),
efisiensi penyapuan volumetric (EV) diasumsikan sebagai hasil perkalian dari
efisiensi area penyapuan (EA) dan efisiensi penyapuan vertical (EI).
Ev = E A EI

Untuk reservoir homogen, nilai EV sekitar lebih dari 0,7 sedangkan besarnya EA dan
EI sangat dipengaruhi oleh nilai mobility ratio (M).

Pada pendesakan tercampur, ketercampuran dari gas dan minyak dapat digambarkan
pada diagram ternary yang berbentuk segitiga sama sisi (Carcoana, 1992).

Setiap sudut pada segitiga sama sisi menunjukkan satu komponen yang berjumlah
100%, dan setiap sisi saling berhubungan sampai mencapai 0% pada sudut yang
berada dihadapannya.

II.6 Uji Sensitivitas


Uji sensitivitas dilakukan untuk mengevaluasi kisaran perubahan kelakuan reservoir
untuk berbagai nilai reservoir yang utama atau parameter-parameter operasi. Uji
sensitivitas dapat membantu untuk mengidentifikasi parameter-parameter kritis,
menentukan kemungkinan kisaran perubahan kelakuan reservoir, dan dapat juga
untuk membantu dalam perancangan program untuk mengumpulkan lebih banyak
data atau untuk memonitor aspek-aspek penting dalam kinerja reservoir (Mattax,
1990).

II.7 Parameter Produksi


Untuk mengatur produksi dan laju injeksi, dapat diperhatikan beberapa hal berikut:
1. Membandingkan GOR, WOR, dan minimum BHP.
2. Uji kapasitas produksi dan injeksi dibandingkan laju sumur maksimum.
3. Jika gas dihasilkan dari sumur gas, perlu dilakukan pengecekan produksi gas
dibandingkan kapasitas produksi gas maksimum.

10
Jika kebutuhan melebihi kapasitas yang tersedia, maka tutup sumur WOR tinggi dan
BHP rendah untuk mengurangi kebutuhan gas secara tepat.

Tipe logis untuk pengecekan sumur di lapangan:


1. Menghitung laju produksi minyak
2. Jika kapasitas produksi minyak lebih sedikit daripada target produksi minyak
3. Jika laju produksi minyak lebih besar daripada target produksi minyak, maka
mengurangi laju produksi dari sumur yang tertinggi atau mengurangi semua
laju sumur secara seimbang untuk mencapai batas target maksimum.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju produksi sumur:


1. Inflow Performance Relationship (IPR)
2
qo Pwf Pwf .............................................(II.1)
= 1.0 0.2 0.8
qmax Pr Pr
2. Completion Details
Ada tiga faktor umum yang mempengaruhi proses komplesi yaitu interval
komplesi yang efektif, partial penetration yang dapat mengurangi
produktivitas sumur, serta posisi WOC dan GOC yang dapat mempengaruhi
laju produksi sumur.
3. Hidrolika lubang sumur dan permukaan
Ditentukan oleh pompa, kapasitas kompresor, kehilangan tekanan di tubing,
flowlines, choke di permukaan dan di bawah permukaan dan separator.
4. Stimulasi
Hydraulic fracturing, acidizing, naturally fractures.

Semakin besar nilai BHP maka qoi akan semakin rendah, hal ini sesuai dengan
persamaan berikut: q = J ( Pe Pw f ) .......................................................(II.2)

Dimana q adalah laju alir (bpd), J adalah index produktivitas (bpd/psi), Pe adalah
tekanan pada batas reservoir (psi), Pwf adalah tekanan pada dasar sumur (psi).

11
0.00708kkr h
Dimana J bisa ditentukan: J= ..............................................(II.3)
B [ ln(re / rw ) + S ]

J adalah index produktivitas (bpd/psi), k adalah permeabilitas batuan (mD), kr adalah


permeabilitas relatif, h adalah tebal reservoir (ft), B adalah faktor volume formasi
(RB/STB), adalah viskositas (cp), re adalah jari-jari pada batas reservoir (ft), rw
adalah jari-jari sumur (ft), S adalah skin.

12

Anda mungkin juga menyukai