Anda di halaman 1dari 49

DRAFT

STUDYLARAP

(LandAcquisitionandResettlementActionPlan)

PRESERVASIJALANBIHAKRUI


KABUPATENLAMPUNGBARAT
PROVINSILAMPUNG

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


DAFTARISI

Hal

I. PENDAHULUAN
1.1. LATARBELAKANG
1.2. TUJUAN
1.3. METODEPENDEKATAN
1.4. LINGKUPSTUDI
1.5. LOKASIPROYEK
1.6. DISKRIPSIPROYEK
II. HASILSURVEY
2.1. IDENTIFIKASIWARGATERKENAPROYEK
2.2. KONDISISOSIALEKONOMIWARGAYANGTERKENAPROYEK
2.3. HASILIDENTIFIKASIASETTERKENAPROYEK
2.4. PERSEPSIMASYARAKATTENTANGPROYEK
2.5. INFORMASIHARGAPASARTANAH
2.6. INFORMASIHARGABANGUNAN
2.7. INFORMASIHARGATANAMAN
III. KEBIJAKANRENCANAPENGADAANTANAH,RELOKASIDANPEMBERDAYAAN
3.1. DASARPENYUSUNANRENCANAPENGADAANTANAHDANPEMUKIMANKEMBALI
3.2. DASARDASARPERHITUNGANKOMPENSASI
3.3. KOMPENSASI
3.3.1. EstimasikompensasiLahan
3.3.2. EstimasiKompensasiBangunan
3.3.3. EstimasiBiayaTanamanyangTerkenaProyek
3.3.4. EstimasiBiayaAsetLainnyayangTerkenaProyek
3.3.5. EstimasiBiayaPengamananLahan
3.3.6. EstimasiKebutuhanSeluruhBiayaPembebasan
IV. KONSULTASIMASYARAKAT
4.1. PENDAHULUAN
4.2. MEKANISMESOSIALISASIDANKONSULTASI
4.3. CAKUPANSOSIALISASIDANKONSULTASI
4.4. PRAPLENORKPTP/LARAP
4.5. RAPATPLENORKPTKP/LARAP
V. KELEMBAGAANDANPROSEDURPENANGANANKELUHAN
5.1. KELEMBAGAAN
5.1.1. PanitiaPengadaanTanahKabupaten
5.1.2. Lembaga/TimPenilaiHargaTanah
5.1.3. ProsedurPenangananKeluhan
VI. PEMANTAUANDANPELAPORAN

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


6.1. PEMANTAUANINTERNAL
6.2. PEMANTAUANEKSTERNAL
6.3. PELAPORAN
VII. JADWALPELAKSANAANDANPEMBIAYAAN
7.1. JADWALPELAKSANAAN
7.2. KEBIJAKSANAANPENDANAAN

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Melalui UU Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan menjelaskan
tujuan dari perlunya transportasi jalan itu sendiri yakni untuk mewujudkan lalu lintas
dan angkutan jalan dengan selamat , aman cepat, lancer, tertib dan teratur serta
nyaman dan efisien untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas
sebagai pendorong dan penggerak serta menunjang pembangunan nasional.

Untuk maksud tersebut maka Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pekerjaan


Umum akan melaksakan proyek peningkatan kapasitas ruas jalan Biha Krui yang
terletak di kabupaten Lampung Barat, provinsi Lampung. Adapun proyek ini akan
dibiayai melalui pinjaman Bank Dunia (World Bank) West National Road
Improvement Project.

Ruas jalan Biha Krui tersebut akan di lebarkan mengikuti standart jalan nasional
dengan lebar 7 m dengan total Rumija 14m sehingga diperlukan tambahan lahan di
luar Rumija yang telah ada.

Berdasarkan kesepakatan dalam Loan Agreement antara Bank Dunia dan


Pemerintah Indonesia dimana bila jalan memerlukan tambahan / pengadaan lahan
maka Rencana Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali (Land Acquisition and
Resetlement Plan) harus mengacu pada kebijakan pengadaan tanah dan
pemukiman kembali yang dikeluarkan oleh Bank Dunia (IBRD).

Melalui peningaktan jakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang


maksimal bagi masyarakat pengguna dan masyarakat sekitarnya. Bagi masyarakat
yang terkena proyek peningkatan jalan ini dapat memberikan peningkatan dalam
kehidupan social ekonominya.

1.2 TUJUAN
Maksud dan tujuan dari pembentukan RK-PTPKP adalah :
1. Kegiatan ini mengumpulkan informasi tentang kondisi social ekonomi penduduk
yang tanahnya atau asset lainnya terkena pelebaran jalan dan mengetahui
persepsi dan aspirasi penduduk setempat atas kehadiran rencana proyek jalan
tersebut.

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


2. Menyiapkan alternative kebijakan pengadaan tanah, relokasi dan pembinaan
terhadap warga terkena proyek.
3. Menyusun sebuah rencana kerja pengadaan tanah, pemukiman kembali dan
pembinaan sebagai pedoman dan upaya terencana bagi proses pelaksanaan
pengadaan lahan, relokasi dan pemberdayaan bagi penduduk yang terkena
proyek.

Adapun keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah Land Acquisition and
Resetlement Action Plan (LARAP) atau Rencana Kerja Pengadaan Tanah,
Pemukiman Kembali dan Pembinaan (RK-PTPKP).

1.3 METODE PENDEKATAN


Setiap kegiatan yang akan dilakukan dalam studi LARAP / RK-PTPKP selalu
disusun berdasarkan informasi langsung dari masyarakat yang terkena proyek baik
itu melalui wawancara ataupun diskusi kelompok terfokus yang melibatkan
kelompok kelompok masyarakat. Informasi ini diperoleh melalui survai social
ekonomi yang penarikan sampelnya dilakukan dengan metode sensus terhadap
seluruh keluarga terkena proyek yang akan di bebaskan.

Suvai sosial ekonomi yang akan dilakukan terhadap WTP peningkatan kapasitas
ruas jalan Biha Krui dilakukan dengan cara wawancara menggunakan daftar
pertanyaan yang terstruktur dan tidak tersetruktur yang dilakukan dari rumah ke
rumah..

Data sekunder yang akan diperoleh dari beberapa institusi seperti Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Lampung Barat, Bappeda Kabupaten Lampung Barat, BPN
Kabupaten Lampung Barat, Kantor Pajak Prathama Kotabumi dan institusi lain bila
diperlukan.

Analisa data akan dilakukan dengan metode statistic deskriptif yang dilengkapi
tabel. Uraian tentang persepsi masyarakat dan kebutuhan penduduk untuk
meningkatkan kondisi lingkungan dan kehidupan social ekonominya disajikan dalam
bentuk analisis kualitatif.

Hasil analisis berserta temuan temuan di lapangan, kemudian dituangkan dalam


Rencana Kerja Pengadaan Lahan, Pemukiman Kembali dan Pemberdayaan yang
akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengadaan lahan. Rencana kerja ini
disusun dalam sebuah matriks yang memuat jenis kegiatan / program, dana yang
dibutuhkan, sumber pendanaan dan pelaksana serta penanggung jawab kegiatan
tersebut.

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


1.4 RUANG LINGKUP STUDI
Ruang lingkup kegiatan studi yang akan dilakukan :
1. Melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh informasi tentang :
1.1 Jumlah dan nama KK yang terkena proyek, luas tanah dan jumlah rumah
yang akan terkena proyek.
1.2 Penyebaran lokasi pemukiman padat warga
1.3 Jenis mata pencaharian, tingkat pendapatan dan pengaruh proyek terhadap
mata pencaharian tersebut
1.4 Fasilitas umum, infrastruktur dan public utilities yang terkena proyek
1.5 Pandangan awal penduduk mengenai proyek, harapan dan bentuk serta
besarnya ganti rugi.
1.6 Perkiraan kasar mengenai ganti rugi tanah, bangunan atau asset yang akan
terkena proyek.
2. Melakukan survai social ekonomi dengan cara sensus untuk memperoleh
informasi mengenai :
2.1 Kecocokan jumlah dan nama warga yang berhak mendapatkan kompensasi
dalam pengadaan tanah berdasarkan informasi yang diperoleh dari suvai
pendahuluan
2.2 Jumlah penduduk, rumah tangga yang terkena proyek serta yang harus
dipeindahkan
2.3 Umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat kehidupan dan
biaya hidup penduduk.
2.4 Jumlah, jenis dan besaran usaha informal yang berada di lokasi
2.5 Ketersediaan dan penggunaan prasarana lingkungan dan utilitas
2.6 Jenis, besaran, kondisi dan status nilai tanah serta bangunan yang akan
terkena proyek
2.7 Kemungkinan dampak positip dan negatip proyek terhadap warga melalui
Persepsi warga terhadap manfaat dan dampak negative serta keinginan
penduduk mengenai proses pelaksanaan proyek, kompensasi dan upaya
untuk meminimalkan dampak negative proyek.
3. Akan melakukan diskusi dengan Pemda dan instansi terkait untuk memberikan
alternative tentang bentuk, cara penilaian dan besatnya ganti rugi serta upaya
upaya untuk mengatasi dampak negative yang ditimbulkan oleh proyek.
4. Bersama dengan Pemda akan melakukan konsultasi dengan warga dan
sosialisasi mengenai rencana pengadaan tanah, pemukiman kembali dan
pembinaan kepada warga.

1.5 LOKASI PROYEK


Wilayah studi LARAP peningkatan jalan Biha Krui adalah sepanjang 25,040 km
yang merupakan jalan Nasional yang menghubungkan 3 kecamatan di kabupaten

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


Lampung Barat yaitu kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Krui Selatan dan
Kecamatan Pesisir Selatan. Adapun peta lokasi lokasi proyek dapat dilihat pada
Gambar 1

1.6 DISKRIPSI PROYEK


Uraian rencana kegiatan peningkatan jalan Biha Krui di uraikan dalam Tabel 1.1
berikut :

Tabel 1.1 Deskripsi Proyek Peningkatan Jalan Biha Krui


Uraian Eksisting Rencana Kegiatan
Panjang Ruas 25,040 km 25,040 km
Lebar Perkerasan 46m 7m
RUMIJA 4,0 4,5 11,000 17,724

Berdasarkan RUMIJA tersebut maka didapat kebutuhan lahan seluas +/-.829,01 m.

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


II. HASIL SURVEY
2.1 IDENTIFIKASI WARGA TERKENA PROYEK

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan wawancara kepada masyarakat


di sekitar rencana lokasi proyek peningakatan jalan Biha Krui maka jumlah
persil yang terkena sebanyak 34 persil yang dimiliki oleh perorangan dan 18
persil tanah yang dimiliki oleh institusi dengan luas tanah yang dibutuhkan
yaitu 829,01 m.

2.2 KONDISI SOSIAL EKONOMI WARGA YANG TERKENA PROYEK

Sebagian besar masyarakat yang ada di sekitar proyek jalan Biha Krui
bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan dan sedikit dari mereka
yang bekerja sebagai pegawai dan sebagai pedagang.

Dari hasil pembicaraan dengan penduduk di sekitar rencana proyek,


sebagain besar penduduk adalah tamatan SD yang di ikuti tamatan SLTP
dan SLTA serta Perguruan Tinggi

2.3 HASIL IDENTIFIKASI ASET TERKENA PROYEK

Melalui identifikasi dilapangan terhadap tanah dan asset yang ada yang akan
terkena di proyek peningkatan jalan Biha Krui maka diperoleh data data
antara lain : tanah, bangunan, tanaman dan asset lainnya. Adapun hasil
identifikasi Tanah, bangunan, Tanaman dan Aset lainnya sebagai berikut :

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


Table 2-1

Perkiraan Tanah, Bangunan, Tanaman dan Aset Lainnya


Yang Terkena Pembebasan
No Uraian Luasan/Persil/ Keterangan
Uni t1
A Tanah yang akan
dibebaskan
1 Luas Tanah 829,01 m
2 Jumlah bidang tanah yg 52 persil
akan di bebaskan :
a. Tanah Milik Perorangan 34 persil
b. Milik Negara/Umum 18 persil
3 Jumlah Pemilik tanah yg
tanahnya
a. Dibebaskan keseluruhan -
b. Dibebaskan sebagian 52 persil (34 KK, 18
institusi)
B Bangunan yg akan terkena
I. Perorangan 59 unit
a. Bangunan Permanen 49 unit Rumah
b. Bangunan Semi - Tinggal,
permanen Warung,
c. Bangunan Kayu/non 10 unit Bengkel,
permanen Kios
d. Pagar kayu 28 unit
e. Pagar Permanen 85 unit
2. Institusi
a. Pagar Tembok/Permanen 16 unit
b. Pagar Besi 1 unit
c. Rambu Lalu Lintas 10 unit Pemerintah
d. Batas / Tugu Desa 7 unit Desa,
e. Tiang Listrik 73 unit Mesjid,
f. Tiang telepon 31 unit PLN,
g. Meteran PAM 1 unit Telkom dll
h. Gardu Listrik 2 unit
i. Gardu Telkom 1 unit
C Tanaman 12 Tanaman
Sumber: Hasil Survey Team LARAP, 2010

Selain lahan yang terkena pembebasan maka juga ada beberapa asset lain
yang juga terkena pembebasan seperti pagar kayu ataupun pagar permanen
seperti ditunjukkan pada Table 2-3

1
PerkiraanberdasarkanhasilsurveyTeamLARAP,2010

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


Table 2-3
Data Luasan Aset yang terkena Pembebasan2

No Jenis Aset Luas (m) Keterangan


A Perorangan
1 Bangunan Permanen 185,00
2. Bangunan Kayu 36,25
3 Pagar Kayu 354,95
4 Pagar Tembok/Permanen 926,97
B Institusi
1 Pagar Tembok/Permanen 432,2
2 Pagar Besi 7,5

Selain itu juga ada jenis asset lain yang terkena pembebasan lahan
seperti dilihat pada Table 2-4

Table 2-4
Data Aset Lain yang terkena Pembebasan3

No Jenis Aset Satuan Keterangan


Institusi
1 Rambu lalu lintas 10 buah
2 Batas/Tugu Desa 7 pasang
3 Tiang Listrik 73 tiang
4 Tiang Telepon 31 tiang
5 Meteran PAM 1 unit
6 Gardu Listrik 2 buah
7 Gardu Telkom 1 buah

Asset lain yang terkena yaitu tanaman yang dapat dilihat pada Tabel 2-5

Table 2-5
Data Aset Tanaman yang terkena Pembebasan4

No Jenis Tanaman Jumlah Keterangan


1 Mangga 1
2 Kelapa 9
3 Nangka 1
4 Tangkil 1

2
PerkiraanberdasarkanhasilsurveyTeamLARAP,2010
3
PerkiraanberdasarkanhasilsurveyTeamLARAP,2010
4
PerkiraanberdasarkanhasilsurveyTeamLARAP,2010

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


2.4 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROYEK
Berdasarkan wawancara melalui kepala desa yang ada di sekitar proyek
maka seluruh kepala desa dan kecamatan mendukung proyek ini agar
terlaksana. Pernyataan kepala desa dan kecamatan tersebut terlampir (lihat
lampiran 1).
Sebagian besar masyarakat telah mengetahui aka nada peningkatan jalan
Biha Krui, namun belum pernah mendapatkan informasi yang akurat
tentang pelaksanaannya.

2.5 INFORMASI HARGA PASAR TANAH


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa (pratin) / lurah (lihat
lampiran 2)yang terkena proyek dan berdasarkan harga yang tertinggi dan
terendah menurut kepala desa (pratin)/ lurah yakni. : (Lihat Tabel 2-6)

Table 2-6
Harga Pasar Tanah Rata rata menurut informasi Desa

No Nama Desa Harga (Rp/)


Terendah Tertinggi
A. Kec. Pesisir Tengah
1 Kelurahan Pasar Krui
2 Pekon Kampung Barat 150.000 300.000
3. Pekon Seray 20.000 100.000
4. Pekon Way Redak 20.000 100.000
B. Kec. Krui Selatan
1 Pekon Pemerihan 30.000 40.000
2 Pekon Sukajadi 75.000 75.000
3 Pekon Lintik 20.000 100.000
4 Pekon Padang Haluan 34.000 42.000
5 Pekon Way Napal 34.000 50.000
6 Pekon Padang Raya 34.000 42.000
7 Pekon Way Suluh 100.000 150.000
8 Pekon Mandiri Sejati 34.000 42.000
9 Pekon Balai Kencana 100.000 150.000
C Kec. Pesisir Selatan
1 Pekon Tulung Bamban 70.000 70.000
2 Pekon NR Tenembang 35.000 50.000
3 Pekon Sukarame 40.000 60.000
4 Pekon Pelita Jaya 35.000 55.000
5 Pekon Sumur Jaya 60.000 60.000
6 Pekon Pagar Dalam 75.000 95.000
7 Pekon Tanjung Setia 50.000 60.000
8 Pekon Biha 40.000 60.000

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


2.6 INFORMASI HARGA BANGUNAN
berdasarkan informasi dari masyarakat setempat yakni :

Table 2-7
Harga Pasar Tanah Rata rata menurut informasi Desa

No Keterangan Nilai (Rp) Satuan


1 Bangunan Permanen 1.700.000,-- Per m
2 Bangunan Kayu 800.000,-- Per m
3 Pagar Tembok 500.000,-- Per m
4 Pagar Kayu 75.000,-- Per m
5 Pagar Besi 550.000,-- Per m

2.9 INFORMASI HARGA ASET LAIN


Berdasarkan informasi dari berbagai sumber asset lain yang ada di bawah ini
mempunyai nilai

Table 2-8
Harga Pasar Tanah Rata rata menurut informasi Desa

No Keterangan Nilai (Rp) Satuan


1 Tiang Listrik 1.500.000,-- Per unit
2 Tiang Telepon 1.500.000,-- Per unit
3 Rambu Lalu lintas 500.000,-- Per buah
4 Batas Tugu Desa 3.000.000,-- Per pasang
5 Gardu PLN 25.000.000,-- Per unit
6 Gardu Telepon 25.000.000,-- Per unit
7 Meteran PAM 5.000.000,-- Per unit

2.7 INFORMASI HARGA TANAMAN


Atas hasil pelacakan informasi harga tanaman maka di dapat harga untuk
tanaman itu sebagai berikut

Table 2-8
Harga Pasar Tanah Rata rata menurut informasi Desa

No Keterangan Nilai (Rp) Satuan


1 Pohon Mangga 450.000,-- Per pohon
2 Pohon kelapa 25.000,-- Per pohon
3 Pohon Nangka 150.000,-- Per pohon
4 Pohon Tangkil 100.000,-- Per pohon

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


III. KEBIJAKAN RENCANA PENGADAAN TANAH,
RELOKASI DAN PEMBERDAYAAN
3.1 DASAR PENYUSUNAN RENCANA PENGADAAN TANAH DAN
PEMUKIMAN KEMBALI

Pembuatan kebijakan rencana kerja pengadaan tanah dan pemukiman


kembali ini didasarkan pada kesepakatan antara pemerintah Republik
Indonesia dan Bank Dunia yang berhubungan dengan pengadaan tanah dan
pemukiman kembali. Dimana kesepakatan tersebut tertuang dalam Guideline
for Implementation of Environmental and Social Safeguards (IESS). Adapun
prinsip dasar kebijakan tersebut adalah :

1. Pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali harus sedapat mungkin


harus dihindari atau diminimalkan. Pada saat pembuatan desain jalan,
optimasi dari segi teknik harus dilakukan dahulu untuk meminimalkan
tambahan lahan diluar rumija yang ada.
2. Jika pengadaan lahan tidak bisa dihindari, kompensasi yang diberikan dan
pemindahan warga terkena dampak harus disertai dengan upaya
pembinaan sehingga taraf kehidupannya minimal sama dengan sebelum
terkena proyek.
3. Warga Terkena Proyek (WTP) akan menerima kompensasi yang sesuai
berdasarkan perhitungan biaya penggantian asset yang terkena atau
berdasarkan pertimbangan harga pasar dan NJOP.
4. Dalam menetapkan besarnya nilai kompensasi harus beradasarkan pada
konsultasi dan diskusi dengan WTP dan harus menerima informasi
tentang hak hak mereka, dan diberi kesempatan untuk ikut serta
perencanaan dan pelaksanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali
jika mereka mau dan mampu.

3.2 DASAR DASAR PERHITUNGAN KOMPENSASI


Dasar perhitungan kompensasi lahan
Besarnya kompensasi yang akan diberikan pada warga haruslah di
musyawarahkan antara Warga Terkena Proyek (WTP) dengan
Pemerintah Daerah dengan mempertimbangkan harga NJOP tahun
berjalan dan harga pasar yang berlaku pada saat ini dibagi 2 dengan
mempertimbangkan juga kemampuan Pemda Kabupaten Lampung Barat.
Harga pasar yang akan dipergunakan dalam laporan ini dengan melihat
harga pasar terendah dan harga pasar tertinggi yang pernah terjadi di
desa desa yang terlewati oleh proyek lalu mendapatkan harga rata rata

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


dari harga pasar tersebut. Dimana informasi tersebut berdasarkan
pernyataan kepala desa / pratin yang desanya terkena proyek.
Pertimbangan lain tentang penentuan harga semestinya juga diambil dari
harga NJOP terendah dan NJOP tertinggi dari masing masing desa lalu
membuatnya menjadi harga rata rata dari NJOP. Selain itu juga
seharusnya mendapatkan informasi tentang harga pasar terendah dan
harga pasar tertinggi dari independent appraisal di kabupaten Lampung
Barat. Namun mengingat sampai dengan laporan ini dibuat pertimbangan
yang diambil dari Kantor Pelayanan Pajak Prathama di Kotabumi dan
Bank Daerah belum di dapatkan maka pertimbangan harga untuk
sementara ini berdasarkan informasi dari Kepala desa. Pertimbangan
penentuan harga ini mengacu pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 65 tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum .

Berikut ini harga untuk Penggantian Lahan yang didapat dari Kepala Desa
dengan menentukan harga terendah, harga tertinggi dan harga rata rata
sebagai berikut
Tabel 3.1
Dasar Harga Penggantian Lahan
Berdasarkan Harga Pasar terendan dan tertinggi
Untuk Jenis Tanah Darat5
No Nama Desa Harga (Rp/m) Harga Rata
Terendah Tertinggi (Rp/m)
A. Kec. Pesisir Tengah
1 Kelurahan Pasar Krui 150.000 500.000 325.000,
2 Pekon Kampung Barat 150.000 300.000 225.000
3. Pekon Seray 20.000 100.000 60.000
4. Pekon Way Redak 20.000 100.000 60.000
B. Kec. Krui Selatan
1 Pekon Pemerihan 30.000 40.000 35.000
2 Pekon Sukajadi 75.000 75.000 75.000
3 Pekon Lintik 20.000 100.000 60.000
4 Pekon Padang Haluan 34.000 42.000 38.000
5 Pekon Way Napal 34.000 50.000 42.000
6 Pekon Padang Raya 34.000 42.000 38.000
7 Pekon Way Suluh 100.000 150.000 125.000
8 Pekon Mandiri Sejati 34.000 42.000 38.000
9 Pekon Balai Kencana 100.000 150.000 125.000

5
Informasidandatahargaberdasarkanwawancaradanquestionerkepaladesa/Peratin

10

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


C Kec. Pesisir Selatan
1 Pekon Tulung Bamban 70.000 70.000 70.000
2 Pekon NR Tenembang 35.000 50.000 42.500
3 Pekon Sukarame 40.000 60.000 50.000
4 Pekon Pelita Jaya 35.000 55.000 45.000
5 Pekon Sumur Jaya 60.000 60.000 60.000
6 Pekon Pagar Dalam 75.000 95.000 85.000
7 Pekon Tanjung Setia 50.000 60.000 55.000
8 Pekon Biha 40.000 60.000 50.000
Harga Rata rata 76.919
(77.000)
Sumber: Hasil Survey/Questioner Team LARAP, 2010

Untuk informasi harga pasar dari kepala desa yang behubungan dengan
tanah sawah sebagai berikut
Tabel 3.2
Dasar Harga Penggantian Lahan
Berdasarkan Harga Pasar terendan dan tertinggi
Untuk Jenis Sawah6
No Nama Desa Harga ((Rp/m) Harga
Terendah Tertinggi Rata
(Rp/m)
A. Kec. Pesisir Tengah
1 Kelurahan Pasar Krui 150.000 500.000 325.000
2 Pekon Kampung Jawa 10.000 20.000 15.000
3. Pekon Seray 25.000 150.000 87.500
4. Pekon Way Redak 25.000 150.000 87.500
B. Kec. Krui Selatan
1 Pekon Pemerihan 50.000 75.000 62.500
2 Pekon Sukajadi 80.000 80.000 80.000
3 Pekon Lintik 25.000 150.000 87.500
4 Pekon Padang Haluan 45.000 75.000 60.000
5 Pekon Way Napal 50.000 80.000 65.000
6 Pekon Padang Raya 45.000 75.000 60.000
7 Pekon Way Suluh 150.000 200.000 175.000
8 Pekon Mandiri Sejati 45.000 75.000 60.000
9 Pekon Balai Kencana 150.000 200.000 175.000
C Kec. Pesisir Selatan
1 Pekon Tulung Bamban 90.000 90.000 90.000
2 Pekon NR Tenembang 45.000 60.000 55.500
3 Pekon Sukarame 60.000 90.000 75.000

6
Informasidandatahargaberdasarkanwawancaradanquestionerkepaladesa/Peratin

11

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


4 Pekon Pelita Jaya 55.000 85.000 70.000
5 Pekon Sumur Jaya 90.000 90.000 90.000
6 Pekon Pagar Dalam 85.000 115.000 100.000
7 Pekon Tanjung Setia 50.000 60.000 55.000
8 Pekon Biha 60.000 90.000 75.000
Harga Rata rata 92.857
(93.000)

Dasar harga tersebut diatas dapat digunakan sementara untuk


perhitungan besar dana yang dibutuhkan untuk membebaskan kebutuhan
lahan yang diperlukan untuk proyek.

Dasar Perhitungan kompensasi bangunan


Untuk perhitungan kompensasi harga bangunan yang ada di kabupaten
Lampung Barat di lakukan oleh Tim Penilai. Namun sejauh ini belum
ditemukan harga standart khusus yang dikeluarkan oleh Kabupaten
Lampung Barat untuk hal tersebut. Untuk itu melalui beberapa wawancara
sepintas dengan warga di Lampung Barat yang melaksanakan kegiatan
pembangunan untuk dirinya sendiri maka dapat di perkirakan harga
standart bangunan yaitu

Tabel 3.3
Perkiraan Harga Bangunan dan asset lain 7
No Keterangan Nilai (Rp) Satuan
1 Bangunan Permanen 1.700.000,-- Per m
2 Bangunan Kayu 800.000,-- Per m
3 Pagar Tembok 500.000,-- Per m
4 Pagar Kayu 75.000,-- Per m
5 Pagar Besi 550.000,-- Per m
Sumber :Hasil survey/wawancara team LARAP dengan warga setempat, 2010

Dasar Perhitungan Kompensasi Tanaman


Berdasarkan hasil survai maka jenis jenis tanaman yang terkena proyek
dan belum di didapatnya informasi harga yang d keluarkan secara resmi
oleh pemerintah Kabupaten Lampung Barat maka informasi yang diambil
berdasarkan hasil investigasi dengan beberapa penduduk setempat yang
sedikit tahu tentang harga harga tanaman didapat :

7
Informasihargadariwawancaradenganwargasetempat.

12

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


Tabel 3.4
Perkiraan Harga Tanaman dan Asset Lain Yang Akan Terkena
Pembebasan8
No Keterangan Nilai (Rp) Satuan
1 Pohon Mangga 1.700.000,-- Per pohon
2 Pohon Kelapa 800.000,-- Per pohon
3 Pagar Nangka 500.000,-- Per pohon
4 Pagar Tangkil 75.000,-- Per pohon
Sumber :Hasil survey/wawancara team LARAP dengan warga setempat, 2010

3.3 KOMPENSASI
3.3.1 Estimasi Kompensasi lahan
Luas lahan yang diperlukan untuk membangun ruas jalan Biha Krui ini
seluas 829,01 m. Harga rata rata untuk seluruh desa berdasarkan harga
terendah dan harga tertinggi untuk harga pasar yang ada di semua desa
yang terlewatkan oleh proyek ini sebesar Rp 77.000,-- (untuk tanah darat).
Untuk tanah sawah yaitu 93.000,-- Untuk itu diperkirakan besar dana yang di
butuhkan untuk membebaskan lahan adalah sebesar lebih
kurang Rp 63.833.770,--

3.3.2 Estimasi Kompensasi Bangunan


Sedangkan untuk estimasi jumlah biaya kompensasi yang akan diberikan
untuk penggantian asset yang terkena proyek privasi jalan Biha Krui yakni :

Tabel 3-5
Estimasi Biaya Penggantian Bangunan
Jalan Biha Krui, Lampung Barat, Provinsi Lampung
Jumlah Luas Harga Total
No Jenis Asset Yg Terkena satuan (Rp)
(m) (Rp)
A Perorangan
1. Bangunan Permanen 185,00 1.700.000 314.500.000
2. Bangunan Semi Permanen - -
3. Bangunan Non Permanen 36,25 800.000 29.000.000
4. Pagar Permanen 926.97 500.000 463.485.000
5. Pagar Semi Permanen - -
6 Pagar Non Permanen/Kayu 354,95 75.000 26.621.250
B Institusi
1 Pagar Tembok/Permanen 432,2 500.000 648.300.000
2 Pagar Besi 7,5 550.000 4.125.000
Total 1.486.031.250
.

8
Informasihargadariwawancaradenganwargasetempat.

13

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


3.3.3 Estimasi Biaya Tanaman yang terkena Proyek
Mengenai perkiraan biaya sehubungan dengan kompensasi yang
diberikan untuk tanaman yang terkena proyek sebagai berikut :

Tabel 3-6
Estimasi Biaya Tanaman yang terkena proyek
Privasi jalan Biha Krui, Kabupaten Lmpung barat
Provinsi Lampung
No Nama Pohon Jumlah Harga Total
Satuan (Rp) (Rp)
1 Mangga 1 450.000 450.000
2 Kelapa 9 25.000 225.000
3 Nangka 1 150.000 150.000
4 Tangki 1 10.000 10.000
Jumlah 835.000

3.3.4 Estimasi Biaya Aset Lainnya yang terkena proyek


Estimasi asset lain yang terkena proyek seperti tiang listrik, tiang telepon
dan lain lain yakni :

Tabel 3-7
Estimasi Biaya Aset Lain yang terkena proyek
Privasi jalan Biha Krui, Kabupaten Lampung barat
Provinsi Lampung
No Nama Pohon Jumlah Harga Total
Satuan (Rp) (Rp)
1 Rambu Lalu Lintas 10 500.000 5.000.000
2 Batas/Tugu Desa 7 3.000.000 21.000.000
3 Tiang Listrik 73 1.500.000 109.500.000
4 Tiang Telepon 31 1.500.000 46.500.000
5 Meteran PAM 1 5.000.000 5.000.000
6 Gardu Listrik 2 25.000.000 50.000.000
7 Gardu Telepon 1 25.000.000 25.000.000
Jumlah 262.000.000

3.3.5 Estimasi Biaya Pengamanan Lahan


Untuk pengamanan lahan yang sudah di bebaskan maka perlu di pasang
papan larangan di sepanjang ruas jalan Biha Krui yang akan di bangun.
Pemasangan di lakukan di setiap tempat yang strategis dengan jumlah 25
papan nama dengan harga perkiraan setiap satu set papan nama yaitu Rp
600.000,--. Atau seluruhnya berjumlah Rp 15.000.000,--

14

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


3.3.6 Estimasi Kebutuhan seluruh biaya Pembebasan
Jumlah seluruh biaya untuk pembebasan lahan itu sendiri di perkirakan
dalam rangkuman dibawah ini

Tabel 3-8
Estimasi Biaya Pembebasan Lahan
Privasi jalan Biha Krui, Kabupaten lampung barat
Provinsi lampung

No Keterangan Jumlah (Rp)


1 Kompensasi Lahan 63.833.770.
2 Kompensasi Bangunan 1.486.031.250
3 Kompensasi Tanaman 835.000
4 Kompensasi Aset Lain 262.000.000
Total 1.812.700.020

Adapun detail dari rencana kerja, jadwal, penanggung jawab kegiatan dan
rincian biaya dapat dilihat pada Tabel 7-2

15

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


IV. KONSULTASI MASYARAKAT
4.1 PENDAHULUAN

Ikut terlibatnya masyarakat yang terkena proyek preservasi jalan Biha Krui
dalam proses perencanaan dan pelaksanaan rencana penanganan (action
plan), untuk mengetahui bagaimana persepsi dan penerimaan mereka
terhadap rencana penaganan dampak akibat adanya proyek. Ketika saja
warga yang terkena asetnya berupa bangunan atau asset lainnya akan
timbul perubahan dan menimbulkan keluhan / complain. Oleh karena itu
sangat di perlukan suatu usaha untuk meminimalkan dampak dan
efektiviutas penyampaian keluhan dengan melibatkan warga terkena proyek
dalam setiap proses konsultasi. Dirjen Binamarga juga menjamin bahwa
informasi tentang proyek akan di informasikan kepada masyarakat
khususnya pada warga yang terkena proyek dan stakeholder lainnya
sebelum pelaksanaan proyek.

Sosialisasi sangatlah penting dan perlu dilakukan secara intensif kepada


masyarakat yang terkena proyek mengingat situasi saat ini sudah
sedemikian demokratisnya . Kesemuanya itu akan memberikan dampak
mudah dalam upaya mencapai kesepakatan yang pada akhirnya juga akan
memperlancar pelaksanaan proyek preservasi jalan Biha Krui.

4.2 MEKANISME SOSIALISASI DAN KONSULTASI

Mekanisme konsultasi dapat dilakukan dengan cara datang langsung kepada


perorangan atau secara berkelompok melalui focus group discussion (FGD).
Sistim ini akan memebrikan banyak keuntungan karena informasi yang di
sampaikan akan mendapatkan respon balik dari warga yang terkena proyek.
Ketika acara ini dilaksanakan maka masyarakat dapat menyampaikan
keluhan, pertanyaan atau keberatan tentang rencana proyek . Cara lain yang
dapat membantu proses tersebut . cara lain yang juga dapat dipakai yakni
melalui pemasangan papan pengumuman atau majalah dinding yang
dipsang pada papan informasi disekitar proyek, surat kabar atau brosur
brosur yang memuat informasi proyek dan situasi di masyarakat akibat
rencana proyek.

Proses sosialisasi yang informal awal telah dilakukan ketika Team LARAP
menentukan batas ruang milik jalan (Rumija) yang dibutuhkan berdasarkan
rencana desain dilakukan bersama survai awal pada tanggal 23 27
November 2010. Juga hal tersebut secara tidak langsung telah dilakukan
oleh pejabat setempat khususnya pada kepala desa (pratin) di lokasi proyek

16

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


yang terkena pembebasan dimana meminta kepala desa / kelurahan untuk
mendukung program ini. Khusus untuk peningkatan jalan Biha Krui ini
maka akan dilakukan pada kelurahan Pasar Krui dengan melakukan
sosialisasi yang lebih banyak dari pada desa lain dikarenakan padat.
Sehingga kemungkinan alot dalam negosiasi akan terjadi.

4.3 CAKUPAN SOSIALISASI DAN KONSULTASI

Pertemuan / sosialisasi akan menginformasikan kepada Warga Terkena


Proyek (WTP) tentang detail dari :

Deskripsi rencana pembebasan lahan dan jadwal pelaksanaannya.


Detail kompensasi yang akan diberikan sesuai yang tercantum dalam
dokumen LARAP dan bagaimana WTP akan menerima kompensasi
mereka.
Garis besar proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan nilai
kompensasi.
Penjelasan tentang proses penerimaan kompensasi dan waktu
penerimaannya.
Penjelasan tentang procedur penyampaian keluhan dan complain.

Ringkasan dokumen Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali juga akan


di tempelkan di papan pengumuman kantor desa atau tempat lain yang bisa
di akses langsung oleh WTP selama satu bulan untuk memberikan
kesempatan kepada WTP untuk mengajukan keberatan.

4.4 PRA PLENO RK-PTP / LARAP

Kegiatan konsultasi dan pembahasan Rencana Kerja Pembebasan tanah


dan Pemukiman Kembali di tingkat Pemerintah daerah dengan melibatkan
semua stake holder terkait termasuk WTP merupakan salah satu factor
penentu bagi keberlanjutan proses pembebasan tanah. Bentuk kegiatan
pembahasan awal berupa pra-pleno ditingkat pemerintah daerah kabupaten
yang nantinya dilanjutkan dengan pelaksanaan pleno untuk penyepakatan
dan penandatanganan RK-PTP / LARAP. Melalui kegiatan ini diharapkan
akan dihasilkan masukan masukan serta kesepakatan bersama terhadap
langkah langkah yang akan dilakukan untuk pembebasan tanah yang
terkena proyek.

Maksud pertemuan ini tidak lain adalah untuk memperoleh masukan serta
saran terkait dengan studi LARAP yang telah dilakukan serta untuk
memperoleh kesepahaman bersama mengenai rencana program dan

17

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


kegiatan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pengadaan Tanah dan
Pemukiman Kembali paket jalan Biha Krui.

4.5 RAPAT PLENO RK-PTKP / LARAP

Menindaklanjuti rapat pra-pleno yang telah dilakukan di tringkat kabupaten,


maka hasil hasil masukan yang telah disampaikan akan menjadi masukan
untuk penyempurnaan dokumen RK-PTPKP / LARAP. Setelah dilakukan
penyempurnaan terhadap dokumen tersebut lalu dibawa kedalam forum
pleno yang bertujuan untuk membuat kesepahaman bersama terhadap
rencana kerja yang tertuang dalam dokumen PTPKP / LARAP. Dokumen
Rencana Kerja yang telah disepakati harus di tandatangani oleh Bupati
Kabupaten Lampung Barat sebagai bentuk persetujuan dan kesanggupan
dari Pemkab. Dokumen Rencana Kerja yang telah disyahkan ini akan
menjadi pedoman kerja dalam pelaksanaan pembebasan tanah dan
pemukiman kembali pada lokasi rencana proyek.

18

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


V. KELEMBAGAAN DAN PROSEDUR
PENANGANAN KELUHAN
5.1 KELEMBAGAAN

Direktorat Jenderal Binamarga adlah Institusi Pelaksana untuk West


Improvement National Road Improvement Project. Semua bentuk koordinasi
dan administrasi yang terkait dengan WINRIP, termasuk didalamnya
masalah pengadaan tanah dan pemukiman kembali juga menjadi tanggung
jawab Ditjen Binamarga selaku institusi pelaksana. Sementara itu, sesuai
dengan Undang Undang Pemerintah daerah Tingkat II bertanggung jawab
menjadi pelaksana pengadaan tanah dan pemukiman kembali.

Ditjen Bina Marga melalui Project Management Unit (PMU) yang dibentuk
khusus untuk WINRIP, bertanggung jawab atas semua kegiatan pengadaan
tanah, ekternal monitoring dan semua hal yang perlu dilaporkan ke World
Bank. Pelaksanaan sub proyek menjadi tanggung jawab satuan kerja
(Satker) Pembangunan Jalan dan jembatan Propinsi Lampung.

Dalam pelaksanaan pengawasan sub proyek, PMU dan Satker akan dibantu
oleh Konsultan. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional (BPN) Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagai mana telah
di ubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang
perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum, maka Pemerintah Kabupaten Lampung Barat telah memiliki Panitia
Pengadaan Tanah (PPT) yang telah di bentuk berdasarkan SK Bupati
Lampung Barat Nomor : B / 23/KPTS/01/2010 tentang Panitia Pengadaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
Kabupaten lampung Barat. PPT tersebut telah menetapkan Lembaga Penilai
Harga Tanah (terlampir)

5.5.1 Panitia Pengadaan Tanah Kabupaten

Kenaggotaan Panitia Pengadaan Tanah Kabupaten Lampung Barat terdiri


dari 9 (Sembilan) orang dengan susunan sebagai berikut :

a. Sekretaris Daerah sebagai Ketua merangkap Anggota


b. Asisten Bidang Pemerintahan Setdakab Lampung barat sebagai wakil
ketua merangkan Anggota.

19

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


c. Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional kabupaten Lampung Barat
sebagai Sekretaris merangkap Anggota
d. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Barat sebagai
Anggota
e. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten lampung Barat sebagai Anggota
f. Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Setdakab. Lampung Barat sebagai
Anggota
g. Camat yang wilayahnya meliputi bidang tanah dimana rencana dan
pelaksanaan pembangunan akan berlangsung sebagai Anggota
h. Peratin atau Lurah yang wilayahnya meliputi bidang tanah dimana
rencana dan pelaksanaan pembangunan akan berlangsung sebagai
Anggota.
Sesuai dengan pasal 7 Peraturan Presiden No 65 Tahun 2006 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan
Umum, adapun Tugas Pokok dan fungsi Panitia Pengadaan Tanah (PPT)
adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman


dan benda benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya
akan dilepaskan atau diserahkan.
2. Mengadakan penelitian status hokum tanah yang haknya akan dilepaskan
atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya.
3. Menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepaskan
atau diserahkan.
4. Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada masya rakat yang
terkena rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah
mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut dalam bentuk
konsultasi public baik melalui tatap muka, media cetak, maupun media
e;lektronik agar dapat diketahui oleh seluruh masyarakat yang terkena
rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah.
5. Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan
instansi pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang memerlukan tanah
dalam rangka menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti rugi.
6. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para pemegang
hak atas tanah, bangunan, tanaman dan benda benda lain yang ada
diatas tanah.
7. Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.
8. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan
tanah dan menyerahkan kepada pihak yang berkompeten.
Selain tugas tugas tersebut diatas, Panitia Pengadaan Tanah (PPT)
Kabupaten lampung Barat perlu juga melaksanakan kegiatan meliputi :

1. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan perubahan status hokum atas tanah


dan bangunan terkena.

20

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


2. Menampung setiap keluhan, keberatan dan usulan dari WTP untuk
kemudian dimusyawarahkan upaya pemecahannya serta hasilnya
dipublikasikan.
3. Membuat laporan pelaksanaan RK-PTPK setiap akhir bulan selama masa
kerja.
4. Menyerahkan laporan pelaksanaan RK-PTPK kepada Bupati dan Tim
Monitoring Pengadaan Tanah.

5.1.2 Lembaga / Tim Penilai Harga Tanah

Lembaga / Tim Penilai Harga Tanah bertugas untuk melakukan penilaian


harga tanah yang terkena proyek peningkatan jalan Biha Krui.

Keanggotaan Tim Penilai harga Tanah yang telah di bentuk di Kabupaten


Lampung Barat terdiri atas :

a. Advokat LBH Lampung Barat sebagai Ketua


b. kasubsi Tematik dan Potensi Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten
Lampung Barat sebagai Sekretaris
c. Notaris PPAT Kabupaten Lampung Barat sebagai Anggota
d. Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten lampung Barat sebagai Anggota
e. Staff Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten lampung
Barat sebagai Anggota

5.2 PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN

Tujuan utama dari prosedur penyampaian keluhan adalah untuk memberi


kesempatan kepada WTP untuk menyeuarakan ketidakpuasannya,
menyampaikan complain dan mengekspresikan keluhannya secara verbal
atau tertulis. Sosialisasi dan konsultasi public seharusnya bisa
meminimalkan adanya complain yang mendasar.

Keluhan dapat berisikan ketidakpuasan terhadap semua aspek pengadaan


tanah dan pemukiman kembali termasuk keabsahan, besarnya kompensasi
dan kemudahan bagi WTP dalam menerima kompensasi yang ditawarkan.

Mekanisme penanganan keluhan, keberatan ataupun usulan terhadap


pelaksanaan LARAP diproses melalui tahapan sebagai berikut :

Semua keluhan pertama kali harus disampaikan kepada Tim Monitoring


Internal / Bappeda / Pimpro atau dapat juga disampaikan ke PMU
WINRIP tentang semua aspek LARAP termasuk proses penyusunannya.
Pengaduan secara tertulis dapat disampaikan dalam waktu 14 hari
setelah menerima pengumuman ganti rugi.

21

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


Berdasarkan keluhan, keberatan dan usulan yang disampaikan WTP,
maka Pemerintah Daerah dan PMU-WINRIP melalui Ketua Bapedda,
Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Lampung dan
Tim Monotoring dan Evaluasi untuk melakukan penelitian.
Hasil penelitian atau investigasi tersebut akan diinformasikan kepada
Warga terkena Proyek (WTP) paling lambat dalam jangka waktu 12 hari
untuk kemudian dimusyawarahkan dengan WTP untuk diupayakan
pemecahannya berdasarkan prinsip win-win solution.
Penyelesaian masalah atau penanganan atas keluhan, keberatan dan
usulan akan didokumentasikan dan dapat diakses secara terbuka oleh
masyarakat.

Sedangkan mekanisme penyelesaian apabila belum tercapai kesepakatan


mengenai besaran kompensasi maka akan diproses sesuai dengan
peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
36 tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum dan Undang undang Nomor 20 Tahun 1961
tentang Pencabutan hak hak atas tanah dan Benda benda yang ada
diatasnya.

Diagram alir mekanisme penyampaian keluhan ditunjukkan dalam diagram


berikut ini (Gambar 2)/ Lampiran

22

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


VI. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi
pelaksanaan program pengadaan tanah sampai pemberdayaan agar di lakukan
sesuai dengan rencana dan keluaran yang dihasilkan serta tujuan yang ingin
dicapai.

Berdasarlkan hasil monitoring maka dilakukan evaluasi dengan maksud untuk


mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program program. Melalui kegiatan
tersebut dimungkinkan adanya rekomendasi tindak lanjut yang perlu dilakukan serta
akan menjadi masukan untuk kegiatan serupa dimasa mendatang

Pada pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh tim secara internal
dan eksternal.

6.1 PEMANTAUAN INTERNAL

Secara internal Tim Monitoring dan Evaluasi internal akan dibentuk oleh
Pemerintah kabuoaten Lampung Barat pada saat pelaksanaan Rencana Kerja
(action plan) Pengadaan Tanah, Pemukiman Kembali dan Pemberdayaan akan
dimulai Tim ini berjumlah terdiri dari unsure Pemerintah Kabupaten Lampung Barat,
BAPPEDA, unsur masyarakat (WTP), unsur Perguruan Tinggi, atau unsur
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Tim Monitoring dan Evaluasi akan dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih secara
langsung oleh anggota tim, adapun tugas dari Tim tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :

a. Tim Monitoring dan Evaluasi, akan melakukan kegiatan pengawasan


pelaksanaan program sebagaimana tercantum dalam rencana kerja (action
plan) yang meliputi kegiatan sosialisasi, pengadaan tanah, persiapan dan
pembangunan lokasi pemukiman kembali, termasuk kembali membangun
fasum / fasos dan pengumpiulan apresiasi serta kegiatan pemberdayaan dalam
upaya memulihkan tingkat kehidupan warga yang terkena pelebaran.

b. Masa penugasan Tim Monitoring Internal adalah full time selama kegiatan
pengadaan tanah dan pemukiman kembali berlangsung. Tim akan mempunyai
satu kantor secretariat sehingga memudahkan WTP yang akan menyampaikan
complain dan keluhan. Tim Monitoring dan Evaluasi, akan melakukan
koordinasi setiap bulan dengan Panitia Pengadaan Tanah, Bappeda dan
Proyek untuk mendiskusikan permasalahan dan kendala yang dihadapi
khususnya yang terkait dengan penyelesaian keluhan / keberatan WTP.

23

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


Sedang beserta upaya penanggulangannya, menjadi tanggung jawab Panitia
Pengadaan Tanah dan instansi terkait lainnya lingkup pemerintah daerah.

c. Tim Monitoring dan Evaluasi akan menyusun Laporan Kemajuan pelaksanaan


program setiap bulan dan pada akhir tahun anggaran pelaksanaan rencana
kerja pengadaan tanah, akan dilakukan evaluasi akhir kegiatan untuk menilai
tingkat pencapaian tujuan pengadaan tanah, khususnya untuk mengetahui
apakah warga terkena proyek mengalami kesulitan akibat kegiatan proyek.

Kebutuhan dana untuk keperluan pelaksanaan kegiatan pemantauan dan


evaluasi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD),
Kabupaten Lampung Barat.

6.2 PEMANTAUAN EKSTERNAL

Sedangkan pemantauan secara eksternal menjadi tanggung jawab Proyek dan


akan dilakukan oleh suatu lembaga yang independen. Kegiatan monitoring
dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi pelaksanaan program pengadaan tanah
dan pemukiman kembali agar dilakukan sesuai dengan rencana, tujuan dan
keluaran yang diharapkan.

Adapun indicator pemantauan dan evaluasi antara lain meliputi :

a. Tingkat Kepuasan WTP


b. Efektivitas perencanaan
c. Dampak lain yang timbul

Pemantauan eksternal dilakukan 2 kali, yaitu pada saat sebelum konstruksi dimulai
dan pada tahap awal pengoperasian jalan untuk lalu lintas umum.

Adapun yang menjadi tugas tugas utama dari tim pemantau eksternal ini adlaah
sebagai berikut :

a. memeriksa hasil pemantauan internal


b. Menilai apakah tujuan kegiatan pengadaan tanah, pemukiman kembali dan
pembinaan telah tercapai, khsusnya apakah mata pencaharian dan taraf hidup
WTP telah terpulih atau ditingkatkan.
c. Menilai effisiensi, efektivitas, manfaat dan kesinambungan kegiatan pengadaan
tanah dan pemukiman kembali, yang hasilnya akan menjadi acuan untuk
pembuatan dan perencanaan kebijaksanaan dalam penyelenggaraan kegiatan
pengadaan tanah dimasa mendatang.
d. memastikan apakah kelayakan ganti rugi dan batuan yang diberikan telah
memenuhi tujuan, dan apakah tujuan tersebut sesuai dengan kondisi WTP saat
ini.

24

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


6.3 PELAPORAN

Jenis laporan pemantauan internal terdiri dari bulanan dan laporan akhir kegiatan.

a. Laporan Bulanan

laporan bulanan akan memuat informasi tentang

- Rincian data sosialisasi yang telah dilakukan termasuk lokasi, sejak


persiapan dan pada saat pelaksanaan pengadaan tanah dan poemukiman
kembali
- Janis dan waktu penyerahan kompensasi dan pelaksanaan rehabilitasi
sesuai yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan tanah dan
pemukiman kembali
- Keluhan dan complain yang masuk dari WTP tentang semua aspek
pelaksanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali
- Kondisi social ekonomi WTP termasuk daftar nama nama WTP dan asset
mereka yang tertera.

Laporan bulanan ini dibuat oleh Ketua Tim Pemantauan dan disampaikan
kepada PMU, Bupati dan Proyek.

b. Laporan Akhir Kegiatan

Laporan ini berisikan informasi tentang pencapaian target/sasaran fisik


kegiatan, realisasi penyerapan (dan alokasi) anggaran, perkembangan kondisi
social ekonomi WTP (khususnya juga yang terpindahkan), permasalahan /
kendala yang dihadapi dan upaya / rencana tindak penyelesaian, serta rencana
pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.

Sedangkan laporan pemantauan eksternal akan dibuat pada awal dan akhir
pelaksanaan konstruksi oleh tim yang akan dibentuk oleh Proyek..

25

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


VII. JADWAL PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN
7.1 JADWAL PELAKSANAAN

Dalam Pedoman Pelaksanaan Penanganan Dampak Lingkungan dan Sosial (IESS)


disebutkan bahwa pelaksanaan pekerjaan konstruksi akan dimulai setelah
pelaksanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali selesai dilaksanakan.
Jadwal pelaksanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali yakni :

1. Fungsionalisasi Panitia Pengadaan Tanah (PPT)


Karena Panitia Pengadaan Tanah (PPT) telah terbentuk maka langkah pertama
dalam kegiatan proyek adalah memfungsikan Panitia Pengadaan Tanah (PPT)
untuk kepentingan proyek yakni peningkatan jalan Biha Krui.. Serta melakukan
penyusunan rencana kerja pelaksanaan pengadaan tanah di semua desa yang
terkena proyek jalan Biha Krui serta melakukan kegiatan yang telah
direncanakan tersebut. Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan pada bulan Mei
2011.

2. Sosialisasi
Tujuan utama dari sosialisasi adalah memberi informasi kepada masyarakat,
khususnya masyarakat terkena dampak dan institusi / stakeholder terkait lainnya
tentang rencana proyek, mengetahui persepsi mereka dan untuk mendapatkan
masukan dari WTP.
Metode yang digunakan selama sosialisasi / konsultasi masyarakat antara lain
adalah : pertemuan public, wawancara perorangan atau kelompok dan
observasi lapangan.
Sosialisasi kepada warga yang akan terkena proyek sudah mulai dilaksanakan
sejak dilakukannya penentuan batas Rumija dan survey social ekonomi oleh
penyusun dokumen LARAP.
Kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan lebih intensif dan terus menerus oleh
PPT dan diharapkan melalui konsultasi dan sosialisasi yang intensif ini akan
memperlancar proses sosialisasi. Proses sosialisasi akan dilakukan mulai
antara bulan Juni Juli 2011 dimana kegiatan tersebut akan terdokumentasi
dalam bentuk berita acara.
Instansi yang bertanggung jawab adalh pihak Proyek dan Panitia Pengadaan
tanah.
Khusus untuk Kelurahan Pasar Krui akan di lakukan sosialisasi khusus
mengingat tingkat kepadatan yang tinggi dilokasi ini serta mempunyai dampak
yang besar terhadap kegiatan pembebasan karena harga lahan yang relative
sangat bervariasi serta merupakan daerah pertokoan.

26

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


3. Identifikasi tanah, bangunan, tanaman dan asset lain
Panitia Pengadaan Tanah akan melakukan pengukuran batas batas yang
nantinya akan dibebaskan untuk proyek. Semua yang berkaitan dengan tanah,
bangunan, tanaman dan utilitas lain yang akan terkena proyek di identifikasi
berdasarkan detail desain jalan.
Pengukuran dan identifikasi asset terkena pembebasan dilakukan bersama sama
dengan masyarakat / institusi yang terkena dampak dan di saksikan aparat
pemerintah desa / kecamatan.
Pengukuran dan identifikasi kembali akan dilaksanakan oleh PPT pada bulan
Juni Juli 2011.

4. Musyawarah
Musyawarah atau negosiasi dilaksanakan setelah diperolehnya hasil pengukuran
dan pematokan kepada warga yang lahannya akan terkena pelebaran jalan.
Pada tahap ini juga akan di informasikan rencana pembangunan secara lengkap
dan jelas termasuk jadwal pelaksanaannya. Demikian juga bila ada WTP sebagai
pemilik bangunan kios atau asset lain yang akan dipindahkan atau dimundurkan
juga akan di informasikan tentang rencana pemindahannya / pemunduran.
Bertepatan dengan saat ini juga dilakukan musyawarah untuk menentukan
bentuk dan nilai kompensasi serta mekanisme pelaksanaannya dalam bentuk
kesepakatan kesepakatan yang akan di tuangkan dalam bentuk berita acara
musyawarah / negosiasi.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2011.

5. Pembayaran Kompensasi
Setelah ada kesepakatan mengenai besaran dan waktu pemberian kompensasi
maka Pemerintah Kabupaten melalui PPT akan melaksanakan pemberian
kompensasi baik itu tanah, bangunan atau asset lainnya baik itu berupa bentuk
asset perorangan ataupun institusi.
Pelaksanaan pemberian kompensasi akan berlangsung pada bulan September
Oktober 2011 dan penanggung jawab kegiatan ini adalah PPT Kabupaten.

6. Pengamanan Lahan yang telah di bebaskan


Setelah pelaksanaan pembongkaran dan pengosongan lahan Rumija, perlu
dilakukan pengamanan terhadap lahan tersebut untuk menghindari terjadinya
pemanfaatan kembali lahan Rumija oleh pihak pihak yang tidak berkepentingan.
Hal ini dilakukan melalui pemasangan papan larangan pemanfatan lahan pada
titik titik yang strategis. Kegiatan ini dilakukan pada Oktober November 2011.

27

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


7. Sertifikasi Lahan
Untuk lahan yang terkena pembebasan yang sudah ber sertifikat, ketika setelah
pemberian kompensasi maka hak kepemilikan warga atas asset yang dimiliki,
khususnya tanah telah berkurang / hilang. Maka perlu dilakukan penyesuaian
luas atas lahan warga tersebut pada sertifikat begitu juga untuk surat Bukti Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB).
Kegiatan ini akan dilakukan pada Tahun 2012 dan penanggung jawab
pelaksanaan adalah PPT, Proyek, Kantor Pelayanan Pajak PBB serta badan
Pertanahan nasional Kabupaten Lampung Barat.

8. Pembongkaran asset yang terkena proyek


Setelah dilakukan pembayaran kompensasi pada warga yang terkena proyek
maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pembongkaran atas asset warga
yang lahannya telah di beri kompensasi, baik itu asset yang bersifat permanen
maupun tidak permanen. Pelaksanaan kegiatannya akan berlangsung antara
Oktober November 2011

9. Penyampaian Keluhan dan Komplain


Setiap warga yang terkena dampak dari kegiatan pembebasan atas tanah
mempunyai hak untuk bersuara bila terjadi ketidakpuasan.
Penyampaian keluhan tersebut dapat dilakukan baik itu verbal maupun secara
tertulis.
Keluhan warga tersebut yakni semua aspek pengadaan tanah dan pemukiman
kembali baik itu keabsahannya, besarnya kompensasi dan kemudahan dalam
memperoleh / penerimaan kompensasi. Keluhan dan complain ini dapat
disampaikan maksimal 15 hari setelah penerimaan kompensasi

10. Pemantauan dan Evaluasi


Tim pemantau internal akan dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Lampung
Barat bersamaan ketika pembentukan PPT sehingga proses pengadaan tanah
dapat dipantau sejak proses sosialisasi.
Salah satu tugas dari Tim ini adalah untuk menampung keluhan dan complain
dari WTP dan bersama sama dengan PPT dan Proyek mencari jalan keluar
terbaik serta mengevaluasi proses pengadaan lahan secara keseluruhan dari
sosialisasi sampai dengan pembayaran kompensasi. Masa penugasan Tim
Pemantauan Internal adalah Mei- November 2011.

Ringkasan dari jadwal pelaksanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali


dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

28

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


Tabel 7-1
Jadwal Rencana Pelaksanaan Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali

No Aktivitas Jadwal
1. Persiapan penyusunan Dokumen LARAP,
yaitu survey awal, survey social ekonomi,
pembuatan rencana penanganan, diskusi Nov 2010 Mei 2011
dengan subdit Lingkungan/PMU, diskusi
dengan Pemkab Lampung Barat sampai
dengan rapat Pleno.
2 Fungsionalisasi Panitia Pengadaan Tanah Mei 2011
(PPT)
3 Sosialisasi Pengadaan Tanah dengan calon Jun- Jul 2011
WTP
4 Pengukutan dan pematokan bersama Jun Jul 2011
dengan calon WTP
5 Musyawarah Perhitungan Nilai Kompensasi Jul Agustus 2011
6 Pemberian Kompensasi Pengadaan Tanah Sep Oktober 2011
7 Pengurusan Sertifikasi WTP Tahun 2012
8 Pembongkaran Aset yang terkena Proyek Okt Nov 2011
9 Pemasangan Papan Nama Okt Nov 2011
10 Pelaporan Okt Nov 2011
11 Monitoring dan Pelaporan pelaksanaan Mei Nov 2011
Program

7.2 KEBIJAKSANAAN PENDANAAN

Kebutuhan dana untuk keperluan pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah untuk


rencana kegiatan Peningkatan jalan Biha Krui, kabupaten Lampung Barat,
Provinsi Lampung diharapkan / diupayakan bersumber dari APBD Kabupaten
Lampung Barat. Termasuk didalamnya biaya Pengadaan Tanah. Biaya ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 58/PMK.02/2008 tentang biaya Panitia
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
yang besarnya 4% dari total biaya pengadaan tanah. Biaya untuk Tim Monitoring
Internal juga berasal dari APBD Kabupaten lampung Barat.

Rencana Kerja Panitia Pengadaan Tanah, Pemukiman Kembali dan


Pemberdayaan, secara rinci (program, kegiatan, perkiraan dana yang diperlukan,
sumber pendanaan, pelaksanaan dan penanggung jawab) telah di uraikan dalam
Tabel 7-2. (Lampiran) Rencana kerja tersebut akan dipakai sebagai acuan kerja
Panitia Pembebasan Tanah dalam penanganan pengadaan tanah ini, tapi pada
akhirnya kesepakatan harga kompensasi yang akan dipakai adalah berdasarkan
kesepakatan / musyawarah dan mufakat dengan WTP

29

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN

Gambar2.BAGANALIRMEKANISMEPENYAMPAIANKELUHANDANKOMPLAIN

MekanismePenangananPersetujuandanPenolakan MekanismePenangananKelurahanterhadappelaksanaan
PMU Kompensasi LARAP
WINRIP Proses(mengacupadaperpres36/2005&65/2006) Proses



TeamPembebasanTanah Bappeda

WTP Bappeda PimpinanProyek
PimpinanProyek TimMonitoring

Dalam12hari
M
Diskusi InvestigasiolehBappeda Kerja
O
danPimpro
N
I
TidakSetuju Setuju
T
DiskusidenganWTP
O
R TidakSetuju Bupati/Walikota Pembayaran
I Kompensasi Persetujuandengan
Tidak Setuju Gubernur
N
WTP
G TidakSetuju Menteridalam

Negeri

PublikasiPenganganan
Masalah
PencabutanHakatas
LahanolehPresiden
Pelaksanaan


PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

No STA Kiri Jalan Kanan Jalan


Jenis Satuan STA Jenis Satuan STA
1 0+000-0+050 Warung (NP) 12 m - - -
2 0+050-0+100 Warung (P) 6 m - - -
3 0+100-1+300 Pohon Mangga 1 unit 0+260 Rambu LL 1 unit 0+500
Rambu LL 1 unit 0+780 Rambu LL 1 unit 0+910
Pohon Kelapa 1unit 1+100 - -
Pohon Nangka 1 unit 1+150 -
4 1+300-1+350 - - - -
5. 1+350-1+450 - - Pohon Kelapa 5 unit 1+350
- - Pagar Rumah (P) 12 m 1+350
Tanah 4 m
6. 1+450-1+500 - -
7 1+500-2+650 - - Pagar Rumah (P) 11,5 m 2+600
Tanah 3,83 m
8 2+650-2+750 - - -
9 2+750-3+450 Warung (P) 1,5 m 3+450 Pohon Tangkil 1 unit 3+450
Tanah 4 m
Pagar Rumah (P) 12 m 3+450
Tanah 4 m
10 3+450-3+650 - - - -
11 3+650-4+800 Batas desa 1 pasang 3+700 - -
Tj.Setia
Pagar Rumah (P) 13 m 4+000 Rambu LL 1 unit 3+650
Tanah 4,3 m
Tugu desa Tj.Setia 1 unit 4+300 - -

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Pagar Rumah (P) 10,5 m 4+400 - - -


Tanah 3,5 m
Warung (P) 1,5 m 4+450 - - -
Tanah 3,5 m
Batas desa 1 pasang 4+500 - - -
Sb.Jaya
Pagar (P) Masjid 30 m 4+700 - - -
Arahman
Tanah 10 m
Rambu LL 1 unit 4+700 - - -
12 4+800-4+950 - - - Pagar (P) Masjid 22,5 m 4+950
Almanar
Tanah 7,5 m
13 4+950-6+200 Pagar Rumah (P) 12 m 4+950 Pagar Rumah (P) 13,5 m 4+950
Tanah 4 m Tanah 4,5 m
Pagar Rumah(NP) 11,25 m 4+950 Pagar (NP) 13,5 m 4+950
Tanah 3,75 m Tanah 4,5 m
Meteran PA 1 unit 5+300 Rumah (NP) 3 m 5+150
Tanah 3 m
Tanah SDN.Pelita 10 m 5+600 -
Jaya
Warung (P) 1,5 m 5+900 -
Tanah 3 m
Bengkel Motor 3 m 6+150 -
Tanah 4 m
14 6+200-6+300 Warung (P) 1,5 m 6+300 -
Tanah 3 m

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Tiang Listrik 1 unit 6+300 -


15 6+300-6+450 - -
16 6+450-6+600 Tiang Listrik 1 unit 6+500 -
Meteran PAM 1 unit 6+590 -
17 6+600-6+975 - -
18 6+975-7+035 3 Rumah (P) 9 m 7+000 -
Tanah 9 m
19 7+035-7+850 - 7+100 -
Warung (P) 2 m 7+200 -
Tanah 2 m
Gudang (NP) 2,5 m 7+250 -
Tanah 2,5 m
Rumah (P) 4 m 7+250 Pagar (NP) 9 m 7+550
Tanah 6 m Tanah 3 m
Pagar Rumah(NP) 10,5 m 7+550 Pohon Kelapa 3 unit 7+550
Tanah 3,5 m
20 7+850-7+900 -
21 7+900-8+100 - - 8+050
Pagar Rmh (NP) 8,5 m 8+100
Tanah 3,25 m
22 8+100-8+150 - Tiang Listrik 1 unit 8+125
23 8+150-8+300 Tugu Batas Desa 1 pasang 8+240 -
2 Warung (P) 3,5 m 8+300 -
Tanah 3,5 m
24 8+300-8+400 - -
25 8+400-8+550 - Gardu 8+500
Pagar Rumah (P) 15 m 8+500

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Tanah 5 m
26 8+550-8+600 - -
27 8+600-8+700 Warung (P) 1,5 m 8+650 Tiang Listrik 1 unit 8+650
Tanah 3 m
28 8+700-9+100 - Tiang Telkom 1 unit 9+100
29 9+100-9+300 Tanah Makam 15 m 9+200
Rumah (P) 3,5 m 9+250 Pagar Rmh (NP) 10,5 m 9+250
Tanah 3,5 m Tanah 3,5 m
30 9+300-9+450 Pagar Rmh (NP) 9 m 9+450 -
Tanah 3 m
31 9+450-9+950 Pagar Rmh (NP) 18 m 9+750 Pagar Rmh (NP) 10,5 m 9+750
Tanah 6 m Tanah 3,5 m
Bangunan Masjid 15 m 9+750
Nurul Aula (P)
Tanah 15 m
32 9+950-10+050 - Tiang Listrik 1 unit 10+000
33 10+050-10+200 Pagar Rmh (NP) 13,5 m 10+100 -
Tanah 4,5 m
34 10+200-10+500 - -
35 10+500-11+000 Pagar Rmh (NP) 9 m 10+550 -
Tanah 3 m
36 11+000-11+200 Pagar Rmh (NP) 9 m 11+150 Tiang Listrik 1 unit 11+100
Tanah 3 m
37 11+200-11+500 Pagar Rmh (NP) 10,5 m 11+300 Pagar Rmh (NP) 13,5 m 11+300
Tanah 3,5 m Tanah 4,5 m
Masjid Azkia 10 m 11+310 Pagar Rmh (NP) 10,5 m 11+310
Tanah 10 m Tanah 3,5 m

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Pagar Rmh (NP) 12 m 11+310 Pagar Rmh (NP) 12 m 11+310


Tanah 4 m Tanah 4 m
Tugu Bts Desa 1 pasang 11+450 -
Tulung Bamban
38 11+500-11+550 - -
39 11+550-11+700 - - -
40 11+700-13+200 Pagar Kayu Villa 18 m 12+650 Tiang Listrik 1 unit 12+250
Tanah 6 m
- Pagar Ktr.Camat 30 m 12+450
Tanah 10 m
- Pagar Dinas 27 m 12+450
Pertanian Pss.Sel
Tanah 9 m
Pagar (NP) Camp 45 m 13+100 -
Surf
Tanah 15 m
Pagar Rmh (NP) 9 m 13+200 -
Tanah 3 m
41 13+200-13+450 Pagar Rmh (P) 12 m 13+250 Pagar (P) 9 m 13+250
Tanah 4 m Ktr.Pratin Mandiri
sejati
Tanah 3 m
Warung (P) 2 m 13+450
Tanah 3 m
42 13+450-13+550 - Tiang Listrik 1 unit 13+500
- Tiang Listrik 1 unit 13+550
43 13+550-13+600 - -

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

44 13+600-13+650 Tanah Sawah 25 m Tanah Sawah 25 m


45 13+650-14+700 Pagar Rmh (P) 12 m 14+410 Tiang Listrik 2 unit 14+350
Tanah 4 m
Rumah (NP) 3 m 14+450
Tanah 3 m
Warung (P) 2 m 14+525 Tiang Listrik 1 unit 14+425
Tanah 3 m
Pagar Rmh (NP) 9 m 14+525 Tiang Listrik 1 unit 14+475
Tanah 3 m
Warung (NP) 1,25 m 14+575 Bangunan 3 m 14+650
Tanah 3 m Bengkel Motor
Tanah 3 m
Warung(NP) 1,50 m 14+675 Rumah (P) 3,5 m 14+650
Tanah 8 m Tanah 3,5 m
- Pagar Rmh (NP) 15 m 14+650
Tanah 5 m
46 14+700-15+000 Tiang Listrik 14+850 Pagar Masjid 45 m 14+775
Alhidayah
Tanah 15 m
- Warung Mandiri 3 m 14+850
Tanah 3 m
- Tiang Listrik 1 unit 14+850
- Tiang Listrik 1 unit 14+860
- Rumah kayu 4 m 14+950
Tanah 4 m
47 15+000-15+100 Warung(P) 1,50 m 15+100 Tiang Listrik 1 unit 15+000
Tiang Listrik 1 unit 15+275 2 Rumah (P) 7 m 15+050

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Tanah 7 m
Rambu LL 1 unit 15+250 Rumah (P) 3,5 m 15+100
Tanah 4 m
- Tiang Listrik 1 unit 15+100
- Warung(P) 2,00 m 15+150
-
48 15+100-15+250 - -
49 15+250-18+800 Tugu Bts Desa 1 pasang 15+350 Tiang Listrik 1 unit 15+275
Balai Kencana
Pagar Rmh (P) 12 m 15+400
Tanah 4 m
Masjid 15 m 15+550 Tiang Listrik 1 unit 15+450
Tanah 15 m
Warung Kayu 3 m 15+575 Pagar Rmh (NP) 12,5 m 15+450
Tanah 3 m Tanah 4,25 m
Pagar Rmh (P) 13,5 m 16+350 Pagar Sekolah 40 m 16+100
Tanah 4,5 m Way Suluh
Tanah 20 m
- Pagar Rmh (NP) 10,5 m 16+275
3,5 m
- Tiang Listrik 1 unit 16+275
- Tiang Listrik 1 unit 16+350
- Tiang Listrik 1 unit 16+375
- Tiang Listrik 1 unit 16+400
- Tiang Listrik 1 unit 16+450
- Tiang Listrik 1 unit 16+500
- Pagar (P) 2 21 m 16+550

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Rumah 7,5 m
Tanah 7,5 m
Tembok (P) 20 m 16+750 Tiang Listrik 1 unit 16+550
Tanah 5 m
Pagar Rmh (P) 12 m 17+350 Tiang Listrik 2 unit 16+725
Tanah 4 m
Warung (P) 2 m 17+450 Pagar Rmh (P) 12,3 m 16+775
Tanah 4,2 m
Pagar Rmh (P) 11,25 m 17+750 Pagar Rmh (NP) 15 m 16+775
Tanah 3,5 m Tanah 5 m
Tiang Listrik 1 unit 16+800
Pagar Rmh (P) 14,25 m 18+250 Warung (P) 2,5 m 18+350
Tanah 4,5 m Tanah 4 m
Pagar Mushala 30 m 18+300 Tiang Listrik 1 unit 18+575
Alfajar
Tanah 10 m
Pagar Rmh (P) 11,25 m 18+750 Tiang Listrik 1 unit 18+650
Tanah 3,25 m
- Tiang Listrik 1 unit 18+700
- Tiang Listrik 1 unit 18+750
50 18+800-19+350 Pagar Rmh (P) 13,87 m 18+950 Tiang Listrik 1 unit 18+850
Tanah 4,6 m
Pagar(P),2 Rumah 24,75 m 19+050 Tiang Listrik 1unit 18+875
Tanah 8,26 m
Pagar (P),2 Rmh 22,5 m 19+100 Tiang Listrik 1 unit 18+925
Tanah 7,25 m
Pagar Kayu 10,8 m 19+150 Tiang Listrik 1 unit 18+975

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Tanah 3,6 m
Pagar Rmh (NP) 12 m 19+250 Warung (P) 2,5 m 18+900
Tanah 4 m
Pagar Rmh (P) 9 m 19+300 Pagar Rmh (P) 10,5 m 18+950
Tanah 3 m Tanah 3,25 m
- Tiang Listrik 1 unit 18+950
- Pagar Kayu (NP) 12,4 m 19+050
Tanah 4,12 m
- Tiang Listrik 1 unit 19+050
- Tiang Listrik 1 unit 19+150
- Rumah (P) 3 m 19+250
Tanah 3 m
- Tiang Listrik 1 unit 19+250
- Toko 2,5 m 19+250
Tanah 4 m
- Pagar (P),4 75 m 19+300
Rumah
Tanah 25 m
- Tiang Listrik 1 unit 19+300
- 2 Rumah 7,5 m 19+350
Tanah 7,5 m
- Tiang Listrik 1 unit 19+350
51 19+350-20+400 Bts.Ds Lintik 1 pasang 19+400
Pagar Masjid 45 m 19+400

Tanah 15 m
Pagar Rmh (P) 9,75 m 19+450 Pagar Rmh (P) 9 m 19+450

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Tanah 3,25 m Tanah 3 m


Warung (P) 2,5 m 19+775 Tiang Listrik 1 unit 19+450
Tanah 3 m
Pagar Rmh (P) 12 m 19+850 Tiang Listrik 1 unit 19+550
Tanah 4 m
Pagar Rmh (P) 11,7 m 19+900 Rambu LL 1 unit 19+650
Tanah 3,9 m
Pagar Rmh (P) 10,2 m 19+950 Tiang Listrik 1 unit 19+750
Tanah 3,4 m
Tiang Listrik 1 unit 19+975 Tiang Listrik 1 unit 19+900
Pagar Masjid 37,5 m 19+975 Gardu Listrik 1 unit 20+050
Hidayatul
Tanah 12,5 m
Pagar Rmh (P) 11,25 m 20+050 Rambu LL 1 unit 20+050
Tanah 3,75 m
Pagar Rmh (P) 10,35 m 20+300 Tiang Listrik 1 unit 20+100
Tanah 3,45 m
Pagar Rmh (P) 13,95 m 20+350 Tiang Listrik 1 unit 20+150
Tanah 4,65 m
- Tiang Listrik 1 unit 20+200
- Tiang Listrik 1 unit 20+225
- Tiang Listrik 1 unit 20+250
- Tiang Listrik 1 unit 20+300
- 3 Rumah 12 m 20+400
Tanah 12 m
52 20+400-20+500 Pagar Rmh (P) 11,1 m 20+425 Rumah kayu 3,5 m 20+425
Tanah 3,7 m Tanah 3,5 m

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Pagar Rmh (P) 9 m 20+450 Pagar Rmh (P) 9,75 m 20+500


Tanah 3 m Tanah 3,25
Pagar Rmh (P) 9 m 20+475 -
Pagar(P) 9,5 m 20+500 -
53 20+500-20+850 - 2 Tiang Listrik 2 unit 20+525
- Tiang listrik 1 unit 20+575
- Tiang listrik 1 unit 20+600
- Tugu Bts Desa 1 psng 20+600
- Tanah Makam 15 m 20+650
Umum
- Rumah kayu 4 m 20+800
Tanah 4 m
- Tiang listrik 1 unit 20+850
54 20+850-21+500 Tiang listrik 1 unit 21+050 Tiang listrik 1 unit 21+000
Warung (NP) 1,50 m 21+100 Tiang listrik 1 unit 21+050
Tiang listrik 1 unit 21+150
Tiang Telkom 1 unit 21+225 Pagar besi pekon 7,5 m 21+200
Pemerihan
Tanah 2,5 m
Tiang listrik 1 unit 21+275 Rumah Pagar (P) 9 m 21+275
Tanah 3 m
Tiang Telkom 1 unit 21+250 Tiang Listrik 1 unit 21+275
T.Telkom 1 unit 21+350 Warung (P) 3,75 m 21+400
T.Telkom 1 unit 21+450 T.Listrik 1 unit 21+500
T.Telkom 1 unit 21+500 -
55 21+500-25+050 Pagar (P) Masjid 37,5 m 21+750 Pagar Rmh (P) 10,5 m 22+400
Tanah 12,5 m Tanah 3,5 m

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Pagar Rmh (P) 19,5 m 22+500


2 Rmh (P) 6,5 m
Tanah 6,5 m
Rumah kayu (NP) 10,5 m 22+150 Pagar Rmh (P) 10,5 m 22+525
Tanah 3,5 m Tanah 3,5 m
Pagar Rmh (P) 9 m 22+225 Pagar(P) 9 m 22+550
Tanah 3 m
Warung (P) 1,25 m 22+400 Pagar Rmh (P) 16 m 22+600
2 Pagar Rmh (P) 18,75 m 22+525 Gardu listrik 1 unit 22+950
Tanah 6,25 m
Warung (P) 1,25 m 22+525 Pagar Rmh (P) 12 m 22+975
Tanah 3 m Tanah 4 m
Rumah,Pagar (P) 11,25 m 22+550
Tanah 3,75 m
Tiang Telkom 1 unit 22+600
2 Rmh (P), 6,5 m 22+650 T.Telkom 1 unit 23+150
Pagar (P) 19,5 m
Tanah 6,5 m
Warung soto (P) 1,5 m 22+675 Pagar Rmh (P) 12 m 23+200
Pagar(P) Mushala 7,2 m 22+700 T.listrik, 1 unit 23+250
Tanah 2,5 m
Garasi kayu 1.5 m 22+800 T.Telkom 1 unit 23+300
T.Telkom 1 unit 23+050 T.listrik 1 unit 23+350
Pagar(P) Masjid 22,5 m 23+075
Way Serai
Tanah 7,5 m
Rambu LL 1 unit 23+075

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

T.Telkom 1 unit 23+100 T.Telkom 1 unit 23+550


Kios (P) 2 m 23+160 T.Telkom 1 unit 23+575
T.Telkom 1 unit 23+160 Warung,Pagar(P) 2,00 m 23+700
Rumah (P) 2,5 m 23+200 T.Telkom 1 unit 23+800
Tanah 2,5 m
2 Pagar (P) 18 m 23+210 Gardu,T.Telkom 1 unit 23+850
Tanah 6 m
T.Telkom 1 unit 23+250 T.Telkom 1 unit 23+875
Warung (P) 1,25 m 23+300 T.Telkom,T.listrik 1 unit 24+200
Pagar Rmh (P) 9,75 m 23+350
Tanah 3 m
23+450 T.Telkom 1 unit 24+375
Pagar Rmh (P) 10,5 m 23+500 T.listrik,(P) 1 unit 24+400
Tanah 3,5 m
T.Telkom 1 unit 23+550 Pagar Rmh (P) 12,5 m 24+400
T.Telkom 1 unit 23+575 Pagar kayu,(NP) 7,5 m 24+450
Pagar Rmh (P) 9 m
T.Telkom 1 unit 24+450
T.Telkom 1 unit 23+600 Pagar Rmh (P) 9,75 m 24+500
2 Pagar (P) 16,5 m 23+700 T.listrik 1 unit 24+525
Tanah 5,5 m
T.Telkom 1 unit 23+800 2 Pagar Rmh (P) 16,5 m 24+525
Tanah 5,25 m
Pagar Dinas 15 m 23+850 T.listrik 1 unit 24+650
Parawisata
Tanah 5 m
2 Pagar Rmh (P) 22,5 m 23+850 Gardu listrik 1 unit 24+675

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Tanah 7,5 m
Kios 2 m 23+850 2 Pagar Rmh (P) 22,5 m 24+750
Tanah 7,5 m
3 Pagar Rmh (P) 27 m 23+850 Pagar(P) 15 m 24+850
Tanah 9 m Kejaksaaan
Negeri Krui
Tanah 5 m
T.Telkom 1 unit 23+875 T.Telkom 1 unit 24+850
T.Telkom 1 unit 24+200 Pagar Kodim Krui 15 m 24+950
T.Telkom 1 unit 24+250 T.Telkom 1 unit 24+950
T.Telkom 1 unit 24+300 Pagar Rmh (P) 8,25 m 24+975
Pagar Rmh (P) 9 m 24+375 Tiang Listrik 1 unit 25+000
Tanah 3 m
Pagar Rmh (P) 9,75 m 24+450 -
Tanah 3,25 m
T.Telkom 1 unit 24+525 -
2 Pagar(P) 18,75 m 24+525 -
Tanah 6,25 m
T.Telkom 2 unit 24+550 -
T.Telkom 1 unit 24+700 -
5 Pagar Rmh (P) 37,5 m 24+700 -
Tanah 12,5 m
Pagar Rmh (P) 9 m 24+750 -
Tanah 3 m
Gapura Ktr. Camat 1 unit 24+950 -
Rambu LL 1 unit 24+950 -
2 Pagar Rmh (P) 15 m 25+025 -

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum


LAMPIRAN
DATA HASIL SURVAY TEAM LARAP
Inventarisasi Bangunan dan Lainnya yang akan
Terkena Pembebasan Lahan
Rencana Kegiatan Preservasi jalan Biha Krui
Kabupaten Lampung Barat, Provonsi Lampung
November 2010

Tanah 5 m

PU-net Kementerian Pekerjaan Umum

Anda mungkin juga menyukai