Anda di halaman 1dari 6

Nama Peserta : Achmad Musa, dr.

Nama Wahana : RS Muhammadiyah Babat Lamongan


Topik : Hernia Inguninalis Dextra Incarserata
Tanggal (kasus) :
Nama Pasien : Tn. A, 55 tahun No. RM :
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Erniek Saptowati
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien datang dengan keluhan nyeri hebat pada selangkangan kanan. Nyeri dirasakan tiba-
tiba. Pasien juga mengeluhkan benjolan pada selangkangan sebelah kanan. Benjolah tidak hilang timbul.
Pasien juga mengeluh muntah. muntah berisi makanan, tidak ada darah. BAB (+), BAK (+).
Tujuan : Mendiagnosis dan melakukan konsultasi atau rujukan dengan tepat.
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
Data Nama : Tn. A No. RM :
Nama klinik : RS Muhammadiyah Telp : Terdaftar sejak :
pasien :
Babat Lamongan
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien pria 55 tahun dengan keluhan nyeri hebat pada selangkangan kanan. Nyeri dirasakan tiba-tiba.
Pasien juga mengeluhkan benjolan pada selangkangan sebelah kanan. Benjolah tidak hilang timbul. Pasien
juga mengeluh muntah. muntah berisi makanan, tidak ada darah. BAB (+), BAK (+).
2. Riwayat Pengobatan :
Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes mellitus (-)
Riwayat Alergi (-)
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes mellitus (-)
Riwayat Alergi (-)

5. Riwayat Pekerjaan :
Pasien bekerja sebagai petani
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Pasien telah menikah dan mempunyai 3 orang anak. Sekarang ini pasien tinggal bersama istri.
7. Riwayat Imunisasi : -
Laboratorium :

Jenis Pemeriksaan Hasil


Hematologi
Hb 14.4
Leukosit 8.500
Hematokrit 44%
Trombosit 256.000
Eritrosit 5.21
Ureum 44 mg/dl
Kreatinin 0.9 mg/dl

Diagnosis
Hernia Inguinalis Dextra Incarserata

PLAN
Penatalaksanaan di IGD
1. Oksigen nasal 4 lpm
2. Infus RL 15 tpm
3. Inj. Ranitidin 1A/12 jam
4. Inj. Antrain
5. Pasang DC pasien menolak
6. Pasien menolak dilakukan tindakan

Tinjauan Pustaka
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang menberi jalan keluar pada alat tubuh
selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau
bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas 3 hal : cincin, kantong
dan isi hernia.

Klasifikasi
a. Hernia secara umum
1. Hernia interna adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut
seperti foramen Winslow, resesus retrosaekalis atau defek dapatan pada mesentrium umpamanya setelah
anastomosis usus. Hernia yang terjadi di dalam tubuh pasien sehingga tidak dapat dilihat dengan mata.
Contohnya hernia diafragmatika, hernia obturatoria dan hernia winslowi.
2. Hernia eksterna yakni hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang atau peritoneum.
Hernia ini dapat dilihat oleh mata disebabkan benjolan hernia menonjol keluar secara lengkap. Misalnya
hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia epigastrium, hernia umbilikus dan hernia lumbalis.

b. Hernia berdasarkan terjadinya


1. Hernia bawaan atau kongenital yakni didapat sejak lahir atau sudah ada semenjak pertama kali lahir.
2. Hernia dapatan atau akuisita yang merupakan bukan bawaan sejak lahir, tetapi hernia yang didapat
setelah tumbuh dan berkembang setelah lahir.

c. Hernia menurut sifatnya


1. Hernia reponibel
Bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri.
2. Hernia irreponibel
Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi tidak dapat dimasukkan
lagi. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering adalah omentum,
karena mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak.
Usus besar lebih sering menyebabkan irreponible dibandingkan usus halus. Kadang juga disebabkan oleh
perlekatan isi kantong di perineum kantong hernia yang disebut hernia akreta. Tidak ada keluhan rasa
nyeri atau tanda sumbatan akibat perlekatan.
3. Hernia incarserata
Bila isi hernia semakin banyak yang masuk akan terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong hernia
terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase.
Secara klinis, hernia incarserata merupakan hernia irreponible dengan gangguan pasase. Pada keadaan ini
akan timbul gejala ileus antara lain perut kembung, muntah dan obstipasi.
4. Hernia strangulata
Hernia ini terjadi gangguan vaskularisasi, sebenarnya gangguan vaskularisasi sudah mulai terjadi saat
jepitan dimulai dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis(2). Disebut
hernia ritcher bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus. Pada keadaan ini nyeri timbul lebih
hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi warna merah dan pasien menjadi gelisah.

Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis merupakan protrusi viscus atau organ dari cavum peritoneal ke dalam canalis inguinalis
melalui sebuah defek di dinding perut.

Klasifikasi

Hernia inguinalis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, antara lain


1. Hernia inguinalis lateralis/indirect
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis
internus yang ada di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyelusuri canalis inguinalis dan keluar ke
rongga perut melalui annulus inguinalis eksternus5. Hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect.
Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke scrotum, ini disebut hernia scrotalis. Kantong hernia
berada di dalam m. cremaster, yang terletak anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam
funikulus spermatikus.
Pada hernia lateralis bayi dan anak, hernia disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya
processus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke scrotum. Hernia geser dapat
terjadi di sebelah kanan atau kiri. Hernia yang di kanan berisi saekum dan sebagian colon ascendens
sedangkan yang di kiri berisi sebagian colon descendens.
2. Hernia inguinalis medialis/direct
Hernia inguinalis direct disebut juga hernia inguinalis medialis karena menonjol langsung ke depan melalui
trigonum Hesselbach yang merupakan daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale (inferior), vasa
epigastika inferior (lateral) dan tepi lateral m. rectus abdominis (medial). Dasar trigonum Hesselbach ini
dibentuk oleh fascia transversal yang diperkuat oleh serat aponeurosis m. transversus abdominis yang
kadang tidak sempurna sehingga daerah ini berpotensial untuk menjadi lemah di mana bila tekanan intra
abdomen yang meningkat terjadi desakan organ intraperitoneal di mana menimbulkan penonjolan
( protrusi). Hernia inguinalis medialis karena tidak keluar melalui canalis inguinalis dan tidak ke scrotum,
umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.

Perbedaan hernia inguinalis lateralis dan medialis

Hernia inguinalis lateralis Hernia inguinalis medialis


Disebut juga hernia indirect Disebut juga hernia direct
Lateral vasa epigastrika inferior Medial vasa epigastrika inferior
Bentuk lonjong Bentuk bulat
Finger test (+) massa teraba di ujung jari Finger test (+) massa teraba di sisi jari
Melalui canalis inguinalis Tidak melalui canalis inguinalis
Biasa karena proc. vaginalis yang terbuka Biasa karena adanya lokus minoris resistant

Daftar Pustaka :.
1. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
2. Schwartz. 2005. Principles of Surgery. Edisi Ketujuh.USA:The Mcgraw-Hill companies.

Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis penyakit hernia incarserata
2. Mampu memberikan penatalaksanaan awal pada pasien hernia incarserata
3. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya.
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif :
Keluhan utama : Nyeri pada selangkangan kanan
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien pria 55 tahun dengan keluhan nyeri hebat pada selangkangan kanan. Nyeri dirasakan tiba-tiba.
Pasien juga mengeluhkan benjolan pada selangkangan sebelah kanan. Benjolah tidak hilang timbul.
Pasien juga mengeluh muntah. muntah berisi makanan, tidak ada darah. BAB (+), BAK (+).
2. Objektif :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : GCS E4V5M6
Vital sign
o TD : 120/80 mmHg
o Nafas :28 x/menit
o Suhu : 36,5oC (per axiler)
o Nadi : 104 x/menit, reguler
Kepala
Bentuk mesocephal
Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung
Simetris, napas cuping hidung (-/-), secret (-/-), darah (-/-)
Mulut
Sianosis (-)
Tenggorok
Uvula di tengah, T1-T1
Leher
Trakhea di tengah, limfonodi tidak membesar
Thorax
Pulmo
Inspeksi : Simetris, pengembangan dada kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi : Simetris, fremitus raba kanan=kiri
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : SDV (+/+), RBK (-/-), wheezing (-/-)
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi : Bising usus (+) N
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba
Status Lokalis
Tampak benjolan di inguinal kanan, benjolan tidak bisa masuk.
Ekstremitas
Superior
Akral dingin (+/+)
Oedem (-/-)

Inferior
Akral dingin (+/+)
Oedem (-/-)
3. Assesment
Hernia Inguinalis Dextra Incarserata
4. PLAN
1. Oksigen nasal 4 lpm
2. Infus RL 15 tpm
3. Inj. Ranitidin 1A/12 jam
4. Inj. Antrain
5. Pasang DC pasien menolak
6. Pasien menolak dilakukan tindakan

Lamongan, Januari 2015


Dokter Pembimbing Dokter Internsip

dr. Erniek Saptowati dr. Achmad Musa

Anda mungkin juga menyukai