Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kemampuan Akhir :
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyelesaikan kasus kerangka teori dan hipotesis
penelitian, kebutuhan atas kerangka teori, variable penelitian, jeni-jenis variabel penelitian,
kerangka teoretis, proposisi, dan hipotesis.

Teori
Merupakan kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang
digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Menurut Kinney, Jr.
(1986) teori menyediakan penjelasan tentative tentang hubungan antara fakta-fakta secara
umum.

Kinney Jr. (1986) menyebutkan bahwa riset empiris melibatkan teori, hipotesis, dan fakta. Teori
dan hipotesis merupakan dua hal yang berbeda tetapi berhubungan. Untuk riset yang bersifat
ujian (konfirmasi) teori, teori digunakan untuk membangun hipotesis. Untuk kasus ini, hipotesis
dibangun berdasarkan teori, penjelasan logis, dan hasil-hasil riset sebelumnya dan akan diuji
dengan fakta yang ada. Fakta (fact) menurut Kinner Jr. (1986) merupakan keadaan atau
kejadian-kejadian yang dapat diamati di dunia nyata (fenomena).

Sebaliknya untuk riset yang akan membangun teori, hipotesis yang sudah diuji dan terbukti, dan
konsisten dari waktu ke waktu maupun dari pengujian ke pengujian, hipotesis menjadi teori
yang baru. Teori ini akan tetap bertahan sampai teori yang lain menggesernya.

Hubungan antara teori, fakta dan hipotesis dapat digambarkan sbb.:

Page | 1
Teori, penjelasan logis, dan
hasil-hasil riset sebelumnya Menjelaskan dan
memprediksi
Digunakan untuk membangun hipotesis

Hipotesis Fenomena

Diuji dengan fakta

Mengkonfirmasi teori atau


menemukan teori baru

Kebutuhan Kerangka Teori (Theoretical Framework)


Kerangka teori merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang
dianggap penting untuk masalah.
Kerangka teori membahas saling ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu
untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti.
Penyusunan kerangka teori membantu mendalilkan atau menghipotesiskan.

Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.
Variabel merupakan proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai.
Variabel merupakan mediator antara construct yang abstrak dengan fenomena yang
nyata.
Variabel memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena yang
digeneralisasi dalam construct.

Page | 2
Hubungan Teori-Construct-Variabel-Fenomena

JENIS VARIABEL :

Page | 3
Variabel Terikat (Y)
Disebut juga variabel kriteria (criterion variable) atau variabel konsekuensi (consequent
variable)
Variabel yang menjadi perhatian utama peneliti

Variabel Bebas (X)


Disebut juga variabel prediksi (prediction variable) atau variabel yang mendahului
(antecendent variable)
Variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara positif atau negatif

Variabel Moderator (M)


Variabel yang mempunyai ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan
hubungan variabel terikat dan variabel bebas
Kehadiran variabel ketiga (variabel moderator) mengubah hubungan awal antara
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel moderator dapat memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara
variabel bebas dengan variabel terikat
Sifat atau arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat kemungkinan
dapat positif atau negatif, tergantung dari variabel moderator
Oleh karena itu variabel moderator disebut dengan variabel kontijensi

Page | 4
Variabel Intervening
Variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja mempengaruhi
variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat
Variabel intervening atau variabel antara mempengaruhi hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat menjadi hubungan yang tidak langsung

Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan.
Kerangka teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi
secara logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi
melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey literatur.
Kerangka teoretis yang baik mengidentifikasi dan menamakan variabel-variabel penting
dalam situasi yang relevan dengan definisi masalah.

Hal Mendasar Dalam Kerangka Teoretis


Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas
dalam pembahasan
Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua/lebih variabel berkaitan satu dengan
lain
Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian
sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan apakah hubungan
positif/negatif
Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan
hubungan tersebut berlaku. Argumen dapat ditarik dari temuan penelitian sebelumnya
Suatu diagram skematis kerangka teoretis harus diberikan agar pembaca dapat melihat
dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan

Page | 5
Faktor yang Harus Dipertimbangkan Dalam Penyusunan Kerangka Teoretis
Membahas identifikasi variabel-variabel yang relevan dengan masalah penelitian dan
diberi nama yang jelas dalam pembahasan kerangka teoretis
Menyatakan sifat atau arah hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel
yang diteliti
Menjelaskan hubungan atau perbedaan antarvariabel penelitian yang divisualisasikan
dalam bentuk diagram
Menjelaskan perspektif yang menjadi landasan pengembangan hipotesis berdasarkan
pada temuan-temuan penelitian sebelumnya

Contoh :
Menurut Shields dan Shields (1998) penelitian itu penting tidak hanya memahami konsekuensi
penganggaran partisipatif, tetapi juga untuk menginvestigasi faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Shields dan Shields (1998) percaya bahwa dengan menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi penganggaran partisipatif dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap penelitian-penelitian penganggaran partisipatif.

Clinton (1999) dalam Wong-On-Wing, Guo, dan Lui (2010) menyatakan bahwa komitmen
organisasi mempengaruhi penganggaran partisipatif. Hal ini diharapkan bahwa dengan adanya
komitmen individu yang lebih kuat serta dengan keterlibatan mereka di dalam organisasi yang
lebih tinggi maka dapat dicapai tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran yang lebih
tinggi.

Proposisi dan Hipotesis


PROPOSISI merupakan salah satu dari unsur teori, di samping construct, konsep, dan
definisi yang memberikan gambaran fenomena-fenomena secara sistematis melalui
penentuan hubungan antarvariabel.

Page | 6
Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau
diuji kebenarannya, mengenai konsep atau construct yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena-fenomena.
Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut dengan
HIPOTESIS.
HIPOTESIS dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di
antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat
diuji.

Penelitian tidak selalu harus menggunakan hipotesis. Penelitian yang tipe risetnya pengujian
hipotesis (hypothesis testing) menggunakan hipotesis karena hipotesisnya sudah dapat
ditentukan di awal riset. Penelitian eksploratori (exploratory research) tidak menggunakan
hipotesis, karena hipotesisnya belum dapat ditentukan di awal riset.

Fungsi Hipotesis
Menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional
Menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris
Digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian data
Menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian

Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif


Hipotesis nol (Null Hypotheses) merupakan hipotesis yang dicoba untuk ditolak (rejected
atau refused)
Hipotesis nol merupakan dugaan yang menyatakan hubungan dua variabel adalah jelas
dan tidak terdapat perbedaan diantaranya
Hipotesis alternatif (Alternative Hypotheses) merupakan hipotesis yang dicoba untuk
diterima (accepted) atau didukung (supported).
Hipotesis alternatif menunjukkan terdapatnya perbedaan antara dua variabel

Page | 7
H0 = A tidak lebih besar dari B
Ha = A lebih besar dari B

Hipotesis Deskriptif dan Hipotesis Hubungan


Hipotesis deskriptif (Descriptive Hypotheses) merupakan pernyataan tentang
keberadaan sebuah variabel
Hipotesis hubungan (Relational Hypotheses) merupakan pernyataan tentang hubungan
dua variabel
Hipotesis hubungan dapat dikategorikan menjadi hipotesis korelasi (Correlation
Hypotheses) dan hipotesis penjelas atau kausal (Explanatory Hypotheses atau Causal
Hypotheses)

Contoh Hipotesis Deskriptif


Ha = Manajer yang dikompensasi berdasarkan laba akan cenderung untuk meningkatkan
laba perusahaan

Contoh Hipotesis Hubungan


Ha = Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensasi dengan laba perusahaan

Contoh Hipotesis Kausal


Ha = Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensasi dengan laba perusahaan

Kriteria Hipotesis Yang Baik


Dikembangkan dengan menggunakan teori yang sudah ada, penjelasan logis, atau hasil-
hasil penelitian sebelumnya
Hipotesis menunjukkan maksud dengan jelas
Hipotesis dapat diuji
Hipotesis tersebut lebih baik dari hipotesis kompetisi. Artinya, dapat menjelaskan dan
memprediksi lebih baik

Page | 8
Pengembangan Hipotesis

Teori, logika, dan kajian penelitian-penelitian


sebelumnya
H1 :

Teori, logika, dan kajian penelitian-penelitian


sebelumnya
H2 :

Contoh :
Komitmen organisasi merupakan jembatan penghubung antara pimpinan dengan pelaksana.
Dengan adanya komitmen organisasi yang kuat maka semua pihak akan bekerja sama agar
organisasi dapat mencapai hasil yang lebih baik dari waktu ke waktu (Abdul, 2008). Para
pemerhati masalah perilaku organisasi mengindikasikan bahwa komitmen organisasi afektif
bermanfaat bagi kinerja karyawan (Randall, 1990; Allen dan Meyer, 1996; Nouri dan Parker,
1998; serta Riketta, 2002 dalam Yu Ni et al.)

Studi-studi psikologi dan perilaku organisasi mengindikasikan bahwa komitmen organisasi


berhubungan dengan hasil kerja seperti kinerja (Porter et al., 1974 serta Angle dan Perry, 1981
dalam Nouri dan Parker, 1996). Randall (1990) dalam Nouri dan Parker (1996) memberi catatan
meta analisisnya atas komitmen organisasi, di mana para peneliti telah menyusun suatu teori
bahwa komitmen organisasi berhubungan langsung secara positif dengan hasil kerja seperti:
kinerja, rendahnya ketidakhadiran pegawai, dll.

Randall (1990) serta Mathieu dan Zajac (1990) dalam Nouri dan Parker (1996) menemukan
bukti empiris bahwa komitmen organisasi afektif atau attitudinal mempunyai hubungan yang

Page | 9
lebih kuat dengan hasil kerja dibandingkan dengan komitmen organisasi continuance atau
calculative. Menurut hasil studi Van Maanen (1975) membuktikan bahwa komitmen
organisasi berhubungan positif dengan kinerja individual.

Sejalan dengan Van Maanen (1975), Meyer et al. (1989) membuktikan bahwa komitmen
organisasi memberikan manfaat bagi perusahaan berupa meningkatnya kinerja perusahaan.
Selanjutnya Mayer dan Schoorman (1992) membuktikan bahwa individual dengan komitmen
organisasi yang tinggi berdampak pada kinerja yang tinggi pula.

Dick dan Metcalfe (2001) dalam Yahya et al. (2008) menguji peran komitmen organisasi pada
sektor publik. Studi dilakukan dengan melakukan survey pada petugas kepolisian dan staf-staf
sipil, dengan hasil bahwa komitmen organisasi berhubungan erat dengan kinerja individual.

H3 : Jika komitmen organisasi tinggi maka dapat meningkatkan kinerja

Page | 10

Anda mungkin juga menyukai