Kemampuan Akhir :
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyelesaikan kasus kerangka teori dan hipotesis
penelitian, kebutuhan atas kerangka teori, variable penelitian, jeni-jenis variabel penelitian,
kerangka teoretis, proposisi, dan hipotesis.
Teori
Merupakan kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang
digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Menurut Kinney, Jr.
(1986) teori menyediakan penjelasan tentative tentang hubungan antara fakta-fakta secara
umum.
Kinney Jr. (1986) menyebutkan bahwa riset empiris melibatkan teori, hipotesis, dan fakta. Teori
dan hipotesis merupakan dua hal yang berbeda tetapi berhubungan. Untuk riset yang bersifat
ujian (konfirmasi) teori, teori digunakan untuk membangun hipotesis. Untuk kasus ini, hipotesis
dibangun berdasarkan teori, penjelasan logis, dan hasil-hasil riset sebelumnya dan akan diuji
dengan fakta yang ada. Fakta (fact) menurut Kinner Jr. (1986) merupakan keadaan atau
kejadian-kejadian yang dapat diamati di dunia nyata (fenomena).
Sebaliknya untuk riset yang akan membangun teori, hipotesis yang sudah diuji dan terbukti, dan
konsisten dari waktu ke waktu maupun dari pengujian ke pengujian, hipotesis menjadi teori
yang baru. Teori ini akan tetap bertahan sampai teori yang lain menggesernya.
Page | 1
Teori, penjelasan logis, dan
hasil-hasil riset sebelumnya Menjelaskan dan
memprediksi
Digunakan untuk membangun hipotesis
Hipotesis Fenomena
Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.
Variabel merupakan proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai.
Variabel merupakan mediator antara construct yang abstrak dengan fenomena yang
nyata.
Variabel memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena yang
digeneralisasi dalam construct.
Page | 2
Hubungan Teori-Construct-Variabel-Fenomena
JENIS VARIABEL :
Page | 3
Variabel Terikat (Y)
Disebut juga variabel kriteria (criterion variable) atau variabel konsekuensi (consequent
variable)
Variabel yang menjadi perhatian utama peneliti
Page | 4
Variabel Intervening
Variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja mempengaruhi
variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat
Variabel intervening atau variabel antara mempengaruhi hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat menjadi hubungan yang tidak langsung
Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan.
Kerangka teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi
secara logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi
melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey literatur.
Kerangka teoretis yang baik mengidentifikasi dan menamakan variabel-variabel penting
dalam situasi yang relevan dengan definisi masalah.
Page | 5
Faktor yang Harus Dipertimbangkan Dalam Penyusunan Kerangka Teoretis
Membahas identifikasi variabel-variabel yang relevan dengan masalah penelitian dan
diberi nama yang jelas dalam pembahasan kerangka teoretis
Menyatakan sifat atau arah hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel
yang diteliti
Menjelaskan hubungan atau perbedaan antarvariabel penelitian yang divisualisasikan
dalam bentuk diagram
Menjelaskan perspektif yang menjadi landasan pengembangan hipotesis berdasarkan
pada temuan-temuan penelitian sebelumnya
Contoh :
Menurut Shields dan Shields (1998) penelitian itu penting tidak hanya memahami konsekuensi
penganggaran partisipatif, tetapi juga untuk menginvestigasi faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Shields dan Shields (1998) percaya bahwa dengan menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi penganggaran partisipatif dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap penelitian-penelitian penganggaran partisipatif.
Clinton (1999) dalam Wong-On-Wing, Guo, dan Lui (2010) menyatakan bahwa komitmen
organisasi mempengaruhi penganggaran partisipatif. Hal ini diharapkan bahwa dengan adanya
komitmen individu yang lebih kuat serta dengan keterlibatan mereka di dalam organisasi yang
lebih tinggi maka dapat dicapai tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran yang lebih
tinggi.
Page | 6
Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau
diuji kebenarannya, mengenai konsep atau construct yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena-fenomena.
Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut dengan
HIPOTESIS.
HIPOTESIS dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di
antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat
diuji.
Penelitian tidak selalu harus menggunakan hipotesis. Penelitian yang tipe risetnya pengujian
hipotesis (hypothesis testing) menggunakan hipotesis karena hipotesisnya sudah dapat
ditentukan di awal riset. Penelitian eksploratori (exploratory research) tidak menggunakan
hipotesis, karena hipotesisnya belum dapat ditentukan di awal riset.
Fungsi Hipotesis
Menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional
Menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris
Digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian data
Menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian
Page | 7
H0 = A tidak lebih besar dari B
Ha = A lebih besar dari B
Page | 8
Pengembangan Hipotesis
Contoh :
Komitmen organisasi merupakan jembatan penghubung antara pimpinan dengan pelaksana.
Dengan adanya komitmen organisasi yang kuat maka semua pihak akan bekerja sama agar
organisasi dapat mencapai hasil yang lebih baik dari waktu ke waktu (Abdul, 2008). Para
pemerhati masalah perilaku organisasi mengindikasikan bahwa komitmen organisasi afektif
bermanfaat bagi kinerja karyawan (Randall, 1990; Allen dan Meyer, 1996; Nouri dan Parker,
1998; serta Riketta, 2002 dalam Yu Ni et al.)
Randall (1990) serta Mathieu dan Zajac (1990) dalam Nouri dan Parker (1996) menemukan
bukti empiris bahwa komitmen organisasi afektif atau attitudinal mempunyai hubungan yang
Page | 9
lebih kuat dengan hasil kerja dibandingkan dengan komitmen organisasi continuance atau
calculative. Menurut hasil studi Van Maanen (1975) membuktikan bahwa komitmen
organisasi berhubungan positif dengan kinerja individual.
Sejalan dengan Van Maanen (1975), Meyer et al. (1989) membuktikan bahwa komitmen
organisasi memberikan manfaat bagi perusahaan berupa meningkatnya kinerja perusahaan.
Selanjutnya Mayer dan Schoorman (1992) membuktikan bahwa individual dengan komitmen
organisasi yang tinggi berdampak pada kinerja yang tinggi pula.
Dick dan Metcalfe (2001) dalam Yahya et al. (2008) menguji peran komitmen organisasi pada
sektor publik. Studi dilakukan dengan melakukan survey pada petugas kepolisian dan staf-staf
sipil, dengan hasil bahwa komitmen organisasi berhubungan erat dengan kinerja individual.
Page | 10