Anda di halaman 1dari 7

DINAMIKA DAN STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON

DI DANAU TABOO

Oleh:
Novi Ariyanti
B1J012205

TUGAS TERSTRUKTUR LIMNOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN

Danau Taabo merupakan danau pusat pengaturan dari bendungan Kossou yang
terletak dibagian hilir dari pertemuan Sungai Putih Bandama atau biasa disebut Red
Bandama. Danau Taboo terletak antara 60 25-56 Lintang Utara dan 50 07-33 Bujur
Timur di Afrika Barat. Danau Taboo memiliki daerah tangkapan dari 58,700 km 2 dan
umumnya mengalami fluktuasi harian dari permukaan air sekitar 3 meter tergantung
pada fungsi bendungan Kossou dan gangguan angin. Kegiatan utama di wilayah ini
adalah pertanian menempati 85% dari lahan tangkapan air dan menggunakan sejumlah
besar bahan kimia.
Danau Taaboo mengalami eutrofikasi ditandai dengan kolonisasi terus menerus
oleh invasi tumbuhan air sejak tahun 1990. Hal ini disebabkan oleh pengayaan waduk
dengan nutrisi dan pestisida yang berasal dari sekitar pertanian, yang mengancam
sumber daya kehidupan air dalam hal ketersediaan, keragaman dan struktur. Komunitas
fitoplankton terdiri dari kumpulan spesies dengan karakteristik morfologi dan fisiologis
yang berbeda. Fitoplankton merupakan produsen utama, membentuk tingkat trofik
terendah di rantai makanan ekosistem air tawar, selain itu jumlah dan jenis fitoplankton
berfungsi untuk menentukan kualitas badan air. Distribusi dan keanekaragaman
fitoplankton pada zona yang berbeda dari badan air dipengaruhi oleh parameter fisika
dan kimia air.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input nutrisi
antropenik, baik pada kualitas air dan komunitas fitoplankton di Danau Taabo yang
terletak di iklim tropis ditandai dengan dua musim penghujan dan dua musim kemarau
serta suhu relatife tinggi sepanjang tahun.
II. METODE

Pengambilan sampel air dilakukan dengan mengumpulkan sampel air selama


lima periode dari Juli 2006 sampai Juni 2007. Kejernihan air diukur menggunakan
secchi disk. Lokasi pengambilan sampel diambil dari 6 zona. Pengukuran parameter
fisika dan kimia menggunakan alat multiparameter WTW 340i. Sampel air dianalisis di
laboratorium untuk menentukan konsentrasi amonia (mg/L dari NH4 +), nitrat (mg/L N-
NO3), nitrit (mg/L N-NO2), fosfat (mg/L dari PO43-) dan silika (mg/L dari SiO2-).
Sampel air diawetkan menggunakan formalin untuk penentuan dan perhitungan
fitoplankton yang kemudian diamati di bawah mikroskop. Komposisi dan struktur
fitoplankton dinilai dari kekayaan taksonomi (jumlah taksa), keragaman (indeks
Shannon-Wiener, Ish = - ((ni / N) log 2 (ni / N))), keseragaman (indeks Pielou, E' =
H'/log 2 S) dan kelimpahan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil peneletian Parameter fisik dan kimia kualitas air dari danau
Taabo bervariasi secara signifikan dari permukaan air samapai ke kedalaman (uji
Wilcoxon, p <0,05). Kejernihan air berkisar 0,56-1 meter. Nilai kejernihan terendah
diukur selama musim penghujan (Juli 2006 dan Juni 2007) dan yang tertinggi dimusim
kemarau (Desember 2006 dan Maret 2007). Suhu berkisar 260-320 C, pH 6,55 dan 7,85
yang menunjukan perairan bersifat sedikit asam dan basa. Keadaan oksigen terlarut
menurun sepanjang tahun, mungkin disebakan permukaan badan air menunjukan
kejenuhan. Konsentrasi amonia mengalami variasi temporal dan peningkatan yang besar
dengan kedalaman (0,03 a 3,05 mg.L-1). Konsentrasi total fosfor terlarut dalam air
baku (tapa filter) berkisar 0,01-54 mg/L. Konsentrasi nitrat diukur antara 0,12 dan 3,81
mg/L. Tingkat nitrit (NO2-) berfluktuasi antara 0,02 dan 2,19 mg/L. Peningkatan kadar
bervariasi selama musim hujan. Konsentrasi silika berkisar 3,41-46,81 mg/L.
Konsentrasi nutrisi yang tinggi diukur pada stasiun S4, S6, dan S5 terletak di daerah
hilir, sementara nilai-nilai rendah yang dicatat di S1 dan S2 pada daerah hulu. Nilai
menengah tercatat di stasiun S3 menunjukkan peran yang dimainkan oleh kejernihan air.
Nilai tersebut sedikit bervariasi dari permukaan ke kedalaman. Konsentrasi klorofil a
yang umumnya cukup tinggi dan berkisar antara 0,84 dan 16,52 mg/L, konsentrasi
tertinggi berada pada kedalaman 0,5 meter sedangan konsentrasi terndah pada
kedalaman 4 meter. Tingginya konsentrasi klorofil a terjadi pada periode pertama dari
Desember 2006 sampai Januari 2007 dan periode kedua dimulai dari Maret berakhir
pada Maret 2007 yaitu dengan ditandai peningkatan pertumbuhan Eudorina elegans and
Pandorina sp. dan menurun pada saat musim penghujan.
Analisis jumlah fitoplankton menunjukan 118 taksa dari 45 genera yang
dominan di stasiun tertentu. Taksa dibagi kedalam liama kelas yaitu 36 Clorophyta
(Chlorophyta, dan Conjugatophyceae), 30 Cyanophyceae, 28 Diatom, 17
Euglenophyceae, 6 Dinoflagellates, 1 Chrysophyte. Fitoplankton di Danau Taabo rata-
rata 41 spesies per stasiun, dengan kekayaan maksimum dari 57 taksa di Stasiun S4 di
musim kemarau. Maksimum kekayaan (32 taksa) diamati pada kedalaman 1 m di S5. di
bawah kedalaman 2 m, kekayaan secara signifikan lebih rendah (uji Wilcoxon, p =
0,001). Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kekayaan spesies yang
diamati antar stasiun dan musim (Uji Wilcoxon, p = 0,163 dan p = 0.230 masing-
masing). Indeks Shannon (H) dan pemerataan (E) didasarkan pada proporsi spesies yang
diamati. Dalam Danau Taabo, yang nilai rata-rata tahunan yang masing-masing: S1 (H =
1,48, E = 0.60), S2 (H = 0,39, E = 0,31), S3 (H = 1,72, E = 0.61), S4 (H = 3.46, E =
0,78), S5 (H = 1,83, E = 0,66), S6 (H = 1,99; E = 0.67). Nilai minimum H dan E yang
diamati pada S2 stasiun (H = 0,39, E = 0.31) dan maksimum diperoleh pada S4 (H =
3,46, E = 0,78). Indeks keragaman di stasiun S4, S5, S6 dan S1 cukup tinggitinggi dan
stasin S3 relatif rendah.
Perubahan dalam ekosistem danau disebabkan oleh faktor alam maupun aktivitas
manusia. Pengaruh alam seperti variasi iklim di wilayah Afrika Barat menyebabkan
perubahan dalam tingkat danau. Penggunaan lahan pertanian yang terjadi selama
periode tersebut dapat berkontribusi mempengaruhi sedimen dan suplai nutrisi ke danau,
serta menurunkan kadar air yang dapat mempengaruhi perubahan habitat. Keragaman
fitoplankton di danau Taabo didominasi oleh Chlorophyta. Struktur dan komunitas
fitoplankton antar stasiun tidak jauh berbeda. Kepadatan fitoplankton relatif lebih tinggi
dibagian hilir daripada hulu yaitu dalam sistem sungai-danau, arus lebih atau kurang
cepat dan komunitas fitoplankton langka. sebaliknya, kepadatan fitoplankton relatif
tinggi pada daerah sedimen.
Gradien konsentrasi oksigen terlarut mengakibatkan oksidasi unsur organik.
Konsentrasi amonia dibagian hlir badan air tercatat tinggi. Bakteri aerob tidak dapat
merubah kondisi karena nitrogen dalam bentuk ammonia bersifat lebih dominan.
Lingkungan eutrofik merupakan ciri khas dari lingkungan yang kaya akan unsur organik
yang akan menyebabkan melimpahnya phytoplankton. Kandungan fosfor didominasi di
beberapa stasiun (S4, S5, S6) selama musim hujan. Sebagian besar detritus tidak
sempurna dalam mineralisai akan tenggelam dan terakumulasi kekurangan oksigen.
Pembuangan limbah yang tidak terkontrol akan menyebabkan melimpahnya
pertumbuhan yang didominasi oleh Chlorophyta, Cyanobacteria dan Euglena. Genera
tersebut merupakan ciri khas lingkungan yang tercemar oleh unsur organik. Blom alga
terjadi 1-2 bulan setelah musim hujan setelah adanya suplai fosfor dari lahan sekitar
pertanian. Struktur komunitas fitoplankton sebagian ditandai oleh sejumlah kecil spesies
Bacillariophyceae, juga dicatat oleh Carl Bro International (1999). Oleh karena itu,
dominasi alga hijau dan jumlah yang lebih tinggi dari spesies cyanobacteria
menunjukkan perubahan yang terjadi di komunitas fitoplankton. Pengkayaan nutrisi dari
DAS dan adanya sedimen mendukung pertumbuhan keragaman komunitas
fitotoplankton.
IV. KESIMPULAN
1. Ekosistem Danau Taabo berada dipengaruhi faktor kimia dan keragaman fitoplankton
dipengaruhi oleh faktor fisik, yang disebabkan oleh pengaruh aktivitas manusia
disekitar danau.
2. Keseimbangan ekosistem akibat suplai nutrisi terus menerus dan pembuangan limbah
pupuk pertanian menyebabkan ketidakstabilan komunitas plankton.

DAFTAR REFERENSI
Carl Bro International. 1999. Etude bathymtrique et limnologique du lac de Guiers.
Rapport de synthse Hydroconsult international, Sgpre, pp.119.

Groga1, N., A, Ouattara., A, Koulibaly., A, Dauta., C, Amblard., P, Laffaille., and G.


Gourene. 2014. Dynamic and structure of Phytoplankton Community and
Environment in the Lake Taabo (Cte dIvoire). International Research
Journal of Public and Environmental Health, 1 (3), pp. 70-86.

Kanagasabapathi , V and M.K, Rajan. 2010. Preliminary Survey of Plankton in


Irrukkangudi Reservoir, Virudhunagar District, T.N., India. Journal of
Phytology, 2(3), pp. 6372.

Anda mungkin juga menyukai