Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional
(Rakerkesnas) I di Jakarta, di mana dibicarakan upaya pengorganisasian sistem pelayanan
kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan
kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M (Pencegahan,
Pemberantasan, Pembasmian Penyakit Menular ) dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan
tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua
pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat
Kesehatan Masyarakat(Puskesmas).
Pembangunan kesehatan mempunyai visi Indonesia sehat diantaranya dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah membangun
puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan mempunyai 2
puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah melaksanakan
kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat, ditandai dengan
makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat dan umur
harapan hidup (Kepmenkes, 2004).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas, selain
dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan kesehatan
terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga pelayanan kesehatan dapat
lebih berkembang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo,
2008)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

B. Visi dan Misi Puskesmas


1. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Indikator Kecamatan Sehat:
a. lingkungan sehat
1) perilaku sehat
2) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
3) derajat kesehatan penduduk kecamatan
2. Misi Puskesmas
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya

C. Peran Puskesmas
peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara
komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit

D. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
4. masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

E. Struktur Organisasi
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha:
3. Data dan Informasi,
4. Perencanaan dan Penilaian,
5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
7. UKM / UKBM
8. UKP
9. Jaringan pelayanan Puskesmas:
10. Unit Puskesmas Pembantu
11. Unit Puskesmas Keliling
12. Unit Bidan di Desa/Komunitas

F. Tata Kerja
1. Kantor Camat koordinasi
2. Dinkes UPT bertanggung jawab ke Dinkes
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama sebagi mitra
4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat sebagai pembina
5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan kerjasama
6. Lintas sektor koordinasi
7. Masyarakat perlu dukungan/partisipasi BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
G. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat. Hal ini dapat
kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan Minimal adalah suatu
standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib
daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup : jenis
pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan
Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh seluruh
kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya diselenggarakan oleh
kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW-SPM wajib meliputi penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan
pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM
spesifik meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll.
Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal.

H. Program Pokok Puskesmas


Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya,
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian kegiatan
pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )


2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan
keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas
dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ). Disamping
penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas
sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah
Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan
maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah. Keadaan
darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau
bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda
kegiatan lain.

I. Masalah-Masalah mutu pelayanan kesehatan yang Muncul di Lingkup Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan
pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah
seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat,
namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada
dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya.
Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan
Puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya
Puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat
dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk
menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat itu tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.
Misalnya: sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas, yang dikeluhkan
masyarakat. Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis yang dinilai
cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada puskesmas telah
menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada apotik. Di samping itu, ketika
membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat mengikuti kegiatan perkampungan pemuda,
kemudian warga yang lain mengantarnya ke Puskesmas, pasien itu tidak dilayani dengan baik
bahkan mereka (perawat-red) mengaku telah kehabisan stok obat.
Hal tersebut, tentu telah merusak citra Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan
kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu dalam memberikan pertolongan pertama yang
sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Selain itu, tidak berjalannya tugas edukatif di
Puskesmas yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas
promotif. Menurut masyarakat, petugas puskesmas sangat jarang berkunjung, kalaupun ada, yaitu
ketika keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk atau
penderita TB.
Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif dibanding upaya promotif.
Kemudian, perawat / bidan puskesmas biasanya aktif dalam BP, puskesmas keliling, dan
puskesmas pembantu. Jelas dalam tugas tersebut, perawat / bidan melakukan pemeriksaan pasien,
mendiagnosa pasien, melakukan pengobatan pada pasien dengan membuat resep pada pasien.
Namun, ketika melakukan tugas tersebut tidak ada supervisi dari siapapun, khususnya penanggung
jawab dalam tindakan pengobatan/medis. Tenaga perawat / bidan seolah-olah tidak menghargai
kegiatan-kegitan formalnya sendiri, karena mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal ini berdampak
kepada status kesehatan masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin upaya
kesehatan ibu dan anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi
kesehatan masyarakat. Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke
arah kuratif, maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit akan
memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik.
Tapi kalaulah Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka
tugas eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan, dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan, atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur program-
programnya, sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator, pemberi dana dan pengadaan
petugas, untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada Puskesmas, atau pelayanan
kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta. Tidak hanya hal-hal yang telah diungkapkan di
atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas.
misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat hanya sampai jam 14.00 WIB,
kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang memiliki otoritas untuk
memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya secara
mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi dalam
melaksanakan tugas di puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito Wiku. 2007. Sistem Kesehatan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003

Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009. Jakarta. Menuju
Indonesia Sehat 2010.Jakarta.

1. Pengertian Puskesmas

Menurut Trihono dalam buku Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat
pengertian puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul
oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Puskesmas menurut menurut Pedoman Kerja Puskesmas DEPKES-RI adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak dari peranan pemerintah
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat luas. Dengan kata lain
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja Puskesmas ditentukan oleh Bupati/Walikota, dengan saran teknis dari
kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan
atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk
setiap Puskesmas.

B. Fungsi Puskesmas,dan Mutu Pelayanan Kesehatan


1. Fungsi puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia Sehat 2010.
Apabila dilihat dari fungsinya Puskesmas dan Pustu memiliki tiga fungsi yaitu :
a. Pusat penggerak pembanguanan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masrakat untuk hidup sehat, berperan aktif adalah memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat
ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khusunya social budaya
masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi :
1. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods)
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehtan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberatasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat
serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2. Mutu Pelayanan Kesehatan


Dalam upaya membuat pemberian pelayanan kesehatan makin merata dan bermutu,
ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dasar sangat diperlukan. Sampai dengan akhir tahun
2005 telah tersedia 7.550 Puskesmas, sekitar 22.000 Puskesmas Pembantu, dan 6.132 Puskesmas
Keliling. Hampir seluruh Kabupaten/Kota telah memiliki Rumah Sakit, baik milik pemerintah
maupun swasta. Meskipun demikian, banyak golongan masyarakat terutama penduduk miskin
belum sepenuhnya dapat mengakses pelayanan kesehatan karena kendala biaya, jarak dan
transportasi. Namun tidak dapat dipungkiri, peran Puskesmas sangatlah penting dan strategis
sebagai Pelayanan kesehatan ujung tombak di Indonesia. Oleh karenanya dibutuhkan
pengeloalaan yang professional dan menyeluruh.
Dengan melihat mutu pelayanan kesehatan dari segi konsumen berarti membahas mutu
pelayanan kesehatan bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, sehingga mutu dari Puskesmas
yang akan kami bahas adalah salah satu aspek atau produk dari sumber daya atau kegiatan
fasilitas tersebut yaitu mutu pelayanan kesehatan yang lebih terkait pada dimensi ketanggapan
petugas atas kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi, atau kesembuhan atas penyakit yang
diderita.
Penelitian lain yang dilakukan Smith dan Metzner pada tahun 1970 (Azwar,1993)
menunjukkan perbedaan dimensi terhadap pelayanan kesehatan :
1. Bagi dokter, dimensi mutu pelayanan kesehatan yang dipandang penting adalah pengetahuan
ilmiah yang dimiliki oleh dokter, perhatian dokter kepada pasien, keterampilan yang dimiliki
oleh dokter, efisiensi pelayanan kesehatan serta kenyamanan pelayanan yang dirasakan oleh
pasien.
2. Sedangkan untuk pasien sebagai pemakai jasa, dimensi mutu yang dipandang paling penting
adalah efisiensi pelayanan kesehatan, perhatian dokter, keterampilan dokter serta kenyamanan
yang dirasakan oleh pasien. Berdasarkan penelitian tersebut maka mutu pelayanan kesehatan
bagi konsumen atau pasien sebagai pemakai jasa selain ketanggapan petugas atas kebutuhan
pasien, kelancaran komunikasi, atau kesembuhan atas penyakit yang diderita. Ditambah juga
dengan aspek efisiensi pelayanan kesehatan, perhatian dokter, keterampilan dokter serta
kenyamanan yang dirasakan oleh pasien. Berdasarkan penggabungan aspek mutu pelayanan
kesehatan diatas maka hal yang perlu ditingkatkan dalam pelayanan kesehatan Puskesmas
adalah:
a. ketanggapan petugas (dokter, bidan, perawat) atas kebutuhan pasien.
b. kelancaran komunikasi.
c. perhatian dokter.
d. keterampilan dokter.
e. serta kenyamanan yang dirasakan oleh pasien
Dalam pelayanan kesehatan dan penanganan pasien di pustu apabila tidak bisa di tangani
maka dilakukan pertolongan pertama dan di rujuk ke pelayanan kesehatan yang sarana dan
prasarananya memadai kepuskesmas atau ke rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai