Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

Hari/Tanggal : Kamis / 18 Mei 2017


Waktu : (30 menit)
Tempat : Perumahan Ariesco Block CI no.04 RT.24 (Kediaman
ketua RT. 24)
Sasaran : Masyarakat RT 24 dan RT 37
Pelaksana : Mahasiswa Stikes Muhammadiyah Samarinda
Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sub Topik : - Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
- Faktor penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
- Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
- Akibat Demam Berdarah Dengue (DBD)
- Pemeriksaan dini Demam Berdarah Dengue (DBD)

I. Latar Belakang
Selama ini semua manusia pasti mengatahui dan mengenal serangga
yang disebut nyamuk. Nyamuk dan manusia bisa dikatakan hidup
berdampingan bahkan nyaris tanpa batas. Namun, berdampingannya
manusia dengan nyamuk bukan dalam makna positif. Tetapi nyamuk
dianggap mengganggu kehidupan umat manusia. Meski jumlah nyamuk yang
dibunuh manusia jauh lebih banyak daripada jumlah manusia yang meninggal
karena nyamuk, perang terhadap nyamuk seolah menjadi kegiatan tak pernah
henti yang dilakukan oleh manusia.

Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit


endemis di Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama
kesehatan masyarakat. Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik
Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, yang
mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada
sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit Demam Berdarah biasa ditandai dengan panas mendadak
selama 2 7 hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan manifestasi
perdarahan, seperti petekie, epistaxis kadang disertai muntah darah, berak
darah, kesadaran menurun, dan syock. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian
lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Merebaknya kasus DBD ini
menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini
terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan
sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi.
DBD bukanlah merupakan penyakit baru, penyakit ini telah menjangkiti
27 provinsi di Indonesia dan menyebabkan 16.000 orang menderita, serta
429 jiwa meninggal dunia, hal ini terjadi sepanjang bulan Januari sampai April
1998 (Tempo, 2004). WHO bahkan memperkirakan 50 juta warga dunia,
terutama bocah-bocah kecil dengan daya tahan tubuh ringkih, terinfeksi
demam berdarah setiap tahun.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam dengue yang disertai
pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa
terjadi kegagalan sirkulasi darah dan syok hipovolemik akibat kebocoran
plasma. DBD merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang penularannya dari satu penderita ke penderita lain disebarkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya
dengan memberantas nyamuk tersebut. Salah satu cara untuk memberantas
nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan Fogging. Selain itu juga
dapat dilakukan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatisasi untuk
memberantas jentik nyamuk.
Berbagai upaya pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD)
telah dilaksanakan meliputi : promosi kesehatan tentang pemberantasan
sarang nyamuk, pencegahan dan penanggulangan faktor resiko serta kerja
sama lintas program dan lintas sektor terkait sampai dengan tingkat desa
atau kelurahan untuk pemberantasan sarang nyamuk. Masalah utama dalam
upaya menekan angka kesakitan DBD adalah belum optimalnya upaya
pergerakan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk
Demam Berdarah Dengue, oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk DBD perlu di tingkatkan, antara lain
pemeriksaan jentik secara berkala dan berkesinambungan serta
menggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami tertarik untuk
memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan mengenai Demam
Berdarah Dengue yang meliputi : Pengertian Demam Berdarah Dengue
(DBD), Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), Tanda dan Gejala
Demam Berdarah Dengue (DBD), Akibat Demam Berdarah Dengue (DBD)
dan Pemeriksaan dini Demam Berdarah Dengue (DBD).

II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan
memahami tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

III. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan, sasaran dapat:
1. Menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Menjelaskan tentang faktor penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)

3. Menjelaskan tentang gejala gajala Demam Berdarah Dengue (DBD)

4. Menjelaskan tentang akibat Demam Berdarah Dengue (DBD)

5. Menjelaskan tentang pemeriksaan dini Demam Berdarah Dengue (DBD)

IV. Materi (Terlampir)


a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
b. Faktor penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
c. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
d. Akibat Demam Berdarah Dengue (DBD)
e. Pemeriksaan Dini Demam Berdarah Dengue (DBD)
V. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
d. Evaluasi

VI. Media/Alat
a. Flip Chart
b. Leaflet
VII. Setting

Keterangan : : Moderator

: Penyaji

: Notulen

: Observer

: Fasilitator

: Audiens

VIII. Pengorganisasian dan Uraian Tugas


a. Moderator: bertugas membuka penyuluhan, mendampingi pemateri untuk
berinteraksi dengan audien dan menutup penyuluhan.
b. Penyaji : bertugas menyampaikan materi terkait kepada sasaran
penyuluhan.
c. Notulen : bertugas mencatat pertanyaan dan proses pada saat
penyuluhan.
d. Observer : bertugas mencatat dan mengamati proses penyuluhan dari
awal hingga
akhir penyuluhan.
e. Fasilitator: bertugas untuk mendampingi audien apabila ada yang ingin
audien
tanyakan tentang materi terkait.

IX. Kegiatan Pembelajaran/Penyuluhan

Tahapan dan Kegiatan Penyuluhan


No.
Waktu Pelaksanaan Sasaran

1. Memberi salam Menjawab salam


Memperkenalkan diri Menjawab
Memberi gambaran pertanyaan
umum tentang Demam

Membuka Berdarah Dengue


penyuluhan (DBD)

(5 menit) Menggali pengetahuan


peserta tentang
Demam Berdarah
Dengue (DBD)

Membuat kontrak
waktu

Menjelaskan
Pengertian Demam
Berdarah Dengue
(DBD)
Menjelaskan tentang
faktor Penyebab
Demam Berdarah
Penyampaian
Dengue (DBD)
Materi Menjelaskan tentang
Menyimak dengan
Tanda dan gejala
seksama
Demam Berdarah (mendengarkan dan
2. Dengue (DBD) memperhatikan)
Mnjelaskan tentang
Aktif bertanya
akibat Demam dengan materi yang
Berdarah Dengue telah disampaikan
(DBD)
Menjelaskan tentang
pemeriksaan dini
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
Menjelaskan tentang
terapi dan pengobatan
o Demam Berdarah
Dengue (DBD)
Evaluasi Tanya jawab

(10 menit ) Menanyakan kembali


3 Parsitipasi Masyarakat
Post test
Kesimpulan
4. Penutup Memberi atau
Memberi kesan dan
(5 menit) meminta pesan dan
pesan
kesan
Menjawab salam
Memberi salam

X. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Satuan acara penyuluhan ini dibuat seminggu sebelum penyuluhan
dilaksanakan.
2. Menggunakan power point dan leaflet
3. Melakukan konsultasi kepada dosen tentang materi yang akan
disampaikan dalam penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
1. Proses penyuluhan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya
jawab.
2. Audien boleh bertanya disaat proses pemberian materi.
3. Audien aktif terhadap penyampaian materi yang disampaikan.
4. Penyuluhan dilakukan selama 30 menit.
c. Evaluasi Hasil
1. Audien dapat mengerti 75 % dari materi yang telah disampaikan
pemateri.
2. Audien mampu menjawab dan menanggapi dari pertanyaan yang ada.
d. Pertanyaan
1. Apa pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)?
2. Apa penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)?
3. Apa tanda dan gejala dari Demam Berdarah Dengue (DBD)?
4. Sebutkan cirri-ciri nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD)?
5. Apakah ada cara lain untuk mencegah Demam Berdarah Dengue DBD
selain melakukan 3M?
Kunci Jawaban
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang
sering menimbulkan wabah dan kematian dimana vaksin untuk
mencegahnya belum ditemukan.
2. Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes Aegypti.
3. Tanda-tanda:
a. Mendadak demam tanpa sebab yang jelas, berlangsung 2 7 hari.
b. perdarahan seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas
digigit nyamuk
c. Kadang-kadang terjadi mimisan, muntah darah dan bab berdarah.
Kadang-kadang
d. nyeri ulu hati karena perdarahan pada lambung. Bila sudah parah
penderita
e. gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, hal tersebut disebut dengan
syok.

4. Nyamuk berwarna hitam dengan bercak putih di punggung. Hidup


disekitar rumah dan berkembangbiak di tempat penampungan air dan
tidak beralaskan tanah seberti bak mandi, tempayan, drum, vas bunga
dan barang-barang yang dapat menampung air seperti kaleng kosong,
ban bekas, pot penanaman air, tempat minuman burung dan lain-lain.
Jarak terbangkira-kira 100 meter. Istirahat di tempat gelap dan lembab.
Menggigit manusia pada siang hari.
5. Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan atau
pengasapan atau fogging dengan menggunakan insektisida. Fogging
dilakukan di dalam maupun diluar rumah. Cara yang paling tepat dan
sederhana dengan memberantas jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti di
tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) DBD secara teratur sekurang-
kurangnya seminggu sekali
PSN-DBD dapat dilakukan dengan cara :
a. Fisik
Cara ini dikenal dengan 3 M : menguras dan menyikat bak
mandi, WC dan lain-lain, menutup tempat penampungan air di rumah
tangga seperti tempayan, drum dan lain-lain, mengubur,
menyingkirkan dan memusnakan barang-barang bekas seperti
kaleng, ban, barang plastik dan lain-lain.
b. Kimia
Cara memberantas jentik dengan menaburkan bubuk abate
pada tempat tempat penampungan air yang sulit dikuras dan didaerah
yang air besihnya sulit di dapat sehingga perlu penampung air hujan.
Takaran yang dipakai adalah 1 sendok makan peresuntuk 100 liter air.
c. Biologi
Cara memberantas jentik dengan cara memelihara ikan
pemakan jentik seperti ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang atau
tempalo dan lain-lain.

XI. Lampiran Materi

1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedesa egypti yang
sering menimbulkan wabah dan kematian dimana vaksin untuk
mencegahnya belum ditemukan.

2. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit DBD disebabkanoleh virus dengue. Virus ini sering
menyerang anak, remaja, dan dewasa.

3. Cara Penularan Virus Dengue


Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedesa egypti.
Penularan dapat terjadi bila ada tiga faktor yang berperan yaitu manusia,
virus dengue dan yamuk Aedesa egypti. Bila nyamuk Aedes aegypti
menggigit atau mengisap darah manusia penderita DBD, maka virus
dengue ikut terhisap dan akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh
tubuh nyamuk termasuk pada kelenjar liurnya. Jika orang yang ditularkan
tidak memiliki kekebalan maka ia akan segera menderita DBD dalam waktu
7 hari.
4. Ciri-Ciri Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk berwarna hitam dengan bercak putih di punggung. Hidup di
sekitar rumah dan berkembang biak di tempat penampungan air dan tidak
beralaskan tanah seberti bak mandi, tempayan, drum, vas bunga dan
barang-barang yang dapat menampung air seperti kaleng kosong, ban
bekas, pot penanaman air, tempat minuman burung dan lain-lain. Jarak
terbang kira-kira 100 meter. Istirahat di tempat gelap dan lembab. Menggigit
manusia pada siang hari.

5. Ciri-Ciri Jentik Nyamuk Aedes aegypti


a. Jentik kecil yang menetas dari telur itu akan tumbuh menjadi besar yang
panjangnya 0,5-1 cm
b. Jentik Aedes aegypti selalu bergerak aktif dalam air, gerakannya
berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas
c. Posisinya hamper tegak lurus dengan permukaan air dan biasanya
berada disekitar dinding tempat penampungan air
d. Setelah 6-8 hari jentik itu akan berkembang/berubah menjadi
kepompong
6. Derajat Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pembagian DBD menurut WHO dibagi menjadi 4 :
Derajat 1 dan 2 disebut DHF tanpa renjatan,sedang 3 dan 4 disebut DHF
dengan renjatan atau DSS.
1) Derajat 1:
Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari
disertai dengan gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan.
Manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif,
trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
2) Derajat 2
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan
spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan
gusi.
3) Derajat 3
Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat
dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg), hipotensi (systole <
80 mmHg) disertai kulit yang dingin,lembab dan penderita menjadi
gelisah.
4) Derajat 4
Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang takteraba dan
tekanan darah yang tak dapat diukur, dapat disertai dengan penurunan
kesadaran, sianotik dan asidosis.
7. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
Mendadak demam tanpa sebab yang jelas, berlangsung 2 7 hari.
Tanda-tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas
digigit nyamuk Kadang-kadang terjadi mimisan, muntah darah dan bab
berdarah. Kadang-kadang nyeri ulu hati karena perdarahan pada lambung.
Bila sudah parah penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, hal
tersebut disebut dengan syok.

8. Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)


Infeksi primer pada demam dengue dan penyakit mirip dengue
biasanya ringan dan dapat sembuh sendirinya. Kehilangan cairan dan
elektrolit, hiperpireksia, dan kejang demam adalah komplikasi paling sering
pada bayi dan anak-anak. Epistaksis, petekie, dan lesi purpura tidak umum
tetapi dapat terjadi pada derajat manapun. Keluarnya darah dari epistaksis,
muntah atau keluar dari rektum, dapat memberi kesan keliru perdarahan
gastrointestinal.Pada dewasa dan mungkin pada anak-anak, keadaan yang
mendasari dapat berakibat pada perdarahan signifikan.Kejang dapat terjadi
saat temperatur tinggi, khususnya pada demam chikungunya. Gejala klinis
yang semakin berat pada penderita DBD dan dengue shock syndrome
dapat berkembang menjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan hati.
Hal ini tentu dapat mengancam jiwa.
Sindrom Syok Dengue (SSD)
Seluruh kriteria Demam Berdarah Dengue (DBD) disertai kegagalan
sirkulasi dengan manifestasi:
a. Nadi yang cepat dan lemah
b. Tekanan darah turun ( 20 mmHg)
c. Hipotensi (dibandingkan standar sesuai umur)
d. Kulit dingin dan lembab
e. Gelisah
Komplikasi menurut lainnya:
1) Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD
yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia,
hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya
ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka
kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah
otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang
menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar
darah-otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan
dengan kegagalan hati akut.
Pada ensefalopati cenderung terjadi udem otak danalkalosis, maka
bila syok telah teratasi cairan diganti dengan cairan yang tidak
mengandung HC03- danjumlah cairan harus segera dikurangi. Larutan
laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) :
glukosa (5%) = 1:3. Untuk mengurangi udem otak diberikan
dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat
perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan. Bila
terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin K intravena 3-10 mg
selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan > 80 mg. Mencegah
terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dengan mengurangi jumlah
cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan elektrolit.
Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang adekuat. Untuk
mengurangi produksi amoniak dapat diberikan neomisin dan laktulosa.
Usahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya
antasid, anti muntah) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam
hati. Transfusi darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi
yang tepat. Bila perlu dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan
dapat diberikan asam amino rantai pendek.
2) Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal,
sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai
sindrom uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal
maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume intravaskular,
penting diperhatikan apakah benar syok telah teratasi dengan baik.
Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan
untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1
ml / kg berat badan/jam. Oleh karena bila syok belum teratasi dengan
baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok
berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai acute tubular
necrosis, ditandai penurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum
dan kreatinin.
3) Udem paru
Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat
pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit
ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak
akan menyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma masih
terjadi. Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang
ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih, pasien akan
mengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata,
dan ditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada.
Komplikasi demam berdarah biasanya berasosiasi dengan semakin
beratnya bentuk demam berdarah yang dialami, pendarahan, dan shock
syndrome. Komplikasi paling serius walaupun jarang terjadi adalah sebagai
berikut:
a. dehidrasi
b. Pendarahan
c. Jumlah platelet yang rendah
d. hipotensi
e. bradikardi
f. Kerusakan hati
g. Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan
penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable)
sampai 2-4 cm di bawah lengkung iga kanan, derajat pembesaran hati
tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Untuk menemukan pembesaran
hati ,harus dilakukan perabaan setiap hari. Nyeri tekan di daerah hati
sering kali ditemukan dan pada sebagian kecil kasus dapat disertai
ikterus.
h. Gangguan neurogik (kejang, ensephalopati)

9. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD)


Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :
- Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan
kurang ) atau kejang-kejang.
- Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet
positif atau negatif, kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan
PCV meningkat.
- Panas disertai perdarahan
- Panas disertai renjatan.
Belum atau tanpa renjatan:
Grade I dan II :
a. Oral ad libitum
b. Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg
BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk
anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman oralit,
air buah atau susu secukupnya.
Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum
sebanyak-banyaknya dan sesering mungkin. Apabila anak tidak
suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus
diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun
waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :
100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg
75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg
60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg
50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg
Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik
untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.
Dengan Renjatan ;
Grade III
a. Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam
apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan
nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat)
lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi
stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung
berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi
cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi
waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan
kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut :
100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg
75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.
60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.
50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.

b. Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20


mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg
dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut
memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang
lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal
30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai
dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam
dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat
mengatasi renjatan.
c. Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer
Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih
terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka
penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander
( dextran L atau lainnya ) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat
diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.
10. Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Belum ada vaksin yang tersedia melawan dengue, dan tidak ada
pengobatan spesifik untuk menangani infeksi dengue.Hal ini membuat
pencegahan adalah langkah terpenting, dan pencegahan berarti
menghindari gigitan nyamuk jika kita tinggal di atau bepergian ke area
endemik (CDC, 2010). Jalan terbaik untuk mengurangi nyamuk adalah
menghilangkan tempat nyamuk bertelur, seperti bejana/ wadah yang dapat
menampung air. Nyamuk dewasa menggigit pada siang hari dan malam hari
saat penerangan menyala.Untuk menghindarinya, dapat menggunakan
losion antinyamuk atau mengenakan pakaian lengan pajang atau celana
panjang dan mengamankan jalan masuk nyamuk ke ruangan.
Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dapat dilakukan dengan cara 3M
Plus sangat perlu dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun
khususnya pada musim penghujan. Program PSN , yaitu
a. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat
penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan
air minum, penampung air lemari es dan lain-lain
b. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air
seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan
c. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki
potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam
Berdarah.

Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan


pencegahan seperti :
1)Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang
sulit dibersihkan
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
3) Menggunakan kelambu saat tidur
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah
Penggunaan insektisida untuk memberantas nyamuk dapat dilakukan
dengan malathion. Cara penggunaan malathion adalah dengan pengasapan
(thermal fogging) atau pengabutan (cold fogging). Fogging merupakan
sebuah proses pembunuhan nyamuk dewasa melalui pengasapan. Fogging
sendiri dikenal dalam dua jenis, yakni fogging massal serta fogging fokus.
Sementara itu, fogging ternyata berbahaya untuk kesehatan manusia
diantaranya :
a. Kerusakan Ginjal
Fogging memang penting karena dengan pengasapan ini, nyamuk-
nyamuk dewasa banyak yang dapat diberantas. Tapi sayangnya justru
ginjal kita terkena pengaruh buruknya. Penyakit ginjal yang timbul akibat
fogging karena asap terlalu sering dihirup adalah gagal ginjal.
b. Mencemari Lingkungan
Fogging biasanya menggunakan perslin, fenithrothion, malation dan
bahkan sumithion dantermasuk dalam golongan organophosporester
insectisida. Namun yang paling sering digunakan adalah insektisida
malation dan ini masih ditambah dengan minyak tanah atau solar.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi apabila fogging dilakukan dalam
jangka waktu yang sebentar-sebentar.
c. Nyamuk Kebal
Sayangnya fogging bukanlah solusi terbaik untuk mengatasi demam
berdarah. Semakin sering fogging diadakan, nyamuk justru bukan
semakin banyak yang mati, tapi malah semakin kebal dari asap tersebut.
d. Bayi Menderita Gastrointestinal
Ibu hamil wajib berhati-hati karena wanita hamil telah ditemukan ada
yang melahirkan anak dengan masalah kelainan gastrointestinal. Ini
dikarenakan sang ibu hamil terkena paparan malation.
e. Anak Hiperaktif
Kandungan malation pada fogging juga tak baik untuk para ibu hamil di
mana ini malah membuat sang bayi nantinya tumbuh menjadi anak
hiperaktif.
f. Gangguan Sperma
Para pria pun tak luput juga dari bahaya fogging dengan malation
sebagai bahannya, senyawa pada fogging tersebut benar-benar
membayakan sampai-sampai dapat memengaruhi gerakan sperma.
g. Diare
Asap dari fogging bukanlah asap sembarangan karena di dalamnya
terdapat berbagai senyawa yang bisa meracuni tubuh manusia. Bahkan
perut pun dapat menjadi sakit dan memicu diare. Perut sakit dan disertai
muntah-muntah akan dialami sebelum akhirnya diare.
h. Gangguan Sistem Saraf
Pada jangka panjang, penggunaan dan pelaksanaan fogging di
lingkungan tempat kita tinggal hanya akan membuat sistem saraf
terganggu. Gejala-gejala dari terganggunya sistem saraf akibat fogging
antara lain:
Mudah lupa
Susah untuk fokus dan konsentrasi

Kepribadian dan perilaku yang berubah

Kelumpuhan

Hilangnya kesadaran sampai koma


i. Penyakit Kanker
Bila asap rokok saja bisa menyebabkan kanker paru-paru atau
setidaknya infeksi paru-paru, maka asap fogging pun hampir sama
efeknya. Asap dengan kandungan senyawa berbahaya dan tidak baik
untuk manusia bisa menyebabkan kanker. Kanker ini adalah efek dari
jangka panjang pelaksanaan fogging.
j. Kerusakan Paru-paru
Rusaknya paru-paru ternyata bukan hanya dari kebiasaan merokok
saja, melainkan juga terpapar oleh asap fogging. Kerusakan paru-paru
ini termasuk di dalam 28 gangguan yang disebabkan oleh malation serta
solar. Karena digunakan sebagai bahan pengencer malation, solar ini
kemudian menjadi racun dari hasil proses pembakaran.
k. Kelumpuhan pada Bayi
Para ibu hamil yang terpapar asap fogging, bakal menjadikan si
jabang bayi nantinya lahir lumpuh. Ini kondisi yang sangat patut dicegah
dan diwaspadai karena asap yang sang ibu hirup akan dihirup juga oleh
si bayi.
l. Kekebalan Tubuh Menurun
Proses pengasapan mampu menurunkan daya tahan tubuh
seseorang yang menghirupnya. Keadaan ini jugalah yang kemudian
berimbas pada hormon. Gangguan hormon pun turut berpotensi besar
dikarenakan sistem daya tahan tubuh tak dalam keadaan normal.

11. Pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD)


Beri minum sebanyak-banyaknya. Berikan kompres bila demam.
Berikan obat penurun panas misalnya parasetamol sesuai dengan dosis.
Harus segera di bawa ke pelayanan kesehatan. Laporkan segera ke
Puskesmas terdekat untuk mendapat upaya penanggulangan seperti
fogging agar tidak terjadi penyebaran.

DAFTAR PUSTAKA

1 http://syefrinayuwinda.blogspot.co.id/2012/06/sap-demam-berdarah-dengue-
dbd.html, diakses pada tanggal 30 maret 2017

Anda mungkin juga menyukai