Anda di halaman 1dari 13

Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel

Adipura,Makassar

ARTIKEL PENELITIAN

Low Back Pain (LBP) Pada karyawan (Driver/supir) di Hotel Adipura,


Makassar

Siswati Binti Asis


Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin

Abstrak
Latar belakang : Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kajian
dalam ilmu kesehatan masyarakat yang memfokuskan kajian dalam ilmu kesehatan
masyarakat pekerja baik sector formal maupun informal. Di tempat kerja, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti: faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis
dan faktor psikologis.1 Semua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana
kerja dan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja Pembangunan yang semakin
meningkat, otomatis disertai dengan peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif.
Aktifitas manusia sangat erat hubungannya dengan gerak fungsional dimana dalam
melakukan gerak, faktor fisik menjadi faktor yang mendominasi. Gaya hidup modern yang
dianut sebagian besar masyarakat Indonesia sangat memungkinkan suatu gangguan penyakit,
bagi yang bekerja dalam posisi duduk, berdiri yang lama, aktivitas-aktivitas yang berlebihan
dengan posisi yang tidak sesuai dapat juga menjadi faktor timbulnya nyeri Nyeri punggung
bawah atau low back pain adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri
punggung bawah ini sering disertai penualaran ke tungkai sampai kaki. Keluhan low back
pain ini ternyata menempati urutan kedua tersering setelah nyeri kepala. 2 Di Amerika Serikat
lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh low back pain dan di Indonesia ia merupakan
masalah kesehatan yang nyata. Prevalensi nyeri punggung bawah pada pemandu seperti supir,
pengendara sepeda motor, atau penarik becak lebih tinggi berbanding pekerjaan pekerjaan
lain, berdasarkan suatu studi penelitian, menunjukkan masalah nyeri punggung bawah yang
timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi saat ini. Nyeri punggung
bawah merupakan penyebab utama disabilitas okupasional di dunia dan penyebab utama
hilangnya hari kerja. Keluhan low back pain (LBP) pada pengemudi diakibatkan karena
beberapa stressor seperti faktor demografi, faktor desain fisik kendaraan, faktor pekerjaan dan
faktor lingkungan.1

[Type text]Page 1
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional melalui proses walk through survey. Data yang digunakan berupa kebiasaan
responden dan data faktor-faktor pencetus LBP, seperti faktor fisik dan status kesehatan
pekerja yang memungkinkan terjadinya LBP. Data pengukuran adanya kecenderungan nyeri
atau pegal-pegal pada daerah pinggang dan punggung dengan menggunakan check list.

Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Hotel Adipura, Makassar
dengan gejala nyeri atau pegal-pegal pada punggang bawah atau bagian pinggang yang
berlangsung saat melakukan pekerjaan. Distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis
pekerjaan yang dilakukan didapatkan hasil 3 dari 10 karyawan mengalami keluhan pegal-
pegal pada punggung belakang bagian bawah

Hasil : Prevalensi nyeri sendi, menunjukkan bahwa 3 dari 10 responden yang bekerja sebagai
karyawan hotel Adipura mengalami keluhan ini. Pada penelitian kali ini didapatkan bahwa
terdapat hubungan prevalensi Low back pain yang terjadi pada pekerja yang berprofesi
sebagai karyawan hotel (supir/driver) dengan faktor ergonomis dan faktor fisik yang terdapat
pada pasien. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan banyak pekerja yang merasakan
keluhan nyeri punggung bawah sejak awal masa kerja. Rasa nyeri kemudian hilang ketika
para supir sudah beristirahat. Karena dengan beristirahat rasa nyeri sudah hilang, maka petani
menganggap rasa nyeri menjadi hal yang biasa, sehingga semakin lama masa kerja para supir
maka rasa nyeri menjadi hal yang biasa.

Kesimpulan : Berdasarkan pada temuan-temuan penelitian mengenai keterkaitan antara low


back pain saat bekerja menunjukkan adanya keterlibatan faktor ergonomis di lingkungan
kerja yang berhubungan dengan posisi duduk yang statis dalam waktu lama yang dapat
menimbulkan efek kausa negatif dalam hal kesehatan terutama pada keluhan muskuloskeletal
seperti nyeri otot, nyeri tulang belakang dan kram. Salah satu keluhan muskuloskeletal yang
sering dialami oleh supir/driver adalah low back pain (LBP) yang merupakan nyeri pada
punggung bagian bawah yang dapat diakibatkan oleh berbagai sebab antara lain karena beban
berat yang menyebabkan otot otot yang berperan dalam mempertahankan keseimbangan
seluruh tubuh mengalami luka atau iritasi pada diskus intervertebralis.

[Type text]Page 2
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

Kata Kunci : karyawan hotel, driver, Faktor Ergonomis, Low Back Pain.

PENDAHULUAN merokok), dan karakter fisik (misalnya


Keluhan nyeri punggung bawah/pinggang obesitas). 2
(low back pain-LBP) masih tetap menjadi METODE
keluhan yang banyak dijumpai pada setiap Penelitian ini menggunakan metode
orang. Hanya 2 dari 10 orang yang bebas penelitian deskriptif dengan pendekatan
dari keluhan nyeri di area ini. Keluhan ini cross sectional melalui proses walk
juga banyak dijumpai di kalangan pekerja through survey. Data yang digunakan
dari berbagai jenis pekerjaan. Akibat rasa berupa kebiasaan responden, dan data
nyerinya, pekerja terpaksa istirahat dan faktor-faktor pencetus LBP, seperti faktor
mencari penyembuhan sehingga banyak ergonomik dan faktor fisik. Data yang
kehilangan waktu kerja, menghabiskan digunakan berupa kebiasaan responden
biaya untuk pengobatan, dan menurunkan postur kerja perulangan dan pekerjaan
produktivitas. Di Amerika keluhan nyeri dilakukan secara praktis atau manual.
pinggang merupakan alasan terbanyak mengisi kuesioner yang berisi informasi
kedua untuk tidak masuk kerja.3 tentang usia, jenis kelamin, tinggi badan,
Prevalensi LBP berkisar antara 60- dan berat pasien, dan riwayat medis masa
80% dan setengah dari kalangan pekerja lalu mereka termasuk usia onset pertama
diperkirakan pernah melaporkan keluhan gejala low back pain dan trauma pada
nyeri pinggang. Dari jumlah itu 5-10% sendi hasil dari wawancara.
menjadi keluhan kronis. Pada pekerja di Sampel dalam penelitian ini adalah
negara-negara berkembang, ada beberapa karyawan dengan keluhan pegal-pegal atau
faktor risiko utama yang diduga berperan nyeri pada bagian punggung dan pinggang
dalam terjadinya LBP yaitu stress fisik yang masih berlangsung saat melakukan
(misalnya pekerja mengangkat terus pekerjaan. Distribusi sampel penelitian
menerus, mengemudikan kendaraan, berdasarkan jenis pekerjaan yang
kondisi tulang belakang yang statis atau dilakukan didapatkan hasil 3 karyawan dari
digerakkan berulang-ulang, stres 10 karyawan yang mengalami keluhan
psikososial (misalnya beban kerja yang LBP. Akan tetapi, penelitian pada studi
lama, kurangnya tunjangan sosial dan cross sectional terdapat beberapa
jaminan kesehatan, karakter pribadi kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus
(misalnya stautus psikologis, dan yang didapatkan, berat-ringannya kasus

[Type text]Page 3
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

yang sulit ditentukan karena keterbatasan dikenali sebagai Occupational Health


sarana pemeriksaan dan kurangnya waktu Hazards. Untuk melakukan survei ini,
yang didapatkan untuk melanjutkan survey. dapat dimulai dengan mengetahui tentang
Selain itu, penelitian dengan studi ini tidak manajemen perencanaan yang benar,
menggambarkan perjalanan penyakit, berdiskusi tentang tujuan melakukan
insiden, maupun prognosis penyakit. survey, dan menerima keluhan-keluhan
Bahan yang digunakan pada survei ini baru yang releven. Bahaya apa dan dalam
adalah checklist yang di buat. Checklist ini situasi yang bagaimana bahaya dapat
dibuat berdasarkan informasi yang timbul, merupakan sebagai hasil dari
diperlukan dari tujuan survei dilakukan. penyelenggaraan kegiatan Walk Through
Pada survei ini, informasi yang diperlukan Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya
adalah ada tidaknya faktor hazard, alat dan lamanya paparan bahaya terhadap
pelindung diri yang digunakan, pekerja. Pihak okupasi kesehatan dapat
ketersediaan obat P3K di tempat kerja, kemudian merekomendasikan monitoring
keluhan atau penyakit yang dialami survey untuk memperoleh kadar kuantitas
karyawan dan upaya pengetahuan eksposur atau kesehatan okupasi mengenai
mengenai K3 kepada karyawan. risk assessment.
Peralatan yang diperlukan untuk Walk Through Survey ini bertujuan
melakukan walk through survey antara untuk memahami proses produksi, denah
lain: tempat kerja dan lingkungannya secara
Alat tulis menulis: Berfungsi umum. Selain itu, mendengarkan
sebagai media untuk pencatatan selama pandangan pekerja dan pengawas tentang
survey dilakukan. K3, memahami pekerjaan dan tugas-tugas
Kamera digital: Berfungsi sebagai pekerja, mengantisipasi dan mengenal
alat untuk memotret kegiatan dan potensi bahaya yang ada dan mungkin
lingkungan di rumah susun (rusun) akan timbul di tempat kerja atau pada
Universitas Hasanuddin. petugas dan menginventaris upaya-upaya
Check List: Berfungsi sebagai alat K3 yang telah dilakukan mencakup
untuk mendapatkan data primer kebijakan K3, upaya pengendalian,
mengenai survey yang dilakukan. pemenuhan peraturan perundangan dan
Cara survey yang dilakukan adalah sebagainya.
dengan menggunakan Walk Through
Survey. Teknik Walk Through Survey juga

[Type text]Page 4
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

Survey dilakukan di Hotel Adipura, Dari rencana waktu yang telah


Makassar dengan jadwal survey selama 2 ditetapkan, terkumpul data yang
hari, yaitu : didapatkan dari check list yang dibuat. Dari
hasil check list diperoleh 1 pekerja laki-
laki yang berusia 38 tahun dan telah
bekerja sebagai karyawan hotel sebagai
driver selama 3 tahun. Pasien awalnya
mengeluh nyeri dan pegal pegal pada

No Tanggal Kegiatan punggung bagian bawah. Hasil anamnesis


. didapatkan bahwa keluhan ini dialami

- Melapor ke bagian dalam jangka waktu 5 bulan yang lalu saat


1. 08 Mei K3 RS Ibnu Sina mengemudi mobil untuk menjemput dan
2017 - Pengarahan kegiatan
- Pembuatan proposal menghantar tamu hotel ditambah dengan
walk through survey sering mengangkat dan memindahkan

- Walk through survey barang- barang tamu hotel saat menjemput


2. 09 Mei - Pembuatan laporan dan menghantar mereka. Pasien
2017 Walk Through
Survey mengatakan nyeri memberat pada saat
- Pembuatan status pasien menyetir mobil dalam posisi duduk
okupasi
- Pembuatan laporan yang statis dalam waktu lama dan saat
3. 09-10 Walk Through mengangkat barang berat. Pasien biasanya
Mei Survey
2017 - Pembuatan artikel berbaring di tempat tidur selain
status okupasi mengoleskan minyak gosok/panas
- Presentasi walk
(balsem) pada bagian punggung belakang
4. 12 Mei through survey
2017 - Presentasi status bawah untuk mengurangi nyeri. Pasien
okupasi
belum pernah memeriksakan diri ke dokter.
HASIL
Hasil anamnesis didapatkan pasien
Pada penelitian ini diambil sampel tidak pernah demam, tidak pernah
dari karyawan (driver) hotel Adipura , dari mengalami kecelakaan dan riwayat pernah
perhitungan sampel didapatkan 3 dari 10 dipijat tetapi tidak ada perubahan. Pasien
karyawan (total jumlah karyawan yang juga memiliki kebiasaan merokok
diwawancarai) yang mengalami low back sebanyak 10 batang setiap hari dan sudah
pain. merokok hamper 15 tahun. Riwayat trauma
tidak ada. Riwayat keluhan yang sama
[Type text]Page 5
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

dalam keluarga tidak ada Riwayat penyakit Berdasarkan hasil penelitian yang
kronis seperti hipertensi dan diabetes berdasar pada Hazard yaitu faktor
melitus tidak ada Keluhan penyakit lain ergonomis yang ditinjau dari segi posisi, 1
tidak ada yang berhubungan dengan dari 3 responden yang mengalami low
pekerjaan sebagai driver hotel Adipura. back pain didapatkan bahwa pasien ini
selalu bekerja dengan posisi statids dan
Dalam kesehariannya, pasien
jangka waktu lama yang dilakukan lebih
adalah seorang driver hotel Adipura.
dari 10 menit dan kebiasaan mengangkat
Pasien bekerja dari hari Senin-Sabtu,
beban dengan berat >5kg.
bekerja dari jam 08.00 - 20.00 atau sekitar
12 jam dalam sehari dengan waktu istirahat Prevalensi LBP yang didapatkan
sekitar 1 jam di tempat kerja. Pasien sering dari responden sebesar 50%. Faktor yang
mempertahankan posisi duduk yang statis dominan berpengaruh dalam LBP berupa
dan lama dengan berat beban tubuh untuk faktor ergonomis yaitu postur dan posisi
keseimbangan, ditambah dengan pada saat bekerja. Pasien bekerja selama
membongkok untuk mengangkat barang- 12 jam dalam sehari dan fasilitas yang
barang yang dilakukan berulang kali. digunakan pada kasus ini adalah pasien
melakukan pekerjaannya sebagai driver
Pasien melaporkan bahwa mereka
hotel Adipura.
sedang aktif bekerja pada saat survei.
Pajanan tekanan biomekanik dilaporkan Dari 10 orang responden yang
kepada peneliti dengan ya atau tidak, pada diwawancarai yaitu sebanyak 3 responden
lima item diadaptasi dari kuesioner survei (30%) yang mengalami LBP sedangkan
penduduk: '' Selama kehidupan profesional responden yang tidak mengalami keluhan
seluruh Anda, apakah Anda (pasien) harus low back pain (nyeri punggung bawah)
secara teratur 1) mengangkat atau yaitu sebanyak 7 responden (70%).
membawa benda-benda berat , 2) menjaga Berdasarkan penelitian yang telah
sendi yang terkena Anda di posisi yang dilakukan pada karyawan yang mangalami
tidak nyaman, 3) bekerja dalam kendaraan low back pain tersebut, titik keluhan nyeri
bergetar atau dengan alat getar, 4) ulangi dan pegal-pegal yang dirasakan oleh
gerakan yang sama terus-menerus dan 5) pekerja adalah pada bagian punggung
bekerja pada kecepatan yang ditetapkan belakang dan daerah pinggang.
oleh mesin? ''.

[Type text]Page 6
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

Berdasarkan hasil penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian, 1 dari 3


berdasar pada faktor Hazard yaitu faktor responden yang mengalami low back pain
ergonomis, yang ditinjau adalah postur saat didapatkan bahwa pencahayaan pada
bekerja. Dari 10 orang karyawan yang tempatnya bekerja cukup memadai dan 1
diwawancara, 3 orang mengalami low back orang lain responden yang bekerja di
pain. Didapatkan bahwa 3 orang responden tempat yang sama berpendapat bahwa
yang mengalami low back pain ini selalu pencahayaan pada tempatnya bekerja
bekerja dengan posisi duduk yang lebih cukup memadai. Sumber cahaya berasal
dari 10 menit dan kebiasaan mengangkat dari cahaya matahari langsung dan cahaya
dokumen dan barang-barang yang berat buatan.
(30%). Manakala 7 karyawan yang lain
Berdasarkan hasil penelitian, 1 dari
bekerja dengan posisi yang berubah dalam
3 responden yang mengalami low back
kurun waktu 10 menit (70%).
pain mengatakan bahwa kebisingan pada
Berdasarkan hasil penelitian, 1 dari tempatnya bekerja tidak mengganggu dan
3 responden yang mengalami low back 1 orang lain responden yang bekerja di
pain didapatkan bahwa pasien tersebut tempat yang sama berpendapat bahwa
dalam melakukan pekerjaannya dengan berupa sumber kebisingan pada tempatnya
cara manual tanpa menggunakan alat bantu bekerja juga tidak mengganggu.
mesin atau teknologi canggih. Dari hasil
Dan dari seluruh responden
anamnesis dan peninjauan langsung
ditemukan bahwa dari 3 responden yang
dengan menggunakan survey untuk
mengalami keluhan LBP, 1 responden
mendapatkan gangguan muskuloskeletal
memiliki kebiasaan merokok.
dengan survey BRIEFTM (Baseline Risk
DISKUSI
Identification of Ergonomic Factors). Hasil
Nyeri pinggang bawah atau low
menunjukkan bahwa terdapat faktor
back pain merupakan rasa nyeri, ngilu,
ergonomik yang dapat menyebabkan
pegal yang terjadi di daerah pinggang
pasien mendapatkan gangguan
bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah
muskuloskeletal. Hasil dengan risiko
diagnosis tapi hanya gejala akibat dari
medium adalah pada bahu, punggung dan
penyebab yang sangat beragam.
siku kanan-kiri sedangkan dengan risiko
Pengemudi atau driver rata-rata memiliki
rendah adalah tangan kanan-kiri, leher dan
4
lama kerja sekitar 12 jam setiap harinya.
tungkai kanan-kiri.
Kondisi ini ditambah dengan posisi duduk

[Type text]Page 7
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

yang statis dalam waktu lama yang dapat Keluhan ini dirasakan sebagai nyeri
menimbulkan efek kausa negatif dalam hal punggung yang dominan dirasakan oleh
kesehatan terutama pada keluhan pengemudi disamping keluhan nyeri
muskuloskeletal seperti nyeri otot, nyeri lainnya seperti yang terjadi di leher, bahu,
tulang belakang dan kram. Salah satu dan lutut.
keluhan muskuloskeletal yang sering Pengemudi/driver, diketahui
dialami oleh driver adalah low back pain memiliki risiko yang tinggi untuk
(LBP) yang merupakan nyeri pada mengalami LBP karena duduk yang terlalu
punggung bagian bawah yang dapat lama dan vibrasi dari mesin kendaraan
diakibatkan oleh berbagai sebab antara lain bermotor. Selain itu, kondisi kabin kemudi
karena beban berat yang menyebabkan otot yang sempit tidak memungkinkan bagi
otot yang berperan dalam pengemudi untuk menggerakkan anggota
mempertahankan keseimbangan seluruh tubuhnya secara leluasa, sehingga dalam
tubuh mengalami luka atau iritasi pada waktu yang lama dengan kondisi duduk
diskus intervertebralis. Terdapat faktor- statis. dan mobilitas yang terbatas, akan
faktor yang mempengaruhi keluhan LBP mengakibatkan cedera dan kekakuan pada
yaitu faktor individu seperti usia, jenis sendi dan tulang belakang. Studi prevalensi
kelamin, masa kerja, kebiasaan merokok, mengenai LBP pada supir bus, supir truk,
dan peningkatan indeks massa tubuh dan pekerja yang duduk menetap
(IMT), faktor lingkungan seperti getaran terindikasi sekitar 81% di Amerika dan
seluruh tubuh, faktor pekerjaan seperti 49% di Swedia mengalami LBP selama
posisi kerja, lama kerja, desain tempat waktu kerjanya.12 Low back pain adalah
kerja, dan repetisi, dan faktor gerakan permasalahan kesehatan yang umum
tubuh. Keluhan low back pain (LBP) pada dimana 50%-70% orang memiliki
pengemudi diakibatkan karena beberapa kemungkinan mengalami nyeri punggung
stressor seperti faktor demografi, faktor bawah selama hidupnya.5,6
desain fisik kendaraan, faktor pekerjaan TANDA DAN GEJALA LBP
2
dan faktor lingkungan. Ruang kerja Keluhan LBP sangat beragam,
pengemudi biasanya hanya terbatas pada tergantung dari patofisiologi, perubahan
kabin kemudi yang tidak memungkinkan biokimia atau biomekanik dalam discus
adanya pergerakan tubuh yang leluasa. intervertebralis. Bahkan pola patofisiologi
Postur statis ini menyebabkan akumulasi yang serupa pun dapatmenyebabkan
ketegangan otot yang semakin memburuk. sindroma yang berbeda dari pasien. Pada

[Type text]Page 8
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

umumnyasindroma lumbal adalah nyeri. epidemiologi, didapatkan kesimpulan


Sindroma nyeri muskulo skeletal yang bahwa terdapat tiga faktor besar yang
menyebabkan LBP termasuk sindrom nyeri menyebabkan terjadinya LBP akibat
miofasial danfibromialgia. Nyeri miofasial pekerjaan yaitu faktor pekerjaan (work
khas ditandai nyeri dan nyeri tekanseluruh factors) dalam hal ini termasuk faktor
daerah yang bersangkutan (trigger points), risiko tempat kerja seperti sikap tubuh,
kehilanganruang gerak kelompo otot yang posisi tubuh, desain tempat kerja, repetisi,
tersangkut (loss of range of motion) dan lama kerja, pekerjaan statis, dan pekerjaan
nyeri radikuler yang terbatas pada saraf yang memaksakan tenaga.
tepi. Keluhan nyeri sering hilang bila Selain itu, terdapat faktor individu
kelompok otot tersebut diregangkan. (personal factors) seperti masa kerja, usia,
Fibromialgia mengakibatkan nyeri dan jenis kelamin, posisi kerja, kebiasaan
nyeri tekan daerahpunggung bawah, merokok dan obesitas dan faktor
kekakuan, rasa lelah, dan nyeri otot Gejala lingkungan seperti getaran dan temperatur
penyakit punggung yang sering dirasakan ekstrem.
adalah nyeri, kaku, deformitas, dan nyeri 1. Usia
Pada umumnya, keluhan otot
serta paraestesia atau rasa lemah pada
skeletal mulai dirasakan pada usia
tungkai. Gejala serangan pertama sangat
kerja yaitu 25 tahun. Keluhan
penting. Dari awal kejadian serangan perlu
pertama biasanya dimulai pada usia
diperhatikan, yaitu apakah serangannya
35 tahun dan tingkat keluhan terus
dimulai dengan tiba tiba, mungkin
bertambah sejalan dengan
setelah menggeliat, atau secara berangsur
bertambahnya umur. Semakin tua
angsur tanpa kejadian apapun. Dan yang
usia seseorang, maka akan terjadi
diperhatikan pula gejala yang ditimbulkan
degenerasi pada tulang yang
menetap atau kadang kadang berkurang.
selanjutnya akan timbul kerusakan
Selain itu juga perlu memperhatikan
jaringan. Hasilnya adalah
sikaptubuh, dan gejala yang penting pula
terbentuknya jaringan parut
yaitu apakah adanya secret uretra, retensi
sehingga terjadi penurunan
urine, dan inkontinensia.
stabilitas dan elastisitas tulang dan
FAKTOR-FAKTOR TERJADI LBP
otot.
DALAM PEKERJAAN
2. Jenis kelamin
Berdasarkan studi yang dilakukan Laki-laki dan perempuan
secara klinik, biomekanika, fisiologi, dan memiliki risiko yang sama terhadap

[Type text]Page 9
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

keluhan nyeri punggung sampai waktu yang lama dan dalam kondisi
umur 60 tahun, namun pada yang statis. Posisi duduk dalam
kenyatannya jenis kelamin jangka waktu yang lama dan dalam
seseorang dapat mempengaruhi keadaan yang statis akan sangat
timbulnya keluhan LBP, karena membebani tulang punggung
pada wanita keluhan ini lebih bawah dan akan menimbulkan rasa
sering terjadi misalnya pada saat pegal dan lelah pada area pinggang,
mengalami siklus menstruasi, hal ini akan diperberat ketika
selain itu proses menopause juga pengemudi duduk dengan posisi
dapat menyebabkan kepadatan yang salah atau tidak sesuai postur,
tulang berkurang akibat penurunan maka akan terjadi ketegangan pada
hormon estrogen, sehingga otot-otot daerah pinggang, sehingga
memungkinkan terjadinya LBP. rasa lelah akan muncul dengan
3. Merokok
cepat, dan jika terus berulang
Dalam laporan resmi World
dengan kondisi tersebut, maka
Health Organization (WHO),
nyeri akan muncul.
jumlah kematian akibat merokok
5. Faktor lingkungan
tiap tahun adalah 4,9 juta orang per Faktor lingkungan yang
tahunnya. Hubungan yang paling berpengaruh dan
signifikan antara kebiasaan berhubungan erat dengan tugas
merokok dengan keluhan otot pengemudi/driver adalah getaran
pinggang, terutama untuk pekerjaan yang dirasakan oleh seluruh tubuh,
yang memerlukan pengerahan otot, yang berasal dari sumber mesin
karena nikotin pada rokok dapat yang dimiliki kendaraan bermotor.
menyebabkan berkurangnya aliran Hal ini dijelaskan bahwa frekuensi
darah ke jaringan. Selain itu, getaran diluar ambang batas
merokok dapat pula menyebabkan toleransi tubuh yaitu di atas 4 Hz
berkurangnya kandungan mineral dapat mempengaruhi beberapa
pada tulang sehingga menyebabkan organ seperti dinding perut dan
nyeri akibat terjadinya keretakan dada atau gangguan tulang, otot
atau kerusakan pada tulang. dan jaringan ikat bagian punggung.
4. Faktor pekerjaan
PATOFISIOLOGI LBP
Faktor pekerjaan (work
Patofisiologi yang dapat
factors) yaitu duduk dalam jangka
menjelaskan keluhan nyeri punggung

[Type text]Page 10
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

bawah ini dimulai karena respon tubuh Pada saat kedatangan kedua, sekitar
dengan mengeluarkan mediator inflamasi dua sampai empat minggu setelah
akibat faktor-faktor di atas, sehingga kunjungan pertama, dan keluhan belum
jaringan otot atau tulang yang cedera membaik, maka pertimbangkan pemberian
memicu pengeluaran sitokin pro inflamasi obat analgesik yang lebih kuat atau rujukan
yang akan menimbulkan persepsi nyeri. kepada spesialis atau subspesialis apabila
Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang keluhan tulang belakang semakin parah. 7
bertujuan untuk mencegah pergerakan KETERBATASAN PENELITIAN
sehingga proses penyembuhan Penelitian ini tentunya tidak
dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi terlepas dari keterbatasan, adapun
adalah spasme otot, yang selanjutnya dapat keterbatasan dari penelitian ini adalah
menimbulkan iskemia. checklist yang dibuat hanya menentukan
Iritasi neuropatik pada serabut saraf hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak
dapat menyebabkan dua kemungkinan. dapat menentukan insidens, berat
Pertama, penekanan hanya terjadi pada ringannya penyakit dan prognosis
selaput pembungkus saraf yang kaya penyakit. Demikian pula untuk survey
TATALAKSANA LBP yang menilai faktor psikososial akibat
Pengobatan terhadap LBP dibagi kerja, diagnosisnya hanya bersifat
menjadi dua tahap yaitu pada kedatangan subjektif, tidak dapat diketahui kapan
pertama dan kedatangan kedua. Pada stressor muncul. Keterbatasan lainnya
kedatangan pertama, dilakukan edukasi adalah tidak dilakukan pemeriksaan yang
pada pasien untuk menghindari tidur menyeluruh terhadap seluruh responden,
terlalu lama dan segera melakukan aktifitas karena keterbatasan sarana pemeriksaan,
normal sehari-hari, sarankan kepada pasien dan keterbatasaan waktu penelitian. Untuk
untuk menghindari posisi membungkuk. menganalisis faktor terjadinya kasus
Selain itu, untuk menangani nyeri, penyakit atau keluhan lain perlu diketahui
diberikan NSAID seperti asetaminofen riwayat penyakit terdahulu dan riwayat
atau ibuprofen. Pertimbangkan pemberian pekerjaan di tempat lain yang mungkin
terapi opioid jangan pendek bila nyeri berhubungan dengan keluhan yang
semakin memburuk dan rujukan untuk dirasakan sekarang. 5
stabilisasi tulang dengan metode terapi Selain itu checklist yang hanya
fisik McKenzie. 7 terfokus pada faktor penyebab penyakit
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-

[Type text]Page 11
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

poin yang diperlukan untuk mendiagnosis kerja, faktor lingkungan dan faktor gerakan
penyakit dari keluhan yang dirasakan. tubuh.
Perlu penelitian yang lebih mendalam dan Selain menurunkan kualitas hidup,
pemeriksaan yang lebih lengkap untuk pasien dengan low back pain cenderung
dapat menilai secara keseluruhan penyebab memiliki produktivitas yang tidak optimal,
dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja. 8 bahkan biasanya terlihat penurunan
KESIMPULAN kualitas dan hasil kerja serta bekerja
Nyeri punggung bawah atau LBP dengan waktu yang berkepanjangan.
adalah nyeri yang terbatas pada regio SARAN
lumbal, tetapi gejalanya lebih merata dan 1. Sebaiknya para driver sebelum
tidak hanya terbatas pada satu radiks saraf, memulai pekerjaannya melakukan
namun secara luas berasal dari diskus peregangan otot atau
intervertebralis lumbal. Nyeri punggung merelaksasikan otot-ototnya.
2. Sebaiknya para driver
bawah tersebut merupakan penyebab
mengkonsumsi air minum yang
utama kecacatan yang memengaruhi
cukup untuk melakukan
pekerjaan dan kesejahteraan umum.
aktivitasnya. 2
Keluhan LBP dapat terjadi pada setiap
orang, jenis kelamin, usia, ras, status
REFERENSI :
pendidikan dan profesi.
1. Muhammad Farras H. Faktor-
Berdasarkan pembahasan di atas,
Faktor yang Mempengaruhi
pengemudi/driver, adalah antara golongan
Kejadian Low Back Pain pada
yang berisiko terkena keluhan
Pengemudi Transportasi publik.
muskuloskeletal berupa low back pain
2015.vol 4.no 7. Fakultas
(LBP) yang diakibatkan oleh berbagai
Kedokteran Universitas Lampung
sebab yang menimbulkan trauma pada 2. Mei S, Sinaga, & Kalsum. Faktor-
vertebrae dan saraf di sekitarnya. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Disamping etiologi myogenik yang Keluhan Low Back Pain (Nyeri
menyebabkan kerusakan pada tulang, otot Punggung Bawah) Pada Supir Angkot
dan jaringan lunak pada tulang belakang, Rahayu Medan Ceria 103 Di Kota
terdapat berbagai faktor risiko yang Medan Tahun 2015. Universitas

menyebabkan keluhan pada Sumatera Utara, Medan, Indonesia


3. Indri S & Legiran. Nyeri Pinggang
pengemudi/driver antara lain faktor Dan Faktor-Faktor Risiko Yang
individu, faktor pekerjaan dan tempat Mempengaruhinya. Bagian Anatomi,

[Type text]Page 12
Low Back Pain (LBP) Pada Karyawan (driver/supir) di Hotel
Adipura,Makassar

Fakultas Kedokteran, Universitas chronic Low Back Pain.


Sriwijaya, Palembang. http://dx.doi.org/ 10.4172/ 2161-
0711.1000271 .
4. Damayanti Ramadhani Djamaluddin
Analisis Hubungan Faktor Ergonomis 7. Engkvist I-L. Accidents leading to
dan Faktor Lain Di Lingkungan Kerja over-exertion back injuries among
dengan Low Back Pain. nursing personnel Stockholm:
Karolinska Institutet; 1999.
5. Fauzia, Andini. 2014. Risk Factors Of
Low Back Pain In Workers . Lampung. 8. Labor USD. Ergonomics: the study of
Faculty Of Medicine, Universitas work: occupational safety and health
Lampung administration. New York; 2000

6. Lionel, J Community Med Health


Educ 2014, 4:2. Risk Factors For

[Type text]Page 13

Anda mungkin juga menyukai