Anda di halaman 1dari 13

Aspek terkait yang berhubungan pada perencanaan

Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Disusun Oleh :

M. Wahyu Pratama (132014088)

Wahyu Rizqullah (132014098)

M. Faisal (132014109)

Ubaidillah (132014126)

Ghilar Widya Adji (132014121)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2015

A. Pendahuluan

Pertumbuhan dibidang industri, property dan lain lain sebagaimana pada dasawarsa
terakhir ini berkembang sangat pesat. Hal ini berdampak pada kenaikan kebutuhan akan
energi listrik. Dengan melihat perkembangan tersebut, maka tuntutan akan adanya unit-
unit pembangkit sebagai pusat penghasil energi terimbas untuk berkembang, baik di sisi
besar kapasitas yang mampu dihasilkan maupun di sisi teknologi, khususnya rekayasa
permesinan, system operasi, dan pemeliharaannya. Tenaga listrik merupakan salah satu
faktor yang penting dalam pembangunan suatu Negara. Hal ini terlihat bahwa kemajuan
suatu Negara dapat diukur dari konsumsi tenaga listrik per kapita Negara tersebut.

Diindonesia kebutuhan tenaga listrik dari tahun ke tahun terus meningkat. Sejalan dengan
peningkatan kebutuhan tenaga listrik tersebut, produksi tenaga listrik juga terus
meningkat. Pada akhir PELITA IV produksi tenaga listrik mencapai 46,81 TWh dan
sebesar 54,34 % disediakan oleh PLN, yang terdiri atas produksi sendiri sebesar 24,49
TWh dan pembelian sebesar 0,94 TWh, peningkatan produksi tenaga listrik terlihat dari
meningkatnya produksi per kapita dari 150,1 kWh/kapita pada akhir PELITA III menjadi
261,8 kWh/kapita pada tahun akhir PELITA IV. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga
listrik, PLN membangkitkan tenaga listrik dengan berbagai jenis pembangkit, besarnya
kapasitas terpasang PLN sampai bulan maret 1989 mencapai 8,53 GW dengan pangsa
yang tertinggi adalah PLTU sebesar 40,06%, diikuti PLTA sebesar 23,09 %, PLTD
sebesar 20,74 %, PLTG sebesar 14,46% dan yang paling kecil pangsanya adalah PLTP
sebesar 1,64%. Kapasitas terpasang PLTU keseluruhan sebesar 3,416,95 MW. Yang
menggunakan bahan bakar MFO sebesar 2,086,25 MW, sedangkan yang digunakan bahan
bakar batu bara sebesar 1,330,70 MW. PLTD berkapasitas terpasang sebesar 1,769,02
dengan bahan bakar yang digunakan meliputi HSD, IDO, dan MFO. Untuk PLTG,
Kapasitas terpasang sebesar 230,77 MW menggunakan gas bumi.

B. Perlengkapan Pembangkit Listrik

A. Perlengkapan pada Pembangkit Listrik

Perlengkapan pada berbagai pusat pembangkit tenaga listrik antara lain adalah :

1
a. Instalasi sumber energi (energi primer, yaitu instalasi bahan bakar untuk pusat
pembangkit termal dan atau instalasi tenaga air).
b. Instalasi mesin penggerak generator listrik, yaitu instalasi yang berfungsi sebagai
pengubah energi primer menjadi energi mekanik sebagai penggerak generator
listrik.
c. Mesin penggerak generator listrik dapat berasal dari ketel uap beserta turbin uap,
mesin diesel, turbin gas dan turbin air.
d. Instalasi pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin
penggerak yang menggunakan bahan bakar.
e. Instalasi listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari :
1) Instalasi tegangan tinggi, yaitu instalasi yang digunakan untuk menyalurkan
energi listrik yang dibangkitkan generator listrik,
2) Instalasi tegangan rendah, yaitu instalasi pada peralatan bantu dan instalasi
penerangan,
3) Instalasi arus searah, yaitu isntalasi baterai aki dan peralatan pengisiannya
serta jaringan arus searah terutama yang digunakan untuk proteksi, control,
dan telekomunikasi.
B. Perencanaan Pembangkitan Tenaga Listrik
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembangkit tenaga
listrik adalah:
1. Prakiraaan Beban

Terkait dengan rencana jangka waktu pembangkitan (missal 15-20tahun),


besar beban puncak, beban harian, dan beban tahunan, dan lain-lain terkait
dengan jangka waktu.

2. Perencanaan Pengembangan

Harus dilakukan perencanaan pengembangan kapasitas biaya produksi, dan


memperhitungkan investasi dan pendapatan atau hasilnya.

3. Perencanaan Penyaluran

Memperhatikan pergembangan transmisi dari tahun ke tahun, system


transmisi, biaya pembebasan lahan yang dilalui transmisi, system interkoneksi,
rangkaian instalasi transmisi, biaya konstruksi transmisi, system transmisi, dan
lain-lain.

2
4. Perencanaan Subtransmisi
5. Perencanaan Distribusi

Memperhatikan rencana supply utama pada bulk station, besar tegangan


subtransmisi, system jaringan substransmisi, dan lain-lain.

6. Perencanaan Pengoperasian

Merencanakan system pengoperasian, merencanakan program komputer, load


flow program, dan lainnya agar pengoperasian dapat efektif dan efisien.

7. Supply Bahan Bakar

Merencanakan kebutuhan bahan bakar atau seumber energi primer,


ketersediaan bahan bakar, system pengiriman, dan lain-lain.

8. Perencanaan Lingkungan

Kondisi lingkungan memperhatikan lingkungan sekitar, bentuk plant, lokasi,


dan desain pengolahan limbah, dan lain-lain.

9. Perencaan pendapatan
10. Riset dan Pengembangan

Riset dan pengembangan terkait pengembangan sistem pembangkit, meliputi


biaya, karakteristik, dan kelayakan alternatif sumber energi dan
pengembangan teknologi, dan lain-lain.

A. Definisi PLTU

PLTU Perusahaan Listrik Tenaga Uap ialah pembangkit listrik yang menggunakan
bahan bakar minyak residu/MFO Marine Fuel Oil (Solar), batubara yang menggunakan
energi fosil yang tidak dapat diperbaharui. Kelebihan dari PLTU adalah daya yang
dihasilkan sangat besar . Konsumsi energi pada peralatan PLTU bersumber dari putaran
turbin uap. Komponen utama PLTU adalah kompresor, ruang bakar, turbin uap. PLTU
adalah suatu pembangkit yang menggunakan uap sebagai penggerak utama (Prime
Mover) untuk menghasilkan uap, maka haruslah ada proses pembakaran untuk
memanaskan air. PLTU merupakan suatu system pembangkit tenaga listrik yang

3
mengonversikan energi kimia menjadi energi listrik dengan menggunakan uap air sebagai
fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetic uap untuk menggerakan poros
turbin menggerakan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin menggerakan generator
yang kemudian dibangkitkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan akan menyuplai
alat-alat yang disebut beban.

B. Prinsip kerja PLTU

Prinsip kerja PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang merupakan
suatu system tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses pengondensasian di
kondeser dan air make up water (air yang dimurnikan di treatment) dipompa oleh
condensat pump masuk ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya dialirkan ke
pipa down comer untuk dipanaskan pada wall tubes oleh boiler.

Pada wall tubes, air dipanasi berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali pada
steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut pad super heater sudah berubah menjadi
uap kering yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi, dan selanjutnya uap ini
digunakan untuk menggerakan sudu-sudu turbin tekanan tinggi (HP turbin), untuk sudu-
sudu turbin menggerakkan poros turbin. Hasil dari putaran poros turbin kemudian
memutar poros generator yang dihubungkan dengan coupling, dari putaran ini dihasilkan
energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan generator, dinaikkan tegangannya menjadi
150 kv untuk kemudian disalurkan dan didistribusikan lebih lanjut ke pelanggan. Uap
bebas dari turbin selanjutnya dikondensasikan dari condenser dan bersama dengan air
dari make up water pump dipompa lagi oleh condensate pump masuk ke pemanas tekanan
tinggi, economizer, dan akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan menjadi uap lagi.
Proses ini akan terjadi berulang-ulang.

4
1. Proses siklus Air-Uap-Air

Air laut yang jumlahnya melimpah dipompa oleh CWP (Circulating Water Pump) (1)
yang sebagian besar dipakai untuk media pendingin di Condeser (6) dan sebagian lagi
dijadikan air suling di Desalination Evaporaptor (2). Setelah air menjadi tawar, kemudian
dipompa oleh Distillate Pump (3) untuk dimasukkan dalam Make Up Water Tank (4) yang
kemudian dipompa lagi masuk kedalam system pemurnian air (Demineralizer) dan
selanjutnya dimasukkan kedalam Demin Water Tank (5). Kemudian air dipompa lagi
untuk dimasukkan ke dalam Condenser dan berfungsi sebagai air penambah bersatu
dengan air kondesat.

Air kondesat yang kondisinya sudah memenuhi persyaratan boiler dipompa lagi
dengan menggunakan pompa kondesat, kemudian masuk ke dalam 2 buah pemanas Low
Pressure Heater (7) dan mengalir ke Daerator (8). Untuk mengeluarkan atau
membebaskan unsur O2 yang terkandung dalam air. Selanjutnya air tersebut dipompa lagi
dengan bantuan Boiler feed Pump (9) dipanaskan lagi di dalam 2 buah High Presure
Heater (10) Untuk diteruskan ke dalam boiler yang terlebih dahulu dipanaskan lagi

5
dengan Economizer (11) baru kemudian masuk ke dalam Steam Drum (12). Proses
pemanasan diruang bakar menghasilkan uap jenuh jenuh dalam Steam Drum. Guna
mendapatkan uap yang kering dipanaskan lagi oleh Superheater (14) untuk kemudian
dialirkan dan memutar Turbin Uap (15). Uap setelah memutar sudu yang keluar dari
turbin diembunkan dalam condenser dengan bantuan pendinginan air laut, kemudian air
kondensat ditampung di hot well.

2. Sistem Bahan Bakar

Bahan bakar minyak residu/MFO (Marine Fuel Oil) dialirkan dari kapal/tongkang
(16) kedalam Pumping House (17) untuk dimasukkan ke dalam Fuel Oil Tank (18). Dari
sini dipompa lagi dengan Fuel Oil Pump selanjutnya masuk ke dalam Fuel Oil Heater
(19) untuk dikabutkan di dalam Burner (20) sebagai alat proses pembakaran bahan bakar
dalam Boiler.

3. Sistem Udara Pembakaran

Udara diluar dihisap oleh FDF (Forced Draft Fan) (21) yang kemudian dialirkan ke
dalam pemanas udara (Air Heater) (22) dengan memakai gas bekas sisa pembakaran
bahan bakar dalam Boiler (13) sebelum dibuang ke udara luar melalui cerobong/Stack
(23).\

4. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

Perputaran Generator (24) akan menghasilkan energi listrik yang oleh penguat/exciter
tegangan mencapai 11,5kV, kemudian oleh Trafo Utama/Main Transformater (25)
tegangan dinaikkan menjadi 150 kV, Energi listrik itu lalu dibagi menjadi melalui Switch
Yard/gardu Induk (26) untuk kemudian dikirim melalui transmisi Tegangan Tinggi (27).
Kemudian, tenaga listrik itu dialirkan GI menuju konsumen tegangan 220 volt setelah
bberapa kali proses penurunan oleh trafo stop down.

C. Peralatn-peralatan pada PLTU


a. Tangki Karbon Aktif Filter
b. Tangki Cation Filter
c. Tangki Degasifier
d. Tangki Anion
e. Mixed Bed
f. Tangki NaOH dan HCI

6
Secara teoritis, air di dalam siklus PLTU akan terus bersirkulasi tanpa terjadi
pengurangan massa air sehingga tidak memerlukan penambah dari luar siklus. Tetapi pada
prakteknya, banyak terjadi kehilangan massa air yang antara lain disebabkan oleh adanya
kebocoran-kebocoran di dalam sistem, spray ( Tempering ) dan pembuangan gas yang masih
mengandung air oleh karena itu harus ada tambahan air

Sistem air penambah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan fluida kerja
tersebut. Mengingat bahwa kualitas air penambah harus sama baiknya dengan kualitas air
yang telah berada dalam siklus tersebut, maka sistem air penambah dilengkapi dengan unit
pengolahan air (demineralizer plant) yang berfungsi untuk mengolah air sumber (raw water)
menjadi air penambah (make up water).

Air condensate atau demin dari condensate storage tank (CST) ditransfer ke kondensor
hotwell menggunakan condensate transfer pump. Sistem pengoperasian dari condensate
transfer pump hanya digunakan pada saat awal pengoperasian.

Aliran air penambah yang masuk ke hotwell diatur oleh katup air penambah (make up valve).
Pembukaan katup dikendalikan oleh level Transmitter (LT) yang menggunakan Parameter
Level Hotwell sebagai set point, karena variasi level hotwell merepresentasikan kebutuhan air
penambah. Bila level hotwell turun menjadi lebih rendah dari semestinya, maka katup air
penambah akan membuka sehingga air penambah dari tangki air penambah (Condensate
Storage Tank) akan mengalir kedalam hotwell menggunakan CTP ( pada saat awal start unit)
dan vaccum line (normal operasi). Hal yang perlu diperhatikan oleh operator adalah bahwa
jangan biarkan level tangki air penambah terlalu rendah. Bila level hotwell tinggi, maka
hotwell level transmitter (LT) akan memerintahkan katup pelimpah (Spill Valve) untuk
membuka dan sebagian air hotwell akan mengalir melalui pompa kondensat dan kembali ke
tangki air penambah/Condensate Storage Tank menggunakan Condensate Pump.

1. Sistem Air Pendingin


a. Stop Blok
b. Saringan Net
c. Bar Screen
d. Travelling Screen
e. Screen Wash Pump
f. Circulating Water Pump (CWP)

Sistem CW ini berfungsi untuk mendinginkan semua peralatan yang ada pada sistem
PLTU. Medianya air Demin yang ada pada Expansion Tank. Air demin/CW dari Expansion

7
Tank dipompa menggunakan CWP. Setelah mendinginkan semua peralatan, air CW
disirkulasikan kembali, tetapi sebulumnya didinginkan kembali menggunakan air laut. Proses
pendinganan ini berlangsung di Heat Exchanger.

2. Sistem Air Penguji


a. Condensate Strage Tank
b. Kondensor
c. Hotwell
d. Condensate pump
e. LP Heater
f. Daerator
g. Boiler Feed Pump (BFP)
h. HP Heater
i. Boiler
j. Superheater dan De-SuperHeater
3. Sistem Pembakaran
a. Force Draft Fan (FDF)
b. Steam Air Preheater
c. Air Heater
d. WindBox dan Cerobong

D. Sistem Eksitasi

Suatu system yang memasok listrik DC sebagai pembangkit medan magnet sehingga
suatu generator dapat menghasilkan tegangan listrik.
1. Brush excitation: Untuk mengalirkan arus ekstasi dari main exciter ke rotor generator
menggunakan slip ring dan sikat arang. Demikian juga penyaluran arus yang berasal
dari pilot exciter.
2. Brushless excitation: Untuk mengalirkan arus ekstasi dari main exciter ke rotor
generator tidak menggunakan slip ring dan sikat arang. Demikian juga penyaluran
arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.

Fungsi system ekstasi pada generator, mengatur aliran arus searah pada kumparan
rotor (rotor winding) sehingga tegangan generator mencapai nilai yang diharapkan.
System ekstasi diharapkan mampu mendukung operasi saat beban rendah, normal
maupun saat terjadi gangguan.

Sistem Eksitasi dilihat dari :

1. Kontruksi -statis

8
-berputar/rotating

2. Tegangan -Searah

- bolak balik dengan penyearah

3. Ilmu listrik -penguatan sendiri


-penguatan terpisah

Keuntungan system eksitasi

1. Energi yang diperlukan untuk eksitasi diperoleh dari poros utama (main shafi),
sehingga keandalannya tinggi.
2. Biaya perawatan berkurang karena pada sistem eksitasi tanpa sikat (brushless) tidak
terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3. Pada sistem eksitasi tanpa sikat tidak terjadi kerusakan isolasi karena melekatnya
debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4. Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosphere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup.
5. Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan keandalan
operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6. Pemutus medan generator (generator field breaker), field generator dan bus exciter
atau kabel diperlukan lagi.
7. Biaya pondasi berkurang, sebab saluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi.

E. Sistem Pengaman
1. Pengaman putaran lebih.
2. Pengaman hampa rendah.
3. Pengaman tekanan pelumas bantalan rendah.
4. Pengaman bantalan axial arus.
5. Tombol (magnet penarik).

9
6. Pengaman dengan tangan.
7. Pengaman tekanan uap bebas (membran).
8. Katup trip dari katup pengatur (emergency trip relay).

F. Governor
1. Untuk menjaga agar putaran turbin selalu konstan
2. Mengatur beban generatordengan cara mengatur pembuka GV.
3. Mengontrol putaran turbin pada saat initial run up dan sinkron.
4. Mengatur beban yang dibangkitkan sesuai apa yang dibutuhkan dengan adanya
perubahan frequency.

Tiga jenis penggerak governor, yaitu : mekanik, hidrolik, dan elektrik.

PLTU merupakan pembangkit yang paling banyak digunakan di Indonesia.


Pembangkit ini meiliki kelebihan dan kekurangan.

1. Murah
Energi dari batubara sangat murah, harganya cenderung tidak naik, bahkan saat
sekarang harganya terus menurun. Jauh lebih murah dibandingkan menggunakan
tenaga angin, tenaga atau biomassa.
2. Kontinyu
Predictable dan dapat diandalkan. PLTU dapat bekerja 24 jam sehari secara
kontinyu.
3. Berlimpah
Jumlah cadangan batubara didunia masih sangat melingpah
4. Mudah terbakar
Sehingga mudah menghasilkan energi
5. Infrastruktur
Infrastruktur untuk pertambangan, pemrosesan, transportasi dan penggunaan
batubara sudah tersedia.
6. Batubara gampang disimpan
Ditransportasikan dan digunakan, tak seperti jenis sumber energi primer lain
seperti angin dan air.
7. Batubara bisa didapatkan diseluruh dunia
Selain bisa didapatkan diseluruh dunia batubara juga cenderung mudah diakses
oleh orang banyak orang dan tersedia banyak cadangan batubara di Amerika
Utara, Asia, dan Austrlia
8. Produk akhir sisa dari batubara dapat digunakan oleh industry lain seperti
industri semen.
9. Indonesia bisa menggunakan batubara dari negeri sendiri tanpa perlu
bergantung pada Negara lain.

10
Selain memiliki kelebihan pembangunan PLTU juga memiliki dampak atau
kekurangan juga seperti :
1. Pembakaran batubara menghasilkan campuran banyak zat kimia yang
berbahaya yang dapat merusak kesehatan seperti sulphur dioxide. Banyak
korban bisa berjatuhan akibat penyakit pernafasan jika pembakaran batubara
tidak terkontrol.
2. Ekstrasi batubara memerlukan biaya investasi yang mahal.
3. PLTU menghasilkan banyak gas rumah kaca. Turbin angin menghasilkan 8
kali lebih rendah dibandingkan dengan CO2 dari PLTU
4. Penambangan batubara berbahaya dan dapat merusak lingkungan.
5. PLTU tidak ramah terhadap fauna di sekitar pembangkit
6. PLTU menghasilkan limbah yang dapat mencemari perairan di sekitar
pembangkit.

11
Daftar Pustaka

budiman, a. (2012, january 30). Pembangkit listrik tenaga uap. Retrieved Oktober 27, 2015,
from Siklus PLTU: arifian-budiman.blogspot.co.id

Dr. Suyitno M., M. (2011). Pembangkit Energi Listrik. Jakarta.

Satu energi. (2014, mei 12). Retrieved oktober 29, 2015, from Satu energi:
http://satuenergi.com/2015/03/keuntungan-dan-kerugian-pltu.html?m=1

Wikipedia. (2010, mei 27). Retrieved oktober 29, 2015, from Wikipedia:
https://id.m.wikipedia/wiki/Istimewa:History/Pembangkit_listrik_tenaga_uap

12

Anda mungkin juga menyukai