Anda di halaman 1dari 5

Analisis Penyebab Masalah

Berdasarkan informasi dan data mengenai cakupan tingginya kasus TBC di


wilayah kerja Puskesmas X, diperoleh dari hasil wawancara dengan pemegang
program TB serta petugas kesehatan lainnya, maka akar masalah dapat digambarkan
dalam diagram sebab akibat ishikawa/Fish Bone berikut :
Environme Methode Machine
nt
Kurang memahami manfaat
Suhu lingkungan yang Adanya Kurangnya pemeriksaan BTA yg lebih
akurat drpda pemeriksaan
memungkinkan bakteri tumpang tindih pemberdayaan
Rontgen.
TBC dpt berkembang. kader kader dan SDM Pemeriksaan BTA yg lama (3x)
yang ada. mengakibatkan pasien malas
Kurangnya
Penataan tata utk datang lagi.
follow up kader
ruang rumah terhadap
yang tidak baik.
Kurangnya
permasalahan kerjasama atau
TBC Tingginya kasus
koordinasi
TBC di Wilayah
Kerja Puskesmas
Kurang peduli thd
Kurang Kurangnya dana untuk X Tahun 2016
kegiatan2 menerapkan menjalankan program
puskesmas. PHBS di pengelolaan TBC.
Kurangnya media Rendahnya pengetahuan Rumah
penderita mengenai cara
Kurang
promosi penyakit TBC. menjaga kondisi tubuh Alokasi dana program preventif
yang baik dg makananpeduli Kurangnya TBC tidak terealisasi.
bergizi. terhadap
Kurangnya pengetahuan
kegiatan2 Status ekonomi menengah
penyuluhan yang Tidak ada PMO tentang TB Paru
efektif ttg TBC penyuluh ke bawah
an dari
Material Man
puskesma Money
s.

Gambar Fish Bone Analisis Penyebab Masalah Tingginya Kejadian TBC di Wilayah Kerja Puskesmas X
Berdasarkan diagram fishbone, tingginya kejadian TBC di Wilayah Kerja Puskesmas
X Tahun 2016 penyebab terjadinya masalah adalah sebagai berikut :

1. Man
Dari segi manusia, kejadian TBC disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan penderita yang cukup tentang penyakit TB paru dan cara
pengobatannya.
b. Rendahnya pengetahuan penderita mengenai cara menjaga kondisi tubuh yang baik
dengan makanan bergizi ,cukup istirahat dan hidup teratur hindari minum alkohol dan
merokok.
c. Kurang peduli terhadap kegiatan2 penyuluhan dari puskesmas.
d. Kurang menerapkan PHBS di lingkungan rumah dan masyarakat.
e. Tidak adanya orang terdekat yang menjadi pengawas minum obat (PMO).
2. Money
a. Kurangnya dana untuk menjalankan program pengelolaan TBC.
b. Kurang matangnya perencanaan dan penganggaran dana pengelolaan TBC.
c. Alokasi dana program penanggulangan TBC tidak terealisasi.
d. Status ekonomi masyarakat tergolong menengah kebawah.
3. Material
a. Kurangnya penyuluhan yang efektif terkait dengan penyakit TBC dan
penanggulangannya.
b. Kurangnya media promosi mengenai informasi penyakit TBC.
4. Method
a. Penetapan kader yang tidak seharusnya terjadi, permasalahn yang terjadi adalah
adanya tumpang tindih kader. Sehingga kader tidak terfokus pada satu permasalahan
saja, seperti penanggulangan TBC.
b. Kurangnya kerjasama atau koordinasi antar masyarakat, kader, tokoh masyarakat,
pemegang program, serta antar sektor yang berbeda.
c. Kurangnya follow up atau pemantauan kader terkait terhadap permasalahan TBC.
d. Kurangnya pemberdayaan kader dan SDM yang ada.
e. Kurangnya penyuluhan yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan pribadi dan
lingkungan.
5. Environment
a. Suhu lingkungan yang memungkinkan bakteri TBC dapat berkembang.
b. Penataan tata ruang rumah yang tidak baik (ventilasi atau sirkulasi udara).
6. Machine
a. Kurang memahami manfaat pemeriksaan BTA yg lebih akurat drpda pemeriksaan
Rontgen.
b. Kurangnya informasi adanya pemeriksaan BTA di Puskesmas X.
c. Pemeriksaan BTA yg lama (3x) mengakibatkan pasien malas utk datang lagi.
Alternatif Pemecahan
Indikator Penyebab Masalah
Masalah

Man

Money

Material

Metode a. Penetapan kader yang tidak 1. Membuat kembali penetapan


seharusnya terjadi, kerja kader, sekaligus membuat
permasalahn yang terjadi jadwal pemantauan oleh kader
2. Menigkatkan kerjasama tentang
adalah adanya tumpang
program penanggulangan
tindih kader. Sehingga kader
penyakit TBC antar tokoh
tidak terfokus pada satu
masyarakat, kader, pemegang
permasalahan saja, seperti
program dan lintas sektor
penanggulangan TBC.
3. Memberikan informasi secara
b. Kurangnya kerjasama atau
merata kepada kader dan
koordinasi antar masyarakat,
masyarakat tentang penyakit
kader, tokoh masyarakat,
TBC
pemegang program, serta
4. Pemberdayaan masyarakat,
antar sektor yang berbeda.
kader dan SDM untuk ikut
c. Kurangnya follow up atau
serta dalam program
pemantauan kader terkait
penanggulangan TBC
terhadap permasalahan
5. Melakukan pemicuan untuk
TBC.
meningkatkan kesadaran
d. Kurangnya pemberdayaan
masyarakat dan mendorong
kader dan SDM yang ada.
e. Kurangnya penyuluhan masyarakat untuk menjaga
yang menekankan kesehatan diri dan lingkungan
pentingnya menjaga (penanggulangan TBC)
kesehatan pribadi dan
lingkungan.
Environment a. Suhu lingkungan yang Memberikan penyuluhan
memungkinkan bakteri TBC terkait dengan lingkungan dan
dapat berkembang. rumah sehat ( Kepadatan
b. Penataan tata ruang rumah
hunian dan ventilasi )
yang tidak baik (ventilasi
atau sirkulasi udara).

Machine a. Kurang memahami manfaat 1. Memberikan informasi terkait


pemeriksaan BTA yg lebih pemeriksaan BTA (manfaat
akurat daripada pemeriksaan pemeriksaan BTA )
2. Melakukan sosialisasi tentang
Rontgen.
adanya pemeriksaan BTA di
b. Kurangnya informasi
Puskesmas dan
adanya pemeriksaan BTA di
mengoptimalkan pemeriksaan
Puskesmas X.
BTA.
c. Pemeriksaan BTA yg lama
(3x) mengakibatkan pasien
malas utk datang lagi.

Anda mungkin juga menyukai