Abstrak
Suatu perencanaan dalam pengelolaan kawasan pesisir memerlukan batasan dan deskripsi
mengenai kawasan pesisir secara jelas, karena kawasan pesisir merupakan sumber daya unik yang
memerlukan pendekatan khusus dalam pengelolaannya.
Permasalahan pada kota Surabaya adalah belum adanya penetapan batas pesisir terutama
ke arah daratan yang mengacu pada deskripsi dan batasan pesisir menurut peraturan yang ada.
Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan fisik lingkungan pesisir, yaitu terkait intrusi air laut
(perembesan air asin) yang masuk ke daratan (air tanah) dimana menurut kaidah prinsip dalam
Pengelolaan Wilayah Pesisir Lautan Terpadu (PWPLT) air merupakan faktor kekuatan penyatu
utama dalam suatu wilayah pesisir. Konsep pemetaan ini dilakukan dengan cara melakukan delineasi
batas pesisir pada data penginderaan jauh (citra) sesuai jangkauan masuknya air laut/asin sehingga
didapatkan peta kawasan pesisir kota Surabaya beserta penutup/penggunaan lahannya.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian maupun penyimpangan
terkait kawasan pesisir kota Surabaya antara kawasan yang telah terintrusi air laut/asin dengan peta
perencanaan penataan ruang pesisir terkini (Peta Rencana Tata Ruang Laut 2015) yang telah dibuat
oleh pemerintah kota Surabaya dengan metode overlay dan mengevaluasinya menggunakan Sistem
Informasi Geografis.
Data yang digunakan selama proses penelitian yaitu data citra satelit Quickbird
Multispektral tahun 2008, Peta Tingkat Intrusi Air Laut tahun kota Surabaya berdasarkan hasil
penelitian tahun 2008/2009, dan peta rencana pengembangan tata ruang kawasan pesisir, yaitu peta
Rencana Tata Ruang Laut (RTRL) tahun 2015.
Hasil pemetaan batas kawasan pesisir menunjukkan sebagian besar wilayah kota Surabaya
yaitu sebesar 15.961,95 hektar (48% dari total keseluruhan wilayah Surabaya) telah terintrusi air
laut (yang selanjutnya bisa disebut wilayah pesisir) terdapat pada 20 kecamatan, baik yang terkena
total (9 kecamatan) maupun hanya sebagian (11 kecamatan). Dari peta penutup/penggunan lahan,
kawasan pesisir didominasi oleh tambak-rawa dan diikuti pemukiman penduduk. Jarak terdekat ke
aliran air Sungai Kali Mas mencapai 722,77 meter pada sisi timur pesisir intrusi dan 741,31 meter
pada sisi utara intrusi. Evaluasi pergeseran linier antara batas kawasan pesisir dengan peta RTRL
menunjukkan selisih jarak terbesar sebesar 6.929,19 meter dan terkecil 64,98 meter dengan titik yang
sesuai (berhimpit) yaitu titik dengan koordinat 234331,84E;688427,3N.
Kata Kunci: batas pesisir, pemetaan, sistem informasi geografis, penginderaan jauh, evaluasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang otonomi daerah dan globalisasi yang
Dalam perencanaan pembangunan tentunya tantangannya lebih kompleks.
dan pemerintahan daerah yang akan datang, Kawasan pesisir memiliki nilai strategis
tantangan utamanya yaitu bagaimana suatu dengan berbagai keunggulan komparatif dan
daerah dapat menggali dan meningkatkan kompetitif yang dimilikinya, sehingga
nilai guna dari suatu potensi yang dimiliki berpotensi menjadi prime mover
baik sumber daya alam maupun manusia. pengembangan wilayah nasional. Bahkan
Hal ini diperlukan terutama menghadapi era secara historis menunjukkan bahwa kawasan
pesisir telah berfungsi sebagai pusat kegiatan
1
masyarakat karena berbagai keunggulan fisik 2008/2009 sumber hasil penelitian
dan geografisnya. Akan tetapi, pesisir BAPPEKO, Surabaya.
merupakan kawasan yang perlu mendapat 4. Data Penginderaan Jauh yang
perhatian khusus. Hal ini disebabkan digunakan yaitu Citra QuickBird
kawasan pesisir memiiki karakteristik- Multispektral Surabaya Tahun 2008.
karakteristik khusus yang terdiri dari 5. Peta Rencana Tata Ruang Laut kota
karakteristik daratan yang terdapat pada sub- Surabaya Tahun 2015.
sistem daratan pesisir (shore line) dan 6. Pembuatan peta kawasan pesisir
karakteristik perairan yang terdapat pada dengan menggunakan metode Sistem
subsistem periran pesisir (coastal line). Informasi Geografis.
Adanya interaksi keduanya menyebabkan Tujuan
kawasan pesisir memiiki kendala alam yang 1. Memetakan kawasan pesisir kota
tidak ditemui pada ekosistem daratan Surabaya dengan mengetahui
lainnya. batasan kawasan pesisir secara jelas.
Permasalahan pada kota Surabaya 2. Membuat Sistem Informasi
adalah belum adanya penetapan batas pesisir Geografis guna mendukung evaluasi
secara jelas terutama ke arah daratan yang secara tepat dan akurat sebagai
mengacu pada deskripsi menurut peraturan acuan pertimbangan perencanaan
yang ada. Sehingga, sampai sekarang tata ruang kawasan pesisir ke
wilayah daratan pesisir masih diperlakukan depannya.
sama seperti wilayah daratan lainnya. Manfaat
Untuk mengetahui kesesuaian maupun Diperoleh hasil evaluasi antara peta
ketidaksesuaian (penyimpangan) dalam kawasan daratan pesisir dengan peta tata
pengelolaan kawasan pesisir di Surabaya, ruang kawasan pesisir sehingga dijadikan
maka dilakukan evaluasi antara perencanaan bahan pertimbangan evaluasi baik sektor
pengelolaan kawasan pesisir yang telah ada masyarakat, pemerintah, maupun birokrasi
(existing) oleh pemerintah kota Surabaya yang memerlukan pengelolaan pesisir
dalam Rencana Tata Ruang Laut tahun 2015 sehingga dapat menghindari terjadinya
yang merupakan penjabaran dari Rencana konflik kepentingan antar satu sama lain.
Tata Ruang Wilayah Surabaya terhadap METODOLOGI PENELITIAN
batasan pesisir secara jelas. Evaluasi Lokasi Penelitian
dilakukan menggunakan kombinasi antara Lokasi penelitian Tugas Akhir ini
metode tumpang susun (overlay) Sistem adalah kawasan pesisir kota Surabaya,
Informasi Geografis dan data penginderaan khususnya pesisir daratan. Kota Surabaya
jauh, yaitu citra satelit QuickBird secara geografis terletak pada garis Lintang
Multispektral. Selatan antara 79-721 dan 11236
Perumusan Masalah 112 57Bujur Timur.
Dari latar belakang diatas, dapat
diperoleh perumusan masalahnya, yaitu:
Bagaimana memetakan kawasan Pesisir
Kota Surabaya dan mengevaluasinya
menggunakan Sistem Informasi Geografis
dan data Penginderaan Jauh
Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Wilayah studi yang digunakan dalam
Gambar 1 Lokasi Penelitian
penelitian ini adalah kawasan daratan
(sumber:BAPPEKO, 2004)
pesisir kota Surabaya. Data dan Peralatan
2. Pendekatan studi bedasarkan Data dan peralatan yang digunakan
karakteristik fisik lingkungan pesisir. selama penelitian ini terdiri dari:
3. Data pesisir berupa peta tingkat a. Citra Satelit Quickbird Multispektral
intrusi air laut kota Surabaya tahun tahun 2008.
2
Data Pesisir: Citra QuickBird
b. Peta Garis Digital Kota Surabaya Peta Tingkat Surabaya Bagian Peta Garis
Intrusi Air Laut Timur dan Utara
skala 1:5000 Tahun 2002 sumber: Tahun 2008 Tahun 2008
Tahun 2002
vektor (erv)
BAPPEKO, Surabaya. Formula Editor
1:5000.
Contrast Enhancement
f. Perangkat Keras (Hardware)
- Notebook Merk Axioo Intel Interpretasi Visual
Pentium Dual-Core inside T2330
Validasi Lapangan
@1,60 GHz, Memori DDR2 798 Tidak
5
koordinat citra dengan koordinat yang tidak sesuai dengan arahan kebijakan
sesungguhnya. pemerintah kota.
Uji ketelitian dilakukan pada citra Pemanfaatan area tambak dan
Quickbird tahun 2008, yaitu citra tahun tanaman rawa mendominasi kawasan pesisir.
terakhir penelitian agar didapatkan Tambak-rawa pada kawasan pesisir dalam
penutup/penggunaan lahan yang melegkapi hal ini yaitu kegiatan budidaya tambak dan
pemetaan kawasan pesisir. habitat vegetasi rawa yang masih
Jumlah titik sampel yang digunakan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
pada cek lapangan sebanyak 45 titik, yang Adanya kegiatan budidaya ini, menyebabkan
kemudian didapatkan kesalahan pada 4 titik meluasnya intrusi air laut sebagai batas
dalam penginterpretasian yaitu 3 titik yang pesisir.
diintrepretasikan sebagai kelas tambak-rawa Kedekatan Terhadap Sungai
ternyata pada keadaan yang sesungguhnya Sungai yang diambil sebagai studi
merupakan kelas sawah-ladang, sedangkan 1 yaitu Sungai Kali Mas, dimana kali Mas
titik lainnya yang diinterpretasi sebagai kelas merupakan salah satu sungai utama kota
lahan kosong ternyata pada keadaan yang Surabaya yang apabila dilihat dari peta
sebenarnya merupakan kelas pemukiman. tingkat belum terkena intrusi air laut dan
Sehingga dari data yang diperoleh dapat dijadikan cadangan sumber air bersih oleh
dirumuskan sebagai berikut : pemerintah kota Surabaya.
Fungsi Kali Mas di Surabaya saat
KI = JKI x 100% ini salah satu diantaranya adalah sebagai
JSL pengatur permukaan air tanah di sekitar
= 41 x 100% sungai dan berperan mencegah intrusi air
45 laut lebih jauh ke dalam (karena terdapat
= 91% Dam Gubeng). Hal ini dikarenakan
Keterangan : akumulasi air permukaan dapat meresap dan
KI = Ketepatan Interpretasi mengisi akuifer sehingga dapat memperbesar
JKI = Jumlah Kebenaran Interpretasi tekanan air dari daratan ke arah pantai.
JSL = Jumlah Sampel Lapangan Terkait dengan fungsi tersebut, bisa
Dengan nilai 91% berarti interpretasi dikatakan sungai Kali Mas dapat menjadi
dianggap benar karena sudah memenuhi zona penyangga (buffer zone) dari kawasan
toleransi yang ada yaitu diatas 85% pesisir agar intrusi air laut tidak bertambah
(Anderson dalam Febrianto, 2007). menjorok ke dalam daratan (air tanah).
Evaluasi Pemetaan Kawasan Pesisir Berikut ini terdapat data selisih
Hasil Peta Kawasan Pesisir Terhadap jarak pada pesisir timur dan utara, yang
Penutup/Penggunaan Lahan digunakan untuk melihat seberapa dekatjarak
Intrusi air laut terjadi akibat adanya pesisir terhadap daerah sungai, sehingga
eksploitasi air tanah secara berlebih dan dapat diwaspadai agar intrusi air asin tidak
apabila keseimbangan hidrostatik antara air semakin menjorok ke sungai.
tanah tawar dan air tanah asin di daerah Tabel 2. Pesisir Surabaya bagian Timur
pantai terganggu. Akibatnya terjadi No Posisi Sempadan L Keca Lokasi
S. Kali Mas (m) matan
pergerakan air tanah asin/air dari laut ke 1 227478,59E; 226162,51E; 1.338 Semam Jalan setapak
darat. Penutup/penggunaan lahan pesisir 703621,65N 703377,84N ,48 pir tambak dekat
pemukiman
yang terkena dampak negatif intrusi air laut jalan
(salinitas dengan kadar Cl tinggi) ini yaitu semampir-B
(ujung)
kawasan pemukiman. Salah satu parameter 2 227344,06E; 226269,60E; 1.074 Semam Lahan
kesesuaian untuk kawasan pemukiman yang 702588,79N 702593,54N ,48 pir kosong dekat
sungai
baik menurut pemerintah kota Surabaya 3 228035,18E; 226320,95E; 1.721 Semam Jalan, di
yaitu mempunyai salinitas air tanah tawar 701059,45N 700898,62N ,75 pir daerah jalan
Wonokusum
atau belum mengalami kerusakan air bawah o Jaya 1
tanah akibat pencemaran air laut. Selain itu, 4 228950,36E; 226272,20E; 2.687 Bulak Jalan di jalan
699859,26N 699633,58N ,65 Geranting
intrusi air laut berpengaruh teradap umur
5 230555,05E; 226791,34E; 3.783 Tambak Depan
suatu konstruksi bangunan, jalan, jembatan. 699434,26N 699048,47N ,43 sari pemukiman
Sehingga, dapat disimpulkan batas pesisir jalan dukuh
6
setro 1 Evaluasi Rencana Tata Ruang Laut
6 231873,93E; 226267,72E; 5.622 Mulyo Lahan
697387,39N 697809,41N ,08 rejo kosong dekat (RTRL) Terhadap Batas Kawasan Pesisir
jalan Kali
Kepiting
Peruntukan Lahan/Pemanfaatan Ruang
7 228037,76E; 226947,57E; 1.092 Tambak Pemukiman Pada batas kawasan pesisir,
697402,40N 697468,17N ,17 sari jalan
Ambengan
penutup/penggunaan lahan terbesarnya yaitu
Selatan tambak dan rawa dan diikuti oleh
8 228030,27E; 226777,56E; 1.395 Tambak Depan masjid
696664,27N 697278,77N ,31 sari jenderal pemukiman, sedangkan arahan pemanfaatan
sudirman, ruang terbesar pada kebijakan rencana tata
jalan
Dharmawang ruang laut diarahkan untuk kawasan
sa konservasi dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
9 229754,62E; 227700,98E; 2.327 Gubeng Depan
695552,04N 696647,04N ,34 pemukiman sebesar 2.912,04 hektar (prosentase 50%),
di jalan terutama konservasi kawasan lindung pesisir
jojoran 3
10 227907,85E; 227206,20E; 722,7 Wonokro jalan depan pantai timur Surabaya (Pamurbaya) dan
694139,99N 694313,40N 7 mo perumahan
jalan Ngagel
diikuti oleh kawasan khusus militer dan
jaya utara 6 pelabuhan sebesar 1.235,98 hektar
11 228760,26E; 226727,64E; 2.036 Wonokro Taman depan
693137,33N 693271,07N ,99 mo jalan bratang (prosentase 11%).
binangun 6 Pergeseran Linier
Dari hasil penyebaran pada 11 posisi Evaluasi pergeseran linier
koordinat pada pesisir Surabaya bagian digunakan untuk melihat seberapa besar
timur dengan sungai, didapatkan jarak penyimpangan jarak antara batas peta
terdekat yaitu 722,77 meter. rencana RTRL 2015 terhadap batas pesisir
Tabel 3. Pesisir Surabaya Bagian Utara 2008. penyimpangan jarak terbesar
No Posisi Sempadan L Keca Lokasi
S. Kali Mas (m) matan mencapai hingga 6929,19 meter dan terkecil
1 224645,50E; 226235,98E; 1.609,22 Krem TPS 64,98 meter, sedangkan 1 titik berhimpit.
702129.27N 702298,01N banga pelabuhan
n Tjg perak, Apabila daerah dengan penyimpangan jarak
2 224773,15E;
701646.72N
226261,30E;
701732,02N
1.490,60 Krem
banga
Jalan di
jalan
terbesar ditelusuri antar titik keduanya, maka
n Laksaman wilayah yang dilewati intrusi/batas pesisir
a Madya
M Nasir
ini hingga masuk ke kota, yaitu kecamatan
3 224462,05E; 226292,11E; 1.832,90 Krem Depan Rungkut - Kecamatan Tenggilis Mejoyo-
700433.51N 700535,47N banga taman,
n jalan Tjg
kecamatan Wonocolo.
sadari, Tabel 4. Koordinat hasil Pergeseran Linier
dekat jalan Data Koordinat A Koordinat B L
tol ke- (Easthings;Northings) ( Easthings;Northings ) (m)
Surabaya-
Tjg Perak
1 210138,77E; 701328.65N 216347,62E; 704029,49N 6.770,85
4 224748,02E; 226243,05E; 1.518,21 Bubut Depan
699366.95N 699631,23N an pemukima
n
2 211553,84E; 700276,05N 216665.83E; 703159,51N 5.869,14
penduduk
jalan
Dupak
3 211722,01E; 698214,4N 211265,31E; 702519,31N 4.329,02
Bandar
rejo
5 225100,10E; 226724,44E; 3.303,63 Bubut Depan
4 216019,60E; 698706,50N 217688,49E; 701381,00N 3.152,48
698668.03N 698614,18N an pemukima
n
penduduk 5 218841,06E; 698002,69N 219129,14E; 700601,72N 2.614,95
jalan
Gundih 6 221326,19E; 698282,97N 221133,64E; 700628,94N 2.353,86
6 225438,14E; 226178,07E; 741,31 Bubut Depan
698083.41N 698128,46N an jalan
7 222764,95E; 698189,54N 222903,08E; 700628,94N 2.443,31
tembok lor
2
7 224877,67E; 226777,56E; 1.904,26 Sawa Depan 8 224328,28E; 701236,92N 224238,67E; 700359,85N 881,63
697407.78N 697278,77N han pemukima
n jalan 9 224664,61E; 696813,06N 224512,28E; 701153,49N 4.343,10
kelud
8 224366,59E; 227662,47E; 3.300,40 Sawa Depan
696824.16N 696651,52N han pemukima 10 224863,84E; 700824,15N 224791,19E; 701614,56N 793,74
n jalan
petemon 11 227529,80E; 701236,92N 230058,93E; 702743,35N 2.943,78
kali
Sedangkan pada posisi pesisir utara 12 228499,23E; 701833,25N 231411,90E; 701211,24N 2.978,34
DAFTAR PUSTAKA
Febrianto. A. 2007. Intrepretasi Citra Satelit Malczewski, J. 1999. GIS and Mullticriteria
SPOT 5 Untuk Pemetaan Decision Analysis. Departmenet of
Penggunaan Lahan Kecamatan Geography, University of Western
Semarang Barat Kota Semarang. Ontario.
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Pusat kajian sumber daya pesisir dan lautan.
Negeri Semarang. 2000. Jurnal Pesisir dan Lautan,
Volume 3 No. 2 ISSN 1410-7821.
9
Bogor: Institut Pertanian Bogor. Staf Setyawanta, L. 2009. Pidato pengukuhan pada
Pemerintah Kota Banda Aceh. 2007. upacara penerimaan Jabatan Guru
Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Besar Dalam Ilmu Hukum dan
Dasar. Aceh Nias: GIS Konsorsium Fakultas Hukum: Reformasi
Aceh Nias. Pengaturan Pengelolaan Wilayah
Purwadhi, F. Hardiyanti, Sri. 2001. Pesisir di Indonesia dan Tantangan
Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Dalam Implementasi Daerah.
PT. Gramedia. ______. 2010. Situs Resmi Pemerintah Kota
Rochaddi, B dan Adhi, C.S. 2004. Delineasi Surabaya/Kali Mas <URL:
Batas Biogeofisik Wilayah Pesisir http://www.surabaya.go.id>.
Kota Semarang. Semarang: Dikunjungi tanggal 13 Desember
Universitas Diponegoro. 2010, pukul 21.00 BBWI.
LAMPIRAN
10