Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, zat Yang Maha
Indah dengan segala keindahan-Nya, zat Yang Maha Pengasih dengan segala
kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk.
Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal TPP yang berjudul Penelusuran Golongan Darah
Dalam Keluarga sebagai tugas kompetensi kelompok yang merupakan salah satu
bagian dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Dalam penyelesaian proposal TPP ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1 Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan
2 Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual
3 Trisnawati, S.Si. M.Kes selaku dosen pembimbing, dan
4 Semua pihak yang membantu penulis
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, karena
kesempurnaan itu hanya milik Allah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa
mendatang. Sekian dan terima kasih atas partisipasinya.

Palembang, April 2014

Penulis

Penelusuran Golongan Darah 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut
antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan


A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Golongan
darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya.
Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat
golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam
antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).

Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih
dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh
dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip untuk
untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf-
huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang
mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang
mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB),
atau tidak sama sekali (tipe O).

Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh


sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat
dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah
merah.

Penelusuran Golongan Darah 2


1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pembagian golongan darah berdasarkan sistem A-B-O?
2) Bagaimana penurunan genetika pada golongan dalam keluarga?
3) Bagaimana pedigree golongan darah dalam keluarga?
4) Bagaiaman hubunga Rhesus pada golongan darah sistem A-B-O?
5) Bagaimana kelainan genetika manusia?

1.3 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Untuk melaksanakan tugas dari Blok 6 yang berupa Tugas Pengenalan
Profesi yaitu Penelusuran golongan darah dalam keluarga
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pembagian golongan darah berdasarkan sistem A-B-O
2) Untuk mengetahui dan memahami bagaimana penurunan getika pada
golongan darah dalam keluarga
3) Untuk mengetahui Bagaimana pedigree golongan darah dalam keluarga?
4) Untuk mengetahui hubngan Rhesus pada golongan darah berdasarkan
sistem A-B-O
5) Untuk mengetahui kelainan genetika pada manusia

1.4 Manfaat
1) Untuk mahasiswa, dapat mengerti dan memahami penggolongan darah
dalam suatu keluarga
2) Untuk dosen, dapat menjadikan Laporan Tugas Pengenalan profesi (TPP)
ini sebagai penunjang dan referensi bacaan bagi mahasiswa.

Penelusuran Golongan Darah 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DARAH MANUSIA


Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yangberfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah
mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa
oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa
kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke
seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah
kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan
vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-
obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk
dibuang sebagai air seni.

Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian
dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah

Penelusuran Golongan Darah 4


merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain
berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut
plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan
mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan
golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit
anemia.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh,
misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk
yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia,
sedangkan orang yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit
leukopenia.

a-erythrocytes c-eosinophil
b-neutrophil d-lymphocyte

Penelusuran Golongan Darah 5


Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium,
fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
4. Garam
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-
1. albumin
2. bahan pembeku darah
3. immunoglobin (antibodi)
4. hormon
5. berbagai jenis protein
6. berbagai jenis garam
Demikian juga dengan darah Hewan, juga mengandung:air, protein ((Albumin,
globulin, protrombin dan fibrinogen),mineral (natrium klorida, natrium
bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll).

2.2 GOLONGAN DARAH


Bila seseorang mengatakan kata alel, yang terbayang dibenak kita adalah
sepasang gen yang terdiri dari dua anggota yang masing-masing terletak pada
lokus (tempat) yang sama dalam pasangan kromosom yang homolog (Siti, 2011).
Sampai pembicaraan sejauh ini kita beranggapan bahwa suatu lokus dalam sebuah
kromosom itu hanya ditempati oleh salah satu dari sepasang alel saja. Apabila
sebuah lokus dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa atau suatu seri alel
maka alel-alel demikian disebut alel ganda (dalam bahasa inggris: multiple
alleles). Peristiwanya dinamakan multiple allelmorfi (Suryo, 1984).
Belum banyak yang mengetahui bahwa dalam alel itu ada yang disebut
sebagai alel ganda beserta contoh dan komponen-komponen yang terdapat
didalamnya.Contoh sederhananya adalah darah yang memberikan peranan amat
penting untuk kehidupan suatu organisme.Masyarakat luas sudah tidak asing lagi

Penelusuran Golongan Darah 6


dengan kata golongan darah atau transfusi darah atau bahkan tak heran dengan
berbagai variasi warna bulu pada kelinci. Namun pengetahuan mereka hanya
sebatas itu tanpa mengetahui apa hubungannya dengan alel ganda yang terdapat
pada gen. Alel ganda bukan hanya sebatas ada pada manusia melainkan pada
hewan dan tumbuhan pun alel ganda itu ada. Tetapi ada perbedaan antara alel
ganda pada manusia, hewan, dan tumbuhan (Siti, 2011).
Gen ganda adalah suatu seri gen yang menentukan pewarisan secara
kuantitatif. Beberapa sifat pada manusia, hewan maupun tumbuhan seringkali
ditentukan oleh adanya gen ganda. Misalnya,tinggi badan manusia, pigmentasi
kulit,panjang tongkol jagung dan sebagainya (Anonim, 2012).
Karena pada suatu organisme jumlah gen jauh lebih besar daripada jumlah
kromosom, maka tiap kromosom harus mengandung banyak gen. tempat pada
kromosom dimana terdapat suatu gen tertentu disebut lokus. Kedua alela yang
mengontrol suatu sifat tertentu, terletak pada lokus yang sama pada masing-
masing kromosom yang homolog. Untuk memperagakan kebenaran teori
kromosom, kita harus mampu menghubungkan ada atau tidak adanya suatu sifat
tertentu dengan ada atau tidaknya suatu kromosom tertentu didalam sel-sel
organisme itu. Tetapi menurut teori kromosom, kedua alela yang mengontrol
pemunculan suatu sifat tertentu itu, terletak di lokus yang sama pada dua
kromosom yang homolog. Kromosom yang homolog, secara visual tidak dapat
dibedakan satu sama lain. Dengan demikian dengan mengamati satu anggota dari
pasangan itu tidaklah mungkin untuk menyatakan apakah kromosom tersebut
mengandung alela tertentu atau tidak (Kimball, 1983).
Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda-
beda satu sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu terlihat
seperti salah satu dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam satu alel
tersebut menunjukkan dominani sempurna terhadap alel yang satu lagi. Dalam
situasi semacam itu, fenotip heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat
dibedakan (Campbell, dkk., 2010).
Variasi lain pada hubungan dominansi diantara alel-alel disebut
kodominansi. Dalam variasi ini, kedua alel sama-sama mempengaruhi fenotip

Penelusuran Golongan Darah 7


dengan cara terpisah dan dapat dibedakan. Misalnya golongan darah MN manusia
ditentukan oleh alel-alel kodominan untuk dua molekul spesifik yang terletak
pada permukaan sel darah merah, molekul M dan N. satu lokus tunggal, yang bisa
mengandung dua variasi alel, menentukan fenotipe golongan darah ini. Pada
orang yang homozigot untuk alel N (NN) memiliki sel darah merah yang hanya
mengandung molekul N. akan tetapi molekul M maupun N terdapat pada sel-sel
darah merah orang yang heterozigot untuk alel M dan N (MN). Perhatikan bahwa
fenotipe MN bukan pertengahan antara fenotipe M dan N, yang membedakan
kodominansi dan dominansi tak sempurna.fenotipe M maupun N sama-sama
ditunjukkan oleh heterozigot, karena kedua molekul itu ada (Campbell, dkk.,
2010).
Hanya ada dua alel untuk karakter-karakter ercis yang dipelajari oleh
Mendel, namun sebagian besar gen terdapat dalam dua bentuk alel atau lebih.
Golongan darah ABO pada manusia misalnya, ditentukan oleh tiga alel dalam satu
gen tunggal IA, IB, dan i. golongan darah seseorang (fenotipe) mungkin salah satu
dari empat tipe: A, AB, AB, atau O. huruf-huruf ini mengacu pada dua
karbohidrat-A dan B- yang bisa ditemukan dipermukaan sel darah merah. Sel
darah seseorang mungkin memiliki karbohidrat A (golongan darah A), karbohidrat
B (golongan darah B), keduanya (golongan darah AB), atau tidak keduanya
(golongan darah O) (Campbell, dkk., 2010).
Pada tahun 1900 K. Landsteiner menemukan lokus ABO pada manusia
yang terdiri atas tiga buah alel, yaitu IA, IB, dan i. Dalam keadaan heterozigot IA
dan IB bersifat kodominan, sedang i merupakan alel resesif Golongan darah ABO
diatur oleh dua gen (alel) isoaglutinogen yang berinteraksi satu sama lain.
Golongan darah yang dapat diperiksa merupakan fenotipe, sedangkan dua alel
yang mengaturnya adalah genotip.Antigen A dan B bersifat kodominan, artinya
keberadaan kedua antigen tersebut sama-sama bersifat dominan terhadap tidak
adanya antigen (O). Golongan darah A mungkin memiliki genotip AA atau AO.
Demikian juga B, mungkin memiliki genotipe BB atau BO.Sedangkan O pasti
memiliki genotipe OO dan AB memiliki genotipe AB (Anonim, 2012).

Penelusuran Golongan Darah 8


Telah diketahui bahwa golongan darah seseorang ditetapkan berdasarkan
macamnya antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Orang yang mampu
membentuk antigen-A memiliki alel IA dalam kromosom, yang mampu
membentuk antigen-B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA dan IBdapat
membentuk antigen-A dan antigen-B, sedangkan yang tidak mampu membentuk
antigen sama sekali memiliki alel resesif I. interaksi antara alel-alel IA, IB dan I
menyebabkan terjadinya 4 fenotip golongan darah A, B, AB, dan O (Suryo, 1984)
Lokus ABO mengatur tipe glikolipid pada permukaan eritrosit dengan cara
memberikan spesifikasi jenis enzim yang mengatalisis pembentukan polisakarida
di dalam eritrosit tersebut. Glikolipid yang dihasilkan akan menjadi penentu
karakteristik reaksi antigenik tehadap antibodi yang terdapat di dalam serum
darah. Antibodi adalah zat penangkal terhadap berbagai zat asing (antigen) dan
zat-zat yang tidak diinginkan lainnya yang masukkedalam tubuh (Anonim,2012).
Dalam tubuh seseorang tidak mungkin terjadi reaksi antara antigen dan
antibodi yang dimilikinya sendiri (Anonim, 2012).Karl Landsteener dalam
penelitiannya menemukan adanya dua antibodi ialamiah disalam darah dan dua
antigen pada permukaan eritrosit.Inilah penyebab terjadinya penggumpalan
(aglutinasi) sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu apabila dicampur
dengan serum dari beberapa orang. Antigen dan antibody dalam golongan darah
tersebut adalah (Agus dan Sjafaraenan, 2013)
2.2.1 Sistem ABO
Salah satu sifat yang menurun pada manusia adalah golongan darah.
Golongan darah diwariskan dari orang tua kepada keturunannya, ini berarti
golongan darah seseorang itu ditentukan alel tertentu. Golongan darah menurut
sistem ABO dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya, Land-Steiner dalam
Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B,
AB dan O Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang
dikandung oleh eritrosit (sel darah merah), Adanya antigen di dalam eritrosit
ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA, IB, dan IO. Populasi penduduk
hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun penyebaran
alelya berbeda-beda.

Penelusuran Golongan Darah 9


Ada tidaknya antigen dalam darah merupakan dasar pembeda pada
penentuan golongan darah seseorang. Secara umum pada sistem golongan darah
ABO, apabila di dalam sel darah seseorang terdapat antigen A dipermukaan
membran sel, maka plasma darahnya terdapat antibodi alpha dan tidak
menghasilkan antibodi a. Secara singkat, golongan darah sistem ini daat dilihat
pada tabel berikut ini.
Golongan Darah Antigen Antibodi
A A (Anti B)
B B (Anti A)
AB A dan B Tidak Ada
O - dan (Anti A dan B)

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A
di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau
O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen
A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang

Penelusuran Golongan Darah 10


dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-
negatif.
Pengujian darah dengan metode ABO digunakansuatu antisera, yaitu antisera
A dan antisera B. sample darah yang diletakan di atas kaca preparat ditetesi
antisera dengan perbandingan darah dan antisera 1: 2, lalu akan terjadi
penggumpalan. Untuk hasil pembacaan yang lebih akurat dapat digunakan
mikroskop dalam mengamati aglutinasi yang terjadi. Tabel test golongan darah,
ditunjukkan pada table 1 dibawah ini:
Tabel 1. Test Golongan Darah
Anti-A Anti-B Anti-AB Golongan Darah
- - - O
- + + B
+ - + A
+ + + AB
Keterangan : (-) = Tidak terjadi Aglutinasi
(+) = Terjadi Aglutinasi

Antisera atau antigen yang dipakai pada penentuan jenis golongan darah ini
adalah : antisera A dengan warna biru dan antisera B dengan warna kuning. dalam
sel darah manusia terdapat aglutinogen yang jika di tetesi dengan antisera akan
menghasilkan penggumpalan.Hal ini terjadi karena di dalam antisera terdapat
aglutinin yang sifatnya menggumpalkan aglutinogen. Gambar 2 akan meng-
gambarkan ilustrasi antigen yang terjadi pada suatu golongan darah.

Gambar 2. Antigen pada suatu golongan darah

Penelusuran Golongan Darah 11


Gambar 3. merupakan gambar tipe golongan darah berdasarkan system ABO yang
telah diberikan antisera A dan antisera B.

Gambar 3. Sampel golongan darah


Pada Gambar 3. dapat dilihat penggumpalan yang terjadi pada setiap golongan
darah itu berbeda-beda. Karena setiap golongan darah mempunyai suatu zat anti
tertentu. Seperti pada golongan darah A mempunyai anti B, jika golongan darah A
diberikan antisera A maka darah tersebut akan menggumpal, sedangkan untuk
darah golongan B mempunyai anti A. darah golongan AB mempunyai anti A dan
anti B dan golongan darah O tidak mempunyai zat anti.
Diketahui bahwa golongan darah O adalah merupakan golongan darah
paling kuno dalam sejarah peradaban manusia. Gen untuk golongan darah O
berkembang pada suatu titik ketika peradaban manusia beralih dari hidup berburu
dan berpindah-pindah menuju suatu komunitas agraris yang menetap di suatu
tempat. Golongan darah O adalah golongan darah yang paling banyak dimiliki
oleh manusia di dunia (sekitar 60% dari penduduk dunia). Menurut suatu
penelitian didapati pula bahwa orang keturunan Afrika ternyata lebih cenderung
mewariskan gen O dibandingkan orang Kaukasia dan Asia.

Penelusuran Golongan Darah 12


Gen untuk golongan darah A mulai berkembang saat manusia pertama
menjalankan aktifitas pertanian, pola huni menetap dan tak lagi berperang.
Sedangkan golongan darah B adalah tipe yang seimbang.
Orang bergolongan darah B tumbuh dan berkembang dengan baik melalui
apa yang telah disediakan oleh hewan dan tumbuhan. Golongan darah ini
menunjukkan kemampuan yang canggih dalam perjalanan evolusinya.
Golongan darah AB merupakan golongan darah yang paling modern dan
berusia kurang lebih 1000 tahun. Orang dengan tipe golongan darah ini cukup
jarang jumlahnya, yaitu hanya sekitar 5% jumlah penduduk dunia. Golongan
darah AB ini bersifat cukup kompleks secara biologis karena membawa antigen A
dan antigen B.
Sistem ABO berguna untuk mengetahui golongan darah anak yang lahir
dari sapangan suami istri.

Golongan darah berdasarkan genotipnya dapat dibedakan menjadi homozigot dan


heterozigot. Untuk mengetahui golongan darah dari anak adalah dengan
menyilangkan antara golongan darah ayah dan ibu. Contoh:

Penelusuran Golongan Darah 13


Peluang golongan darah anak dilihat dari golongan darah orang tuanya
dapat dilihat pada tabul dibawah ini (Utomo, 2009) :
Golongan Darah Orang
Golongan Darah Anak
Tua
Ortu I Ortu II O A B AB
O O + - - -
O A + + - -
O B + - + -
O AB - + + -
A A + + - -
A B + + + +
A AB - + + +
B B + - + -
B AB - + + +
AB AB - + + +

2.2.2 Sistem Rhesus


Bersama dengan sistem golongan darah ABO, sistem Rh juga penting
dalam transfusi darah. Perbedaan utama antara sistem ABO dan sistem Rh adalah
sebagai berikut: Pada sistem ABO, aglutinin bertanggung jawab atas timbulnya
reaksi transfusi yang terjadi secara spontan, sedangkan pada sistem Rh, reaksi
aglutinin spontan hampir tak penah terjadi. Malahan, orang mula-mula harus
terpajan secara masif dengan antigen Rh, biasanya melalui transfusi darah atau
melalui ibu yang memiliki bayi dengan antigen, sebelum terdapat cukup aglutinin
untuk menyebabkan reaksi transfuse yang bermakna (Azmielvita, 2009).
Pada sistem golongan darah Rhesus, juga diturunkan secara genetik dan
bersifat dominan. Sebetulnya didalam serum dan plasma seseorang awalnya tidak
terdapat anti Rh, tetapi keberadaan anti Rh dapat distimulasi dengan transfusi

Penelusuran Golongan Darah 14


darah (terutama lebih dari 1x) dan perkawinan dengan sifat tertentu. Pada
perkawinan ini, kita mengenal ada kemungkinan keturunannya bersifat
Eritroblastosis.
Sistem Rhesus merupakan suatu sistem yang sangat kompleks. Masih
banyak perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur maupun interaksi
antigeniknya. Rhesus positif (rh positif) adalah seseorang yang mempunyai rh-
antigen pada eritrositnya sedang Rhesus negatif (rh negatif) adalah seseorang
yang tidak mempunyai rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada manusia
tersebut dinamakan antigen-D, dan merupakan antigen yang berperan penting
dalam transfusi. Tidak seperti pada A-B-O sistem dimana seseorang yang tidak
mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi yang berlawanan dalam
plasmanya, maka pada sistem Rhesus pembentukan antibodi hampir selalu oleh
suatu eksposure apakah itu dari transfusi atau kehamilan. Sistem golongan darah
Rhesus merupakan antigen yang terkuat bila dibandingkan dengan sistem
golongan darah lainnya. Dengan pemberian darah Rhesus positif (D+) satu kali
saja sebanyak 0,1 ml secara parenteral pada individu yang mempunyai golongan
darah Rhesus negatif (D-), walaupun golongan darah A-B-O nya sama sudah
dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) (Widjajakusumah, 2003).
Terdapat enam tipe antigen Rh yang biasa, salah satunya disebut faktor Rh.
Tipe-tipe ini ditandai dengan C, D, E, c, d dan e. Orang yang memiliki antigen C
tidak mempunyai antigen c, tetapi orang yang kehilangan antigen C selalu
mempunyai antigen c. Keadaan ini sama halnya untuk antigen D-d dan E-e. Juga,
akibat cara penurunan faktor-faktor ini, maka setiap orang hanya mempunyai satu
dari ketiga pasang antigen tersebut. Tipe antigen D dijumpai secara luas di
masyarakat dan bersifat lebih antigenik daripada antigen Rh lain. Oleh karena itu,
seseorang yang mempunyai tipe antigen ini dikatakan Rh-positif, sedangkan
mereka yang tidak mempunyai tipe antigen D dikatakan Rh-negatif. Meskipun
demikian, perlu diperhatikan bahwa bahkan pada orang-orang dengan Rh-negatif,
beberapa antigen Rh lainnya masih dapat menimbulkan reaksi transfusi, walaupun
biasanya jauh lebih ringan. Kira-kira 85 persen dari seluruh orang kulit putih
adalah Rh-positif dan 15 persennya Rh- negatif. Pada orang kulit hitam Amerika,

Penelusuran Golongan Darah 15


persentase Rh positifnya kira-kira 95%, sedangkan pada orang kulit hitam afrika,
betul-betul 100% (Azmeilvita, 2009).
Antigen rhesus ini berupa glikoprotein tertentu pada membrane plasma
sel-sel darah merah dan membagi golongan darah manusia menjadi 2 kelompok
berdasarkan reaksi penggumpalan antara antigen sel darah merah dengan anti
serum Rh, yaitu positif dan negative.

2.2.3 Sistem MN
Merupakan penggolongan yang didasarkan salah satu jenis antigen
glikoprotein, yang disebut glikoforin A yang didapat dari reaksi antigen-antibodi.
Terdapat 2 macam antigen glikoforin yaitu M dan N. Reaksi dari keduanya
dengan antiserum menghasilkan fenotip dan genotip golongan darah sistem MN.

2.3 PEDIGREE
Agar supaya pewarisan sifat keturunan yang terdapat di dalam suatu
keluarga dapat diikuti untuk beberapa generasi, maka perluh sekali dibuat suatu
diagram silsilah (Pedigree chart), dari keluarga itu. Diagram silsilah yang
pertama-tama dikenal terbuat dari tanah liat, ditemukan di Iran dan diduga berasal
dari tahun 3100 sebelum Masehi. Beberapa analisa tentang diagram silsilah pada
manusia telah dimulai pada akhir abad ke-19 oleh Francis Galton (Suryo, 2010).
Silsilah merupakan alat yang paling banyak digunakan bagi penelitian dan
gambaran pewarisan sifat-sifat manusia dan standar simbol-simbol tertentu telah

Penelusuran Golongan Darah 16


disusun oleh para ahli dalam publikasinya. Untuk sebagian besar, kita akan
menggunkaan silsilah mengenai penyakit yang diturun temurunkan dari pada
sifat-sifat normal, tiada karena didapatkan lebih banyak dokumen mengenai
silsilah penyakit dan kondisi abnormal. Pentingnya peta silsilah tidak terbatas
pada penentuan sifat genetis suatu kondisi. Bila timbul kondisi yang tidak biasa
dalam keluarga, khususnya jika kondisi itu merugikan individual, pertanyaan
pertama adalah apakah kondisi itu diturunkan atau tidak (Anna, 1985).
Suatu silsilah adalah pendataan sistematis (baik berupa kata-kata atau
simbol) mengenai nenek moyang individu tertentu, atau bias juga merupakan
pohon keluarga untuk sejumlah besar individu. Bisanya wanita dinyatakan dengan
bulatan dan laki-laki dengan persegi empat. Perkawinan ditunjukkan dengan
garis-garis horsontal antara dua individu. Keturunan dari suatu perkawinan
dihubungkan oleh garis vertical pada garis perkawinan. Tiap generasi ditempatkan
pada suatu baris terpisah yang diberi label angka romawi (William, 1991).
Pedigree atau dapat diterjemahkan sebagai 'Silsilah', adalah catatan/
rekaman dalam bentuk diagram yang menunjukkan asal usul keturunan suatu hasil
pembiakan.Dalam bidang genetika, diagram silsilah digunakan untuk melacak
hal-hal seperti ciri spesifik, sifat bawaan, kelainan genetika dan pewarisan
penyakit pada suatu keluarga atau garis keturunan. Lambang-lambang yang telah
baku digunakan untuk menyatakan laki-laki, perempuan, perkawinan dan
keturunan. Perkawinan dinyatakan dengan garis penghubung horizontal antara
laki-laki dan perempuan, sedangkan keturunan diletakkan pada baris berikutnya
dengan susunan berurutan dari kiri ke kanan menurut tanggal kelahiran dan
dihubungkan vertikal ke garis perkawinan kedua orang tuanya. Pewarisan karakter
yang dipelajari dinyatakan dengan garis penghubung tebal, dan ketidakhadiran
karakter ditunjukkan dengan simbol terbuka (Sinta, 2011).
Pedigree selalu menggunakan simbol silsilah keluarga, seperti:

Penelusuran Golongan Darah 17


Contoh pada kasus penyakit albinisme, penyakit albino disebabkan oleh gen
resesif a, sedangkan alelanya A menyebabkan normal. Gen ini tidak terpaut
kromosom kelamin (gonosom) melainkan terpaut kromosom tubuh (autosom).
Perhatikan peta silsilah berikut ini:
I
a b

II
c d e f

III
g h i j k

IV
l m

Peta silsilah yang terdiri dari 4 generasi (generasi I, generasi II, generasi III,
dan generasi IV) di atas dapat diuraikan tentang fenotip dan genotipnya, sebagai
berikut:

Penelusuran Golongan Darah 18


1. Fenotip
- laki-laki normal adalah individu I a, II d, dan IV l
- laki-laki normal carier adalah II e dan III i
- laki-laki albino adalah III h
- perempuan normal adalah II c, III g, III k
- perempuan normal carier adalah I b, II f, III j, dan IV m
2. Genotip
Pada kasus pewarisan sifat albino di atas adalah mudah untuk menentukan
genotipnya yaitu hanya dengan melihat jenis arsiran pada simbol yang
digunakan, yaitu sebagai berikut:
AA (normal homozigot) terdapat pada individu: Ia, IIc, II d, III g, III k, IV l
Aa (normal heterozygot/normal carier) terdapat pada individu: I b, II e, II f,
III i, dan III j
aa (albino) adalah individu III h.

Contoh pedigree lainnya yaitu pada keluarga kerajaan Inggris

Penelusuran Golongan Darah 19


2.4 KELAINAN GENETIKA
Kelainan dan Penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat umum atau
sifat rata rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak
berfungsinya faktor faktor genetic yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi
tubuh manusia.
Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetik dapat digolongkan
sebagai berikut :
Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel dominan
autosomal
Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel resesif
autosomal
Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan alel tertaut dengan
kromosom seks / kelamin
Kelainan dan penyakit geetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi
kromosom

2.4.1 Pewarisan Alel Resesif Autosomal


Albino
Kata albino berasal dari albus yang berarti putih.Kelainan terjadi karena
tubuh tidak mampu membentuk enzim yang diperlukan untuk merubah asam
amino tirosin menjadi beta-3,4- dihidroksipheylalanin untuk selanjutnya diubah
menjadi pigmen melanin. Pembentukan enzim yang mengubah tirosin menjadi
melanin, ditentukan oleh gen dominan A, sehingga orang normal mempunyai
genotipe AA atau Aa, dan albino aa
Phenylketonuria
Phenylketonuria merupakan suatu penyakit keturunan yang disebabkan
oleh ketidakberesan metabolisme,dimana penderita tidak mampu melakukan
metabolisme fenilalanin dengan normal. Asam amino ini merupakan bahan untuk
mensintesis protein, tirosin dan melanin.Sebagian fenilalanin diubah menjadi fenil
piruvat. Gejala penyakit ditandai dengan bertimbunnya asam amino dalam darah

Penelusuran Golongan Darah 20


yang banyak terbuang melalui urin, mental terbelakang (IQ 30), rambut putih,
mata kebiruan (produksi melanin kurang baik), bentuk tubuh khas seperti orang
psychotic, gerakan menyentak nyentak dan bau tubuh apak. Bayi yang
menderita phenylketonuria mengandung kadar fenilalanin yang tinggi di dalam
darah dan jaringan, karena tidak memiliki enzim phenylalanine hidroxylase, yang
mengubah fenilalanin menjadi tirosin. Asam phenylpiruvatpun meningkat,
diekskresi melalui urin dan keringat, sehingga tubuh berbau apak. Kadar
fenilalanin yang tinggi dapat merusak otak bayi, dan mundurnya kejiwaan setelah
berumur 6 tahun. Penderita mempunyai genotip phph (homozigot resesif). Orang
normal mempunyai genotip PhPh (homozigot dominan) dan Phph (heterozigot).
Thalassemia
Istilahnya berasal dari kata thalasa = laut dan anemia. Thalassemia
merupakan kelainan genetic yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak sama
sekali sintesa rantai hemoglobin, sehingga hanya mempunyai kemampuan sedikit
untuk mengikat oksigen. Pada thalassemia dimana eritrosit mempunyai
gambaran : microcytic (kecil), leptocytic (lonjong) dan polycythemic (banyak),
bercampur baur membentuk apa yang disebut target cell.
Thalassemia dibedakan atas :
1. Thalassemia mayor, sangat parah, sering menyebabkan kematian waktu bayi.
2. Thalassemia minor, tidak parah, mempunyai gejala pembengkakan limpa
sedikit.

2.4.2 Pewarisan Alel Dominan Autosomal


Akondroplasia
Akondroplasia disebabkan oleh tidak terbentuknya komponen tulang
rawan pada kerangka tubuh secara benar. Individu akondroplasia dewasa
mempunyai kaki dan lengan yang tidak normal (pendek) dengan tinggi tubuh
kurang dari 1,2 meter. Namun intelejensi, ukuran kepala, dan ukuran tubuh
normal. Individu penderita akondroplasia mempunyai genotipe KK atau Kk.
Sedangkan individu normal bergenotipe homozigot resesif (kk).
Brakidaktili

Penelusuran Golongan Darah 21


Brakidaktili adalah suatu kelainan yang dicirikan dengan jari tangan atau
kaki yang memendek karena memendeknya ruas ruas tulang jari. Penderita
brakidaktili memiliki gen dalam keadaan heterozigot (Bb). Individu yang
memiliki gen dalam keadaan homozigot dominan (BB) menyebabkan kematian
pada masa embrio, sedangkan dalam keadaan heterozigot hanya mempunyai dua
ruas jari , karena ruas jari yang tengah sangat pendek dan tumbuh menyatu dengan
ruas jari lain. Individu dengan gen homozigot resesif (bb) merupakan individu
normal.
Huntington
Huntington merupakan suatu penyakit karena terjadi degenerasi sistem
saraf yang cepat dan tidak dapat balik. Penderita menggelengkan kepala pada satu
arah. Huntington disebabkan oleh alel dominan (H). Oleh karena itu, dengan satu
alel H saja semua individu yang heterozigot akan mendapatkan Huntington.
Individu normal mempunyai alel resesif (hh).
Polidaktili
Polydactyly ialah terdapatnya jari tambahan pada satu atau kedua tangan /
kaki. Tempat jari tambahan itu berbeda - beda , ada yang terdapat dekat ibu jari
dan ada pula yang terdapat dari jari kelingking.

2.4.3 Kelainan dan Penyakit Karena Alel Resesif Terpaut Kromosom X


Hemofilia
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter yang paling sering
dijumpai. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII atau faktor IX
sehingga dapat dikelompokkan menjadi hemofilia A dan hemofilia B. Kedua gen
tersebut terletak pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait
X, yang disebabkan karena tidak adanya protein tertentu yang diperlukan untuk
penggumpalan darah, atau kalaupun ada kadarnya rendah sekali.
Umumnya luka pada orang normal akan menutup (darah akan membeku)
dalam waktu 5 7 menit. Tetapi pada penderita hemofilia, darah akan membeku
50 menit sampai 2 jam, sehingga mudah menyebabkan kematian karena
kehilangan terlalu banyak darah.

Penelusuran Golongan Darah 22


Perempuan yang homozigot resesif untuk gen ini merupakan penderita
(XhXh), sedangkan perempuan yang heterozigot (XhXH) pembekuan darahnya
normal namun ia hanya berperan sebagai pembawa / carier. Seorang laki laki
penderita hanya mempunyai satu genotip yaitu (XhY).
Hemofilia dibedakan atas 3 macam :
1. Hemofilia A, karena penderita tidak memiliki zat anti hemofili globulin
(faktor VIII). Tipe ini terdapat 80 % dari penderita hemofilia. Seorang yang
normal mampu membentuk anti hemofili globulin (AHG) dalam serum
darahnya karena mempunyai gen dominan H, sedangkan alel yang resesif
tidak dapat membentuk zat tersebut. Karena gennya terangkai X Perempuan
yang homozigot resesif untuk gen ini merupakan penderita (XhXh),
sedangkan perempuan yang heterozigot (XhXH) pembekuan darahnya normal
namun ia hanya berperan sebagai pembawa / carier dan laki laki penderita
hanya mempunyai satu genotip yaitu (XhY).
2. Hemofilia B (Cristmast), karena penderita tidak memiliki komponen plasma
tromboplastin (KTP atau faktor IX). Diberi nama Christmas karena mengacu
pada nama seorang anak laki laki yang terluka pada waktu Inggris dibom
oleh Jerman selama Perang Dunia ke II. Terdapat 20 % dari penderita
hemofili.
3. Hemofili C, karena penderita tidak mampu membentuk zat plasma
tromboplastin anteseden (PTA).Penyakit ini tidak disebabkan oleh gen resesif
yang terangkai-X, melainkan oleh gen resesif yang jarang dijumpai pada
autosom. Hanya terjadi sedikit dari penderita. Tidak lebih dari 1 %
Secara keseluruhan hemofili terjadi karena tidak terbentuknya tromboplastin.
Dimana tromboplastin ini pada tubuh yang normal berguna sebagai zat aktivasi
protrombin saat luka, sehingga protrombin dapat diubah menjadi trombin.
Hemofilia diklasifikasikan sebagai :
a. Berat, dengan kadar aktivitas faktor yang tersedia kurang dari 1%
b. Sedang, dengan kadar aktivitas faktor yang ada antara 1% - 5%
c. Kecil, dengan kadar aktivitas faktor yang tersedia kurang dari 5 %
Buta Warna

Penelusuran Golongan Darah 23


Penderita tidak dapat membedakan warna hijau dan merah , atau semua
warna. Individu yang buta terhadap warna hijau (tipe deutan) dan merah (tipe
protan) dikarenakan individu tersebut tidak mempunyai reseptor yang dapat
mendeteksi cahaya pada panjang gelombang hijau atau merah. Buta warna
merupakan penyakit yang disebabkan oleh gen resesif c (color blind) yang
terdapat pada kromosom X.
Perempuan normal mempunyai genotip homozigotik dominan CC dan
heterozigotik Cc, sedangkan yang buta warna adalah homozigotik resesif cc. Laki
laki hanya mempunyai sebuah kromosom-X, sehingga hanya dapat normal XY
atau buta warna XcY.
Distrofi Otot
Kelainan tersebut ditandai dengan makin melemahnya otot otot dan
hilangnya koordinasi. Kelainan ini terjadi karena tidak adanya satu protein otot
penting yang disebut distrofin, yang terletak pada lokus yang spesifik pada
kromosom X
Sindrom Fragile X
Nama sindrom fragile diambil dari penampakan fisik kromosom X yang
tidak normal.Bagian kromosom X yang mengalami konstriksi (pelekukan)
dibagian ujung lengan kromosom yang panjang. Dari semua bentuk
keterbelakangan mental yang disebabkan oleh faktor genetik, bentuk yang paling
umum adalah fragile.
Sindrom Lesch-Nyhan
Penyakit ini timbul karena adanya pembentukan purin yang berlebihan. Sebagai
hasil metabolisme purin yang abnormal ini, penderita memperlihatkan kelakuan
yang abnormal, yakni kejang otak yang tidak disadari serta menggeliatkan
anggota kaki dan jari kari tangan. Selain dari itu penderita juga tuna mental,
menggigit serta merusak jari jari tangan da jaringan bibir. Semua penderita
adalah laki laki dibawah umur 10 tahun, dan belum pernah ditemukan pada
perempuan. Penyakit yang jarang dijumpai ini disebabkan oleh gen resesif dalam
kromosom-X.

Penelusuran Golongan Darah 24


2.4.4 Kelainan dan Penyakit Karena Alel Resesif Terpaut Kromosom Y
Hypertrichosis
Hypertrichosis, tumbuh rambut pada bagian bagian tertentu ditepi dan
telinga. Pada laki laki normal, akan memiliki gen dominan H. Gen resesif h
menyebabkan hypertrichosis.
Weebed Toes
Disebabkan oleh gen resesif wt sehingga tumbuh kulit diantara tangan atau
kaki mirip dengan kaki katak atau burung air. Alel dominan Wt menentukan
keadaan normal.
Hystrixgravier
Gen resesif hg menyebabkan pertumbuhan rambut panjang dan kaku
dipermukaan tubuh, sehingga terlihat menyerupai hewan landak yang tubuhnya
berduri. Alel dominan Hg menentukan pertumbuhan rambut normal.

2.4.5 Kelainan Genetik Karena Aberasi Kromosom


Sindrom Jacobs (47, XYY atau 44A + XYY)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin
(XYY).Kelainan ini ditemukan oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965 dengan ciri
ciri pria bertubuh normal, berperawakan tinggi, bersifat antisosial, perilaku kasar
dan agresif, wajah menakutkan, memperlihatkan watak kriminal, IQ dibawah
normal.
Sindrom Down (47,XY + 21 dan 47,XX + 21 )
Penderita mengalami kelebihan satu autosom pada kromosom nomor 21
dan dapat terjadi pada laki laki dan perempuan. Kelainan ini ditemukan J.
Langdon Down pada tahun 1866 dengan ciri ciri tinggi badan sekitar 120 cm,
kepala lebar dan pendek, bibir tebal, lidah besar dan menjulur, liur selalu menetes,
jari pendek dan gemuk terutama kelingking, telapak tangan tebal, mata sempit
miring kesamping, gigi kecil kecil dan jarang, IQ rendah, umumnya steril.
Sindrom Klinefelter (47, XXY atau 44A + XXY)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin
(XXY).Kelainan ini ditemukan oleh H.F. Klinefelter tahun 1942. Penderita

Penelusuran Golongan Darah 25


berjenis kelamin laki laki tetapi cenderung bersifat kewanitaan, testis mengecil
dan mandul , payudara membesar, dada sempit, pinggul lebar, rambut badan tidak
tumbuh, tubuhnya cenderung tinggi (lengan dan kakinya panjang), mental
terbelakang.
Sindrom Turner (45,XO atau 44A + X)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan hanya 1 kromosom kelamin yaitu
X.Kelainan ini ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1938. Penderita Sindrom Turner
berkelamin wanita, namun tidak memiliki ovarium, alat kelamin bagian dalam
terlambat perkembangannya (infatil) dan tidak sempurna, steril, kedua puting susu
berjarak melebar, payudara tidak berkembang, badan cenderung
pendek (kurang lebih 120 cm), dada lebar , leher pendek, mempunyai gelambir
pada leher, dan mengalami keterbelakangan mental.
Sindrom Edward (47,XY + 18 dan 47, XX + 18)
Penderita mengalami trisomi atau kelebihan satu Autosom nomor 18. Ciri
ciri penderita adalah memiliki kelainan pada alat tubuh telinga dan rahang bawah
kedudukannya rendah, mulut kecil, mental terbelakang, tulang dada pendek,
umumnya hanya mencapai umur 6 bulan saja.
Sindrom Patau (47,XY + 13 dan 47, XX + 13)
Penderita mempunyai 45 Autosom, sehingga disebut trisomi. Trisomi
dapat terjadi pada kromosom nomor 13, 14 atau 15. Ciri ciri penderita kepala
kecil, mata kecil, sumbing celah langit langit, tuli, polidaktili, mempunyai
kelainan otak, jantung, ginjal dan usus serta pertumbuhan mentalnya terbelakang.
Biasanya penderita meninggal pada usia kurang dari 1 tahun.
Sindrom Cri du chat
Anak yan dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5 ini
mempunyai mental terbelakang, memiliki kepala yang kecil dengan penampakan
wajah yang tidak biasa, dan memiliki tangisan yang suaranya seperti suara kucing.
Penderita biasanya meninggal ketika masih bayi atau anak anak.

Penelusuran Golongan Darah 26


BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat Pelaksanaan


TPP ini akan dilaksanakan di
3.2 Waktu Pelaksanaan
TPP ini dilaksanakan pada
1.3 Subjek Tugas Mandiri
Penelusuran golongan darah pada keluarga
1.4 Langkah Kerja
1. Konsultasi kepada pembimbing
2. Membuat dan mengajukan proposal kepada pembimbing
3. Meminta surat persetujuan izin pelaksanaan TPP yang ditandatangani
pembimbing
4. Meminta surat pengantar TPP ketempat/lokasi pada bagian akademik,
berdasarkan bukti surat persetujuan pembimbing
5. Melaksanakan TPP
6. Mencatat hasil TPP

Penelusuran Golongan Darah 27


7. Membuat laporan TPP dan meminta tanda tangan pembimbing untuk
persetujuan pelaksanaan pleno TPP
3.4.1 Pengumpulan data
Melakukan wawancara dan observasi langsung pada keluarga yang
bersangkutan
3.4.2 Pengolahan data
Analisis kualitatif dan deskriptif yaitu pengolahan data yang
dilakukan dengan cara menghitung data yang sudah didapat dengan
menggunakan rumus yang sudah ditentukan dan mendeskripsikannya
setelah mengetahui hasil perhitungan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelusuran Golongan Darah 28


BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan

1.2. Saran
1. Saran untuk orang tua dan Guru
2. Saran untuk Mahasiswa

Penelusuran Golongan Darah 29


DAFTAR PUSTAKA

Penelusuran Golongan Darah 30

Anda mungkin juga menyukai