Anda di halaman 1dari 7

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

A. PENGERTIAN PEMIMPINAN
Kepemimpinan secara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah,
Imaroh, yang mempunyai makna daya memimpin atau kualitas seorang pemimpin
atau tindakan dalam memimpin. Sedangkan secara terminologinya adalah suatu
kemampuan untuk mengajak orang lain agar mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
telah ditetapkan.
Istilah pemimpin memiliki beberapa pengertian, diantaranya Khalifah (Q.S. al-
Baqarah : 30), Imam, Ulil Amri (Q.S. an-Nisa : 59), Wali, Rain (H.R. Bukhari &
Muslim), Amir dan Rais.
Ulil Amri atau pejabat adalah orang yang mendapat amanah untuk mengurus
urusan orang lain. Dengan kata lain, pemimpin adalah seseorang yang mendapat
amanah untuk mengurus orang banyak atau rakyat. Jika ada pemimpin yang mengurus
urusannya sendiri, memperkaya diri, dan tidak peduli dengan keadaan masyarakat
yang dipimpinnya , dia telah menyalahi amanah yang diberikan dan dia bukanlah
seorang pemimpin yang sesungguhnya.
Pemimpin juga disebut sebagai khadim al-ummah (pelayan umat).
Berdasarkan istilah tersebut, pemimpin harus menempatkan diri pada posisi sebagai
pelayan masyarakat (Hafidhuddin dan Tanjung, 2003). Pemimpin harus berupaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghidupi keluarganya dengan
membuka lapangan kerja bagi masyarakatnya, atau pemimpin harus berupaya
melayani dan mencari solusi dengan sebaik-baiknya terhadap permasalahan yang ada
di tengah-tengah masyarakat.

B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM


Kepemimpinan Islam adalah suatu proses hubungan antar pribadi, perilaku
seseorang yang berdasarkan pada ajaran al-Quran dan hadits untuk mencapai tujuan
bersama, kepemimpinan Islam telah banyak diajarkan dan dicontohkan oleh
Rasulullah dan para sahabatnya. Selain itu, al-Quran juga telah menjelaskan prinsip-
prinsip yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin agar ditaati, diteladani, dan
dicintai oleh masyarakat atau orang-orang yang dipimpin.

C. PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN ISLAM

1. Tidak menjadikan orang kafir (orang tidak beriman) sebagai pemimpin.


karena akan memberi pengaruh besar terhadap kehidupan beragama dari rakyat
yang dipimpinnya. Tercantum dalam Q.S. an-Nisa : 144)
2. Menjadi teladan / Uswatun Hasanah
Seorang pemimpin akan selalu menjadi teladan dan selalu menjadi contoh bagi
masyarakatnya. Perilaku positif yang selalu dilakukan atau dicontohkan oleh
seorang pemimpin akan memunculkan rasa cinta yang sangat besar dari orang yang
dipimpinnya, disamping itu sikap patuh dan taat kepada pemimpin akan selalu
tertanam dalam diri masyarakat. Sebaliknya, jika perilaku negative dimunculkan di
tengah-tengah masyararakat, maka itulah aswal dari kehancuran pemimpin.
Masyarakat akan membenci, memaki, dan pasti tidak percaya dan taat terhadap
segala perkataan yang disampaikan oleh pemimpin tersebut. Rsa percaya
masyarakat terhadap pemimpin menghilang bersaman dengan perbuatan negatif
pemimpin. Nabi Muhammad bersabda : Barang siapa yang mencontohkan sesuatu
yang baik maka akan mendapatkan pahala dan pahala orang yang
mengamalkannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan
barang siapa memberikan contoh yang buruk dalam Islam maka akan mendapatkan
dosa dan dosa orang-orang yang mengamalkannya sesudahnya tanpa mengurangi
dosa mereka sedikitpun.(H.R. Muslim)
3. Amar Maruf Nahi Munkar
Amar maruf adalah mengajak, memerintahkan orang lain untuk melakukan
perbuatan baik yang sesuai dengan syariat Islam. Sedangkan nahi munkar adalah
mencegah dan melarang sesorang untuk melakukan segala perbuatan yang jahat,
batil, dan maksiat kepada Allah. Seorang pemimpin adalah orang yang memiliki
potensi dan kekuasaan yang sangat besar untuk melakukan amar maruf nahi
munkar. Amar maruf nahi munkar yang dilakukan oleh pemimpin akan lebih
didengar dan dipatuhi oleh masyarakatyang dipimpin. Amar maruf nahi munkar
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Arum Titiasari, 2006).
Keamanan dan ketentraman tidak akan terwujud dengan melakukan amar maruf
tanpa dibarengi dengan nahi munkar dan begitu juga sebaliknya.
4. Menerapkan musyawarah
Berdasakan ayat Q.S. al-Syura : 38 dan Q.S. al-Imran : 159, Penyelesaian
permasalahan atau pembuatan sebuah kebijakan hendaknya dilakukan dengan cara
bermusyawarah. Permasalahan-permasalahan tersebut bukan permasalahan
syariat, karena permaslahan syariat harus dikembalikan kepada al-Quran dan
Hadits Rasulullah. Masalah atau kebijakan yang dimaksud adalah berkenaan
dengan masalah keduniaan, seperti masalah poltik,ekonomi, kemasyarakatan dan
lain-lain. Pemimpin yang menerapkan musyawarah dalam setiap pengambilan
keputusan atau kebijakan menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang bijaksana,
sebaliknya kepemimpinan yang tidak menerapkan sistem musyawarah
menunjukkan kepemimpinan yang otoriter.
5. Berlaku adil
Pemimpin harus menegakkan persamaan hak segenap warganya dan memiliki
kewajiban menjaga hak-hak rakyat dan harus dapat merealisasikan keadilan
diantara mereka secara keseluruhan tanpa terkecuali. Perilaku adil berkaitan erat
dengan sikap jujur pada diri sendiri dan orang lain, serta sikap adil ini akan
mendekatkan seseorang mumin pada tuhanNya. Sikap adil penting untuk dimiliki
oleh seorang pemimpin, sehingga Imam al-Mawardi meletakkan sifat ini sebagai
syarat yang paling utama dan pertama bagi seseorang yang layak untuk dipilih atau
dijadikan sebagai pemimpin (Imam al-Mawardi : 1960: 6).

D. SIFAT PEMIMPIN YANG MENGACU PADA SIFAT RASULULLAH

1. Shiddiq

Sifat ini berarti Rasulullah mencitai dan berpihak pada kebenaran yang datangnya
dari Allah. Sehingga seluruh pikiran, sikap, dan emosi yang ditampilkan dalam
perilaku, ucapan, dan diamnya merupakan sesuatu yang pasti benar.

2. Amanah (terpercaya)

Amanah berarti dapat dipercaya dan mampu menjalankan tugas yang menjadi
tanggung-jawabnya dengan sebaik-baiknya. Amanah juga berarti kemampuan
merahasiakan sesuatu yang sepatutnya dirahasiakan dan sebaliknya kemampuan
menyampaikan sesuatu yang seharusnya disampaikan.

3. Tabligh (menyampaikan)

Sifat ini menujukkan kemampuan menyampaikan satau mendakwahkan wahyu


Allah sehingga jelas dan dapat dimengerti.
4. Fathanah (cerdas)

Kecerdasan dianugerahkan kepada Rasulullah karena beliau mendapatkan


kepercayaan dari Allah untuk memimpin umat.

E. PERSYARATAN PEMIMPIN DALAM ISLAM

1.Beragama Islam, Beriman dan Beramal Shaleh

Pemimpin beragama Islam (QS. Al-Maaidah 5: 51), dan sudah barang tentu
pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan
rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan
yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akhirat. Disamping itu juga harus
yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.
2. Niat yang Lurus
Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya
setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya (HR Bukhari&Muslim). Karena
itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan Allah.
3. Laki-Laki
Dalam Al-quran surat An nisaa (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah
pemimpin dari kaum wanita.Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas
sebagian yang lain (perempuan). Selain itu rasullulah SAW pun
bersabda: Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan
(kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita. (HR Al-Bukhari).

4. Tidak Meminta Jabatan

Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah


Radhiyallahuanhu, Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta
untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada
kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan
jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka
kamu akan dibantu untuk menanggungnya. (HR Bukhari&Muslim)
5. Berpegang pada Hukum Allah
Allah berfirman, Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. (Al-Maaidah:49).
6. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda, Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia
akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan
diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya. (HR
Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
7. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti
mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.
Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari
rakyatnya. Rasulullah bersabda, Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah
pengkhianatan. (HR Thabrani).
8. Kuat dan Sehat
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)
ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya (Al Qashas 28: 26)
9. Berlemah Lembut
Doa Rasullullah: Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara
umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah
kepadanya

10.Tegas dan bukan Peragu


Rasulullah bersabda, Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam
masyarakat, ia akan merusak mereka. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan
Al-hakim).

F. CONTOH PEMIMPIN ISLAM


Salah satu khalifah yang paling sukses dari Khulaf Rsyidn tersebut dalam
memimpin dan mensejahterakan rakyatnya adalah Umar bin Khattab. Sosok Umar
dikenal tegas dalam memimpin, sederhana dalam kehidupan sehari-harinya, dan taat
dalam beragama. Sosok kepemimpinan seperti ini sangat jarang, bahkan tidak
ditemukan di zaman sekarang ini.
Ketika Umar memegang tampuk kursi khilafah menggantikan Abu Bakar ra
pada tahun 13 H, ia menyebut dirinya dengan gelar Khalfatu khalfati Raslillh,
yaitu pengganti penggantinya Rasulullah saw. Selain itu, gelar yang disandang oleh
Umar dalam memegang urusan khilafah adalah amrul mukminn. Hal ini
disebabkan karena gelar khalfatu khalfati Raslillh terlalu panjang hingga
sebagian sahabat berkumpul dan mengeluarkan ide dengan gelar baru: Kami adalah
orang-orang beriman sedangkan Umar adalah pemimpinnya (amir). Sejak itulah
gelar amrul mukminn untuk sang khalifah populer, dan Umar merupakan orang
yang pertama kali mendapat gelar tersebut sebagai khalifah.
Selama Umar memimpin pemerintahan, ia sangat memperhatikan rakyat yang
dipimpinnya. Ia selalu mendengarkan keluhan dan protes rakyatnya, jalan ke pasar,
keliling mengontrol rakyatnya di jalan, bahkan sering dengan menyamar sebagai
rakyat biasa, sebab sulit membedakan antara penampilan dirinya dengan rakyat biasa
jika tidak pernah mengenalnya.
Selama menjadi pemimpin umar banyak memberikan kontribusi antara lain :
Pertama, Umar bin Khattab telah memberikan kontribusi yang sangat
berharga bagi manajemen keuangan negara dalam sejarah Islam, yaitu dengan
mendirikan baitul ml secara institusional. Karena jika lembaga baitul ml tersebut
tidak segera dibentuk, seiring dengan semakin meluasnya wilayah pemerintahan Islam
saat itu, maka tentunya akan menyulitkan pemerintahan Islam sendiri dalam
mengelola keuangan negara.
Kedua, selain menjadikan baitul ml sebagai sebuah lembaga otonom dalam
pemerintahannya, Umar juga menjadikan pengawasan pasar (al-hisbah) yang telah
digagas oleh Rasulullah Saw menjadi sebuah lembaga tersendiri. Lembaga ini sangat
membantu pemerintahan Umar untuk mengontrol harga barang di pasar dan menindak
para pelaku pasar jika melakukan penyelewengan dan kecurangan dalam jual beli.
Ketiga, Umar mereformasi hak kepemilikan tanah. Sebelum masa Khalifah
Umar, tanah taklukan dibagi-bagikan kepada para prajurit muslim yang ikut berperan
dalam penaklukannya secara langsung. Namun ketika Umar menjabat sebagai
Khalifah, tanah-tanah yang ditaklukkan oleh kaum muslimin sudah tidak dibagi-
bagikan lagi secara langsung, akan tetapi diserahkan kepada penduduk yang
ditaklukkan untuk dikelola dan diberdayakan secara produktif sehingga
memberikan output dan menambah income yang sangat besar bagi keuangan negara.

KESIMPULAN

Kepemimpinan secara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah, Imaroh, yang


mempunyai makna daya memimpin atau kualitas seorang pemimpin atau tindakan dalam
memimpin. Sedangkan secara terminologinya adalah suatu kemampuan untuk mengajak
orang lain agar mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Adapun jika dilihat
dari segi ajaran Islam, kepemimpinan berarti kegiatan menuntun, membimbing, memandu
dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT.

Kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya


dengan penuh tanggung jawab, professional dan keikhlasan. Sebagai konsekuensinya
pemimpin harus mempunyai sifat amanah, professional dan juga memiliki sifat tanggung
jawab. Kepemimpinan bukan kesewenang-wenangan untuk bertindak, tetapi kewenangan
melayani untuk mengayomi dan berbuat seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah keteladanan
kepeloporan dalam bertindak yang seadil-adilnya. Kepemimpinan semacam ini hanyalah
muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.

REFERENSI
Al-Mawardi, Abu al-Hasan Ali ibn Muhammad Ibn Habib al Bashri al-Baghdadi. 1960. al-
Ahkam al-Sulthaniyah. Beirut: Dar al-Fikr.

Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press.

Titiasari, Arum. 2006. Quranic Society, Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-
Quran. Surabaya: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai