1. Meningkatnya kejadian penyakit Hepatitis A yang banyak menimpa siswa SD dan SMP di Kota
Depok.
2. Dr. Yayat mengetahui bahwa Hepatitis A ditularkan ketubuh manusia melalui saluran pencernaan.
3. Dr. Yayat mengamati banyak potensi faktor risiko penularan hepatitis A.
4. Makanan dikantin sekolah yang tidak higienis, air minum yang tidak terjamin kebersihannya dan air
sungai yang tercemar oleh limbah pabrik.
5. Dr. Yayat belum mengetahui secara pasti angka kejadian dan faktor penyebab penularan yang harus
dibuktikan secara ilmiah.
2.3.3. Analisis masalah
1. Meningkatnya kejadian penyakit Hepatitis A yang banyak menimpa siswa SD dan SMP di Kota
Depok.
a. Mengapa Kota Depok diresahkan dengan meningkatnya kejadian penyakit Hepatitis A?
Jawab :
Karena penyakit hepatitis A menular dan merupakan penyakit yang berbahaya apabila tidak
segera di tindak lanjuti, maka dari itu warga depok takut tertular.
2. Dr. Yayat mengetahui bahwa Hepatitis A ditularkan ketubuh manusia melalui saluran pencernaan.
a. Bagaimana mekanisme terjadinya Hepatitis A?
Jawab :
Dengan pemberian Vaksinasi
Mencuci tangan dengan baik
Tidak menggunakan alat makan yang sama dengan penderita.
b. Bagaimana tindakan pencegahan Hepatitis A?
Jawab :
Menghindari konsumsi makanan dan minuman yang tidak higeinis,
Menghindari menggunakan alat makan dan minum secara bersama-sama
Tidak menggunakan jarum suntik yang tidak steril.
1
B-11
Melalui minuman dan makanan yang telah terkontaminasi virus HAV
Jawab :
d. Bagaimana air minum yang tidak terjamin kebersihannya dapat menyebabkan penyakit
Hepatitis A?
Jawab :
2
B-11
Air minum yang tidak higienis dapat mengandung virus HAV yang kemudian
dikonsumsi oleh manusia. Sehingga virus masuk kedalam tubuh dan menyebabkan penyakit
hepatitis A.
e. Bagaimana air sungai yang tercemar limbah pabrik dapat menyebabkan penyakit Hepatitis A?
Jawab :
Mikroba (seperti bakteri Salmonela typhi penyebab demam tifus dan bakteri Vibrio
cholerae penyebab kolera, hepatitis A, dan virus penyebab polio). Tinja manusia mengandung
puluhan miliar mikroba yang menimbulkan berbagai penyakit pada manusia.
5. Dr. Yayat belum mengetahui secara pasti angka kejadian dan faktor penyebab penularan yang harus
dibuktikan secara ilmiah.
a. Apa yang dimaksud dengan angka kejadian?
Jawab :
Kasus baru penyakit tertentu yang dilaporkan pada periode waktu tertentu, tempat
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk dimana penyakit tersebut berjangkit.
c. Jenis penelitian apa yang cocok dilakukan Dr.Yayat berkaitan dengan kasus pada skenario?
Jawab :
Jenis penelitian yang cocok dilakukan Dr. yayat adalah penelitian observasional dengan
desain cross sectional
e. Apa saja langkah-langkah yang akan dilakukan Dr.Yayat dalam kasus ini?
Jawab :
I Judul Penelitian
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Penularan Penyakit Hepatitis A Di Kota Depok
3
B-11
II Latar Belakang Penelitian
penyakit hepatitis A sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia yang jumlah pasiennya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Hal ini
disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang budaya hidup yang bersih
dan sehat, kondisi lingkungan pemukiman yang semakin padat, tingkat ekonomi yang rendah dan
budaya masyarakat kita yang sulit berubah.
Hepatitis termasuk salah satu penyakit berbahaya sehingga termasuk dalam 5 imunisasi yang
biayanya digratiskan oleh pemerintah. Virus hepatitis dapat menular dari satu orang ke orang lain
dengan cara penularan yang berbeda-beda salah satunya melalui makan dan minuman yang
terkontaminasi virus hepatitis A. Namun penyakit hepatitis A dapat dicegah penularannya dengan cara
menghindari konsumsi makanan dan minuman yang tidak higeinis, menghindari menggunakan alat
makan dan minum secara bersama-sama, kemudian tidak menggunakan jarum suntik yang tidak steril.
Indonesia menempati peringkat ketiga dunia setelah Cina untuk jumlah penderita hepatitis
terbanyak, sekitar 13 juta penduduk Indonesia mengidap penyakit hepatitis A dan 4 juta penduduk
lainnya menderita hepatitis C.
Perkembangan virus hepatitis A di kota Depok akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.
Menurut data yang didapatkan peneliti dari Dinas Kesehatan Kota Depok, kejadian penyakit hepatitis A
mengalami peningkatan dan terus terjadi pada warga kota Depok terutama pada siswa SD dan SMP.
Oleh karena itulah, kami akan melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang
Menyebabkan Penularan Penyakit Hepatitis A Di Kota Depok.
IV Tujuan Penelitian
a Tujuan Umum
1 Untuk mengetahui hubungan antara makanan dan minuman yang tidak higeinis dan air sungai
yang tercemar oleh limbang dengan peningkatan penyakit Hepatitis A di kota Depok
b Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui hubungan antara air sungai yang tercemar oleh limbah dengan hepatitis A
4
B-11
2 Untuk mengetahui hubungan antara makanan di kantin sekolah yang tidak higeinis dengan
Hepatitis A
3 Untuk mengetahui hubungan air minum yang tidak terjamin kebersihan dengan hepatitis A
c Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukkan dalam rangka menanggulangi
penularan hepatitis A dan meningkatkan upaya-upaya pencegahan hepatitis A khususnya di
wilayah kota Depok.
V TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Hepatitis A adalah infeksi (iritasi dan pembengkakan) pada hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis A. (MedlinePlus Medical Encyclopedia Hepatitis)
B. PENYEBAB
Hepatitis A terjadi karena serangan virus yang diberi nama Virus Hepatitis A (HAV) yang
merupakan virus RNA positif.(Harrison, 2000, p.1638).
C. PATOGENESA
Virus Hepatitis A disebarkan melalui kotoran atau tinja penderita. Penyebarannya disebut
fecal-oral (tinja ke mulut) karena biasanya tangan secara tidak sengaja menyentuh benda bekas
terkena tinja (misal di kamar mandi) dan kemudian digunakan untuk makan, dapat juga melalui
tranfusi darah, alat-alat tidak steril, tempat tinggal yang sesak, kebersihan yang kurang, juga bisa
melalui kontak seksual dengan penderita. Virus yang masuk ke dalam tubuh juga dapat
menimbulkan penyakit Hepatitis. Kuman ini masuk ke dalam tubuh dengan perantara makanan atau
air yang tercemar. Di dalam saluran penceranakan kuman tersebut dapat berkembang biak dengan
cepat, kemudian diangkut melalui aliran darah ke dalam hati, dimana tinggal di dalam kapiler-
kapiler darah dan menyerang jaringan-jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan radang hati.
(Manjsoer A, 2000, p.525-528)
D. MANIFESTASI KLINIS
Umumnya Hepatitis Virus A menunjukkan gambaran klinis :
1 Masa Inkubasi : Berlangsung kurang lebih 28 hari
2 Masa Prodromal : 3-10 hari, rasa lesu/lemah badan, panas, mual sampai muntah, anoreksia,
nyeri perut sebelah kanan
5
B-11
3 Masa Ikterik : didahului urine berwarna coklat, sclera kuning, kemudian seluruh badan, puncak
ikterik dalam 1-2 minggu, hepatomegali ringan yang nyeri tekan
4 Masa Penyembuhan : ikterus berangsur berkurang dan hilang dalam 2-6 minggu,demikian pula
anorksia, lemas badan dan hepatomegali. Penyembuhan sempurna sebagian besar terjadi dalam
3-4 bulan (PDT Ilmu Penyakit Dalam divisi Gasteroenterologi-Hepatologi)
E. KOMPLIKASI
Komplikasi akibat Hepatitits A hampir tidak ada kecuali pada para lansia atau seseorang
yang memang sudah mengidap penyakit hati kronis atau sirosis.
F. PENATALAKSANAAN
Istirahat baring pada masa masih banyak keluhan, mobilisasi berangsur dimulai jika keluhan
atau gejala berkurang, bilirubin dan transaminase serum menurun. Aktifitas normal sehari-hari
dimulai setelah keluhan hilang dan data laboratorium normal.
Diit khusus tidak ada, yang penting adalah jumlah kalori dan protein adekuat, disesuaikan
dengan slera penderita, terkadang pemasukan nutrisi dan cairan kurang akibat mual dan muntah,
sehingga perlu ditunjang oleh nutrisi parenteral : infuse Dekstrose 10-20 %, 1500 kalori/hari.
Hingga sekarang belum ada pengobatan spesifik bagi hepatitis virus akut. Tidak ada indikasi
terapi kortikosteroid untuk hepatitis virus akut, penambahan vitamin dengan makanan tinggi
kalori protein diberikan pada penderita yang mengalami penurunan berat badan atau malnutrisi.
(PDT Ilmu Penyakit Dalam divisi Gasteroenterologi-Hepatologi).
G. PENCEGAHAN
1. Pencegahan Umum
Meliputi nasihat kepada pasien :
a Perbaikan higien makanan-minuman.
b Perbaikan higien sanitasi lingkungan dan pribadi.
c Isolasi pasien (anak dilarang ke sekolah atau penitipan anak sampai
b
2. Pencegahan Khusus
Dengan cara :
a Pasif dengan immunoglobulin normal manusia (NHIG : Normal Human Immune Globulin).
b Aktif dengan vaksin HAV yang diinaktifasi.
VI METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
6
B-11
Jenis penelitian ini bersifat observasional yang menggambarkan pengetahuan, perilakuan
masyarakat, dan keadaan sanitasi serta upaya penanggulangan dinas kesehatan kota depok, terhadap
kejadian hepatitis A
4 Variabel Penelitian
- Variable bebas (independen) :
Risiko : Air sungai tercemar oleh air limbah
Makanan dikantin sekolah yang tidak higeinis
Air minum yang tidak terjamin kebersihannya
- Variable Terikat (dependen)
Efek : Hepatitis A
VII Hipotesis
7
B-11
Makanan dan minuman yang tidak higeinis dan pencemaran air sungai oleh limbah
dapat menyebabkan penyakit hepatitis A.
Jawab :
Salah satunya mengenai etika permintaan informed consent pada subjek penelitian,yang
terdiri dari:
a. penjelasan manfaat penelitian
b. penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan
c. penjelasan manfaat yang akan didapatkan
d. persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan
dengan prosedur penelitian
e. persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja
f. jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
Jawab :
8
B-11
Mencari faktor
resiko dan angka
kejadian Keterbatasan
waktu
2.3.5. Hipotesis
9
B-11
Penelitian yang sesuai untuk memastikan faktor resiko penyakit Hepatitis A pada kasus ini adalah study
cross sectional.
How I
Pokok What I What I have
No. What I know will
Bahasan Dont Know to prove
learn
10
B-11
yang baik
2.4. Sintesis
1. Hepatitis A
Hepatitis A adalah peradangan (iritasi dan pembengkakan) dari hati dari virus hepatitis A. Virus
Hepatitis A kebanyakan ditemukan dalam tinja dan darah orang yang terinfeksi sekitar 15 - 45 hari
sebelum gejala terjadi dan selama minggu pertama sakit.
Hepatitis A adalah penyakit menular akut dari hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A
(Hepatitis A), suatu virus RNA, biasanya menyebar rute fekal-oral; ditularkan dari orang ke -orang
dengan konsumsi makanan yang terkontaminasi atau air atau melalui kontak langsung dengan orang
yang terinfeksi. Puluhan juta orang diperkirakan di seluruh dunia untuk menjadi terinfeksi dengan
Hepatitis A setiap tahun. Waktu antara infeksi dan munculnya gejala-gejala (periode inkubasi) adalah
antara dua dan enam minggu dan rata-rata masa inkubasi adalah 28 hari.
11
B-11
Di negara berkembang, dan di daerah dengan standar higiene yang buruk, kejadian infeksi virus
ini adalah tinggi dan penyakit biasanya dikontrak pada anak usia dini. Sebagai kenaikan pendapatan
dan akses untuk membersihkan air meningkat, insiden HAV menurun. Hepatitis A menyebabkan infeksi
ada tanda-tanda dan gejala klinis pada lebih dari 90% anak yang terinfeksi dan karena infeksi
menganugerahkan kekebalan seumur hidup, penyakit ini tidak ada makna khususuntuk mereka yang
terinfeksi awal kehidupan. Di Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara industri lainnya, di sisi lain,
infeksi dikontrak terutama oleh orang dewasa muda yang rentan, kebanyakan dari mereka terinfeksi
dengan virus selama perjalanan ke negara-negara dengan kejadian penyakit yang tinggi atau
melalui kontak dengan orang menular.
Infeksi HAV menghasilkan penyakit self-terbatas yang tidak mengakibatkan infeksi kronis atau
penyakit hati kronis. Namun, 10-15% dari pasien mungkin mengalami gejala kekambuhan selama 6
bulan setelah penyakit akut. Gagal hati akut dari hepatitis A jarang terjadi (secara keseluruhan tingkat
fatalitas kasus: 0,5%). Risiko untuk infeksi simtomatik secara langsung berkaitan dengan usia, dengan>
80% orang dewasa mengalami gejala kompatibel dengan hepatitis virus akut dan mayoritas anak-anak
memiliki salah infeksi asimtomatik atau tidak dikenal. Antibodi dihasilkan sebagai respons terhadap
infeksi HAV. Berlangsung selama hidup dan memberikan perlindungan terhadap reinfeksi. Penyakit ini
dapat dicegah dengan vaksinasi, vaksin hepatitis A dan telah terbukti efektif dalam mengendalikan
wabah di seluruh dunia.
Anda dapat terkena hepatitis A jika:
Anda makan atau minum makanan atau air yang telah terkontaminasi oleh tinja (feses) yang
mengandung virus hepatitis A (buah, sayur, kerang, es, dan air adalah sumber umum dari virus
hepatitis A.
Anda datang di kontak dengan tinja atau darah orang yang saat ini memiliki penyakit
Seseorang dengan hepatitis A tidak mencuci tangan-nya dengan benar setelah pergi ke kamar
mandi dan menyentuh benda-benda atau makanan lain
Anda berpartisipasi dalam praktek-praktek seksual yang melibatkan kontak oral-anal
Faktor risiko meliputi:
Perjalanan Internasional, terutama ke Asia atau Selatan atau Amerika Tengah
Penggunaan obat IV
Tinggal di rumah jompo atau pusat rehabilitasi
Bekerja dalam perawatan kesehatan, makanan, atau industri limbah
Gejala: Gejala biasanya akan muncul 2 - 6 minggu setelah terkena virus hepatitis A. Biasanya
gejalanya ringan, tetapi dapat berlangsung sampai beberapa bulan, terutama pada orang dewasa.
Gejala meliputi:
Urin berwarna gelap
Kelelahan
Gatal
Kehilangan nafsu makan
Demam rendah
12
B-11
Mual dan muntah
Tinja berwarna pucat
Kuning kulit (jaundice)
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A. Istirahat dianjurkan ketika gejala yang paling
parah. Orang dengan hepatitis akut harus menghindari alkohol dan zat-zat yang beracun ke
includingacetaminophen, hati (Tylenol). Makanan berlemak dapat menyebabkan muntah, karena zat
dari hati diperlukan untuk mencerna lemak. Makanan berlemak sebaiknya dihindari selama fase akut.
Setelah menelan, HAV memasuki aliran darah melalui epitel orofaring atau usus. Darah yang
membawa virus untuk target, hati, di mana ia mengalikan dalam hepatosit dan sel-sel Kupfer
(makrofag hati). Virion disekresikan ke dalam empedu dan dirilis dalam tinja. HAV diekskresi dalam
jumlah besar sekitar 11 hari sebelum munculnya gejala atau anti-HAV IgM antibodi dalam
darah. Masa inkubasi adalah 15-50 hari dan mortalitas kurang dari 0,5%. Dalam hepatosit hati genom
RNA dilepaskan dari mantel protein dan diterjemahkan oleh ribosom sel sendiri. Tidak seperti
anggota lain dari picornavirus virus ini membutuhkan eukariota utuh memulai 4G faktor (eIF4G)
untuk inisiasi penerjemahan. Persyaratan untuk hasil faktor ketidakmampuan untuk menutup tuan
sintesis protein seperti picornavirus lain. Virus ini kemudian harus efisien bersaing untuk mesin
translasi seluler yang dapat menjelaskan pertumbuhan yang buruk dalam kultur sel. Agaknya untuk
alasan ini virus telah mengadopsi penggunaan strategis kodon alami yang sangat deoptimized
sehubungan dengan bahwa host selular. Tepatnya bagaimana strategi ini bekerja tidak cukup jelas
belum.
Tidak ada sitotoksisitas virus dimediasi jelas mungkin karena kebutuhan sendiri virus untuk
utuh dan patologi hati kemungkinan dimediasi imun.
Virus Hepatitis (HAV) adalah sebuah picornavirus, itu adalah non-menyelimuti dan berisi
beruntai tunggal RNApackaged di shell protein Hanya ada satu serotipe virus, tetapi ada beberapa
genotipe menggunakan Kodon dalam.. genom bias dan luar biasa yang berbeda dari inangnya. Ini
juga memiliki situs entri miskin internal yang ribosom. Di wilayah yang kode untuk kapsid HAV ada
sangat kekal kelompok kodon langka yang membatasi variabilitas antigenik.
Virus menyebar melalui rute fekal-oral dan infeksi sering terjadi dalam kondisi sanitasi yang
buruk dan kepadatan penduduk.Hepatitis A dapat ditularkan melalui rute parenteral tetapi sangat
jarang oleh darah dan produk darah. Food-borne wabah yang tidak biasa, dan konsumsi ofshellfish
dibudidayakan di air tercemar dikaitkan dengan risiko tinggi infeksi. Sekitar 40% dari semua virus
hepatitis akut disebabkan oleh HAV. individu yang terinfeksi menular sebelum onset gejala, kira-kira
13
B-11
10 hari setelah infeksi. Virus ini tahan terhadap deterjen, asam (pH 1), pelarut (misalnya, eter,
kloroform), pengeringan, dan suhu sampai 60 C. Hal ini dapat bertahan selama berbulan-bulan di air
segar dan garam. Wabah common-source (misalnya, air, restoran) yang khas. Infeksi sering terjadi
pada anak di negara berkembang, mencapai 100 kejadian%, namun setelah infeksi ada kekebalan
seumur hidup. HAV dapat dilemahkan oleh: pengobatan klorin (air minum), formalin (0,35%, 37 C,
72 jam), asam perasetat (2%, 4 jam), beta-propiolactone (0,25%, 1 jam), dan radiasi UV (2
W/cm2/min).
Meskipun HAV diekskresi dalam tinja menjelang akhir masa inkubasi, diagnosis spesifik dibuat
oleh deteksi HAV IgM antibodi spesifik dalam darah antibodi IgM hanya hadir dalam darah menyusul
infeksi hepatitis akut A.. Hal ini terdeteksi dari satu sampai dua minggu setelah infeksi awal dan
berlangsung sampai 14 minggu. Kehadiran antibodi IgG dalam darah berarti bahwa tahap akut
penyakit ini masa lalu dan orang tersebut kebal terhadap infeksi lebih lanjut. IgG antibodi terhadap
HAV juga ditemukan dalam darah berikut vaksinasi dan tes untuk kekebalan terhadap virus
didasarkan pada deteksi antibodi ini.
Selama tahap akut infeksi, alanin transferase enzim hati (ALT) hadir dalam darah pada tingkat
yang jauh lebih tinggi daripada normal. Enzim berasal dari sel-sel hati yang telah rusak oleh virus.
Virus hepatitis A hadir dalam darah, (viral load), dan kotoran orang yang terinfeksi sampai dua
minggu sebelum penyakit klinis berkembang.
Pencegahan:
Untuk informasi tentang vaksin, sifat-sifatnya, dan aplikasinya, lihat vaksin hepatitis A.
Hepatitis A dapat dicegah dengan vaksinasi, kebersihan dan sanitasi.
Vaksin ini melindungi terhadap HAV lebih dari 95% kasus selama lebih dari 20 tahun. Ini
berisi dilemahkan Sebuah virus hepatitis memberikan kekebalan aktif terhadap infeksi masa depan
Vaksin pertama bertahap pada tahun 1996 untuk anak-anak di daerah berisiko tinggi, dan pada
tahun 1999 hal ini menyebar ke daerah dengan tingkat infeksi mengangkat. Vaksin diberikan
dengan suntikan. Dosis awal memberikan perlindungan mulai 2-4 minggu setelah vaksinasi, dosis
penguat kedua, diberikan enam sampai dua belas bulan kemudian, memberikan perlindungan
selama lebih dari dua puluh tahun.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A. Penderita disarankan untuk istirahat,
hindari makanan berlemak dan alkohol (ini mungkin buruk ditoleransi selama beberapa bulan
14
B-11
tambahan selama fase pemulihan dan menyebabkan kambuh kecil), makan diet seimbang, dan tetap
terhidrasi.
2. Langkah-Langkah Penelitian
Serangkaian proses penelitian dimana peneliti menghadapi suatu masalah dan berupaya
memecahkan masalah tersebut sampai pada pengambilan kesimpulan apakah hasil penelitian itu dapat
memecahkan masalah atau tidak. Langkah penelitian ini sangat terkait satu dengan yang lain dan
sistematis sehingga diperoleh hasil penelitian yang baik.
Langkah-langkah penelitiannya:
1. Topik
2. Latar belakang
a. Uraikan masalah dan prevalensi
b. Apa dampak dan solusi
c. Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah
d. Penjelasan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang terdahulu dan
berikan alasan penelitian.
3. Identifikasi, pemilihan dan rumusan masalah
4. Tentukan tujuan dan manfaat penelitian
5. Studi pustaka
6. Rumusan hipotesis
7. Identifikasi variabel dan tata penelitian
8. Pemilihan alat dan pemilihan data
9. Perancangan pengobatan data
10. Penentuan sampling
11. Pengumpulan data
12. Pengelolahan analisis data
13. Penarikan kesimpulan
14. Penyusunan laporan penelitian
Jadi, dalam kasus ini dr.yayat harus melakukan penelitian sesuai dengan langkah-langkah
penelitian agar penelitian tersebut berjalan dengan baik dan benar.
3. Jenis-Jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian yaitu:
Penelitian dapat digolongkan atau dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu, antara lain berdasarkan:
1. Tujuan;
2. Pendekatan;
3. Tempat;
15
B-11
4. Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh;
5. Bidang ilmu yang diteliti;
6. Taraf Penelitian;
7. Teknik yang digunakan;
8. Keilmiahan;
9. Spesialisasi bidang (ilmu) garapan;
Juga ada Pembagian secara umum:
2. Penelitian Eksakta: Secara khusus meneliti bidang eksakta : Kimia, Fisika, Teknik; dsb;
16
B-11
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
b. Kemampuan untuk meramalkan : sampai dimana kesimpulan yang sama dapat
dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat / waktu lain;
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :
17
B-11
lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan
jembatan yang baik?
b. Penelitian Deskriptif : Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang
berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena
dalam masyarakat. Peneliti menegmbangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak
menguji hipotesis;
c. Penelitian Evaluasi : mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan
sebelumnya. Evaluasi disini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan
program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian
tujuan);
d. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan) : menggunakan data yang sama, menjelaskan
hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis;
e. Penelitian Prediksi : Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
f. Penelitian Pengembangan Sosial : Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan
secara berkala: Misal : Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-2003;
Grounded Research : Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis
perbandingan; bertujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan
teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan.
Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data
merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data diurai.
Studi Kasus : Mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari
unit yang menjadi subjek; tujuannya memberikan gambaran secara detail tentang latar
belakang, sifat, karakteristik yang khas dari kasus, yang kemudian dijadikan suatu hal yang
bersifat umum. Hasilnya merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal. Ruang
lingkupnya bisa bagian / segmen, atau keseluruhan siklus /aspek. Penelitian ini lebih ditekankan
kepada pengkajian variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil.
Penelitian Eksperimen : Dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian
serta diadakan kontrol terhadap variabel tertentu; Untuk pengujian hipotesis tertentu;
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab - akibat variabel penelitian; Konsep
dan varaiabelnya harus jelas, pengukuran cermat. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki ada
tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakukan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan
kontrol untuk perbandingan.
18
B-11
Table penggolongan jenis penelitian
No. Penggolongan Menurut Jenis/Ragam Penelitian
1. Tujuan a.Eksplorasi;
b. Pengembangan;
c. Verifikasi
2. Pendekatan a.
Lon
g
i
t
u
d
i
n
a
l
;
b.
Cro
s
s
-
s
e
c
t
i
o
n
a
l
;
c.
Kua
n
19
B-11
t
i
t
a
t
i
f
;
d.
Sur
v
e
i
;
e.
Ass
e
s
s
m
e
n
t
;
f.
Eva
l
u
a
s
i
;
g.
Act
20
B-11
i
o
n
R
e
s
e
a
r
c
h
;
3. Tempat a. Library;
b. Laboratorium
c. Field
4. Pemakaian a. Pure;
b. Applied
5. Bidang Ilmu a. Pendidikan ;
b. Agama;
c. Manajemen;
d. Komunikasi;
e. Administrasi;
f. Keteknikan;
g. Bahasa;
h. Hukum;
i. Sejarah;
j. Antropologi;
k. Sosiologi;
l. Filsafat;
6. Taraf Penelitian a. Deskriftif;
b. Eksplanasi
21
B-11
7. Saat terjadinya variable a. Historis;
b. Ekspos-Fakto;
c. Eksperimen
Jadi, jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh dr.yayat dari skenario ini adalah jenis penelitian
observasional karena dr.yayat ingin mengetahui faktor resiko penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A
di Kota Depok.
4. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian dengan
sahih, obyektif, akurat, serta hemat.
1. Observasional
a. Laporan kasus
b. Seri kasus
e. Studi kohort
f. Meta-analisi
2. Intervensional
a. Uji Klinis
b. Intervensi
Desain yang dapat digunakan oleh dr.Yayat dalam kasus ini adalah desain penelitian
observasional yakni studi cross-sectional (potong lintang).
22
B-11
1. Penelitian Studi Case Control
Pada studi kasus case control, observasi atau pengukuran variabel bebas dan variabel
tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama. Peneliti melakukan pengukuran variabel
tergantung, yakni efek, sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif; karena itu studi case
control disebut sebagai studi longitudinal, artinya subyek tidak hanya diobservasi pada satu saat
tetapi diikuti selama periode yang ditentukan.
Seperti telah disebutkan, pada studi case control dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang
telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusur secara retrospektif ada atau tidaknya faktor risiko
yang diduga berperan. Untuk kontrol harus dipilih subyek dari populasi dengan karakteristik yang
sama dengan kasus; bedanya kelompok kontrol ini tidak menderita penyakit atau kelainan yang
diteliti. Pemilihan subyek kontrol ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan cara serasi
(matching) atau tanpa matching.
Seperti pada studi cross sectional, hasil pengukuran pada studi case control dalam tabel 2 x
2. Hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan efek diperoleh secara tidak langsung, yakni
dengan menghitung risiko relatif, yang dalam studi case control dinyatakan sebagai rasio odds
(odds ratio). Odds adalah perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk terjadinya efek
dinyatakan dengan P, maka odds adalah P/(1-P). Sebagai contoh, bila peluang atau kemungkinan
Muhammad Ali untuk menang melawan Joe Frazier adalah 75%, maka odds Ali untuk menang
adalah = 75% : 25% = 3.
Rasio odds menunujukkan berapa besar peran faktor risiko yang diteliti terhadap terjadinya
penyakit (efek), jadi serupa dengan rasio prevalens pada studi cross sectional atau risiko relatif pada
studi kohort. Nilai rasio odds = 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti ternyata bukan
merupakan risiko untuk terjadinya efek. Rasio yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa benar
faktor yang diteliti merupakan faktor risiko, sedangkan rasio yang kurang dari 1 menunjukkan
bahwa faktor tersebut merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek. Nilai rasio odds ini harus
disertai interval kepercayaannya.
23
B-11
Sebagian subyek secara alamiah akan mengalami pajanan terhadap faktor risiko tertentu,
sebagian lainnya tidak. Subyek yang terpajan faktor risiko akan menjadi kelompok yang diteliti
sedangkan yang lainnya menjadi kelompok kontrol. Kedua kelompok kemudian akan diikuti selama
masa tertentu untuk kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit yang diteliti.
Hasil studi kohort disusun dalam tabel 2 x 2 dan dapat ditentukan insidens terjadinya efek
pada kelompok terpajan dan kelompok kontrol. Selanjutnya dapat dihitung risiko relatif, atau risiko
insidens, yakni perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan
insidens efek pada kelompok tanpa faktor risiko.Risiko relatif menunjukkan besarnya peran faktor
risiko terhadap terjadinya penyakit; bila risiko relatif = 1 maka faktor yang diteliti bukanlah
merupakan faktor risiko, nilai yang lebih daripada 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan
risiko, sedangkan nilai yang kurang dari 1 menunujukkan bahwa faktor yang diteliti tersebut
bersifat protektif.
Selain studi kohort protektif, ada pula studi kohort retrospektif. Pada desain ini peneliti
mengidentifikasi faktor risiko dan efek pada kohort yang terjadi di masa lalu. Analisis yang
digunakan sama dengan pada studi kohort prospektif. Kesahihan hasil studi ini bergantung pada
kualitas data pada rekam medis atau sumber data lain. Baik faktor risiko maupun efek yang diteliti
harus didefinisikan dengan jelas. Salah satu kelemahannya adalah terdapat kemungkinan bahwa
pelbagai pengukuran yang dilakukan pada masa lampau tidak memenuhi standar, karena data yang
ada adalah data pelayanan, dan data penelitian.
Dalam studi analitik cross sectional yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan
penyakit (efek), pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek)
hanya dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Dari pengukuran tersebut maka dapat
24
B-11
diketahui jumlah subyek yang mengalami efek, baik pada kelompok subyek yang faktor risiko,
maupun pada kelompok tanpa faktor risiko.
Hasil pengukuran biasanya disusun pada tabel 2 x 2; dari tabel dapat dilihat prevalens
penyakit (efek) pada kelompok dengan atau tanpa faktor risiko, kemudian dapat dihitung rasio
prevalens, yakni perbandingan antara prevalens efek pada kelompok subyek yang memiliki faktor
risiko dengan prevalens efek pada kelompok subyek tanpa faktor risiko.
Rasio prevalens memberikan gambaran peran faktor risiko terhadap terjadinya efek atau
penyakit. Bila rasio prevalens sama dengan 1, artinya prevalens penyakit pada subyek dengan
faktor A sama dengan prevalens pada subyek tanpa faktor A, maka faktor tersebut bukanlah faktor
risiko. Bilai nilai rasio prevalens lebih dari 1 berarti faktor A tersebut merupakan faktor risiko, dan
nilai yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan faktor protektif (mencegah
terjadinya efek).
Jadi, desain penelitian yang dapat digunakan oleh dr. yayat dalam kasus ini adalah desain
penelitian studi cross-sectional karena studi cross-sectional tidak memakan waktu yang lama mengingat
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok meminta laporan dengan segara.
Gagasan penelitian adalah hal yang mendasari suatu penelitian. Hal yang paling penting dari
penelitian. Cara menemukan ide atau gagasan awal atau topik atau masalah adalah sebagai berikut :
25
B-11
3. Menyeleksi gagasan-gagasan
1. Orisinil
2. Inovatif
3. Pragmatis, bermanfaat pada kehidupan praktis
Meningkatkan income
Menghemat energi
Memperoleh energi alternatif
Pelestarian lingkungan
Meningkatkan produksi
Meningkatkan kesehatan
Memperoleh bahan baru
4. Manageable
Waktu
Tenaga
Biaya
Pengetahuan
Sumber
Jadi, dr. yayat sebelum melakukan penelitian sebaiknya ia harus memperhatikan cara yang tepat
untuk mengembangkan gagasan penelitian seperti cara-cara yang di atas agar penelitian yang dilakukan
dapat membuahkan hasil yang baik dan maksimal.
6. Etika Penelitian
Kode etik penelitian kedokteran, yang diberi nama Nuremberg Code, pada awalnya dibentuk
sebagai akibat dari berbagai percobaan tidak berperikemanusiaan oleh para dokter NAZI terhadap para
tahanan Perang Dunia II. Salah satu yang penting dalam kode tersebut adalah keharusan adanya
persetujuan informed consent dari orang sebagai subyek penelitian. Pada tahun 1964, World Medical
Association dalam sidangnya yang ke 18 telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang dituangkan ke
dalam Deklarasi Helsinki I. Baik dalam Neurenberg Code maupun dalam Deklarasi Helsinki I, para
peneliti dihimbau untuk memperhatikan dan mematuhi peraturan-peraturan penelitian yang disetujui
bersama. Peneliti harus dapat membuat keputusan sendiri apakah penelitiannya menyimpang atau tidak
dari norma etik yang telah digariskan. Karena tidak ada pengawasan maka banyak penelitian yang
dirasakan masih menyimpang dari norma-norma kode etik. Untuk menghindari hal tersebut di atas
maka pada tahun 1975 dalam World Health Assembly ke 20 di Tokyo telah dibuat Deklarasi Helsinki II
26
B-11
sebagai hasil revisi dari Deklarasi Helsinki I. Perubahan yang penting adalah adanya peraturan yang
mengharuskan semua protokol penelitian yang menyangkut manusia, harus ditinjau dahulu oleh suatu
Komisi khusus untuk dipertimbangkan, diberi komentar dan mendapatkan pengarahan (consideration,
comments and guidance). Selain itu pada protokol juga harus dicantumkan adanya pertimbangan etik.
Deklarasi tersebut telah disempurnakan kembali oleh World Medical Assembly, tahun 1983 di Venesia,
tahun 1985 di Hongkong dan di Edinburg, Scotland tahun 2000.
Di Indonesia standar etik penelitian kesehatan yang melibatkan manusia sebagai subyek
didasarkan pada azas perikemanusiaan yang merupakan salah satu dasar falsafah bangsa Indonesia,
Pancasila. Hal tersebut kemudian diatur dalam UU Kesehatan no 23/ 1992 dan lebih lanjut diatur dalam
PP no 39/ 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Dalam Bab IV diuraikan tentang
perlindungan dan hak-hak manusia sebagai subyek penelitian dan sanksi bila penyelenggaraan
penelitian melanggar ketentuan dalam PP tersebut. Dengan demikian semua penelitian yang
menyangkut manusia harus didasari oleh moral dan etika Pancasila, disamping pedoman etik penelitian
yang telah disetujui secara internasional. Adalah menjadi kewajiban kita semua bahwa penelitian yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah, moral dan etika yang berdasarkan Ketuhanan
dan Perikemanusiaan.
Etika Penelitian Ilmiah
27
B-11
28
B-11
yang terpenting adalah bagaimanakah keuntungan dan beban harus didistribusikan di antara
anggota kelompok masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian
membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi
dan pilihan bebas masyarakat. Sebagai contoh dalam prosedur penelitian, peneliti
mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang
sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits)
(Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004).
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil
yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat
populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek
(nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres
tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera,
kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian.
III. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian etik penelitian kesehatan:
a) Surat usulan dari institusi tempat peneliti bekerja, bila usulan berasal dari luar institusi Badan
Litbangkes yang memiliki Komisi Etik Institusi, maka usulan harus berasal dari Komisi etik
institusi tersebut (bukan dari peneliti utama/pimpinan insitusi)
b) Surat rekomendasi dari Panitia Pembina Ilmiah.
c) Protokol penelitian meliputi tujuan dan manfaat, metodologi yang menjelaskan secara terperinci
mengenai : tata cara pengambilan sample (darah/urine/spesimen lainnya), tujuan pemeriksaan,
intervensi yang diberikan, serta manfaat bagi responden (bila ada uji klinik/ pengambilan
sample), jumlah biaya yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
d) Daftar tim peneliti, beserta keahliannya
29
B-11
e) Curriculum vitae peneliti utama atau Ketua Pelaksana, untuk melihat apakah kemampuan
peneliti utama atau ketua pelaksana sudah sesuai dengan apa yang akan dikerjakan.
f) Keterangan pembiayaan, untuk melihat apakah sudah etis bila suatu penelitian dilihat dari
jumlah biaya dan hasil yang akan didapat.
g) Ethical clearance dari institusi lain (bila ada).
h) Penjelasan dan Informed Consent dalam 1 lembar / tidak terpisah Izin atau persetujaun dari
subyek penelitian untuk turut berpartisipasi dalam penelitian, dalam bentuk tulisan yang
ditandatangani atau tidak ditandatangani oleh subyek dan saksinya, disebut informed consent.
Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai berikut :
1. Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam penelitian itu, termasuk
penelitian eksperimen.
2. Penjelasan tentang penelitian.
3. Pernyataan tentang berapa lama subyek penelitian perlu berpartisipasi dalam penelitian
4. Gambaran tentang apa yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian, sebagai peserta
sukarela penelitian. Setiap prosedur eksperimental perlu dijelaskan.
5. Gambaran mengenai resiko dan rasa tidak enak yang mungkin dialami subyek, jika subyek
berpartisipasi dalam penelitian.
6. Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi bagi subyek, jika subyek berpartisipasi dalam
penelitian ini.
7. Informasi mengenai pengobatan dan alternatif lain yang akan diberikan kepada subyek, jika
subyek mengalami resiko dalam penelitian.
8. Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan medis subyek.
9. Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikan kepada subyek, jika
subyek mengalami masalah yang berhubungan dengan penelitian.
10. Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa calon subyek dapat
menanyakan tentang masalah kesehatan yang mungkin muncul berkaitan dengan penelitian
tersebut.
11. Pengertian partisipasi dalam penelitian haruslah sukarela, bahwa subyek dapat memutuskan
untuk meninggalkan penelitian tanpa dirugikan, bahwa apabila ia bersedia berpartisipasi
kemudian sesudah jangka waktu tertentu ia meninggalkan penelitian, ia bebas pergi tanpa ada
sanksinya.
12. Jumlah subyek penelitian yang akan turut serta dalam penelitian dan lokasi penelitian akan
dilaksanakan.
13. Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek dalam penelitian
tersebut.
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan
apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman Etika Penelitian meliputi butir-butir
berikut :
a. Kejujuran
30
B-11
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan
prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan.
Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan
Anda.
b. Obyektivitas
c. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan tulus, menjaga konsistensi
pikiran dan perbuatan
d. Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian, secara teratur catat pekerjaan
yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di manapengumpulan data dilakukan.
Catat juga alamat korespondensi responden, jurnalatau agen publikasi lainnya.
e. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian. Terbuka
terhadap kritik dan ide-ide baru
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan gunakan data,
metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Tuliskan nara sumber semua yang
memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan pernah melakukan plagiasi..
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh
responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
31
B-11
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke pelbagai media (jurnal,
seminar).
Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan
oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai
penulis pertama (first author), sedangkan yang lainmenjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan
menunjukkan besarnya kontribusianggota tim dalam penelitian.
Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahan masyarakat, meningkatkan taraf hidup,
memudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab
melakukan pendampingan nagi masyarakat yangingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda.
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan jenis
kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan
kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan pembelajaran seumur
hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai taraf Pakar.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait dengan
penelitian Anda.
32
B-11
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik
mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.
Bila harus mengunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang
dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan, hormati harkat
kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut; siapkan pencegahan dan pengobatan
bila sampel Anda menderita efek negatif penelitian.
Indeks pangan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: (1) infeksi dimana makanan
tidak menunjang pertumbuhan patogen tersebut, misalnya, pathogen penyebab tuberkolosis
( Mycobacterium bovis dan M. tubercolosis), brucellosis (Brucela aortus, b. melitensis), diprteri
(Corynebacterium diptheriae), disentri oleh Campylobacter, demam tifus,kolera , hepatitis, dan lain-
lain; dan (2) infeksi dimana makanan berfungsi sebagai medium kultur untuk pertumbuhan patogen
hingga mencapai jumah yang memadai untuk menimbulkan infeksi bagi pengkomsumsi makanan
33
B-11
tersebut; infeksi ini mencakup Salmonela spp, Listeria, vibrio parahaemolyticus, dan Escherichia
coli enteropatogenik.
Terdapat banyak bakteri patogen yang membahayakan kesehatan manusia. Berikut ini
beberapa di antaranya:
1. Escherichia coli
E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan
hewan. Beberapa galur E. coli yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah
enterotoksigenik, enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinuasiue, dan enteroagregatif.
2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan, dan saluran
pencernaan manusia dan hewan. Bahan makanan yang disiapkan menggunakan tangan, seperti
penyiapan sayuran mentah untuk salad, berpotensi terkontaminasi S. aureus.
Jenis makanan lain yang sering terkontaminasi oleh S. aureus adalah daging dan produk
daging, ayam, telur, salad (telur, tuna, ayam, kentang, dan makaroni), produk bakeri, pastry, pai,
sandwich, serta susu dan produk susu. Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang
tahan panas yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
3. Salmonella
Salmonella bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat menyebabkan
demam enterik dan gastroentritis. Diketahui terdapat 200 jenis dari 2.300 serotip Salmonella yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella thyposa
yang secara klinis ditandai dengan demam yang lebih dari 7 hari, disertai gangguan kesadaran dan
gangguan saluran cerna.
4. Shigella
Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab shigella (disentri
basher). Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu
dan produk susu, serta air yang terkontaminasi. Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi
34
B-11
dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basher atau shigellosis yang disebabkan
oleh Shigella. Menurut USFDA (1999), diperkirakan 300.000 kasus shigellosis terjadi di Amerika
Serikat setiap tahun.
5. Vibrio cholera
Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta merupakan
bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies Vibrio yang termasuk patogen adalah V.
cholerae, V. parahaemolyticus, dan V. vulvinicus. Spesies V. chloreae dan V. parahaemolyticus
merupakan sumber kontaminasi silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V. vulvinicus
penyebab infeksi pada manusia.
6. Clostridium botulinum
Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena dapat
menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan kaku,
mata berkunang-kunang, dan kejang-kejang yang menyebabkan kematian karena sukar bernapas.
Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada
kaleng yang bocor, sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar. Botulinin
merupakan sebuah molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat. Satu mikrogram
botulinin sudah cukup mematikan manusia. Untungnya karena merupakan protein, botulinin bersifat
termolabil dan dapat diinaktifkan dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit.
Garam dengan konsentrasi 8 persen atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat menghambat
pertumbuhan C. botulinum, sehingga produksi botulinin dapat dicegah.
7. Pseudomonas cocovenenans
Asam bongkrek bersifat sangat fatal dan biasanya merupakan penyebab kematian. Hal ini
disebabkan toksin mengganggu metabolisme glikogen dengan memobilisasi glikogen dari hati,
sehingga terjadi hiperglikemia yang kemudian berubah menjadi hipoglikemia. Penderita
hipoglikemia biasanya meninggal empat hari setelah mengonsumsi tempe bongkrek yang beracun.
35
B-11
Jadi disiplin dalam hal mengkonsumsi makanan yang higienis akan membantu kita menjaga
kesehatan dan mencegah penyakit Hepatitis A yang dapat disebabkan oleh makanan. Untuk lebih
menjaga kebersihan maka mencuci tangan sebelum makan juga merupakan hal wajib yang tidak
boleh terlupakan.
8. Air Limbah
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan
dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan
perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Persoalan polusi air jutaan orang bergantung pada Sungai Gangga yang tercemar.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi
kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi
dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian
dan penyakit, dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700
juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena
penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan
tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Ditambah
lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju
masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas
air di Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai dinilai, 47 persen dari danau hektar dinilai, dan 32
persen dari teluk dinilai dan muara mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika
tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran
ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan.
36
B-11
Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan
perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin
organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Akibat
Erosi
Tanah Longsor
37
B-11
Penanggulangan terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan Pengolahan Limbah
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak
membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak
menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan
mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa
fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat
yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh
melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat
meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam
tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak
terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan
sebelum dibuang ke lingkungan.
Pengolahan limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan
hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus
dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah
tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya
dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur
dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
38
B-11
Limbah hitam (bahasa Inggris: blackwater) adalah air limbah yang berasal dari buangan
biologis seperti kakus, berbentuk tinja manusia, maupun buangan lainnya berupa cairan ataupun
buangan biologis lainnya yang terbawa oleh air limbah rumah tangga bekas cuci piring, maupun
limbah cairan dari dapur.
Setiap manusia rata-rata mengeluarkan 125-250 gram limbah hitam (tinja dan air kencing)
per hari, sehingga ribuan ton limbah hitam diproduksi setiap harinya. Di luar jumlahnya, limbah
hitam mengandung empat komponen berbahaya:
3. Telur cacing. Prevalensi anak cacingan yang diakibatkan cacing cambuk dan cacing
gelak bisa mencapai 70 persen dari balita di Indonesia.
4. Nutrien yang umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan fosfor (P) yang dibawa oleh sisa
sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedangkan
fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung amonium sekitar 25 mg dan
fosfat seberat 30mg. Senyawa nutrien memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya
warna air jadi hijau. Gangang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan air
lainya mati. Fenomena yang disebut eutrofikasi ini mudah dijumpai, termasuk di waduk, danau,
maupun balong-balong.
Jadi, dalam kasus skenario ini air yang tercemar merupakan faktor resiko penyebab
mewabahnya penyakit Hepatitis A di Kota Depok.
39
B-11
DAFTAR PUSTAKA
40