Anda di halaman 1dari 11

DATA GEOTEKNIK

TAMBANG BATUBARA
PT. MAHAKAM SUMBER JAYA

Sumber :

Laporan Akhir. Penyusunan Studi Kelayakan Penambangan Batubara PT.Mahakam


Sumber Jaya, Kalimantan Timur . Bandung 2003

Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat


Institut Teknologi Bandung

PT. MAHAKAM SUMBER JAYA


Samarinda, Agustus 2004
1. Pendahuluan
Penyusunan Laporan Data Geoteknik dimaksudkan sebagai acuan bagi perencanaan dan
desain tambang di lingkungan PT.Mahakam Sumber Jaya. Data diambil dari Laporan
Akhir Penyusunan Studi Kelayakan Penambangan Batubara PT.Mahakam Sumber Jaya,
Kalimantan Timur.

2. Pengujian Material
Uji laboratorium material batuan yakni:
1. Uji sifat fisik : Bobot isi jenuh, bobot isi natural dan bobot isi kering .
2. Uji sifat mekanik (uji geser langsung) : parameter kekuatan batuan (nilai kohesi)
dan sudut geser dalam.
3. Uji pembongkaran material dilakukan dengan uji point load, uji baji (wedge test),
uji tekan uniaksial (UCS), uji abrasivitas dan uji kecepatan gelombang ultrasonik..

Rekapitulasi hasil uji sifat fisik dan mekanika batuan dilakukan di Laboratorium
Geomekanika Departemen Teknik Pertambangan ITB, lihat Table I.

3. Analisis Kemantapan Lereng


Tujuan analisis kemantapan lereng adalah untuk menentukan geometri (tinggi dan sudut
kemiringan) lereng yang mantap. Longsoran yang terjadi diperkirakan berbentuk busur
dan perhitungan analisis dengan metoda kesetimbangan batas (Metoda Bishop) yang
menggunakan program Galena dari BHP Engineering Pty.Ltd. Perhitungan dilakukan
untuk lereng tunggal (individual slope) dan lereng keseluruhan (overall slope) dan lereng
penimbunan tanah penutup.

3.1. Lereng Tunggal (Individual Slope)


3.1.1. Pendekatan Analisis

Pendekatan analisis dalam perhitungan lereng tunggal adalah:


a. Nilai kohesi dan sudut geser dalam yang digunakan dalam analisis kemantapan
lereng diambil berdasarkan analisis statistik, yaitu dipilih nilai terkecil antara nilai
rata-rata dan mediannya. Sedangkan nilai berat jenis jenuh diambil dari nilai rata-
rataya.
b. Material pada weathering zone dianggap sebagai soil
c. Dalam analisis lereng tunggal ini material dalam satu perlapisan dianggap
homogen dan mempunyai sudut geser sisa.
d. Tinggi muka air tanah dianggap mengikuti permukaan lereng (lereng dalam
keadaan jenuh).
e. Dalam melakukan perhitungan diasumsikan longsoran berbentuk busur.
TABEL I
DATA HASIL UJI GEOTEKNIK
TABEL I (Lanjutan)
DATA HASIL UJI GEOTEKNIK
3.1.2. Parameter Batuan

Parameter batuan yang digunakan untuk masing-masing block bisa dilihat pada Tabel II.

TABEL II
PARAMETER BATUAN
3.1.3. Hasil Analisis

Geometri lereng tunggal dianggap mantap jika mempunyai FK > 1.30 dan hasilnya dapat
dilihat pada Tabel III.

TABEL III
Rekapitulasi Faktor Keamanan Lereng tunggal
TABEL III (Lanjutan)
Rekapitulasi Faktor Keamanan Lereng tunggal

3.2. Lereng Keseluruhan (Overall Slope)


3.2.1. Pendekatan Analisis

Pendekatan analisis dalam perhitungan lereng tunggal adalah:


a. Nilai kohesi dan sudut geser dalam yang digunakan dalam analisis kemantapan
lereng diambil berdasarkan analisis statistik, yaitu dipilih nilai terkecil antara nilai
rata-rata dan mediannya. Sedangkan nilai berat jenis jenuh diambil dari nilai rata-
rataya.
b. Material pada weathering zone dianggap sebagai soil
c. Dalam analisis lereng keseluruhan ini material dalam satu perlapisan dianggap
homogen dan mempunyai sudut geser puncak.
d. Tinggi muka air tanah dianggap mengikuti permukaan lereng (lereng dalam
keadaan jenuh).
e. Dalam melakukan perhitungan diasumsikan longsoran berbentuk busur.
3.2.2. Parameter Batuan

Parameter batuan yang digunakan untuk masing-masing blok bisa dilihat pada Tabel IV

TABEL IV
PARAMETER BATUAN
3.2.3. Hasil Analisis

Geometri lereng keseluruhan dianggap mantap jika mempunyai FK > 1.50 dan hasilnya
dapat dilihat pada Tabel V.

TABEL V
Rekapitulasi Faktor Keamanan Lereng Keseluruhan
TABEL V (Lanjutan)
Rekapitulasi Faktor Keamanan Lereng Keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai