Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan vertigo tergantung pada identifikasi dan eliminasi

penyebab yang mendasari. Oleh karena itu pengobatan bisa berupa kausatif,
simtomatik, dan rehabilitatif yaitu dengan intervensi maneuver (Cahyani, 2011).
Ada beberapa pilihan intervensi manuver berdasarkan mekanisme
patofisiologinya. Tehnik manuver positioning untuk BPPV subtipe canal posterior
antara lain dengan Brandt-Doroff, Canalith Repositioning Procedure (CRP),
Semont Liberatory Maneuver (SLM), dan Gans Repositioning Maneuver (GRM).
Untuk canal horizontal dengan Forced Prolonged Positioning (Vannucchi's
Maneuver), Log Roll maneuver (Lampert Roll Maneuver), Barbeque Roll
Maneuver (BBQ Maneuver) dan Gufoni maneuver (Appiani-Casani Maneuver).
Untuk tehnik reposisioning kanal anterior dengan Kim Maneuver, Deep Head
Hanging Maneuver, dan kebanyakan klinisi menggunakan kebalikan CRP atau
SLM (reverse CRP/SLM). Sedangkan untuk subyektif BPPV atau tipe 2 BPPV
mengunakan repetitive sitting up dari posisi Dix-Hallpike.

Canalith repositioning procedure (CRP) atau Epley maneuver adalah


tehnik pengobatan yang paling efektif pada BPPV yang disebabkan oleh kristal-
kristal dalam kanalis semisirkularis posterior menurut American Academy of
Neurology. Klinisi membimbing pasien untuk melakukan serangkaian gerakan
kepala dan tubuh untuk memindahkan kristal-kristal kalsium (Canalith) keluar
dari kanalis semisirkularis posterior dan masuk ke kanalis semisirkularis tengah.
Canalith kemudian akan diabsorbsi oleh tubuh di kanalis semisirkularis tengah.
Reposisi canalith lebih efektif daripada pengobatan dan sedikit lebih efektif
daripada Brandt Daroff exercise.
Paisen dalam posisi duduk, kemudian putar kepala 45 derajat ke arah
telinga yang terkena[1]. Baringkan pasien dengan tetap mempertahankan posisi
kepala. Ekstensikan leher pasien hingga letak telinga berada dibawah bahu (tidak
sejajar dengan bahu)[2]. Tetap ekstensikan leher, putar kepala 90 derajat ke arah
berlawanan[3]. Putar kepala 90 derajat searah, diikuti gerakan tubuh, sehingga
posisi muka menghadap ke lantai[4]. Amati adanya nystagmus, downbeating
nystagmus megindikasi tidak efektif nya prosedur dilakukan. Kembali ke posisi
duduk dengan posisi kepala tetap terjaga [5]. (Solomon, 2000)

Saat mereposisi canalith keluar dari kanalis posterior, terdapat


kemungkinan canalith masuk ke kanal lain. Konversi yang paling sering ditemui
yaitu pindahnya canalith dari kanal posterior ke kanal horizontal. Hal ini dapat
terjadi jika kepala tidak dipertahankan dalam posisi yang tepat saat pasien akan
dibangunkan dari posisi berbaring ke posisi duduk. (Cahyani, 2011)

Anda mungkin juga menyukai