Aplikasi Just in Time
Aplikasi Just in Time
Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan
barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem
ada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Kemajuan dalam transportasi dan
komunikasi telah banyak berperan dalam penciptaan kompetisi global. Kemajuan teknologi
menyebabkan siklus hidup produk menjadi lebih singkat dan keragaman produk semakin
meningkat.
Pada restoran cepat saji menggunakan sistem tarikan permintaan untuk mengendalikan
persediaan barang jadi mereka. Tiap operasi hanya memproduksi apa yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan operasi selanjutnya. Bahan baku atau bagian rakitan tiba tepat pada waktu
yang dibutuhkan agar produksi dapat berjalan, sehingga permintaan dapat dipenuhi.
Pembelian JIT (JIT purchasing) mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku
cadang dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah
hal yang sangat penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi, yang mana
berhubungan dengan permintaan.
JIT memiliki dua tujuan strategis, yang pertama untuk meningkatkan laba dan yang kedua
untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan tersebut dapat dicapai dengan
mengendalikan biaya, memperbaiki kinerja pengiriman dan dengan peningkatan kualitas.
Produksi dan pembelian dengan sistem JIT mewakili usaha terus menerus dalam mengejar
produktivitas melalui penghapusan pemborosan. Meski JIT berfokus lebih dari sekedar
manajemen persediaan, pengendalian persediaan merupakan keuntungan tambahan yang penting.
Jenis dan efisiensi tata letak pabrik dikelola secara berbeda dalam proses manufaktur JIT. JIT
mengganti tata letak pabrik tradisional dengan suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri
dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan yang biasanya dalam bentuk setengah
lingkaran. Mesin-mesin diatur sehingga dapat dioperasikan secara berurutan pada tiap sel
dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu kemudian berpindah
dari satu mesin ke mesin yang lainnya hingga selesai produk. Para pekerja ditugaskan pada sel-
sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua mesin dalam sel. Tenaga kerja dalam lingkungan
JIT memiliki beberapa keahlian sekaligus, tiap sel manufaktur pada dasarnya adalah sebuah
pabrik mini dan sering disebut sebagai pabrik dalam pabrik.
SUMBER : http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/02/makalah-aplikasi-just-in-time-jit-
pada.html
Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan
barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem
ada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Kemajuan dalam transportasi dan
komunikasi telah banyak berperan dalam penciptaan kompetisi global. Kemajuan teknologi
menyebabkan siklus hidup produk menjadi lebih singkat dan keragaman produk semakin
meningkat.
Pada restoran cepat saji menggunakan sistem tarikan permintaan untuk mengendalikan
persediaan barang jadi mereka. Tiap operasi hanya memproduksi apa yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan operasi selanjutnya. Bahan baku atau bagian rakitan tiba tepat pada waktu
yang dibutuhkan agar produksi dapat berjalan, sehingga permintaan dapat dipenuhi.
Pembelian JIT (JIT purchasing) mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang
dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal
yang sangat penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi, yang mana
berhubungan dengan permintaan.
JIT memiliki dua tujuan strategis, yang pertama untuk meningkatkan laba dan yang kedua
untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan tersebut dapat dicapai dengan
mengendalikan biaya, memperbaiki kinerja pengiriman dan dengan peningkatan kualitas.
Produksi dan pembelian dengan sistem JIT mewakili usaha terus menerus dalam mengejar
produktivitas melalui penghapusan pemborosan. Meski JIT berfokus lebih dari sekedar
manajemen persediaan, pengendalian persediaan merupakan keuntungan tambahan yang penting.
Jenis dan efisiensi tata letak pabrik dikelola secara berbeda dalam proses manufaktur JIT. JIT
mengganti tata letak pabrik tradisional dengan suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri
dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan yang biasanya dalam bentuk setengah
lingkaran. Mesin-mesin diatur sehingga dapat dioperasikan secara berurutan pada tiap sel
dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu kemudian berpindah
dari satu mesin ke mesin yang lainnya hingga selesai produk. Para pekerja ditugaskan pada sel-
sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua mesin dalam sel. Tenaga kerja dalam lingkungan
JIT memiliki beberapa keahlian sekaligus, tiap sel manufaktur pada dasarnya adalah sebuah
pabrik mini dan sering disebut sebagai pabrik dalam pabrik.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/02/makalah-aplikasi-just-in-time-jit-pada.html
Ideide dalam cara kerja yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, termasuk statistik,
Teknik industri, manajemen produksi, dan ilmu perilaku. Filosofi persediaan JIT
Dengan cara ini kerja mendorong usaha untuk menghilangkan persediaan yang tidak
mengimbangi isu-isu proses manufaktur, dan untuk terus meningkatkan proses-proses
manajemen untuk menjaga stok. Manajemen mungkin tergoda untuk menjaga stok
time adalah memiliki bahan yang tepat, pada saat yang tepat, di tempat yang tepat, dan
dalam jumlah yang tepat-Ryan Grabosky, tanpa jaring pengaman persediaan. Sistem JIT me
miliki implikasi luas
untuk pelaksana.
dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-
komponen lainnya.
Jenis Pemborosan
SUMBER : http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/02/makalah-aplikasi-just-in-time-jit-
pada.html
Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
2.Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak
langsung.
3.Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan
overhead pabrik secara individual.
a)Pemborosan yang berkaitan dengan process Layout Pada layout proses ditemukan berbagai
pemborosan, yaitu:
Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi
c)Aliran Produksi
Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan tinggi, dan
prioritas kerja sulit ditentukan.
Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk,
sementara proses berikutnya akan
tertunda.
Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan
barang dalam proses.
SUMBER : http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/02/makalah-aplikasi-just-in-time-jit-
pada.html
(JIT MANAJEMEN JEPANG)
Karena tidak ada paku, ladam hilang. Karena tidak ada ladam kuda hilang. Karena tidak ada
kuda, jenderal hilang. Karena tidak ada jenderal, tentara hilang. Karena tidak ada tentara,
pertempuran kalah. Karena kalah dalam pertempuran, perang kalah. Karena kalah perang,
Negara hilang. Karena semua itu karena tidak ada paku
LECTURE RESUMES Puisi lama yang dikutif Sheila cane mengungkapkan sesuatu berasal
dari benda yang terlihat sepele, begitu juga dlam prinsip kaizen bahwa biasanya hal-hal yang
kecil justru yang menyebabkan kehancuran besar.
Seiring dengan perkembangan ekonomi Negara Kekuatan kuning (Jepang China, dan Korea)
yang laju pertumbuhan ekonominya melesat jauh seperti yang dilakukanJepang pasca kekalahan
perang dari Sekutu (Amerika) dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki
berhasil merombak dengan Restorasi Meji-nya yang terkenal. Begitu juga Cina walau agak
terlmbat dengan memadukan ideologi komunis dalam bernegara dan ekonomi kapitalis dalam
penataan ekonomi dan hasilnya sangat menakjubkan, cina termsuk Negara yang tingkat
pertumbuhan ekonominya tercepat didunia. Begutuy juga korea lebih mengadopsi jepang sebagai
mantan induk semangnya. Tapi kehadiran Negara kuning ini, Setidaknya bisa memberikan
dukungan global terhadap kekuatan ras kuning Asia untuk bersaing secara global dengan Negara
barat lainnya.
Istilah kaizen atau Just in Time ini kerap kali digunakan sebagai salah satu strategi perbaikan
dalam manajemen kualitas dan alternative management yang selama ini didominasi oleh Negara
barat dan Amerika, namun dalam perkembangannya system manajemen ini mendapat perhatian
para analis manajemen setelah melihat perkembangan yang pesat ekonomi jepang yang kerap
kali merepotkan hegemoni amerika dalam percaturan ekonomi global.
Coba kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan bahwa :
Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengn secara terus menrus tetap sadr dn
membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan untuk menghasilkn barang
dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah
mencapainya adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus menerus dari
masing-masing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada
komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan karena kaizen bukan jalan
pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang
diinginkan. (Cane, 1998:265)
Dengan pertumbuhan ekonomi Jepang berdampak pada dorongan negara Asia lainnya untuk
terus mengejar ketertinggalannya, lalu bagaimana dengan Negara Indonesia sendiri yang terlihat
malah semakin terpuruk pasca reformasi tahun 1999 bahkan untuk mengejar negeri jiran
sekalipun terasa sangat berat sekali kunci keunggulan perusahaan jepang adalah sangat unggul
dalam persaingan salah satu kemampuannya adalah menghilangkan pemborosan dan
menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS sebaliknya mengalami kesulitan dalam
menghemat Sumber Daya Alam yang memang sangat melimpah bila dibandingkan Jepang
sehingga istilah perbaikan mutu secara terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi
manajemen Amerika tapi lebih cenderung just in case.
Istilah lainnya dengan Big JIT yaitu filosofi manajemen yang berusaha menghilangkan
pemborosan dalam semua aspek dari kegiatan produksi perusahaan.
Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Bias diartikan Kaizen
artinya perbaikan. Kaizen diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous improvement).
Ciri kunci manajemen kaizen antara lain lebih memperhatikan proses dan bukan hasil, manajmen
fungsional-silang dan menggunakan lingkaran kualitas dan perlatan lain untuk mendukung
peningkatan yang terus menerus (Cane, 1998:27)
Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management
(TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum system mutu dapat
dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga
perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM
itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif
dan terintegrasi yang memiliki ciri khas :
Robotik
System saran
Otomatisasi
Pemeliharan produktiftas
Kanban
Tepat waktu
Tanpa cacat
Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time atau kaizen dalam kegiatan
industri yaitu :
System kaizen bisanya menghasilkan produksi sesuai dengan pesanan pelanggan dengan system
produksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu kanban.
Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akan
menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan persedian barang dalam proses yang
merupakan sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses
produksi selain itu juga menggunakan pola produksi campur merata (Heijunka) yang dimaksud
heijunka adalah memproduksi bermacam-mcam dalam satu lini produksi.
3. Menghilangkan pemborosan
Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S
yang antara lain : Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja dengan cara melakukan
pemisahan berbgai alat atau komponen ditempat masing-masing sehingga untuk mencarinya
nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Seiton atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja
dengan melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso
atau pembersihan yaitu disiplin ditempt kerja dengan melakukan pembersihan sebagai
pemeriksaan dan tingkat kebersihan. Seiketsu atau pemantapan/perawatan yaitu manajemen
visual dan pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, kode,
dsb. Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang
berdisiplin.
Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengn melihat prinsip mnajemen yaitu
memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggungjawab terhadap
tercapainya mutu, meningkatkan pndangan mnajemen terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian
mutu produk dengn tegas, memberikan wewenang kepada karyawn untuk mengadkan
pengendlin mutu produk, menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh karyawn, tercapainya
inpeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercpai komitmen terhadap pengedlin mutu jangka
panjang.
penerapan sistem kaizen ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi
menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai
seluruh bidang dalm perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam
proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan seluruh
karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua karyawn
bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan.
7. Menghilangkan ketidakpastian
untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi dan
memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan
pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan system produksi
tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata (Heijunka)
Istilah lain yang bertujuan mengimbangi system kaizen ini adalah reengineering yaitu
mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai keakar-akarnya dan system ini
diciptakan Amerika untuk mengejar ketinggalannya dari Jepang yang pernah dibantu
ekonominya, baru kalau perombakan ini telah dilakukan maka pemeliharaan dan peningkatan
secara terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakan. Bisa juga menerapkan konsep
benchmarking yaitu cara untuk mengadakan perbaikan dengan meniru praktek bisnis terbaik
dikelasnya, baik untuk produksi, jasa maupun proses dan sistemnya.
SUMBER : http://elqorni.wordpress.com/2008/04/08/kaizen-%E2%80%9Cjust-in-time-
manajemen-jepang%E2%80%9D/
Terdapat banyak versi di dalam menterjemahkan definisi dari JIT ini, diantaranya :
JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang
diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
bisnis laba atas investasi dengan mengurangi dalam proses persediaan dan terkait biaya
tercatat .
Just in Time adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Just In
Time (JIT) adalah suatu strategy bisnis untuk dapat menghemat atau menekan
kebutuhan sumber daya sebatas yang dibutuhkan saja, tanpa harus mengurangi
produktifitas perusahaan atau bahkan sedemikian mungkin dapat meningkatkan produktifitas.
1.Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di
eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,
misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
SUMBER : http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/02/makalah-aplikasi-just-in-time-jit-
pada.html
MATERI 1
JIT adalah suatu sistem dimana tiap-tiap komponen dalam jalur produksi dibutuhkan oleh proses
selanjutnya di dalam proses produksi .
(JIT) merupakan suatu konsep dasar dalam mengendalikan persediaan yang didukung dengan
penggunaan sumber-sumber daya yang ada dalam perusahaan secara efisien, dimulai dari
pengendalian pemesanan bahan baku, pengurangan siklus pengolahan barang, penyerahan
barang ke konsumen serta menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah yang dapat
menyebabkan pemborosan .
Sistem Just In Time (JIT) dikembangkan pada Toyota Motor Company di Jepang sekitar
tahun 1948 yang dikepalai oleh Taiichi Ohno, General Manager dari bagian mesin
Mulyadi (2001 : 26) : Just In Time merupakan manufacturing philosophy yang telah
diterapkan di Jepang dalam tahun tujuh puluhan dan baru diterapkan oleh perusahaan-
perusahaan di USA dua puluh tahun kemudian
JIT ditransfer pertama kali ke Amerika Serikat sekitar tahun 1980 pada Kawasaki
Lincoln, pabrik Nebraska
1. Mengurangi tingkat persediaan barang dalam proses barang yang dibeli dan barang jadi
10. Mengurangi jumlah tenaga kerja tidak langsung seperti untuk penanganan persediaan
Model angkutan dan perubahan jasa angkutan, Dalam hal ini, JIT transportation
menggunakan alat angkut (kontener) yang berukuran kecil, guna mendukung pengiriman
yang lebih sering dalam jumlah yang lebih.
4. Sistem Kanban
Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang ada dan mempertahankan
pengendalian persediaan .
MATERI 2
MODEL PENUGASAN
(JOB ASSIGNMET MODEL)
l Kegiatan antri timbul karena jumlah fasilitas pelayanan jasa lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah orang yang memerlukan pelayanan bersangkutan .
Contoh : mobil antri membeli bahan bakar (BBM), orang antri untuk membeli karcis pesawat,
orang antri untuk membeli karcis kereta api, orang antri untuk berobat .
l Teori antrian dikenal dalam dunia ilmiah sebagai queueing theory atau waiting line theory.
l Pelopor penyusunan teori antrian adalah A.K.Erlang, seorang insinyur Denmark pada tahun
1909.
DISIPLIN ANTRIAN
l Teori antrian berlaku suatu disiplin first come firt served, artinya yang datang lebih dahulu,
harus dahulu menerima pelayanan.
JENIS ANTRIAN
l Jalur tunggal, satu tahap pelayanan (single channel, shingle phase service). Contoh :
Klinik kesehatan yang memiliki satu orang dokter paraktek
l Jalur tunggal, beberapa tahap pelayanan (single channel, multiple phase service).
Contoh : Antrian beli karcis kereta api. Setelah memperoleh karcis lalu antri untuk masuk
peron melalui pintu pemeriksaan. Selanjutnya, naik ke atas kereta api sampai tujuan, dan
antri keluar melalui pintu stasiun dengan menunjukan karcis .
l Jalur ganda, satu tahap pelayanan (multiple channel single phase service). Contoh :
Antrian pasien di suatu rumah sakit, dimana terdapat beberapa dokter (paramedis) yang
menangani pasien lebih dari seorang (beberapa orang) .
l Jalur ganda, beberapa tahap pelayanan (multiple channel, multiple phase service). Contoh
: Perusahaan perakitan mobil, dimana terdapat beberapa jalur perakitan sehingga pada
saat yang sama dirakit beberapa mobil pada jalur yang berbeda .
l Subyek pemanggilan populasi bisa tiba pada fasilitas pelayanan dalam beberapa pola
tertentu, bisa juga secara acak .
l Bila kedatangan secara acak, probabilitas melalui waktu antar kedatangan harus
diketahui.
l Analisis riset operasi menyatakan bahwa kedatangan acak paling cocok diuraikan
menurut distribusi Poisson .
= rata-rata jumlah terjadinya x per interval waktu
1. Pastikan bahwa proses kedatangan bersifat acak, jika hal ini terpenuhi maka
kemungkinan besar pola kedatangan mengikuti distribusi Poisson.
2. Rata-rata jumlah kedatangan per interval waktu sudah diketahui dari pengamatan
sebelumnya.
3. Bila kita bagi interval waktu kedalam interval yang lebih kecil, maka pernyataan-
pernyataan ini harus dipenuhi :
l Probabilitas dua kedatangan atau lebih selama interval waktu tersebut angkanya sangat
kecil sekali, sehingga bisa dikatakan sama dengan nol.
l Jumlah kedatangan pada interval waktu tersebut tidak tergantung pada kedatangan di
interval waktu sebelum dan sesudahnya
Keterangan:
1. Pada model antrian fasilitas pelayanan (server) ganda, rata-rata tingkat kedatangan
lebih kecil daripada tingkat pelayanan keseluruhan (agregat) atau penjumlahan
genap rata-rata tingkat pelayanan di tiap jalur
2. Syarat atau kondisi yang lain sama dengan model server tunggal
Pada suatu swalayan Rayhan FZ, terdapat suatu kassa dimana terdapat antrean orang
yang akan membayar. Berdasrkan penngamatan, tingkat kedatangan berdasarkan
Distribusi Poison, sedangkan tingkat pelayanan berdasarkan Distribusi Eksponensial.
Rata-rata kedatangan konsumen adalah 1 orang dalam 240 detik. Rata-rata waktu
pelayanan kasir adalah 180 detik.
Hitunglah :
Penyelesaian contoh persoalan model antrian jalur tunggal satu tahap pelayanan?
a. Penyelesaian contoh persoalan model antrian jalur tunggal satu tahap pelayanan
Rata-rata waktu pelayanan adalah 180 detik. Berarti, 1 orang setiap 3 menit, jadi pelayanan
dalam satu jam adalah :
Berarti tingkat kesibukan kasir adalah 75% (kasir bekerja cukup capek
Artinya, jumlah rata-rata yang antri termasuk yang sedang dilayani kasir berjumlah 3 orang
g. Kemungkinan terjadinya jumlah orang yang antri sebanyak 5 orang dalam antrian
adalah :
Artinya, kemungkinan terjadinya jumlah orang yang antri sebanyak 5 orang dalam antrian hanya
5,93%.
Suatu perusahaan jasa travel Aurora mempunyai 5 loket pelayanan penjualan tiket
pesawata terbang ke berbagai negara. Tingkat pelayanan merupakan distribusi
Eksponensial, dimana lama pelayanan tergantung pada jauhnya negara yang dituju.
Adapun rata-rata waktu pelayanan 1 menit per konsumen. Jumlah konsumen yang datang
selama 7 jam kerja adalah 350 orang dengan tingkat kedatangan konsumen merupakan
Distribusi Poison.
Hitunglah :
7. Kemungkinan menunggu
Padahal jumlah konsumen yang datang selama 7 jam kerja adalah 350 orang atau 50 orang per
jam
Kesibukannya adalah 16% dan tingkat menganggur (idle time)-nya adalah 84%. Berarti, setiap
petugas penjualan loket tidak sibuk. Dalam keadaan demikian manajer operasi harus mengurangi
jumlah loket
Jadi, jumlah orang yang menunggu dalam antrean sangat kecil. Jika demikian, maka manajer
operasi harus mengurangi loket yang ada
l Sebaiknya apabila tingkat kedatangan konsumen rendah, kegiatan menganggur para penjual
tiket dialihfungsikan dengan menutup loket tertentu dan pegawai tersebut diminta untuk
mengerjakan pekerjaan lain.
l Dalam kondisi seperti di atas, para konsumen yang datang tidak perlu antri panjang. Konsumen
tentunya merasa senang.
MATERI 3
3. Quality Assurance Era Total Quality Control, Total Quality Management, Quality
Control Circle
4. Strategic Quality Era peningkatan TQM dan QCC serta implementasinya yang
mengacu pada bakuan mutu nasional dan/atau internsional
Bakuan / Standar Mutu
Terdapat enam konsep program TQM yang efektif, antara lain : (1) perbaikan yang terus-
menerus, (2) pemberdayaan karyawan, (3) benchmarking, (4) just in time, (5) konsep
Taguchi, dan (6) pengetahuan alat TQM.
TQM Membutuhkan perbaikan yang terus-menerus yang tidak pernah berhenti yang
meliputi orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah bahwa
setiap aspek operasi dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah kesempurnaan, yang tidak
akan pernah dapat dicapai, tetapi sellau dicari.
1. Siklus PDCA
2. Six Sigma
1. 2. Six Sigma
Istilah six sigma yang dipopulerkan oleh Motorola, Honeywell, dan General Electric,
merujuk pada suatu program TQM dengan kemampuan proses yang sangat tinggi
(mencapai keakuratan 99,9997%).
Dengan six sigma, perusahaan hanya mentoleransi cacat keluaran sebesar 3,4 unit dalam
sejuta keluaran.
Sebagai contoh, jika perusahaan berhasil memproduksi 10 juta unit keluaran, cacat
maksimum yang ditoleransi sebanyak 34 unit
Orang Jepang menggunakan kata kaizan, sedangkan Amerika Serikat menggunakan zero
defect untuk menjelaskan usaha perbaikan terus-menerus.
B. PEMBERDAYAAN KARYAWAN
C. BENCHMARKING
Perbandingan Kinerja (benchmarking) meliputi pemilihan produk standar, jasa, biaya, atau
kebiasaan yang mewakili suatu kinerja terbaik dari proses atau aktivitas yang serupa dengan
proses atau aktivitas anda.
D. JUST IN TIME
Filosofi yang melandasi just in time (JIT) adalah salah satu dari perbaikan terus-menerus
dan penyelesaian masalah. Sistem JIT ini didesain untuk memproduksi dan mengantarkan
barang saat mereka dibutuhkan
JIT memangkas biaya kualitas. Karena dengan penerapan JIT berarati hanya
terdapat sedikit biaya persediaan, maka biaya pun menjadi lebih rendah.
JIT meningkatkan kualitas. Disaat JIT memperkecil lead time, Jit dapat menjaga
bukti kesalahan tetap baru dan membatasi jumlah sumber kesalahan yang
potensial.
Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta sistem JIT yang
lebih baik dan mudah digunakan.
E. KONSEP TOGUCHI
Genichi Taguchi menyediakan tiaga konsep yang bertujuan memperbaiki kualitas produk
dan proses, yaitu ketangguhan kualitas (quality robustness), fungsi kerugian kualitas
(quality loss function), dan kualitas berorientasi target /spesifikasi target (target oriented
quality/tareget spesification).
F. ALAT TQM
Kegunaan : Sebuah alat untuk mengenali elemen proses (penyebab) yang mungkin memberikan
pengaruh pada hasil.
(f) Histogram
Sebuah pabrik Batako memiliki kapasitas 100.000 unit per hari. Untuk keperluan uji
mutu, inspektur mutu minta agar menarik sampel selama 10 hari kerja, yang waktu
penarikannya disebar secara berseuaian sehingga sampel diambil representatif. Sampel
yang ditarik per hari 500 unit, dan kategori cacat antara lain : produk tidak matang,
permukaan produk tidak rata atau tdk halus, tdk simetris, terjadi keretakan pada
keluaran, dan sumbing. Data hasil uji dapat terlihat pada tabel.
MODEL PENUGASAN
(JOB ASSIGNMET MODEL)
n Model Penugasan pertama kali dikembangkan oleh D.Konig, ahli matematika dari Hungaria.
n Penugasan berarti berhubungan dengan pemberian tugas pekerjaan terhadap karyawan atau
mesin yang tersedia.
n Model penugasan ini berkaitan dengan alokasi karyawan atau mesin yang tersedia.
n Mungkin saja tersedia beberapa tugas pekerjaan (JOB) dan beberapa karyawan atau mesin
yang siap dioperasikan.
n Tujuannya adalah menugaskan karyawan atau mesin mendapatkan satu tugas, sehingga
penugasan menjadi optimal.
Permasalahan Dalam Model Penugasan
n Persoalan Minimasi
n Persoalan Maksimasi
Contoh :
PT. Alim Rugi menangani pekerjaan logam untuk sejumlah proyek di daerah sekitarnya. Saat ini
perusahaan tersebut mempunyai empat pekerjaan yang harus digarapnya (A,B,C,D). Perusahaan
tersebut mempunyai empat mesin yang mengerjakan pekerjaan tersebut (P,Q,R,S). Adapun biaya
pemrosesan dapat dilihat pada tabel. Tentukan penugasan pekerjaan tersebut agar optimal.
a) Kurangkan biaya terendah dalam tiap baris pada tabel biaya tertentu dari semua biaya
dalam baris tersebut.
b) Kurangkan biaya terendah dalam tiap kolom tabel yang diperoleh dari langkah a dari
semua biaya dalam kolom tersebut
Catatan : Angka nol tidak boleh dicoret 2 kali (secara horizontal dan vertikal)
b) Pilihlah angka terkecil dalam tabel yang tidak dilalui garis lurus dan kurangkan angka ini
dari semua angka yang tidak dilalui oleh garis lurus.
c) Tambahkan angka yang sama pada perpotongan antara dua garis dan kembali ke langkah 2.
Contoh :
Bagian SDM PT.Adira Finance saat ini membutuhkan calon karyawan untuk menempati 4
jabatan yang saat ini mengalami kekosongan jabatan (P,Q,R,S). Setelah dilakukan seleksi
didapatkan 4 calon karyawan (A,B,C,D) yang memiliki nilai tertinggi. Agar perusahaan tidak
salah menempatkan jabatan pada keempat orang calon pegawai tersebut, dari keempat orang ini
diperintahkan untuk menempati keempat jabatan itu secara bergilir selama satu bulan dan
kemudian dinilai kinerjanya. Berdasarkan hasil kinerja dari masing-masing calon karyawan pada
masing-masing jabatan diperoleh nilai sebagai berikut. Tentukan penugasan pekerjaan tersebut
agar optimal.
a) Cari selisih keuntungan terbesar dalam tiap baris pada tabel biaya tertentu dari semua
keuntungan dalam baris tersebut.
b) Cari selisih keuntungan terbesar dalam tiap kolom tabel yang diperoleh dari langkah a dari
semua keuntungan dalam baris tersebut.
Prosedurnya adalah menarik garis lurus (vertikal dan horizontal) terhadap tabel
total biaya kesempatan sedemikian rupa guna meminimumkan jumlah garis yang melintasi
semua elemen nol. Suatu penugasan optimal dapat dibuat bila jumlah garis sama dengan jumlah
baris. Bila jumlah garis yang dapat dibuat lebih sedikit dari jumlah baris, maka penugasan
optimal tidak dapat dibuat dan persoalan tidak dapat dipecahkan
Catatan : Angka nol tidak boleh dicoret 2 kali (secara horizontal dan vertikal)
b) Pilihlah angka terkecil dalam tabel yang tidak dilalui garis lurus dan kurangkan angka ini
dari semua angka yang tidak dilalui oleh garis lurus.
c) Tambahkan angka yang sama pada perpotongan antara dua garis dan kembali ke langkah 2.
MATERI 5
PENGERTIAN MRP
Heizer dan Render (2004) : MRP adalah model permintaan terikat yang menggunakan daftar
kebutuhan bahan, status persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk,
yang dipakai untuk menentukan kebutuhan material yang akan digunakan.
Gambar 1. Kerangka umum model MRP
MPS (Pesanan yang diterima dari pelanggan, atau hasil ramalan/estimasi atas permintaan
pasar) :
Lead Time :
Russell dan Taylor (2000), Chase dkk. (2001), Heizer dan Render (2004) serta Krajewski dan
Ritzman (2005), tiga metode penetapan jumlah unit yang harus dipesan (lot sizing rules) :
FOQ merupakan metode yang dimaksudkan untuk memelihara jumlah unit yang dipesan tetap
sama.
2. Sedangkan pada pendekatan empiris, penentuan jumlah unit yang dipesan ditetapkan
dengan memperhatikan biaya persediaan, yaitu metode EOQ (Economic Order Quantity).
q Unit yang diorder disesuaikan dengan jumlah kebutuhan bersih dalam periode yang
bersangkutan. Unit yang diorder dapat saja berbeda pada setiap waktu melakukan pemesanan.
Pada setiap akhir periode terkait, sediaan yang ada sama dengan nol (tanpa sediaan)
n Kebutuhan total, yaitu hasil kali antara target produksi dalam Master Production
Schedule (MPS) dengan unit komponen bersangkutan yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu unit keluaran menurut Bill of Material (BOM)l.
n Kebutuhan neto, yaitu selisih antara kebutuhan total dengan sediaan yang ada.
ANALISIS ANTRIAN
1. 1. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita melihat adanya suatu antrian yang panjang.
Sebagai contoh adalah antrian di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan
transaksi, di super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di SPBU saat
para supir mengantri untuk mengisi bahan bakar premium atau PERTAMAX, dan masih banyak
contoh yang lainnya.
Di sektor jasa, bagi sebagian orang antri merupakan hal yang membosankan dan sebagai
akibatnya terlalu lama mengantri, kemungkinan para pelanggan akan pergi. Hal ini merupakan
kerugian bagi suatu organisasi.
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan
pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan
pelayanan yang cepat sehingga para pelanggan tidak dibiarkan menunggu atau mengantri terlalu
lama. Namun demikian, dampak pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi
suatu organisasi, karena harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat
akan sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja
akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Teori antrian merupakan suatu teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-
antrian. Formasi antrian ini tentu saja merupakan suatu fenomena biasa yang terjadi untuk
menyelenggarakan pelayanan itu. Keputusan-keputusan yang berkenaan dengan jumlah kapasitas
ini harus dibuat dengan suatu prediksi yang tepat sehingga konerja pelayanan berjalan dengan
baik.
Teori antrian dapat digunakan untuk mengevaluasi fenomena antrian dari sudut pandang
pelanggan dan penyedia jasa. Sehingga akan dihasilkan solusi yang optimal. Penyedia jasa masih
memperoleh untung dan pelanggan tidak mengeluhkan waktu mengantri yang terlalu lama.
Dalam model antrian, interaksi antara pelanggan dan pelayanan atau penyedia jasa adalah
berkaitan dengan periode waktu yang diperoleh pelanggan untuk menyelesaikan sebuah
pelayanan. Dalam teori antrian kedatangan pelanggan umumnya disebut dengan distribusi
kedatangan (arrival distribution).
Analisis antrian dilakukan dan memberikan sumbangan informasi kondisi, model antrian
dan karakteristik ukuran kerja pada system antrian seperti probabilitas tingkat kedatangan, faktor
utilitas, probabilitas tidak ada pelanggan, panjang antrian dan waktu tunggu dalam system
antrian.
Salah satu objek penerapan teori antrian adalah antrian konsumen yang terjadi di SPBU
yang ada di Cirendang. Pada tugas ini penulis menganalisis keadaan antrian di SPBU Cirendang
khususnya operator yang melayani para pelanggan pengguna kendaraan bermotor roda dua.
1. 2. Pembahasan
SPBU Cirendang merupakan suatu perusahaan jasa pelayanan yang menjual Premium
dan Pertamax dengan tiga operator. Yang satu melayani kendaraan bermotor roda 4, dan yang
satunya lagi melayani kendaraan bermotor roda dua.
Waktu tunggu pelayanan yang lama dan antrian kendaraan menumpuk di SPBU
Cirendang terjadi antara pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.30 dimana para pengguna jas
tersebut tepat pada waktu jam kerja. SPBU Cirendang beroperasi selama 24 jam.
Persamaan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penyelesaikan :
= 50 dan = 55
Sedangkan 50% dari waktunya ( 1 p ) yang sering disebut idie time akan digunakan kasir untuk
istirahat atau melakukan kegiatan di luar pelayanan.
1. 2.
Angka tersebut menunjukkan bahwa pelayan mengharapkan 10 kendaraan roda yang berada
dalam system.
1. 3.
Angka tersebut menunjukkan bahwa para yang mengantri atau menunggu untuk dilayani dalam
antrian sebanyak 9,09 kendaraan/pelanggan.
1. 4.
Angka tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kendaraan menunggu dalam system selama 12
menit.
1. 5.
Angka tersebut menunjukkan bahwa waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam antrian adalah
10,8 menit.
1. 3. Kesimpulan :
Dari analisis antrian yang terjadi di SPBU Cirendang khususnya operator yang memberikan
pelayanan terhadap konsumen pengguna kendaraan bermotor roda dua, dengan satu pelayan,
maka dapat ditarik kesimpulan :
Dengan satu orang operator SPBU Cirendang yang melayani Pelanggan Pengguna
Kendaraan Roda Dua, bisa dikatakan sangat sibuk atau sangat capek dengan tingkat
kesibukan 90%, sedangkan waktu untuk istirahat, atau kegiatan yang lainnya hanya 50%.
Hal ini disebabkan jumlah pelanggan atau konsumen yang datang relative lebih banyak
dibandingkan operator yang tersedia yaitu 1 orang operator.
Dengan keberadaan tingkat kesibukan tersebut, maka operator SPBU Cirendang harus ditambah
sebanyak 1 orang operator.