Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON

1.1 PROSEDUR PENGUKURAN


Langkah-Langkah yang harus diperhatikan oleh praktikan saat melakukan
pengukuran benda ukur, adapun pengukuran yang dilakukan antara lain:
1.1.1 Pengukuran Kedataran
Prosedur pengukuran kedataran yaitu :
1. Persiapkan dial indicator dan dial stand
2. Pasang dial indicator pada dial stand
3. Beri tanda garis sebanyak 12 garis di sepanjang benda kerja
4. Letakkan benda kerja pada meja datar
5. Atur posisi sensor dial indicator hingga menyentuh permukaan benda ukur
tepat pada posisi garis 1
6. Pasang stopper dibelakang benda ukur yang ditumpukkan pada kolom dial
stand agar pengukuran bisa segaris
7. Atur ketinggian jam ukur dial indikator yaitu setengah daerah maksimum
jam ukur, sehingga mencukupi penyimpangan ke kiri dan ke kanan dengan
menaikkan dan menurunkan lengan pemegang jam ukur, kemudian
lakukan setting nol
8. Putar alat ukur searah jarum jam ke posisi garis nomer 2. Lihat penunjuk
skala pada indikator
9. Tuliskan hasil ukuran pada lembar kerja tabel 1.6 bagian A nomor 2.
Nomor 1 nya adalah 0 karena setting nol dilakukan pada garis 1
10. Lakukan proses pengukuran untuk posisi garis berikutnya hingga posisi
nomer 12
11. Setelah garis ke 12 selesai diukur, putar alat ukur berlawanan jarum jam.
Lakukan langkah seperti yang diatas kemudian tulis hasil pengukuran pada
tabel 1.6 bagian B
12. Setelah kembali ke garis 1, lakukan pengukuran seperti diatas dengan
memutar alat ukur searah jarum jam. Catat hasil pengukuran pada tabel 1.6
bagian C
1.1.2 Pengukuran Kebulatan
Prosedur pengukuran kebulatan yaitu :
1. Persiapkan dial indicator, dial stand dan blok V
2. Pasang dial indicator pada dial stand
3. Beri tanda titik sebanyak 12 titik di sekeliling benda ukur
4. Letakkan benda kerja pada blok V
5. Atur posisi sensor dial indicator hingga menyentuh permukaan benda ukur
tepat pada posisi titik 1
6. Pasang stopper dibelakang benda ukur yang ditumpukkan pada kolom dial
stand agar pengukuran bisa segaris
7. Atur ketinggian jam ukur dial indikator yaitu setengah daerah maksimum
jam ukur, sehingga mencukupi penyimpangan ke kiri dan ke kanan dengan
menaikkan dan menurunkan lengan pemegang jam ukur, kemudian
lakukan setting nol
8. Putar benda kerja searah jarum jam ke posisi titik nomer 2. Lihat penunjuk
skala pada indikator
9. Tuliskan hasil ukuran pada lembar kerja tabel 1.4 bagian A nomor 2.
Nomor 1 nya adalah 0 karena setting nol dilakukan pada titik 1
10. Lakukan proses pengukuran untuk posisi garis berikutnya hingga posisi
nomer 12
11. Setelah titik ke 12 selesai diukur, putar benda kerja ke posisi titik nomor 1.
Lihat penunjuk skala pada dial indicator
12. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja tabel 1.4 bagian B nomor 1
13. Lakukan proses pengukuran seperti tadi tetapi benda kerjanya diputar
berlawanan arah jarum jam. Data hasil pengukuran ditulis pada lembar
kerja tabel 1.4 bagian B

1.2 ALAT DAN BENDA UKUR


Peralatan dan benda ukur yang digunakan dalam pengukuran kedataran
dan kebulatan antara lain:
1.2.1 Alat Ukur
Alat Ukur merupakan alat atau peralatan yang digunakan saat proses
pengukuran, adapun alat ukurnya yang digunakan antara lain:
1. Dial indicator
Dial Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengukur kerataan dan
kebulatan piston, dalam praktikum ini kami menggunakannya dengan
spesifikasi sebagai berikut:
a. Merk : Mitutoyo
b. Kecermatan : 0,01 mm
c. Kapasitas ukur : 0 - 1 mm
Bagian-bagian Dial Indicator dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini.

Bezel Clamp
Cap
Beze
l

Dial Face Stent

Spindle
Revolution
Contact
Gambar 1.1 Dial Indicator ( Lab Metrologi Industri,2017)
2. Vernier Caliper
Vernier Caliper merupakan alat yang digunakan untuk mengukur diameter
dalam, diameter luar, ketebalan, dan kedalaman. Vernier Caliper yang kami
gunakan memiliki spesifikasi:
Merk : Mitutoyo
Kecermatan : 0,02 mm
Kapasitas ukur : 0 150 mm
Skala
Rahang
Tangkai
Pengukur
Pengunci
Skala
Rahang

Gambar 1.2 Vernier Caliper ( Lab Metrologi Industri,2017)


1.2.2 Alat Bantu Ukur
Alat Bantu Ukur merupakan peralatan yang digunakan untuk mendukung
atau membantu proses pengukuran dari alat ukur yang digunakan, adapun alat
bantu ukur antara lain:
1. Dial Stand
Adalah alat yang digunakan untuk menyangga dial indicator, dimana agar
bias mengukur kelurusan dari sebuah plat dengan baik
Dial

Gambar 1.3 Dial Stand (Lab Metrologi Industri,2017)


2. V- Block
Adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda saat melakukan
pengukuran. Agar benda yang diukur tidak bergeser. Sehingga pengukuran
yang dilakukan mendapatkan hasil pengukuran yang maksimal

Gambar 1.4 V- Block ( Lab Metrologi Industri,2017)


1.2.3 Benda Kerja
Benda Kerja merupakan benda yang digunakan sebagai objek pengukuran.
Adapun beberapa benda kerja yang digunakan antara lain:
1. Piston
Piston merupakan benda kerja yang akan diukur kebulatannya pada
praktikum ini.

Gambar 1.5 Piston ( Lab Metrologi Industri,2017)


2. Plat
Plat merupakan benda kerja yang akan diukur kerataannya pada praktikum
ini.

Gambar 1.6 Plat ( Lab Metrologi Industri,2017)

1.3 PENGOLAHAN DATA


Pengolahan data yang disajikan kali ini yaitu hasil praktikum, perhitungan
ralat, serta gambar 2D dan 3D menggunakan dimensi hasil pengukuran.

1.3.1 Data Hasil Praktikum


Tabel 1.1 Data Pengukuran Linear Piston (mm)
OBYEK UKUR HASIL PENGUKURAN
A 44,24

B 12,54

C 49,52

D 42,66

E 3,42

Tabel 1.2 Hasil Pengukuran Kebulatan dengan metode V-block dan Dial
Indicator
Rata-
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 rata
No
Total
.
Rata- Rata- Rata-
A B A B A B
rata rata rata
1 0.00 0 0 0 0 0.00 0 0 0 0
2 0.01 0.01 0.01 0 0 0.00 0.01 -0.01 0 0.333
3 0.01 -0.01 -0.005 0.01 0 0.00 0 0 0 0

4 -0.02 0 -0.01 0 -0.01 0.005 -0.02 0.02 0 0.1666

5 0.01 0 0.005 -0.01 0 -0.005 0.01 -0.02 -0.005 -0.1666

6 0.01 0.01 0.01 0.01 -0.01 0.005 0.01 0.01 0.01 0.8333

7 0.01 0 0.005 0 0.02 0.00 -0.02 -0.01 -0.015 0

8 0.01 -0.02 -0.005 0 -0.01 -0.005 -0.01 -0.01 -0.01 -0.666

9 -0.01 0.01 0 0 0.01 0.00 0.02 0.01 0.015 0.8333

10 0.01 0.02 0.015 0 0 0.00 -0.01 -0.01 0 0.005

11 0 -0.02 -0.01 0 0 -0.005 0 0.00 -0.005 -0.005

12 0 -0.01 -0.005 0 -0.01 -0.005 0 0.01 0.005 0.005

Tabel 1.3 Data Pengukuran Linear Plat (mm)


OBYEK UKUR Hasil Pengukuran
Panjang 105.44
Lebar 48.6
Tebal 0.46

Tabel 1.4 Hasil Pengukuran kedataran plat (mm)


No. A B C Rata - rata
1 0.09 -0.35 0.05 0.163

2 0.12 0.34 0.11 0.19

3 0.07 0.25 0.11 0.1433

4 0.08 0.32 0.11 0.166

5 0.006 0.02 0.07 0.05

6 0.002 -0.01 0.06 0.03

7 0 -0.03 0.03 0.03

8 0 -0.19 0.02 0.05


9 -0.02 -0.05 0
0.023

10 -0.12 -0.08 -0.02 0.09

11 -0.28 -0.12 -0.12 0.1733

12 -0.41 -0.03 -0.36 0.266

1.3.2 Perhitungan Ralat


Ralat atau ketidak pastian merupakan nilai atau tingkat kesalahan
pengukuran dalam sebuah pengukuran berulang, perhitungan ralat sangat perlu
dilakukan guna mendapatkan nilai yang dapat dipertanggungjawabkan. Berikut
adalah ralat dari pengukuran pada praktikum ini:

| |
d =
Na - Nb
Na
100

Keterangan:
d = Nilai Ralat (%)

Na = Modus
Nb = Nilai Sampel

Dapat dipercayanya data atau tidak dapat ditunjukan dengan nilai


keseksamaan yang tepat 100% atau mendekati, ditunjukan dengan persamaan:
K=100 d

Keterangan:
K = Nilai Kepastian (%)
d = Nilai Ralat (%)

1. Perhitungan Ralat Hasil Pengukuran Kebulatan


a. Pengukuran 1 arah A
d = |
0.01 - (-0.02)
0.01 |
100

d =3

Keseksamaan = 100% - 3% = 97%


b. Pengukuran 1 arah B
d =|0.010.01
- (-0.02)
|100
d =3

Keseksamaan = 100% - 3% = 97%


c. Pengukuran 2 arah A
d =| 0.01 |
0.01 - (- 0.01)
100

d =2

Keseksamaan = 100% - 2% = 98%


d. Pengukuran 2 arah B
d =| 0.01 |
0.01 - (- 0.01)
100

d =2

Keseksamaan = 100% - 2% = 98%


e. Pengukuran 3 arah A
d =| 0.01 |
0.01 - (-0.02)
100

d =3

Keseksamaan = 100% - 3% = 97%


f. Pengukuran 3 arah B
d =|0.01(0.01)
0.01 |
100

d =2

Keseksamaan = 100% - 2% = 98%


Tabel 1.5 Kebulatan Piston

d
No Ralat ( ) Keseksamaan (K)

1 3 97%

2 3 97%

3 2 98%
4 2 98%

5 3 97%

6 2 98%

2. Perhitungan Ralat Hasil Perhitungan Kedataran


a. Kolom A
d =|0.120.04
0.12 |100

d =0.6

Keseksamaan = 100% - 0.6% = 99,4%


b. Kolom B
d = |
0.03(0.08)
0.03
100|
d =1.6

Keseksamaan = 100% - 1.6% = 98.4%


c. Kolom C
d = |
0.110.07
0.11 |
100

d =3.6

Keseksamaan = 100% - 3.6% = 96.4%


Tabel 1.6 Kedataran Plat

d
No Ralat ( ) Keseksamaan (K)

1 0.6 99.4%

2 1.6 98.4%

3 3.6 96.4%
1.3.3 Gambar 2D dan 3D Menggunakan Dimensi Hasil Pengukuran
1. Gambar 2D dari Plat adalah seperti pada gambar 1.7 dibawah ini.
Gambar 1.7 2D Plat (SolidWorks, 2017)

2. Gambar 2D dari Piston adalah seperti pada gambar 1.8 dibawah ini.
Gambar 1.8 2D Piston (SolidWorks, 2017)

3. Gambar 3D dari Plat adalah seperti pada gamba 1.9 dibawah ini.
Gambar 1.9 3D Plat (SolidWorks, 2017)

4. Gambar 2D dari piston adalah seperti pada gambar 1.10 dibawah ini.

Gambar 1.10 3D Piston (SolidWorks, 2017)


1.4 APLIKASI PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN
PISTON
Aplikasi pengukuran kedataran plat dan kebulatan piston dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
1.4.1 Pengukuran Kedataran
Orthodontic elastics materials
Salah satu pengukuran kedataran menggunakan dial indicator adalah untuk
mengukur bahan yang digunakan di kantor seperti material ortodontik. Untuk
menerapkan kekuatan untuk memindahkan gigi termasuk loop kabel, pegas koil,
elastis lateks, dan elastomer sintetis. Pengukuran ini akan membandingkan
perubahan yang berlaku dari dua matereisi terakhir dalam kondisi berbeda yang
mungkin terjadi secara intraoral. (Allen K, 1976)

Gambar 1.11 Orthodontic Elastics Materials (www.brmedicalfactory.com/)


1.4.2 Pengukuran Kebulatan.
Measurements of homogeneous nucleation rates for nnonane vapor using
a twopiston expansion chamber
Dengan menggunakan 2 piston yang presisi kebulatannya dapat di
dapatkan tingkat nukleasi homogen J dalam uap non-jenuh super diukur sebagai
fungsi dari supersaturasi S dan suhu T menggunakan ruang ekspansi yang baru
dikembangkan. Nukleasi homogen diamati hanya dalam waktu singkat yang dapat
direproduksi dengan durasi sekitar 1 ms dicapai dengan menggunakan dua piston
yang dioperasikan dengan pegas yang bergerak dalam urutan waktu yang
terdefinisi dengan baik. (Wagner dan R. Strey, 1984)

Anda mungkin juga menyukai