ABSTRAK
Telah dilakukan eksperimen tentang Efek Fotolistrik yang bertujuan Mendiskripsikan
grafik arus terhadap tegaigan untuk menemukan stopping potensial, Menentukan konstanta Planck
melalui grafik energy dan frekuensi, Menentukan fungsi kerja, Menentukan energi kinetik ,dan
Mendeskripsikan pengaruh intensitas terhadap arus. Eksperimen ini menggunakan media PHET
simulation untuk memudahkan pengambilan data. pada percobaan pertama mengunakan
tegangan batrai sebagai variabel manipulasi sedangkan intesitas, panjang gelombang, dan
jenis logam sebagai variabel kontrol. nilai arus sebagai variabel respon percobaan pertama.
pada percobaan ke dua menggukan variabel manipulasi berupa nilai panjang gelombang.
variabel kontolnya adalah intensitas cahaya dan variabel responnya adalah Vs( stopping
potensial). pada percobaan ketiga menggunakan variabel manipulasi berupa intensitas,
variabel kontrol panjang gelombang dan variabel responnya adalah kuat arus. Berdasarkan
hasil data dan analisis percobaan pertama di peroleh bahwa tegangan batrai berpengaruh
variatif terhadap kuat arus. pada percobaan ke dua di dapatkan Semakin besar frekuensi yang
diberikan, maka potensial penghenti juga semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
cahaya berperilaku sebagai partikel sesuai dengan teori kuantum. Hasil eksperimen diperoleh
nilai konstanta Planck 6,416 x 1034 untuk logam calsium , sebesar 6,894 x 1034 untuk
platinum, sebesar 6,845 x 1034 untuk logam tembagga, sebesar 6,832 x1034 untuk logam zinc,
dan sebesar 6,805 x1034 untuk logam sodium. nilai ini mendakati teori yaitu sebesar 6,63 x
1034 .pada percobaan kedua juga diperoleh nilai fungsi kerja setiap logam . sedangkan pada
percobaan tiga didapatkan hasil bahwa intensitas berbanding lurus terhadap arus.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa cahaya berperilaku sebagai partikel
menurut teori kuantum. Hal ini terlihat dari tidak adanya perubahan arus yang signifikan
akibat perubahan intensitas cahaya namun potensial penghenti dipengaruhi oleh perubahan
frekuensi. Hasil yang diperoleh sesuai dengan teori.
A. LATAR BELAKANG
Penemuan efek fotolistrik merupakan salah satu tonggak sejarah kelahiran
fisika kuantum. Untuk merumuskan teori yang cocok dengan eksperimen, sekali lagi
orang dihadapkan pada situasi dimana faham klasik yang selama puluhan tahun telah
diyakini sebaga faham yang benar, harus dirombak. Faham yang dimaksud adalah
konsepsi bahwa cahaya sebagai gelombang.
Efek fotolistrik merupakan gejala fisika yang pertama kali ditemukan oleh
Hertz pada tahun 1887 ketika mendemonstrasikan keberadaan gelombang
elektromagnetik. Kemudian, Lenard menggunakan sebuah tabung kaca yang
divakumkan yang di dalamnya terdapat dua buah elektrode. Ketika itu, teori fisika
tidak dapat menjelaskan hasil pengamatan Lenard. Setelahnya, Einstein dengan
menggunakan gagasan kuanta Planck memberikan penjelasan teoritis terhadap hasil
pengamatan gejala fotolistrik. Einstein merumuskan persamaan yang menghubungkan
antara potensial ambang dengan frekuensi cahaya monokromatik yang digunakan
dalam menyinari katode, yaitu .
Pada percobaan ini, kita akan mengamati perilaku cahaya sebagai partikel
menurut teori kuantum dan merombak pernyataan cahaya sebagai gelombang oleh
teori klasik. Selain itu, pada percobaan ini akan di analisis untuk menentukan
konstanta Planck. Dengan adanya eksperimen ini, kita dapat mengetahui bagaimana
hubungan intensitas cahaya terhadap arus fotoelektrik. Selain itu, kita akan
menyelidiki bagaimana penjelasan teori klasik dan teori kuantum mengenai cahaya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam praktikum fotolistrik antara lain:
1.Bagaimana hubungan grafik arus terhadap tegangan untuk menemukan stopping
potensial?
2. Bagaimana menentukan konstanta Planck melalui grafik energy dan frekuensi?
3. Bagaimana menentukan fungsi kerja?
4. Bagaimana menentukan kinetik energi?
5. Bagaimana pengaruh intensitas terhadap arus?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum fotolistrik antara lain:
1. Mendiskripsikan grafik arus terhadap tegaigan untuk menemukan stopping potensial
2. Menentukan konstanta Planck melalui grafik energy dan frekuensi
3. Menentukan fungsi kerja
4. Menentukan energi kinetik
5. Mendeskripsikan pengaruh intensitas terhadap arus.
BAB II
LANDASAN TEORI
Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik yaitu terlepasnya elektron dari permukaan logam karena logam
tersebut disinari cahaya. Untuk menguji teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck,
kemudian Albert Einstein mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki
bahwa cahaya merupakan pancaran paket-paket energi yang kemudian disebut foton yang
memiliki energi sebesar hf . Percobaan yang dilakukan Einstein lebih dikenal dengan
sebutan efek fotolistrik.
dengan :
Ek = energi kinetik elektron foto (J atau eV)
m = massa elektron (kg)
v = kecepatan elektron (m/s)
e = muatan elektron (C)
Vo = potensial henti (volt)
Berdasarkan hasil percobaan ini ternyata tidak semua cahaya (foton) yang dijatuhkan
pada keping akan menimbulkan efek fotolistrik. Efek fotolistrik akan timbul jika
frekuensinya lebih besar dari frekuensi tertentu. Demikian juga frekuensi minimal yang
mampu menimbulkan efek fotolistrik tergantung pada jenis logam yang dipakai.
Selanjutnya, marilah kita pelajari bagaimana pandangan teori gelombang dan teori
kuantum (foton) untuk menjelaskan peristiwa efek fotolistrik ini. Dalam teori gelombang ada
dua besaran yang sangat penting, yaitu frekuensi (panjang gelombang) dan intensitas.
Ternyata teori gelombang gagal menjelaskan tentang sifat-sifat penting yang terjadi pada efek
fotolistrik, antara lain:
a. Menurut teori gelombang, energi kinetik elektron foto harus bertambah besar jika
intensitas foton diperbesar. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa energi kinetik
elektron foto tidak tergantung pada intensitas foton yang dijatuhkan.
b. Menurut teori gelombang, efek fotolistrik dapat terjadi pada sembarang frekuensi, asal
intensitasnya memenuhi. Akan tetapi kenyataannya efek fotolistrik baru akan terjadi
jika frekuensi melebihi harga tertentu dan untuk logam tertentu dibutuhkan frekuensi
minimal yang tertentu agar dapat timbul elektron foto.
c. Menurut teori gelombang diperlukan waktu yang cukup untuk melepaskan elektron
dari permukaan logam. Akan tetapi kenyataannya elektron terlepas dari permukaan
logam dalam waktu singkat (spontan) dalam waktu kurang 10-9 sekon setelah waktu
penyinaran.
d. Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetik maksimum elektron
foto bertambah jika frekuensi foton yang dijatuhkan diperbesar.
Teori kuantum mampu menjelaskan peristiwa ini karena menurut teori kuantum
bahwa foton memiliki energi yang sama, yaitu sebesar hf, sehingga menaikkan intensitas
foton berarti hanya menambah banyaknya foton, tidak menambah energi foton selama
frekuensi foton tetap.
Menurut Einstein energi yang dibawa foton adalah dalam bentuk paket, sehingga
energi ini jika diberikan pada elektron akan diberikan seluruhnya, sehingga foton tersebut
lenyap. Oleh karena elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka diperlukan energi
minimal sebesar energi ikat elektron tersebut. Besarnya energi minimal yang diperlukan
untuk melepaskan elektron dari energi ikatnya disebut fungsi kerja (Wo) atau energi ambang.
Besarnya Wo tergantung pada jenis logam yang digunakan. Apabila energi foton yang
diberikan pada elektron lebih besar dari fungsi kerjanya, maka kelebihan energi tersebut akan
berubah menjadi energi kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton lebih kecil dari energi
ambangnya (hf < Wo) tidak akan menyebabkan elektron foto. Frekuensi foton terkecil yang
mampu menimbulkan elektron foto disebut frekuensi ambang. Sebaliknya panjang
gelombang terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto disebut panjang gelombang
ambang. Sehingga hubungan antara energi foton, fungsi kerja dan energi kinetik elektron foto
dapat dinyatakan dalam persamaan:
E = Wo + Ek atau Ek = E Wo
dengan :
Ek = energi kinetik maksimum elektron foto
h = konstanta Planck
f = frekuensi foton
fo = frekuensi ambang
1. Faktor yang mempengaruhi keluar atau tidaknya elektron adalah frekuensi dari cahaya
dan jenis logam yang dipakai.
2. Frekuensi cahaya mempengaruhi energi kinetik dari elektron oleh karena itu, seberapa
cepatnya elektron bergerak setelah keluar dari logam ditentukan oleh frekuensi cahaya
3. Banyak atau tidaknya elektron yang keluar ditentukan oleh besarnya intensitas cahaya
yang diberikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. ALAT
PhET simullation: Photoelectric effect
B. LANGKAH PERCOBAAN
1. Percobaan I
1) Mempersiapkan simulasi efek fotolistrik PhET
2) Mencentang current vs. battery voltage pada bagian grafik
3) mengatur intensitas dan panjang gelombang
4) Memanipulasi nilai tegangan dan mencetak grafik.
2. Percobaan II
1) Mempersiapkan simulasi efek fotolistrik PhET
2) Mengatur intensitas 100% dan memanipulasi panjang gelombang
3) Mencatat arus listrik pada tegangan baterai 0V.
4) Mencari nilai stopping potential (Vs).
5) Mengulangi langkah 1, 2, 3, dan 4 dengan intensitas 50%
6) mencatat data kedalam grafik
3. Percobaan III
1) Mempersiapkan simulasi efek fotolistrik PhET
2) Mengatur jenis logam dan panjang gelombang yang diinginkan.
3) Memanipulasi intensitas cahaya dan mencatat besar arus listrik
C. VARIABEL
1. Percobaan I
Variabel Manipulasi : tegangan baterai
Variabel Kontrol : Intensitas, panjang gelombang, dan jenis logam
Variabel Respon : arus listrik
2. Percobaan II
Variabel Manipulasi : Panjang gelombang
Variabel Kontrol : Intensitas
Variabel Respon : stopping potential (Vs)
3. Percobaan III
Variabel Manipulasi : Intensitas
Variabel Kontrol : Panjang gelombang
Variabel Respon : Arus Listrik
BAB IV
ANALISIS DATA
A. PERCOBAAN I
Efek fotolistrik terjadi ketika elektron terlepas dari permukaan suatu
permukaan logam yang disinari cahaya (foton) yang memiliki energi lebih besar dari
energi ambang (fungsi kerja) logam. Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk
mendiskripsikan grafik arus terhadap tegangan batrai, kami melakan percobaan
mengunakan logam calcium yang di sinari dengan sinar UV (ultraviolet) 200 nm
dengan intensitas 100%. pada percobaan ini kami memanipulasi tegangan batrai
antara tegangan -8 V sampai 8 V didapatkan respon berupa nilai arus yang
bervariatif. berdasarkan gambar 4.1 grafik arus terhadap tegangan teramati ketika
teganan -8 V sampai -3,4 V di dapatkan nilai arus 0 A. ketika tegangan -3,4 V sampai
0 V di dapatkan nilai arus dalam grafik kesebandinagan, yang artinya semakin
tegangan mengarah ke nilai beda potensial positive maka semakin besar nilai arus.
pada tengangan 0 sampai 8 V di dapatkan nilai arus yang konstan sebesar 1,2 A. Dari
percoaan terlihat bahwa pengaruh tegangan terhadap arus terbagi menjadi 3 bagian
yaitu arus akan konstan bila di beri tegangan positive, pada tegangan -3,4 V sampai 0
V akan terbentuk grafik linier ke atas,dan pada tegangan kurang dari -3,4 V nilai arus
nol. nilai tegangan -3,4 V dalam percobaan ini adalah nilai minimun tegangan untuk
bisa menghasilkan arus atau yang di kenal Vs (stopping potensial). Nilai Vs
(stopping potensial) berbeda beda untuk setiap logam. Nilai Vs ini yang di
gunakan untuk nantinya
mengetahui energy ambang atau
fungsi kerja (w). Energi ambang
adalah energy minimum yang di
butuhkan untuk melepas elektron
dari logam.
Gambar 4.1. Grafik arus terhadap tegangan
B. PERCOBAAN II
sodium
15
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dari percobaan ini, data dalam tabel
tersebut dapat dijadikan kedalam grafik hubungan antara frekuensi dan energi kinetik ( V s
). Berikut adalah grafik hubungan antara frekuensi dan ( e V s ) untuk setiap jenis logam:
10 Linear ()
f(x) = 6416.32x - 4.29
R = 1
5
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
platinum
15
10 Linear ()
f(x) = 6894.91x - 10.69
R = 1
5
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
copper
15
10 Linear ()
f(x) = 6845.14x - 7.94
R = 1
5
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
zinc
15
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dari grafik didapati bahwa hubungan antara
frekuensi dan energi kinetik adalah berbanding lurus. Dimana energi kinetik bergantung pada
frekuensi. Berikut merupakan persamaan garis linear dari keenam grafik pada gambar 4.2:
K max =hW
Nampak bahwa Platinum merupakan satu-satunya logam yang memiliki fungsi kerja paling
besar.
C. PERCOBAAN III
1. dari percobaan dapat di simpulkan bahwa tegangan batrai berpengaruh terhadap arus.
pengaruh bervariatif untuk tegangam terteuntu. pada tegangan -8 V sampai -3,4 V di
dapatkan nilai arus. pada tegangan -3,4 V sampai 0 V menunjukan grafik
kesebandingan dimana semakin tegangan batrai mengarah ke positif maka arus
semakin besar. pada tegangan 0 V sampai 8 V di dapatkan nilai arus sebesar 1,2 A
2. Dari hasil percobaan didapati konstanta Planck pada logam sodium adalah
6.68 1034 Js , pada logam zinc 6.83 1034 Js , logam copper
34 34
6.84 10 Js , logam platinum sebesar 6.89 10 Js , dan logam calcium
34
6.41 10 Js . Dari percobaan ini bahwa hasil perhitungan dari percobaan ini
mendekati teori.
3. Fungsi kerja didapatkan dari hasil analisis data dalam grafik berupa persamaan garis
linear. didapati fungsi kerja untuk logam sodium adalah 3.843, untuk logam zinc
7.214, untuk logam copper 7.938, untuk logam platinum 10.692, dan untuk logam
calcium 4.288.
4. Energi kinetik didapat dari pehangan rhitungan hasil kali muatan elektron (e) dan
besar tegangan henti (Vs). Selain dipengaruhi oleh frekuensi, energi kinetik
maksimum juga dipengaruhi oleh fungsi kerja untuk setiap bahan logam. Fungsi kerja
sebuah bahan metal adalah jumlah minimum gaya yang dibutuhkan untuk
memindahkan electron atau membebaskan ikatan elektron yang paling lemah dari
permukaan logam
5. intensitas cahaya pada percobaan ketiga mempengaruhi kuat arus dari rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 2003. Concepts of Modern Physics Sixth Edition. McGraw-Hill. New York.