DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Batasan Perencanaan................................................................................................2
1.5 Manfaat Perencanaan...............................................................................................2
II LANDASAN TEORI.....................................................................................................3
2.1 Definisi Abrasi.........................................................................................................3
2.2 Definisi Dinding Pantai atau Revetment..................................................................3
2.2.1 Angin...............................................................................................................7
2.2.2 Arus.................................................................................................................8
2.2.3 Pasang surut....................................................................................................8
2.2.4 Gelombang...................................................................................................11
2.2.5 Fetch..............................................................................................................11
2.2.6 Peta Bathimetri..............................................................................................12
2.3 Perhitungan Struktur Revetment dengan Tumpukan Batu Pecah.......................12
2.3.1 Penentuan Elevasi Revetment.......................................................................12
2.3.2 Perhitungan Lapis Lindung...........................................................................14
III METODELOGI...........................................................................................................16
3.2 Data........................................................................................................................16
3.2.1 Data Primer...................................................................................................16
3.2.2 Data Sekunder...............................................................................................17
3.3 Metode Perencanaan..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
DAFTAR NOTASI
U* = kecepatan gesek
Z0 = kekasaran permukaan
= menunjukkan efek stabilitas kolom udara pada kecepatan tertentu
RT = koreksi akibat adanya perbedaan antara temperatur udara dan air
RL = koreksi terhadap pencatatan angin yang dilakukan di darat
U10 = kecepatan angin pada ketinggian 10 m di atas tanah. (m/dt)
U = kecepatan angin (m/dt)
Feff = fetch efektif (m)
xi = proyeksi jarak radial pada arah angin
i = sudut antara jalur fetch yang ditinjau dengan arah angin
= 4,0 9,25 m
H = tinggi gelombang rencana (m)
T = periode gelombang (dt)
Lo = panjang gelombang (m)
kasar).
W = berat dari armor unit (ton)
n = Porositas dari lapisan permukaan dalam desimal
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Distribusi Kecepatan Angin ...........................................................
Gambar 2.2 Koefisien Koreksi Kecepatan Angin .............................................
Gambar 2.3 Penentuan Panjang Fetch Efektif ..................................................
Gambar 2.4 Mawar Angin .................................................................................
Gambar 2.5 Pemecah Gelombang Tipe Sisi Miring .........................................
Gambar 2.6 Pemecah Gelombang Tipe Sisi Tegak ..........................................
Gambar 2.7 Pemecah Gelombang Tipe Sisi Campuran ...................................
Gambar 2.8 Pemecah Gelombang Tipe Sisi Miring Menggunakan Batu
Alam (Rubble Mound) ................................................................
Gambar 3.1 Peta Lokasi Perencanaan Pemecah Gelombang (Breakwater) di
Desa Sangsit Buleleng .................................................................
Gambar 3.2 Kondisi Lokasi Perencanaan Pemecah Gelombang
(Breakwater) di Pantai Sangsit ....................................................
Gambar 3.3 Flowchart ......................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pedoman Pemilihan Jenis dan Periode Ulang Gelombang ................
Tabel 2.2 Koefisien untuk Menghitung Deviasi Standar ...................................
I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Merencanakan bangunan pemecah gelombang (breakwater) yang akan
digunakan di Pantai Desa Sangsit.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
2.2 Abrasi
A. Faktor Alam
Faktor alam yang menyebabkan abrasi di antaranya adalah pasang
surut air laut, angin di atas lautan yang menghasilkan gelombang serta
arus laut yang berkekuatan merusak. Sebab-sebab yang demikian hampir
tidak bisa dielakkan sebab laut memiliki siklusnya sendiri dia mana pada
suatu periode, angin bertiup amat kencang dan menciptakan gelombang
serta arus yang tidak kecil.
B. Faktor Manusia
Sementara itu, faktor-faktor yang menyebabkan abrasi dari ulah
manusia di antaranya adalah ketidakseimbangan ekosistem laut dan
pemanasan global atau yang umum disebut global warming.
Ketidakseimbangan ekosistem laut misalnya terjadi akibat eksploitasi
besar-besaran terhadap kekayaan laut mulai dari ikan, terumbu karang
dan lain sebagainya sehingga arus dan gelombang laut secara besar-
besaran mengarah ke daerah pantai dan berpotensi menyebabkan abrasi.
2.3 Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang
tergantung dari gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah angin yang
dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut
dibangkitkan oleh gaya tarik bendabenda langit terutama matahari dan bulan
terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena gempa di laut atau letusan
gunung berapi di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak,
dan sebagainya. Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat
kompleks dan sulit digambarkan secara matematis karena ketidaklinierannya, tiga
dimensi dan mempunyai bentuk yang sangat random (suatu deret gelombang
mempunyai tinggi dan periode berbeda). Beberapa teori yang ada hanya
menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan gelombang
alam. Ada beberap teori dengan berbagai derajat kekompleksan dan ketelitian
untuk menggambarkan gelombang di alam, diantaranya adalah teori Airy, Stokes,
Gersner, Mich, Knoidal dan Tunggal. Masing-masing teori tersebut mempunyai
batasan keberlakuan yang berbeda. Teori gelombang Airy merupakan gelombang
amplitude kecil, sedangkan teori yang lain adalah gelombang amplitude batas
(finite amplitude waves) (Bambang Triatmojo,1999).
Pada constant shear layer (Gambar 2.1) distribusi kecepatan angin pada
arah vertikal dapat diformulasikan sebagai berikut (Resio and Vincent, 1977
dalam Bambang Triatmojo,1999) :
(2.1)
dimana :
U* = kecepatan gesek
Z0 = kekasaran permukaan
(2.2)
dimana :
(2.4)
dimana :
(2.5)
dimana :
Feff = fetch efektif (m).
xi = proyeksi jarak radial pada arah angin.
i = sudut antara jalur fetch yang ditinjau dengan arah angin.
(2.6)
dimana :
(2.7)
dimana :
2. Gelombang Pecah
Pada kedalaman yang relatif dangkal, galombang rencana seringkali
ditentukan berdasarkan tinggi gelombang maksimum yang terjadi di
daerah tersebut. Untuk menentukan tinggi gelombang ini yaitu pada
perhitungan tinggi gelombang pecah, yang dapat dihitung dengan dua
cara, antara lain :
Hd = 0,78db (2.11)
dimana :
Hd = tinggi gelombang
(2.12)
dimana :
= db/Hb
= 4,0 9,25 m
(2.13)
(2.14)
(2.15)
(2.16)
(2.17)
(2.18)
(2.19)
(2.20)
dimana :
(2.21)
dimana :
= densitas (berat jenis) dari setiap unit armor [ton/m3 ]
(2.22)
dimana :
Ir = bilangan Irribaren
= sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
H = tinggi gelombang di lokasi bangunan
L0 = panjang gelombang di laut dalam
2.10.3 Lebar Puncak Breakwater
(2.23)
dimana :
m = jumlah armor unit pada bidang permukaan penampang breakwater.
= koefisien porositas : 1,02 (batu alam halus) Dan 1.15 (batu alam kasar).
(2.24)
dimana :
m = jumlah armor unit pada tiap lapisan
W = berat dari armor unit (ton)
2.10.5 Jumlah Armor Unit
(2.25)
dimana :
n = Porositas dari lapisan permukaan dalam desimal
Gambar 2.8 Pemecah Gelombang Tipe Sisi
Miring Menggunakan Batu Alam (Rubble Mound)
III METODELOGI
A. Lokasi Perencanaan
Lokasi
Perencanaan
(Sumber : Googlemaps)
B. Waktu Perencanaan
Waktu yang dibutuhkan dalam Perencanaan Pemecah Gelombang
(Breakwater) di Pantai Sangsit Buleleng yaitu 5 bulan.
3.3 Data
Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan
proposal ini dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu:
A. Data Primer
B. Data Sekunder
3.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi rencana pembangunan
maupun hasil survey yang dapat langsung dipergunakan sebagai sumber dalam
perancangan struktur. Pengamatan langsung dilapangan mencakup:
FLOWCHART
DAFTAR PUSTAKA
http://operator-it.blogspot.co.id/2013/11/bangunan-pelindung-pantai-
bagian-2.html
Jokowarino. Pengertian Abrasi dan Cara Menanganinya.
http://jokowarino.id/pengertian-abrasi-dan-cara-menanganinya/
https://www.scribd.com/doc/290850955/Tugas-Perancangan-Struktur-
Pantai
Nur Yuwono, (1982), Dasar Dasar Perencanaan Bangunan Pantai Volume II,
Yogyakarta, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada.