TINJAUAN PUSTAKA
bidan merupakan suatu model yang dikembangkan berdasarkan hasil riset yang
dilakukan oleh WHO bekerjasama dengan kelompok kerja perawat dan bidan di
tingkat nasional Depkes pada tahun 2001, yang kemudian berdasarkan Kemenkes
2.1.1 Pengertian
perawat dan bidan yang mengarah kepada upaya peningkatan mutu pelayanan
2.1.3 Tujuan
pelayanan kesehatan.
9
10
kebidanan
kebidanan
setiap manajer lini pertama perawat dan bidan dalam mengelola kinerja staf. Pada
a. Standar/SOP
Komponen utama yang menjadi kunci dalam PMK adalah standar, yang meliputi
Standar keperawatan dan kebidanan bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi
pelayanan yang tidak bermutu. Dalam implementasi PMK, perawat dan bidan
b. Uraian Tugas
dijabarkan dalam suatu pekerjaan yang dapat menunjukan jenis dan spesifikasi
pekerjaan, sehingga dapat menunjukkan perbedaan antara set pekerjaan yang satu
dengan yang lainnya. Uraian tugas dapat memandu setiap perawat dan bidan
untuk menghasilkan uraian tugas sesuai dengan posisi pekerjaan dan standar yang
telah disepakati.
c. Indikator Kinerja
Indikator kinerja perawat dan bidan adalah variabel untuk mengukur prestasi
suatu pelaksanaan kegiatan dalam waktu tertentu. Indikator yang berfokus pada
hasil asuhan keperawatan dan kebidanan kepada pasien dan proses pelayanannya
disebut indicator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman
disepakati dan ditetapkan bersama diantara kelompok perawat dan bidan serta
hasil kinerja klinis perawat dan bidan terhadap tindakan yang telah dilakukan,
sehingga variabel yang akan dimonitor dan dievaluasi menjadi lebih jelas bagi
klinis perawat dan bidan dalam menerapkan standar dan uraian tugas. Pengalaman
klinis yang direfleksikan merupakan pengalaman aktual dan menarik baik hal-hal
menyusun SOP baru. Diskusi Refleksi Kasus dilakukan secara terpisah antara
profesi perawat dan bidan minimal satu bulan sekali selama 60 menit. Tindak
lanjut DRK ini dapat berupa kegiatan penyusunan SOP-SOP baru sesuai dengan
e. Monitoring
pengalaman perawat dan bidan yang aktual dan menarik dalam memberikan dan
(Depkes/WHO/PMPK-UGM, 2006).
kerja sama.
14
Topik-topik bahasan yang ditetapkan untuk didiskusikan dalam DRK antara lain :
pengalaman yang masih relevan untuk di bahas dan akan memberikan informasi
Proses diskusi ini akan memberikan ruang dan waktu bagi setiap peserta untuk
Jadwal kegiatan DRK adalah daftar kegiatan yan harus dilaksanakan dalam kurun
waktu yang ditetapkan dan disepakati. Kegiatan DRK disepakati dalam kelompok
kerja, baik di puskesmas maupun di rumah sakit (tiap ruangan). Kegiatan DRK
dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan dan sebaiknya jadwal disusun
untuk kegiatan satu tahun. Dengan demikian para peserta yang telah ditetapkan
Setiap bulan ditetapkan dua orang yang bertugas sebagai penyaji dan
c. Waktu Pelaksanaan
1) Pembukaan : 5 menit
2) Penyajian : 15 menit
4) Penutup/rangkuman : 10 menit
Kegiatan selama DRK ditetapkan aturan main yang harus dipatuhi oleh semua
peserta agar diskusi tersebut dapat terlaksana dengan tertib. Ada 3 peran yang
1) Peran penyaji
terlibat didalamnya yang merupakan kasus menarik baik kasus lalu maupun
pelayanan juga bisa, menjelaskan kasus yang sudah disiapkan dengan alokasi
jawaban sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman nyata yang telah dilakukan
dan merujuk pada standar yang relevan atau SOP yang berlaku serta mencatat hal-
2) Peran peserta
3) Peran fasilitator/moderator
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan klarifikasi bila ada yang
tidak jelas, merangkum hasil diskusi, melakukan refleksi terhadap proses diskusi
berjabat tangan dan membuat laporan hasil diskusi sesuai dengan format dan
e. Laporan
Agar kegiatan DRK dapat diketahui dan dibaca oleh pimpinan, anggota kelompok
Diskusi Refleksi Kasus berbeda dengan presentasi kasus karena DRK mempunyai
a. Suatu kelompok yang terdiri dari satu profesi yang beranggotakan 5-8 orang
b. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai fasilitator, satu orang lagi
c. Posisi fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara (equal)
d. Kasus yang disajikan penyaji merupakan pegalaman klinis yang nyata dan
menarik.
18
e. Posisi duduk sebaiknya melingkar agar setiap peserta dapat saling bertatapan
f. Tidak boleh ada interupsi dan hanya ada satu orang saja yang berbicara dalam
g. Tidak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat memojokan penyaji atau
berdiskusi.
i. Diskusi Refleksi Kasus wajib dilakukan secara rutin, terencana dan terjadwal
dengan baik minimal satu bulan sekali dimana kelompok diskusi berbagi
kemampuan masing-masing.
k. Selama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak-pihak yang
merasa tertekan atau terpojok, yang diharapkan terjadi justru sebaliknya yaitu
2.3.1 Pengertian
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam
tingkah laku/aktifitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya (Uno, 2012).
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2012) motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului
individu manusia
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Uno, 2003). Motivasi
dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah
20
perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil dari praktek atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi
tujuan tertentu (Uno, 2012). Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
(Sardiman, 2012). Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. Winkel (1983: 270) mendefinisikan
bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar. Menurut
Uno (2012), ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam
rasa ingin tahu, (4) Menjadikan tahap dini dalam belajar menjadi mudah, (5)
Menggunakan materi yang dikenal sebagai contoh dalam belajar, (6) Gunakan
kajian yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep, (7) Menuntut
yang tidak menyenangkan, (11) Memahami iklim sosial dan sekolah, (12)
yang kuat, (14) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, dan (15)
Jenis motivasi menurut Sardiman (2012) dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
b. Motivasi Instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motivasi yang datangnya dari
dalam diri individu. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya belajar karena
ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah
suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang
c. Motivasi Ekstrinsik
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Ada beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik adalah: (1) Memberi angka,
angka dalam hal ini sebagai simbol dari kegiatan belajarnya, (2) Hadiah, (3)
Menurut Uno (2012), dapat disimpulkan motivasi adalah dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang
22
mempunyai indikator sebagai berikut: (1) Adanya hasrat dan keinginan untuk
(3) Adanya harapan dan cita-cita, (4) Penghargaan dan penghormatan atas diri, (5)
Adanya lingkungan yang baik, dan (6) Adanya kegiatan yang menarik.
Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar (Uno, 2012), antara
lain:
pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan
berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Dengan perkataan lain, motivasi
belajar.
kemaknaan belajar. Seseorang akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang
mempelajari dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik.
Dalam hal lain, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang
23
tekun belajar. Sebaiknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu (Dimyati dan Mudjiono, 2013):
Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan
target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalah tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang, Winkel
(1989:96) dalam Darsono. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan negatif, ada yang
sebaliknya.
24
b. Kemampuan Belajar
Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran.
Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih termotivasi
dalam belajar.
c. Kondisi Siswa
fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena
d. Kondisi Lingkungan
kondisional.
motivasi belajar.
25