Anda di halaman 1dari 22

Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity dan Role Overload terhadap Audit

Judgement dengan Time Pressure sebagai pemoderasi

RUSYDINA ALFIAH

11140820000062

Akuntansi

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur
1. Teori Peran
Teori dasar yang digunakan yaitu teori peran (role

theory). Menurut Kahn (1964) teori peran (role theory)

adalah penekanan sifat individual sebagai pelaku sosial

untuk memahami perilaku yang tepat pada posisi yang

ditempati di masyarakat.
Teori Peran menekankan sifat individual sebagai pelaku

sosial yang mempelajari perilaku sesuai dengan posisi

yang ditempatinya di lingkungan kerja dan masyarakat.

Ketika individu menduduki sebuah posisi dalam lingkungan

kerjanya, ia dituntut dapat berinteraksi dengan hal lain

atau individu lain sebagai bagian dari pekerjaannya (Atika

Jauharia H dan Baridwan, 2016).


Teori ini menyatakan bahwa, adanya harapan-harapan

yang bertentangan dalam satu peran yang sama ini

dinamakan role strain. Satu hal yang menyebabkan

terjadinya role strain adalah karena peran apapun sering

menuntut adanya interaksi dengan berbagai status lain

yang berbeda. Sampai tingkatan tertentu, masing-masing

interaksi ini merumuskan peran yang berbeda, karena

membawa harapan-harapan yang berbeda pula. Maka, apa

1
yang tampak sebagai satu peran tunggal mungkin dalam

sejumlah aspek sebenarnya adalah beberapa peran (Rizzo

et al. 1970), sehingga peranan seseorang menjadi samar-

samar, sulit, bertentangan atau tidak mungkin untuk

bertemu (Agustina, 2009). Misalnya, seorang auditor yang

bekerja di KAP sebagai junior auditor, dalam arti teretentu

biasany membawa beberapa peran, yaitu sebagai

karyawan pada KAP tersebut, sebagai bawahan atas senior

auditor, dan sebagai profesi akuntan publik bagi

perusahaan-perusahan klien. Hal tersebut dapat

memunculkan sebuah tekanan peran bagi seorang auditor.


Penelitian sebelumnya membagikan tekanan peran ke

dalam tiga elemen yaitu konflik peran, ketidakjelasan

peran, dan kelebihan peran (Agustina, 2009; Ni Putu Eka

Ratna Sari dan I Ketut Suryanawa. 2016; Atika Jauharia

Hatta Hambali dan Zaki Baridwan, 2016; Made Angga

Parama Artha, Nyoman Trisna Herawati, dan Nyoman Ari

Surya Darmawan; 2014).


Teori ini digunakan untuk mengukur peran auditor di

lingkungan kerja dengan berbegai pengaruh tekanan yang

dialami oleh auditor berupa role conflict, role ambiguity,

dan role overload terhadap judgement audit yang diambil

oleh auditor dan berpengaruh terhadap kinerja auditor.


2. Role Conflict

2
Role conflict adalah conflit yang muncul dari

mekanisme kontrol organisasi birokrasi yang tidak sesuai

dengan norma-norma, aturan, etika, dan kemandirian

profesional. Kondisi tersebut biasanya terjadi karena

adanya dua perintah yang diterima secara bersamaan, dan

hanya melaksanakan satu perintah saja dari dua perintah

yang diterima akan menyebabkan perintah lainnya akan

terabaikan (Robin dan Judge, 2009). Pengertian konflik

peran ini juga dibenarkan oleh penelitian yang dilakukan

oleh Katz dan Kahn (1970) yaitu konflik peran dipahami

sebagai kejadian simultan dari dua (atau lebih) tuntutan

peran, sehingga kinerja salah satu peran membuat kinerja

peran lain semakin sulit.


Konflik peran terjadi ketika peran yang saling

bertentangan harus dilakukan oleh setiap anggota.

Individu dalam suatu organisasi dihadapkan dengan

harapan yang saling eksklusif, anggota mengalami konflik

peran dan tidak dapat membuat keputusan yang tepat

mengenai keputusan mana yang harus dimaksimalkan (Chi

Mo Koo and Ho Seog Sim. 1997).


Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman

dalam bekerja dan bisa menurunkan motivasi kerja karena

mempunyai dampak negatif terhadap perilaku individu

seperti timbulnya ketegangan kerja, banyak terjadi

3
perpindahan pekerja, penurunan kepuasankerja sehingga

bisa menurunkan kinerja auditor secara keseluruhan

Fried(1998) dalam Fanani et al (2008).


Konflik peran juga dapat muncul ketika auditor

menerima beberapa perintah yang berbeda dan kesulitan

untuk menyesuaikan berbagai peran yang dimiliki dalam

waktu yang bersamaan. Seperti misalnya, tuntutan utama

bersumber dari etika profesi akuntan sedangkan tuntutan

lain bersumber dari sistem pengendalian yang diterapkan

dalam KAP (Lubis, 2011:56).

Rizzo et al. (1970) mengklasifikasikan konflik peran

sebagai berikut: Yang pertama adalah konflik peran orang

antara peran tertentu dan sistem nilai pribadi. Yang kedua

adalah konflik peran intra-pengirim. Ini terjadi ketika satu

peran pengirim memberi lebih dari satu peran ke peran

yang lain. Yang ketiga adalah peran overload yang terjadi

ketika banyak peran dipertimbangkan mengingat

kemampuan, waktu, dan sumber daya yang diizinkan.

Keempat disebut konflik peran antar-pengirim, muncul

melalui saling berlawanan harapan akan peran, kebijakan

dan kebutuhan yang saling bertentangan, dan kriteria

yang tidak sesuai.


Dengan demikian role conflict dalam penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai penerimaan peran berganda

4
atau lebih oleh seorang auditor yang dapat membawa

dampak negatif akan kinerja dari seorang auditor tersebut.


3. Role Ambiguity
Ketidakjelasan peran adalah tidak cukupnya informasi

yang dimiliki serta tidak adanya arah dan kebijakan yang

jelas, ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan

hubungan dengan lainnya dan ketidakpastian sangsi dan

ganjaran terhadap perilaku yang dilakukan Rizzoet al

(1970).
Hal setupa juga didefinisikan oleh Menurut Fisher

(2001), role ambiguity muncul ketika tidak adanya

informasi yang jelas mengenai tugas-tugas yang harus

dilakukan oleh auditor. Sehingga, terkadang para auditor

menerima tugas dari kliennya untuk dapat meningkatkan

kinerja keuangan perusahannya.


Studi menunjukkan bahwa 35 persen sampel

karyawan nasional terganggu oleh kurangnya gagasan

yang jelas mengenai ruang lingkup dan tanggung jawab

pekerjaan mereka. Wawancara menunjukkan bahwa

tingginya tingkat ambiguitas dikaitkan dengan

meningkatnya ketegangan, kecemasan, ketakutan dan

permusuhan, penurunan kepuasan kerja, dan hilangnya

kepercayaan diri, serta berakibat pada produktivitas yang

rendah (Rizzo et al. 1970).

5
Dengan demikian individu akan merasakan tekanan

ketika ia menghadapi ketidakpastian bagaimana ia harus

berperilaku sebagai bagian dari tuntutan perannya (Atika

Jauharia H dan Baridwan, 2016).


Menurut teori klasik, setiap posisi dalam struktur

organisasi formal harus memiliki seperangkat tugas atau

tanggung jawab jabatan tertentu. Spesifikasi tugas

semacam itu, atau definisi formal mengenai ketentuan

peran, dimaksudkan agar manajemen dapat meminta

pertanggungjawaban bawahan untuk kinerja yang spesifik

dan untuk memberikan panduan dan arahan bagi

bawahan. Jika seorang karyawan tidak tahu apa yang dia

punya wewenang untuk memutuskan, apa yang

diharapkannya akan tercapai, dan bagaimana dia akan

diadili, dia akan ragu untuk membuat keputusan dan harus

bergantung pada pendekatan coba-coba dalam memenuhi

harapan atasannya. Teori peran juga menyatakan (Kahn et

al., 1964) bahwa ambiguitas ambiguitas - kurangnya

kebutuhan informasi yang tersedia bagi posisi organisasi

tertentu - akan menghasilkan perilaku mengatasi oleh

peran incumbent, yang dapat mengambil bentuk usaha

untuk memecahkan masalah tersebut hindari sumber

stres, atau gunakan mekanisme pertahanan yang

6
mendistorsi kenyataan situasinya. Jadi, menurut teori

peran, ambiguitas harus meningkatkan probabilitas bahwa

seseorang akan merasa tidak puas dengan perannya, akan

mengalami kecemasan, akan mendistorsi kenyataan, dan

dengan demikian akan tampil kurang efektif. (Rizzo et

al.1970)
Dengan demikian role ambiguity dalam penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai ketidakjelasan tanggungjawab

dan tugas yang diemban oleh seorang auditor. Sehingga,

auditor merasa tertekan akan ketidakjelasan peran yang ia

rasakan. Dan rasa tertekan tersebut akan berpengaruhpda

judgement audit yang akan auditor putuskan selama

penugasan audit.
4. Role Overload
Role overload dapat terjadi ketika seorang auditor

mempunyai terlalu banyak pekerjaan yang harus

dikerjakan dibawah tekanan waktu yang sangat ketat

(Beehr et. Al).


Role overload muncul karena tidak terdapat

perencanaan mengenai kebutuhan karyawan yang

menyebabkan auditor menghadapi kelebihan peran.

Khususnya ketika peak season, KAP menerima sangat

banyak penugasan sehingga auditor yang ada dituntut

menuntaskan seluruh penugasan dalam saat yang sama

(Agustina, 2009).

7
Hal serupa juga didefinisikan oleh Rizzo et al (1970)

yaitu Role overload menggambarkan situasi di mana

karyawan merasa bahwa terdapat terlalu banyak tanggung

jawab atau kegiatan yang diharapkan darinya mengingat

waktu yang tersedia, kemampuan mereka, dan kendala

lainnya.
Dalam penelitian ini, Role overload dapat terjadi

apabila pekerjaan yang ia terima tidak sesuai dengan

kapabilitas yang auditor miliki, sehingga timbul tugas yang

dirasa berlebihan pada satu waktu oleh satu orang pekerja.

Biasanya role overoad menimpa auditor junior yang belum

memiliki pengalaman yang cukup untuk menerima tugas

yang berlebih.
5. Audit Judgement
Makna menurut kamus Inggris-Indonesia judgement

diterjemahkan sebagai pendapat, keputusan, dan

pertimbangan. Menurut ISA 200 profesional judgement

adalah penerapan pengetahuan dan pengalaman yang

relevan, dalam konteks auditing accounting dan standard

etika, untuk mencapai keputusan yang tepat dalam situasi

atau keadaan selama berlangsungnya penugasan audit.


Pentingnya melakukan pengujian mengenai audit

judgment antara lain karena dalam standar pemeriksaan

BPK, para auditor diwajibkan menggunakan pertimbangan

profesionalnya dalam menilai hal-hal yang terkait dengan

8
pemeriksaan. Semakin tepat audit judgment yang dibuat

oleh auditor maka akan semakin tepat hasil audit.

(Anugrah Suci P dan Indira Januarti)


Menurut Jamilah, dkk (2007) audit judgment adalah

kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai

hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu

gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek,

peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya.


Judgement merupakan suatu kegiatan yang selalu

dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit

laporan keuangan dari suatu entitas. Judgement dalam

audit tergantung pada kualitas dari keyakinan yang

diperoleh melalui pengumpulan dan pengembangan bukti-

bukti. Sementara itu, pengumpulan dan pengembangan

bukti-bukti memerlukan upaya analisis atas fakta-fakta

yang terjadi yang melatarbelakangi asersi yang sedang

diaudit (Seni Fitriani. 2012).


Dalam penelitian ini, audit judgement dapat

disimpulkan sebagai keputusan, pendapat, atau penilaian

seorang auditor yang bersifat subjektif yang berlandaskan

pengetahuan, pengalaman, dan kapabilitas seorang

auditor serta berpengaruh terhadap kinerja audit yang

dilakuakn oleh auditor tersebut.


6. Time Pressure

9
Menurut Muhshyi (2013) time pressure memiliki dua

dimensi yaitu time budget pressure yaitu keadaan dimana

auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap

anggaran waktu yang telah disusun, atau terdapat

pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat dan

time deadline pressure yaitu kondisi dimana auditor

dituntut untuk menyelesaikan tugas auditnya tepat waktu.


Tekanan waktu didefinisikan sebagai kendala yang

timbul karena keterbatasan waktu atau keterbatasan

sumber daya yang dialokasikan dalam melaksanakan

penugasan (DeZoort & Lord, 1997).


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahituv, Magid

Igbaria & A Viem Sella (1998). Tekanan waku dapat

muncul ketika seorang individu dituntut untuk mengambil

keputusan yang paling efektif dalam jangka waktu yang

terbatas.
Dengan demikian time pressure dalam penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai kendala yang timbul dalam

penyelesaian tugas oleh audtor dengan adanya

keterbatasan waktu dalam penyelesaian tugas namun

tidak sebanding dengan kuantitas tugas yang diberikan

kepada seorang auditor.


B. Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian terdahulu terdapat pada tabel 2.1

berikut.

10
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

N Peneliti Metode Penelitian


Judul Hasil Penelitian
o (Tahun) Persamaan Perbedaan
1. Atika Jauharia Dampak Role Conflict, Role Variabel Role Variabel Tekanan yang berbentuk
Hatta Hambali Ambiguity, dan Role Overload Conflict, Role moderasi kelebihan beban kerja, baik
dan Zaki Terhadap Judgment Auditor. Ambiguity, dan tekanan waktu, hanya berdiri sendiri ataupun
Baridwan Role Overload lokasi dibarengi dengan konflik
(2016) Terhadap Judgment penelitian, peran, memiliki pengaruh
Auditor. metode terhadap kinerja auditor yang
penelitian. direpresentasikan dari
judgment yang dibuatnya.
Ambiguitas peran berhubungan
dengan kinerja auditor,
sedangkan konflik peran jika
berdiri sendiri tidak
mendapatkan dukungan bukti
yang cukup. Ketika konflik
peran berdiri sendiri, tidak
akan membawa pengaruh
pada kinerja auditor,
sementara ketika konflik peran
dibarengi dengan ambiguitas
peran ataupun dibarengi

11
dengan kelebihan beban kerja,
akan berpengaruh pada kinerja
auditor.

Bersambung pada halaman selajutnya

Tabel 2.1 (Lanjutan)

N Peneliti Metode Penelitian


Judul Hasil Penelitian
o (Tahun) Persamaan Perbedaan
2. Ni Putu Eka Konflik Peran, Ketidakjelasan Variabel Konflik Variabel Konflik peran berpengaruh
Ratna Sari dan I Peran, Dan Kelebihan Peran Peran, Kinerja negatif terhadap kinerja auditor.

12
Ketut Terhadap Kinerja Auditor Ketidakjelasan auditor, lokasi Ketidakjelasan peran
Suryanawa Dengan Tekanan Waktu Peran, Dan penelitian. berpengaruh negatif terhadap
(2016) Sebagai Pemoderasi. Kelebihan Peran. kinerja auditor. Kelebihan peran
Dan variabel berpengaruh negatif terhadap
tekanan waktu kinerja auditor. Tekanan waktu
mampu memoderasi pengaruh
konflik peran terhadap kinerja
auditor. Tekanan waktu tidak
mampu memoderasi pengaruh
ketidakjelasan peran terhadap
kinerja auditor. ekanan waktu
mampu memoderasi pengaruh
kelebihan peran terhadap
kinerja auditor.
3. I Gusti Putu Kemampuan Komitmen Variabel Variabel Variabel kompleksitas tugas
Angga Profesional Memoderasi konflik peran Kemampuan berpengaruh negatif dan
Rahmita Pengaruh Kompleksitas Komitmen signifikan pada kinerja auditor.
Pratama dan Tugas Dan Konflik Peran Profesional, Variabel konflik peran tidak
Ni Made Pada Kinerja Auditor Kompleksitas berpengaruh secara signifikan pada
Yenni Latrini Tugas, dan kinerja auditor. Komitmen profesional
(2016) kinerja auditor. terbukti mampu memoderasi pengaruh
kompleksitas tugas pada kinerja auditor.
Komitmen profesional terbukti mampu
memoderasi pengaruh konflik peran

13
pada kinerja auditor.

Bersambung pada halaman selajutnya

Tabel 2.1 (Lanjutan)

N Peneliti Metode Penelitian


Judul Hasil Penelitian
o (Tahun) Persamaan Perbedaan
4. Made Angga Pengaruh Keahlian Audit, Variabel konflik Variabel Keahlian audit mempunyai
Parama Artha, Konflik Peran dan peran. Dan keahlian audit, pengaruh yang signifikan dan
Nyoman Trisna Kompleksitas Tugas Terhadap audit kompleksitas berkorelasi positif terhadap
Herawati, dan Audit Judgment judgement. tugas. Dan audit judgment. Konflik Peran
Nyoman Ari lokasi mempunyai pengaruh yang
Surya penelitian, signifikan dan berkorelasi
Darmawan metode negatif terhadap audit
(2014) penelitian, judgment. Kompeksitas tugas
grand teory. mempunyai pengaruh yang
signifikan dan berkorelasi
negatif terhadap audit
judgment.

14
5. Lidya Pengaruh Konflik Peran, Variabel Konflik Variabel 1. Role conflict, role ambiguity,
Agustina Ketidakjelasan Peran, Peran, Kepuasan dan role overload memberikan
(2009) dan ketidakjelasan Kerja dan pengaruh secara simultan
Kelebihan Peran terhadap Peran, dan Kinerja Auditor signifikan terhadap kepuasan
Kepuasan Kerja dan kelebihan . kerja auditor junior.
Kinerja Auditor Peran 2. Role conflict, role ambiguity,
(Penelitian pada Kantor dan role overload memberikan
Akuntan Publik yang pengaruh secara simultan
Bermitra Dengan Kantor signifikan terhadap kinerja
Akuntan Publik Big Four auditor.
di Wilayah DKI Jakarta) 3. Role conflict, role ambiguity,
dan role overload secara
parsial memberikan pengaruh
negatif yang signifikan
terhadap kepuasan kerja
auditor junior.
Bersambung pada halaman selajutnya

Tabel 2.1 (Lanjutan)


N Peneliti Metode Penelitian
Judul Hasil Penelitian
o (Tahun) Persamaan Perbedaan

15
Lidya Pengaruh Konflik Peran, Variabel Konflik Variabel 4. Role conflict, role ambiguity,
Agustina Ketidakjelasan Peran, dan Peran, Kepuasan dan role overload secara
(2009) Kelebihan Peran terhadap ketidakjelasan Kerja dan parsial memberikan pengaruh
Kepuasan Kerja dan Peran, dan Kinerja Auditor negative yang signifikan
Kinerja Auditor kelebihan . terhadap kinerja auditor junior.
(Penelitian pada Kantor Peran
Akuntan Publik yang
Bermitra Dengan Kantor
Akuntan Publik Big Four
di Wilayah DKI Jakarta)
6. John R. Rizzo, Role Conflict and Ambiguity Variabel Role Variabel
Robert J. in Conflict and Complex
House, Complex Organizations Ambiguity Organizations,
and Sidney I. Role overload,
Lirtzman. judgement
(1970) audit, dan time
pressure.

16
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Role Conflict terhadap Audit Judgement
Role conflict dapat terjadi ketika seorang auditor

dihadapkan dengan dua peran atau lebih, sehingga jika

auditor hanya berfokus pada satu peran dan

mengakibatkan terbengkalainya peran yang lain. Konflik

peran dapat mempengaruhi judgement yang akan

dihasilkan oleh seorang auditor dan akan berpengaruh

pada penurunan kinerja auditor.


Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Atika

Jauharia dan Zaki Baridwan (2016) menyatakan bahwa

ketika role conflict berdiri sendiri, tidak akan membawa

pengaruh pada kinerja auditor, sementara ketika role

conflict dibarengi dengan role ambiguity ataupun dibarengi

dengan role overload, akan berpengaruh pada kinerja

auditor. Hasil penelitian I Gusti Putu Angga Rahmita

Pratama dan Ni Made Yenni Latrini (2016) juga menyatakan

bahwa konflik peran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja

auditor. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Made Angga et al

(2014) menyatakan bahwa konflik peran mempunyai pengaruh

yang signifikan dan berkorelasi negatif terhadap audit

judgment.
Dari penjelasan di atas, peneliti membuat hipotesis

alternatif sebagai berikut:


H1 : Role conflict berpengaruh negatif terhadap auditor judgement.
2. Pengaruh Role Ambiguity terhadap Audit Judgement

17
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Putu Eka

Ratna Sari dan I Ketut Suryanawa (2016) membuktikan bahwa

ketidakjelasan peran berpengaruh negatif terhadap kinerja

auditor. Hal tersebut juga ditunjukkan pada penelitian yang

dilakukan oleh Lidya Agustina (2009) bahwa role ambiguity

secara parsial memberikan pengaruh negative yang

signifikan terhadap kinerja auditor junior.


Dari penjelasan di atas, peneliti membuat hipotesis

alternatif sebagai berikut:


H2 : Role ambiguity berpengaruh negatif terhadap auditor

judgement
3. Pengaruh Role Overload terhadap Audit Judgement
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Atika Jauharia

dan Zaki Baridwan (2016) menyatakan bahwa role

overload, baik hanya berdiri sendiri ataupun dibarengi

dengan role conflict, memiliki pengaruh terhadap kinerja

auditor yang direpresentasikan dari judgment yang

dibuatnya. Sedangkan penelitian ang dilakukan oleh Ni Putu

Eka Ratna Sari dan I Ketut Suryanawa (2016) menyatakan bahwa

kelebihan peran berpengaruh negatif terhadap kinerja

auditor.
Dari penjelasan di atas, peneliti membuat hipotesis

alternatif sebagai berikut:


H3 : Role overload berpengaruh negatif terhadap auditor judgement
4. Time pressure memoderasi pengaruh Role conflict

terhadap auditor judgement.

18
Utami dan Sirajuddin (2010) dalam Ratna Sari dan

Ketut Suryanawa (2016) mengemukakan bahwa tekanan

waktu yang dihadapi auditor mampu berpengaruh pada

menurunnya kualitas audit sementara auditor dituntut

untuk menghasilkan audit yang baik sesuai kesepakatan

waktu dengan klien. Hal tersebut menunjukkan konflik

peran antar tuntutan auditor sebagai pegawai di KAP

dengan auditor sebagai akuntan publik yang harus

profesional terhadap kliennya.


Dari penjelasan di atas, peneliti membuat hipotesis

alternatif sebagai berikut:


H4 :Time pressure memoderasi pengaruh Role conflict terhadap

auditor judgement.
5. Time pressure memoderasi pengaruh Role ambiguity

peran terhadap auditor judgement.


Tingginya tingkat tekanan waktu yang dimiliki oleh

auditor, membuat auditor seringkali melakukan audit tidak

sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan

sehingga kualitas hasil audit yang dihasilkan menurun

(Kurnia dkk. 2014). Prosedur audit yang tidak dijalankan

menggambarkan ketidakjelasan peran yang terjadi pada

KAP tersebut. (Ni Putu Eka Ratna Sari dan I Ketut

Suryanawa, 2016). Seharusnya, jika prosedur audit yang

dilakukan secara sistematis dapat mambantu auditor

dalam pembuatan judgement yang tepat. Namun,

19
pengabaian prosedur audit karena adanya tekanan waktu

dapat mengakibatkan judgement auditor lemah dan

berpengaruh pda kinerja audit yang dihasilkan.


Dari penjelasan di atas, peneliti membuat hipotesis

alternatif sebagai berikut:


H5 : Time pressure memoderasi pengaruh Role ambiguity peran

terhadap auditor judgement.


6. Time pressure memoderasi pengaruh Role overload

terhadap auditor judgement.


Auditor umumnya menerima lebih banyak penugasan

pada saat peak season, sementara auditor dituntut agar

dapat menuntaskan penugasan tepat waktu berdasarkan

kesepakatan waktu bersama klien (Kurnia dkk, 2014).

Sementara auditor sering mengalamisituasi di mana

penugasan audit sangat kompleks. (Ni Putu Eka Ratna Sari

dan I Ketut Suryanawa, 2016). Seorang auditor juga

umumnya menangani beberapa klien dalam satu waktu

dan dituntut menyelesaikannya pada waktu yang telah

ditentukan.
Dari penjelasan di atas, peneliti membuat hipotesis

alternatif sebagai berikut:


H5 :Time pressure memoderasi pengaruh Role overload terhadap

auditor judgement.

20
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan dalam gambar 2.2

ict, roleMasih
ambiguity,
terdapat
danjunior
role overload
auditor yang
berpengaruh
terganggu
negatif
akan adanya
terhadap
konflik
kinerja
peran,
audit.ambiguity, dan role overload

GAP

ole Conflict, Role Ambiguity dan Role Overload terhadap Audit Judgement dengan Time Pressure seb

Basis Teori: Teori Peran

Role Conflict

Role Ambiguity Audit Jugement

Role Overload

Time Pressure

Metode Analisis: Regresi Sederhana dan Regresi Moderated

Hasil yang diharapkan

21
Kesimpulan, Implikasi, Keetebatasan, dan Saran

Anda mungkin juga menyukai