ISI
3.1
Prakoagulasi
2. Enzim - enzim
Air sadah adalah air yang memiliki reaksi kimia, biasanya bereaksi
asam. Apabila air tercampur kedalam lateks, maka prakoagulasi akan
terjadi dengan cepat, untuk menjaga jangan sampai air sadah dipakai
dalam pengolahan, maka dilakukan analisis kimia. Derajat kesadaan air
0
yang masih mungkin digunakan adalah 6 C.
7. Cara
pengangkutan
4. Natrium sulfit
Sarang semut merupakan tanaman obat asal papua yang sangat berkhasiat men yembuhkan
berbagai macam penyakit secara alami dan aman. Secara turun temurun se benaranya
sarang semut telah digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat pedalaman
bagian barat Wawena, Papua seperti suku suku di bogondini dan tolikara. Ahli gizi Dr.
Mien Karmini yang sempat ekspolari di papua pada 1995 menemukan, sarang semut
sebagai campuran bubur dan minuman sehari-hari. Sarang semut dipercaya meningkatkan
imunitas tubuh dan memberika energi. Zat zat aktif seperti antioksidan, polifenol, dan
glikosida yang terkandung dalam sarang semut dapat mengontrol beragam penyakit maut.
Jenis masing-masing zat aktif itu memang masih terus diteliti dengan metode elusidasi
struktur.
1. Sifat Fisika
Asam formiat adalah suatu cairan yang tidak berwarna, berbau tajam/menyengat,
menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan dapat membakar kulit. Asam formiat
dapat larut sempurna dengan air dan sedikit larut dalam benzena, karbon tetra klorida,
toluena, serta tidak larut dalam hidrokarbon alifatik seperti heptana dan oktana. Asam
formiat dapat melarutkan poly vynil clorida (PVC). Campuran asam formiat dan air
membentuk campuran azeotrop (yaitu campuran larutan yang mempunyai titik didih
mendekati titik beku) dengan kandungan maksimum asam formiat 77,5 % (107,3 oC
/ 760 mmHg) dan 83,2 % (134,6 oC / 1830 mmHg). Secara rinci sifat fisika asam
formiat dapat dilihat pada tabel berikut:
(dyne/cm)
C, (kkal/mol)
2. Sifat Kimia
Asam formiat atau kadang disebut asam semut/asam metanoat mempunyai rumus kimia
HCOOH. Asam formiat merupakan asam terkuat dari seri homolog gugus
karboksilat. Asam formiat mengalami beberapa reaksi kimia, yaitu dekomposisi,
reaksi adisi, siklisasi, asilasi.
a. Dekomposisi
Asam formiat stabil pada suhu kamar dan dapat didistilasi pada tekanan atmosfer
tanpa dekomposisi. Pada temperatur tinggi, asam formiat terdekomposisi menjadi karbon
monoksida dan air pada temperatur 200 oC dengan katalis alumina berlebih atau karbon
dioksida dan hidrogen pada temperatur 100 oC dengan katalis nikel berlebih.
HCOOH -------> CO2 + H2
b. Reaksi Adisi
Dalam reaksi adisi, asam formiat memecah ikatan rangkap karbon-karbon menjadi
bentuk ester.
c. Reaksi Siklisasi
d. Reaksi Asilasi
Asam formiat ester bereaksi dengan aldehid dan keton membentuk hidroksimetilen.
3.3.2 Manfaat penggunaan asam formiat
1. Dengan menggunakan Asam Semut SINTAS 90 Bahan Olah Karet (BOKAR) akan
memenuhi persyaratan SNI-06-2047-1998 yaitu BOKAR baik yang berupa Lateks kebun,
Sit, Slab dan Lump yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) baik Kadar Karet Kering (KKK), Ketebalan,
Kebersihan maupun penggunaan koagulannya.
2. Dengan menggunakan Asam Semut SINTAS 90 yang dapat meningkatkan mutu
BOKAR maka pada akhirnya dapat pula meningkatkan pendapatan petani.
Pemakaian Asam Semut (Asam Formiat) SINTAS 90 dalam proses penyempurnaan tekstil
mempunyai keunggulan teknis maupun ekonomis dibanding pemakaian Asam lainnya. Hal
ini diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. Sintas Kurama Perdana
produsen Asam Semut (Asam Formiat) bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Tekstil Bandung. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Dapat digunakan untuk mengatur pH dan stabil pada pH 4-5-6 dalam proses
penyempurnaan tekstil.
2. Dapat digunakan untuk penetralan setelah proses merserisasi kapas, kostisasi rayon
dan kostisasi poliester.
4. Dapat digunakan pada proses pencelupan poliester dengan zat warna dispersi
5. Dapat digunakan pada proses pencelupan poliamida dengan zat warna asam dan
kompleks logam.
6. Dapat digunakan pada proses pencelupan poliakrilat dengan zat warna kationik.
7. Dapat digunakan pada proses pencapan poliamida. Dapat digunakan pada proses
penyempurnaan anti mengkeret dan anti kusut kapas dan rayon.
IV. KESIMPULAN
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA