Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan


kesejahteraan manusia adalah gizi. Gizi merupakan faktor penting yang
memegang peranan dalam siklus kehidupan manusia terutama bayi dan anak
yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa (Depkes, 2002).
Pencapaian tumbuh kembang yang optimal pada bayi, di dalam Global
Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF
merekomendasikan empat hal penting yang harus diperhatikan yaitu: pertama
memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah
bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian
ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga
memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia
6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai
anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes, 2006). Meski demikian dalam
pelaksanaannya menunjukan banyaknya pelanggaran. Banyak bayi yang tidak
diberikan ASI eksklusif yaitu dengan memberi bayi yang baru lahir dengan
produk makanan pendamping ASI.
Tubuh anak membutuhkan zat gizi yang sesuai untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik. Asupan zat gizi yang baik dapat diupayakan dengan
memberikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan (Mutiara & Ruslianti, 2007).
Bayi yang mendapatkan ASI paling sedikit 6 bulan, lebih sedikit mengalami
kematian semasa bayi dan lebih sedikit mengalami sakit seperti infeksi, diare
serta alergi pernafasan, karena ASI tersebut mengandung immunoglobulin
yang resisten terhadap kuman patogen. Selain itu, ASI juga meningkatkan
kesehatan bayi sepanjang hidupnya (Smith & Tully, 2001). Setelah itu,
periode pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI
adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan pada bayi sampai usia
24 bulan, sehingga MP-ASI diberikan tepat waktu pada usia 6-12 bulan,
karena pada usia tersebut merupakan waktu yang sangat rawan terjadi

1
malnutrisi (Suhardjo, 1999). Namun, di Indonesia masih banyak kebiasaan
pemberian makan bayi yang belum sesuai dengan umurnya. Banyak ibu yang
memberikan makanan terlalu dini kepada bayinya. Terdapat 32 % ibu yang
memberikan makanan tambahan kepada bayi yang berumur 2-3 bulan, seperti
bubur, nasi, pisang dan 69 % terhadap bayi yang berumur 4-5 bulan
( Sukernas, 2002 ). Hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Sumatera
Utara menunjukkan bahwa 56, 8 % ibu memberikan makanan pendamping
ASI terlalu dini pada bayi 0-6 bulan dan sebesar 43, 2 % ibu tidak
memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini ( Dinkes Propsu, 2005 ).
Bayi-bayi yang mendapat tambahan makanan pada umur yang dini,
mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi daripada bayi-bayi yang
100% mendapat air susu ibu dan karena itu mudah mendapat hiperosmolitas
dehidrasi. Negara maju di Eropa ataupun Amerika, dianjurkan pemberian
makanan tambahan mulai umur 4-6 bulan. Makanan padat telah dianggap
sebagai penyebab kegemukan pada bayi-bayi jika diberikan terlalu dini
(Suhardjo, 1999).
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan
padat justru menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi pada
salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan. Pemberian cairan tambahan
meningkatkan resiko terkena penyakit karena pemberian cairan dan makanan
padat menjadi sarana masuknya bakteri pathogen (Fika,2009). Hasil
penelitian sesuai dengan pendapat dari Depkes RI yang mengatakan bahwa,
MP-ASI dini merupakan faktor risiko dan dapat meningkatkan morbiditas
pada bayi (Wiwoho, 2005) Dampak negatif dari pemberian MP-ASI dini
berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gizi dan Makanan selama 21 bulan diketahui, bayi ASI parsial lebih banyak
yang terserang diare, batuk pilek, dan panas ketimbang bayi ASI predominan.
Semakin bertambah umur bayi, frekuensi terserang diare, batuk-pilek, dan
panas semakin meningkat (Anies, 2007).
Umur 6 sampai 12 bulan merupakan periode kritis pertumbuhan
balita, karena pada umur tersebut anak sudah memerlukan MP-ASI yang
memadai baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Hasil penelitian
multicenter yang dilakukan UNICEF 1998 menunjukkan bahwa MP-ASI

2
yang dibuat di rumah dapat memenuhi syarat dari segi jumlah maupun
kualitasnya. MP-ASI yang dibuat di rumah dapat memenuhi + 50% energi,
cukup protein, rendah zat gizi mikro dan vitamin 30% Zn dan Fe, 50%
Vitamin A (Depkes, 2003)
Makanan pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan
pertumbuhan bayi menurut umur bayi apabila pemberian makanan tambahan
diberikan kurang dari 6 bulan mengakibatkan dampak negatif terhadap
kesehatan bayi seperti penurunan berat badan balita, bayi menjadi mudah
terkena penyakit pada saluran pencernaan seperti bayi mudah diare bahkan
dapat meningkatkan angka kematian bayi (Istiany, 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas kami ingin membuat Makanan
Pendamping Asi (MP-ASI) yang memiliki kandungan gizi yang baik yang
sesuai dengan usia bayinya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana membuat
MP-ASI berbentuk lumat untuk bayi usia 6-7 bulan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu mengembangkan/memodifikasi MP-ASI menjadi sebuah
produk baru yang sesuai dengan umur bayi usia 6-7 bulan agar bisa
diterima dan memiliki kandungan gizi yang baik.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk Membuat MP-ASI berbentuk lumat untuk bayi usia 6-7
bulan yang memiliki kandungan gizi yang baik.
b. Untuk mengetahui zat gizi dari produk MP-ASI sebelum dan
sesudah modifikasi.
c. Untuk mengetahui harga produk MP-ASI sebelum dan sesudah
modifikasi.
d. Untuk mengetahui daya terima (warna, aroma, rasa dan tekstur)
produk MP-ASI baru yang memiliki kandungan gizi yang baik.

1.4 Manfaat
a. Bagi Institusi
Sebagai masukan bagi kampus/fakultas pendidikan untuk
mengevaluasi keberhasilan Mahasiswa dalam pembutan MP-ASI

3
yang memiliki kandungan zat gizi yang baik dan sesuai dengan
usia bayi.
b. Bagi Masyarakat
Ibu-ibu dapat mmperoleh informasi dan cara membuat MP-ASI
yang baik untuk bayinya.
c. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya pemberian
makanan tambahan pada usia bayi yang tepat serta pentingnya pem
dan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makanan Pendamping ASI


2.1.1 Pengertian Makanan Pendamping ASI

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang


diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24
bulan. Jadi selain makanan pendamping ASI, ASI-pun harus tetap
diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan, peranan
makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI
melainkan hanya untuk melengkapi ASI jadi dalam hal ini makanan
pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan diberikan ketika bayi
tidak lagi mengkonsumsi ASI (Krisnatuti, 2008:14
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata
berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga
dibutuhkan keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral
berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang
berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian
depan ke lidah bagian belakang. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak . Pemberian MP-ASI yang cukup dalam
hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini
(Ariani, 2008).
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang
diberikan pada bayi setelah usia 6 bulan. Jika makanan pendamping ASI
diberikan terlalu dini (sebelum usia 6 bulan) akan menurunkan konsumsi
ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan. Namun sebaliknya
jika makanan pendamping ASI diberikan terlambat akan mengakibatkan
bayi kurang gizi, bila terjadi dalam waktu panjang (Hendras, 2010).
Standar makanan pendamping ASI harus memperhatikan angka kecukupan

5
gizi (AKG) yang dianjurkan kelompok umur dan tekstur makanan sesuai
perkembangan usia bayi (Azrul, 2003).
Makanan pendamping merupakan makanan tambahan bagi
bayi, makanan pendamping ASI harus menjadi pelengkap dan dapat
memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan
pendamping ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang
terkandung di dalam ASI. Dengan demikian, bahwa peran makanan
pendamping ASI atau makanan tambahan bukan sebagai pengganti
ASI melainkan untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Husaini dan
Anwar, 1984).
Makanan pendamping ASI merupakan sarana pendidikan untuk
menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi dan mengajarkan
anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru, sekaligus
memperkenalkan beraneka macam bahan makanan. Penting untuk
diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin,
karena ASI memberi kan sejumlah energi dan protein yang bermutu
tinggi (Krisnatuti, 2000).
Tujuan pemberian MPASI adalah karena ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi yang dikarenakan oleh pertambahan umur bayi yang
diiringi pertumbuhan dan aktifitasnya yang bertambah. Selain itu ketika
bayi berumur lebih dari 6 bulan, timbul perbedaan antara jumlah makanan
yang diperlukan dan makanan yang dapat disediakan oleh ASI. Maka
kekurangan tersebut dapat dilengkapi dari MPASI. Selain itu pada saat
bayi berumur diatas 6 bulan, syaraf dan otot di mulut bayi sudah mulai
berkembang dan dapat digunakan untuk menggigit atau mengunyah. Pada
umur tersebut bayi juga sudah mulai tumbuh gigi, bias mengontrol
pergerakan lidah, mulai menaruh barang di mulutnya dan tertarik untuk
mencoba rasa yang baru. Ditambah lagi pencernaan bayi mulai umur 6
bulan sudah cukup baik untuk mencerna makanan (Ariani, 2008).

Secara umum ada dua jenis MP-ASI (Aminah, 2010) yaitu :

6
1. MP ASI pabrik yaitu MP ASI hasil pengolahan pabrik yang
biasanya sudah dikemas /instan, sehingga ibu tinggal menyajikan
atau mengolah sedikit untuk diberikan kepada bayi.
2. MP ASI lokal yaitu MP ASI buatan rumah tangga atau hasil olahan
posyandu, dibuat dari bahan-bahan yang sering ditemukan disekitar
rumah sehingga harganya terjangkau. Sering juga disebut MP ASI
dapur ibu, karena bahan-bahan yang akan dibuat makanan
pendamping ASI di olah sendiri.
2.1.2 Syarat Makanan Pendamping ASI
1. Makanan pendamping harus mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh bayi.
2. Makanan pendamping harus diberikan kepada bayi yang telah
berusia 4-6 bulan (Muchtadi, 1994).
3. Makanan bayi mudah disiapkan dengan waktu pengolahan
yang singkat.
4. Makanan pendamping ASI hendaknya mengandung protein
(Krisnatuti, 2000).
5. Susunan hidangan sesuai dengan pola menu seimbang, bahan
makanan yang tersedia dan kebiasaan makan.
6. Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera serta daya terima bayi.
7. Makanan harus bersih dan bebas dari kuman (Poppy, 2001).
2.1.3 Jenis-jenis Makanan Pendamping ASI

1. Makanan lumat halus yaitu makanan yang dihancurkan dari tepung


dan tampak homogeny (sama/rata). Contoh: bubur susu, bubur
sumsum, biscuit ditambah air panas, papaya saring.
2. Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring
tampak kurang rata. Contoh: papaya dihaluskan dengan sendok,
pisang dikerik dengan sendok, nasi tim saring, bubur kacang hijau
saring, kentang rebus.
3. Makanan lunak yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air
dan tampak berair. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, bubur kacang
hijau.
4. Makanan padat yaitu makanan lunak yang tidak nampak air.
Contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus, biscuit (Nadesul, 2001).
2.1.4 Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI

7
Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk
itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk
encer, berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
2. Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan
memperhatikan bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan
baik
3. Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber
protein hewani diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-
buahan, tepungtepungan, sayuran, daging dan lain-lain.
Sedangkan telur diberikan pada usia 6 bulan.
4. Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan
emosinya. Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat
ia lapar (Notoatmodjo, 2007)
2.1.5 Akibat Makanan Pendamping ASI Dini
1. Bayi lebih sering menderita diare. Hal ini disebabkan cara
menyiapkan makanan yang kurang bersih juga karena
pembentukkan zat anti oleh usus bayi yang belum sempurna.
2. Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini
terjadi akibat usus bayi yang masih permeabel, sehingga mudah
dilalui oleh protein asing.
3. Terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak. Bila
makanan yang diberikan kurang bergizi dapat mengakibatkan
anak menderita KEP (Kurang Energi Protein) dan dapat terjadi
sugar baby atau obesitas bila makanan yang diberikan
mengandung kalori yang terlalu tinggi.
4. Produksi ASI menurun, karena bayi yang sudah kenyang dengan
MP-ASI tadi, maka frekuensi menyusu menjadi lebih jarang,
akibatnya dapat menurunkan produksi ASI.
5. Tingginya solute load dari MP-ASI yang diberikan, sehingga dapat
menimbulkan hiperosmolaritas yang meningkatkan beban ginjal.
6. Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini
7. Risiko jangka pendek
a. Pengenalan makanan selain ASI kepada diet bayi akan
menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi, yang
akan merupakan risiko untuk terjadinya penurunan produksi
ASI.

8
b. Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat
mempengaruhi penyerapan zat besi dari ASI sehingga
menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.
c. Resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak
sebersih ASI.
d. Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer,
buburnya berkuah atau berupa sup karena mudah dimakan oleh
bayi. Makanan ini memang membuat lambung penuh, tetapi
memberi nutrient lebih sedikit daripada ASI sehingga
kebutuhan gigi/nutrisi anak tidak terpenuhi.
e. Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit,
sehingga resiko infeksi meningkat.
f. Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak
g. Defluk atau kolik usus yaitu istilah yang digunakan bagi
kerewelan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang
dipercaya karena adanya kram di dalam usus.

8.Risiko jangka panjang


a. Obesitas
Kelebihan dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari
pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi
pada usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan
ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat.
b. Hipertensi
Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah ( 15
mg/100 ml). Namun, masukan dari diet bayi dapat meningkat
drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi dikemudian
hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan
terjadinya gangguan/hipertensi.
c. Arteriosklerosis
Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang
mengandung tinggi energi dan kaya akan kolesterol serta lemak
jenuh, sebaliknya kandungan lemak tak jenuh yang rendah dapat

9
menyebabkan terjadinya arteriosklerosis dan penyakit jantung
iskemik.
d. Alergi Makanan
Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang
dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan. Manifestasi
alergi secara klinis meliputi gangguan gastrointestinal,
dermatologis, gangguan pernapasan sampai terjadi syok
anafilaktik (Cox, 2006).
2.2 Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI harus mulai diberikan ketika bayi tidak lagi
mendapat cukup energi dan nutrient dari ASI saja. Untuk kebanyakan bayi,
makanan tambahan mulai di berikan pada usia 6 bulan. Pada usia ini otot dan
saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang untuk memamah. Sebelum usia
4 bulan, bayi akan mendorong makanan keluar dari mulutnya karena mereka
belum bisa mengendalikan gerakan lidahnya dengan baik (WHO, 2003)
Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi setelah bayi berusia
4 - 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan (Krisnatuti, 2000). Adapun
garis besar pemberian makanan pendamping ASI menurut kelompok
umur:
1) 0-4 bulan
Bayi hanya diberikan ASI, lebih sering, lebih baik segera setelah lahir,
ASI yang berwarna kuning-kuningan (kolostrum) diberikan kepada
bayi.
2) 6-7 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai memperkenalkan
dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) berbentuk lumatan yang
ditambah dengan air atau susu, pisang, dan pepaya yang dihaluskan.
3) 8-9 bulan
Bayi terus diberikan ASI pada umur >7 bulan. Alat pencernaan pada
bayi sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi mulai diperkenalkan
dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Untuk mempertinggi
nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan
sumber zat lemak yaitu santan atau minyak kelapa atau margarin bahan
makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, memberi rasa
enak jika mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang
larut dalam lemak.

10
4) 9-12 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai diberikan makanan lunak
seperti: bubur nasi, bubur kacang hijau,dan lain-lain. Pada usia 10 bulan
bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap
bentuk dan kepadatan nasi tim bayi diatur secara mendeteksi bentuk dan
kepadatan makanan keluarga.
5) 12-24 bulan
Bayi terus diberikan ASI, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
atau makanan keluarga sekarang 3x sehari dengan porsi separuh
makanan orang dewasa setiap kali makan selain tetap di berikan
makanan selingan dua kali sehari (Poppy, 2001).
Yang harus diperhatikan dalam menentukan makanan pendamping
ASI sebagai berikut :
1. Umur bayi
Metabolisme anak sebenarnya tidak sama dengan metabolisme orang
dewasa, hanya anak-anak lebih aktif perkembangannya, sehingga
untuk itu diperlukan bahan ekstra. Lebuh muda usia seorang anak
maka lebih banyak zat makanan yang diperlukan untuk tiap kilogram
berat badannya (Azrul, 2003)
2. Berat badan bayi
Berat badan yang lebih maupun kurang dari pada berat badan rata-rata
untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat
makanan yang harus diberikan supaya pertumbuhan berjalan sebaik-
baiknya (Azrul, 2003).
3. Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,50c 300c untuk metabolisme yang
optimum. Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan
lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus
diganti dengan hasil metabolisme (Azrul, 2003).
4. Aktifitas
Tiap aktifitas memerlukan energi. Makin banyak aktifitas yang
dilakukan maka makin banyak energi yang dibutuhkan (Azrul, 2003).
5. Keadaan sakit
Pada keadaan sakit, seperti adanya infeksi terhadap metabolisme yang
berlebihan dari pada asam amino dan lagi pula suhu tubuh meninggi,

11
kedua-duanya memerlukan makanan yang tidak boleh dilupakan
(Azrul, 2003).
6. Tanda-tanda Bayi Sudah Siap Diberikan MP-ASI
a. Mempunyai kontrol yang baik terhadap kepala dan leher.
b. Sudah bisa duduk sendiri
c. Menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.
d. Lidah tetap di dalam saat sendok dimasukkan ke dalam mulutnya.
e. Terbiasa pada tekstur dan makanan baru
f. Menggapai makanan atau benda lain, meraih dan memasukkannya
ke dalam
g. Memindahkan sendok dari satu tangan ke tangan yang lainnya
h. Bila sudah kenyang, bisa menunjukkannya dengan cara
memalingkan kepala atau dengan menutup mulut rapat-rapat.
(Almatseir, 2001).
2.3 Makanan Pendamping ASI usia 7 Bulan
Pemberian ASI tetap diteruskan semau bayi. Pada bulan ini
bayi sudah dapat diberikan makanan lumat seperti pure buah. Bahan
makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, di samping
memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vitamin A dan
zat lain yang larut dalam lemak. Waktu pemberian MPASI pada masa
ini adalah umur 7 bulan dapat diberikan pure buah atau bubur buah 4x
sehari dengan porsi kecil, sesuai kebutuhan zat gizi sehari bayi.
Beberapa contoh menu MP-ASI 7 bulan :
1. Puree
Puree adalah makanan lembek atau lumat yang biasanya
dibuat dari buah dan sayuran segar. Bentuknya sangat mirip dengan
bubur, namun lebih basah dan alami tentunya karena menggunakan
bahan-bahan yang diambil langsung dari alam. Didalam setiap
resep puree bisa ditambahkan susu atau kaldu untuk membuat
puree menjadi lebih creamy and tasty. Dalam mengolah makanan
menjadi puree, digunakanan beberapa metode yaitu menggunakan
strainer (saringan kawat), hand held manual/electronic puree, food
processor and blender.
Contoh puree buah yang bisa dibuat adalah :
a. Pure buah alpukat dan pisang
Alpukat memiliki kandungan lemak dan kalori yang
lebih daripada buah pada umumnya. Walaupun begitu, buah ini
juga termasuk salah satu yang memiliki profil nutrisi yang

12
tinggi dan memberikan banyak manfaat untuk kesehatan. Yang
paling mengesankan dari buah ini adalah kandungan
antioksidan (karetanoid) yang dikandungnya. Tidak ada
kandungan lain dalam alpukat yang melebihi kandungan
karetanoid-nya. Berikut adalah daftar kandungan antioksidan
karetanoid utama yang dimiliki alpukat: alpha-carotene, beta-
carotene, beta-cryptoxanthin, chrysanthemaxanthin, lutein,
neochrome, neoxanthin, violaxanthin, zeaxanthin. Alpukat juga
mengandung serat, protein, dan beberapa phytochemical
bermanfaat seperti beta-sitosterol, glutathione dan lutein, yang
dapat melindungi tubuh terhadap serangan berbagai penyakit.
Kandungan Gizi yang terdapat dalam 100 gram Buah
Alpukat mempunyai kandungan gizi, sebagai berikut: Protein
0,90 gram; Kalori 85,00 Kal; Kalsium 10,00 Mg; Lemak 6, 50
gram; Zat Besi 0,90 Mg; Fosfor 20,00 Mg; Vitamin A 180,00
S.I; Vitamin B1 0,05 gram; Vitamin C 13,00 Mg

Pisang termasuk buah cukup terjangkau harganya.


Sementara jika kita mengonsumsinya secara teratur, dapat
membuahkan efek mengagumkan untuk kesehatan tubuh. Tak
usah makan pisang dalam jumlah banyak, cukup dua buah
pisang saja. Karena menurut rekomendasi USDA ( US Food
and Drug Administration ) menyarankan, setidaknya orang
dewasa bisa mengonsumsi pisang 1 setengah sampai 2 buah
pisang sehari jika ingin mendapatkan manfaat potensial dari
buah tersebut.

Kandungan zat gizi buah pisang per 100 gram adalah


Energi 99 kkal ; protein 1,2 gr ; lemak 0,2 gr ; karbohidrat 26
gr ; kalsium 8 mg; zat besi 5 mg ; fosfor 28 mg ; Vitamin A 146
SI; Vitamin B1 0,08 mg ; Vitamin C 3 mg.

13
Buah kurma adalah buah yang selalu hadir disaat
momen puasa. Rasanya manis, bentuknya bulat atau lonjong,
warnanya kecoklatan, kehitaman, dan dia adalah buah yang
sangat kaya akan nutrisi baik. Buah kurma mengandung kalium
(potassium), serat, kalsium, zat besi (Fe), Vit A, B2, B12, dan
Vit C, aspirin, salisilat, fosfor, sulfur, natroum (sodium),
magnesium, cobalt, seng, fluorin, tembaga (Cu), mangaan,
selulosa, dan karbohidrat (berupa glukosa dan fruktosa).
Kandungan vitamin C nya berperan sebagai antioksidan.
Kurma mengandung antioksidan yang dikenal sebagai tanin.
Tanin diketahui bersifat anti infeksi, anti-inflamasi dan anti-
hemoragik. Kurma adalah sumber vitamin A, yang dikenal
memiliki sifat antioksidan dan sangat penting untuk kesehatan
mata. Vitamin A juga diperlukan menjaga kulit tetap sehat.
Mengkonsumsi buah-buahan alami yang kaya akan vitamin A
diketahui membantu melindungi dari kanker paru-paru dan
rongga mulut.
Dalam 100 gram kurma mengandung energi 275 kkal ;
protein 1,97 gr ; karbohidrat 73,51 gr ; lemak 0,45 gr ; vitamin
C 0 mg ; vitamin A 5 mcg ; vitamin B1 0,09 mg ; vitamin B2
0,1 mg ; vitamin B3 2,2 mg ; vitamin B5 0,78 mg ; vitamin B6
0,192 mg ; kalsium 32 mg ; fosfor 40 mg ; besi 1,15 mg ;
kalium 652 mg.

Karena banyaknya sumber vitamin dan mineral dari


ketiga bahan, maka bisa dibuat menjadi puree yang sehat untuk
bayi dan balita.

b. Puree buah Buah Naga dan Biskuit


Zat makanan yang terkandung di dalam buah naga ialah
serat, kalsium, zat besi, dan fosforus yang cukup bermanfaat
untuk merawat penyakit darah tinggi.Buah naga berisi merah
pula sangat baik untuk memperbaiki penglihatan mata kerana

14
kandungan karotenoidnya yang tinggi.Fitokimia di dalam
buahnya juga diketahui dapat merendahkan risiko kanser.
Kandungan Gizi Buah Naga dalam 100 gram yaitu kalori
54 kkal, lemak 0,40 gram, protein 1,40 gram, karbohidrat
13,20 gram, serat 0,5 gram, vitamin B1 0,04 mg, vitamin
B20,04 mg, vitamin B3 0,30 mg, vitamin C 8 mg, fosfor 10
mg, sodium 2 mg, kalium 192 mg.
Biskuit mengandung energi sebesar 458 kilokalori, protein
6,9 gram, karbohidrat 75,1 gram, lemak 14,4 gram, kalsium 62
miligram, fosfor 87 miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain
itu di dalam Biskuit juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU,
vitamin B1 0,09 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil
tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram
Biskuit.
Kedua puree ditambakan suus skim bubuk. Susu skim bubuk
adalah susu yang kadar lemaknya telah dikurangi hingga berada
dibawah batas minimal yang telah ditetapkan. Susu skim
merupakan bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil
sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung zat makanan
dari susu kecuali lemak dan vitamin vitamin yang larut dalam
lemak. Susu skim memiliki rasa yang asin, berebeda dengan susu
segar yang normalnya memiliki rasa yang agak manis dan tidak
asin. Hal ini berasal dari garam-garam mineral flourida dan sitrat.
Warna pada susu skim yaitu putih. Kebanyakan susu bubuk
berwarna putih kekuningan, namun berbeda dengan susu skim yang
berwarna putih saja, hal ini dikarenakan tidak adanya kandungan
lemak pada susu tersebut. Aroma atau bau pada susu skim ini
adalah beraroma manis dikarenakan tidak adanya penyimpangan
pada susu skim. Untuk ukuran rumah tangga pada susu skim per
sendok makannya ialah rata-rata 9,5 gr. URT pada susu skim
kurang lebih sama dengan URT pada susu bubuk instant.
Susu Skim bubuk mengandung energi sebesar 362 kilokalori,
protein 35,6 gram, karbohidrat 52 gram, lemak 1 gram, kalsium

15
1300 miligram, fosfor 1030 miligram, dan zat besi 1 miligram.
Selain itu di dalam Tepung Susu Skim juga terkandung vitamin A
sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,35 miligram dan vitamin C 7
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian
terhadap 100 gram.

16
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


3.1.1 Waktu
Praktikum pengembangan Resep/Formula dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 29 Mei 2017 dari jam 09.00 sampai dengan jam
12.00 WITA.

3.1.2 Tempat
Praktikum Pengembangan Resep/Formula dilaksanakan di
Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan Politeknik Kesehatan
Banjarmasin Jurusan Gizi. Pengembangan resep ini dimulai dari
persiapan bahan makanaan, pengolahan bahan makanan hingga
penyajian makanan dan penilaian subjektif panelis terhadap
makanan.

3.2 Kasus MP-ASI


Ibu N memiliki anak perempuan baru menginjak usia 7 bulan
dengan berat badan 8,5 kg. Anak ibu N sudah mendapat MP-ASI. Anak ibu
N masih mengkonsumsi ASI, ASI dikonsusmsi ketika ia merasa ingin,lapar,
dan ia tidak akan minum ASI saat masih merasa kenyang.
Kebutuhan Energi : 110-120 kkal/KgBB
110 x 8,5 kg = 935 kkal
Kebutuhan Zat Gizi :

Protein = 1,5 2gram/KgBB


= 2 x 8,5 kg = 17 gram (7,3%)
Lemak = 20% x kebutuhan Energi
= 20% x 935 =187 kkal / 9 = 20,78 gram
KH = 72,7% x kebutuhan Energi
= 72,7 % x 935 = 679,745 kkal / 4 = 169,63gram

karena distribusi minum ASI pada bayi bersifat fleksibel ( akan


minum ASI ketika merasa lapar, dan tidak akan minum ASI saat masih
merasa kenyang) dan susah untuk diatur berapa jumlah volume ASI yang
harus dikonsumsi. Maka, kita harus menyesuaikan kalori MP-ASI

17
berdasarkan dari jumlah kalori yang sudah dikonsumsi bayi dari ASI. Energi
ASI pada usia 6-8 bulan (Menurut WHO) 450 Kkal , maka kebutuhan energy
sehari adalah 935 kkal dikurang 450 kalori ASI menjadi 485 kkal.

Proporsi zat gizi MP ASI

7,3 35,405
Protein = 100 x 485= 4 =8,8 gram

20 97
Lemak = 100 x 485= 9 =10,78 gram

72,3 350,665
KH = 100 x 485= 4
=87,6 gram

3.3 Identifikasi Resep Awal dan Resep Baru


3.3.1 Resep Awal (Sebelum Modifikasi) Pure labu waluh (Makanan Lumat)
Alat :
Kompor 1 buah
Panci 1 buah
Pisau 1 buah
Talenan 1 buah
Sendok 1 buah
Baskom 1 buah
Piring 1 buah
Gelas 1 buah
Bahan :
Labu waluh = 100 gram
Susu skim bubuk = 20 gram
Cara Membuat :
1. Labu waluh buang kulit dan bijinya.
2. Kukus labu waluh sekitar 5-10 menit.
3. Kemudian haluskan dengan blender, beri susu skim dengan
ditambahkan sedikit air.
4. Berikan pada bayi.
Diagram Alir :
Menyiapkan labu waluh (buang kulit & bijinya)
Mengukus labu kuning 5-10 menit
Menghaluskan dengan blender
Menambahkan susu skim bubuk
Mengaduk sampai rata
Berikan pada bayi
3.3.2 Resep Baru (Modifikasi) Puree Buah AlPiKu (Makanan Lumat)
Alat :
Kompor 1 buah

18
Panci 1 buah
Pisau 1 buah
Talenan 1 buah
Sendok 1 buah
Garfu 1 buah
Baskom 1 buah
Piring 1 buah
Gelas 1 buah
Bahan : (Modifikasi Resep 1)
Alpukat = 50 gram
Pisang susu = 50 gram
Kurma = 15 gram
Susu skim bubuk = 30 gram
Air matang = 50 ml
Cara Membuat :
1. Keruk daging buah alpukat dan kupas kulit pisang serta potong-
potng.
2. Kemudian campurkan alpukat, pisang, kurma dan air matang
sedikit. Blender hingga halus.
3. Tambahkan susu skim yang telah dicairkan dengan air matang,
aduk hingga rata.
4. Sajikan dan berikan untuk bayi
Keterangan : untuk 2 porsi

Diagram Alir :
Menyiapkan alpukat dan pisang (keruk, buang kulit & potong)

Mencampurkan alpukat, pisang, kurma dan air matang sedikit


Menghaluskan dengan blender
Menambahkan susu skimyang telah dicairkan
Mengaduk sampai tercampur rata
Berikan pada bayi
3.3.3 Resep Baru (Modifikasi) Puree Nakuit (Buah Naga+Biskuit)
Alat :
Kompor 1 buah
Panci 1 buah
Pisau 1 buah
Talenan 1 buah
Sendok 1 buah
Garfu 1 buah
Baskom 1 buah
Piring 1 buah

19
Gelas 1 buah
Bahan : (Modifikasi Resep 2)
Buah naga = 50 gram
Biskuit bayi = 25 gram
Susu skim bubuk = 25 gram
Air = 50 ml
Cara Membuat :
1. Kupas buah naga, cuci bersih dan ahluskan dengan blender.
2. Larutkan susu skim bubuk dengan air hangat.
3. Selanjutnya siram biskuit dengan susu skim, aduk hingga lunak
dan tercampur.
4. Kemudian tambahkan buah naga yang telah dihaluskan, aduk
hingga tekstur biskuit hancur sempurna dan tercampur rata
dengan buah naga.
5. Sajikan untuk bayi.
Keterangan : untuk 2 porsi
Diagram Alir :

Menyiapkan buah naga (kupas kulit & potong) dan blender


Melarutkan susu formula dengan air hangat
siram biskuit dengan susu, aduk hingga lunak dan tercampur
Menambahkan buah naga yang telah dihaluskan
Mengaduk biskuit dan buah naga hingga tekstur halus sempurna.
Berikan pada bayi

3.4 Analisis Nilai Gizi MP-ASI


3.4.1 Analisis Nilai Gizi MP-ASI Resep Awal (Sebelum Modifikasi)
Tabel 2.Analisis Nilai Gizi MP-ASI Resep Sebelum Modifikasi
Kandungan Zat Gizi Resep Lama
Nama Bahan
Labu Waluh 100 29,0 1,1 0,3 6,6
Susu Skim 20 72,4 7,1 0,2 10,4
Total 101,4 8,1 0,5 17

3.4.2 Analisis Nilai Gizi MP-ASI Resep Baru (Modifikasi 1)


Tabel 3.Analisis Nilai Gizi MP-ASI Resep Modifikasi
Kandungan Zat Gizi Resep Lama
Nama Bahan
Alpukat 50 42,5 0,5 3,3 3,9
Pisang susu 20 46,0 0,5 0,3 11,7

20
Kurma 15 41,55 0,3 0,02 11,25
Susu skim 30 108,6 10,7 0,3 15,6
Total 238,65 11,9 3,55 42,45

3.4.3 Analisis Nilai Gizi MP-ASI Resep Baru 2 (Modifikasi)


Tabel 4.Analisis Nilai Gizi MP-ASI Resep Modifikasi
Kandungan Zat Gizi Resep Lama
Nama Bahan
Buah Naga 50 30 0,3 0,2 5,8
Biskuit milna 25 113,6 2,4 3,0 19,3
Susu skim 25 90,5 8,9 0,3 13,0
Total 204,1 11,3 3,3 32,3

3.5 Analisis Biaya MP-ASI


3.5.1 Analisis Biaya MP-ASI Resep Awal (Sebelum Modifikasi)
Tabel 6. Analisis Biaya MP-ASI (Resep awal) untuk 1 resep
Nama Bahan Berat Harga/satuan Harga total
Labu waluh 100 - Rp. 1.000
Susu skim 20 Rp. 2.500/45gr Rp. 500
Jumlah harga Rp. 1.500

3.5.2 Analisis Biaya MP-ASI Resep Baru 1 (Modifikasi)


Tabel 6. Analisis Biaya MP-ASI (Resep Modifikasi) untuk 1 resep
Nama Bahan Berat Harga/satuan Harga total
Alpukat 50 Rp.25.000/kg Rp. 2.500
Pisang susu 20 Rp.1.500/btr Rp. 1.500
Kurma 15 Rp 40.000/kg Rp. 2000
Susu skim 30 Rp.2.500/45gr Rp. 1000
Jumlah Rp.7.000

3.5.3 Analisis Biaya MP-ASI Resep Baru 2 (Modifikasi)


Tabel 7. Analisis Biaya MP-ASI (Resep Modifikasi) untuk 1 resep

Nama Bahan Berat Harga/satuan Harga total


Buah Naga 50 Rp.25.000/kg Rp. 2.500
Biskuit milna 25 Rp.10.000/bks Rp. 3.000
Susu skim 25 Rp 2.500/45 gr Rp. 1000
Jumlah Rp.6.500

21
3.6 Uji Organoleptik melalui Uji Hedonik
Panelis : 25 orang
Bahan : MP-ASI Pure Buah AlPiKu dan Pure Nakuit
Alat :
Gelas Plastik
Kuesioner (Lampiran 1)
Pulpen
Cara Kerja :
1. Semua panelis dikumpulkan disuatu tempat yang telah ditentukan dan
diberi penjelasan tentang cara pengujian dan pengisian kuesioner.
2. Sampel disiapkan di dalam gelas plastik yang sudah disediakan.
3. Panelis diminta mengemukakan pendapatnya secara spontan pada data
kuesioner
4. Setelah panelis selesai mencicipi satu sampel, panelis diharapkan minum
air putih yang telah disediakan disetiap meja untuk menetralkan rasa.
5. Data dianalisis kemudian membuat kesimpulan dari uji daya terima yang
telah dilakukan.
Diagram Alir :

Semua panelis dikumpulkan disuatu tempat

Penjelasan tentang cara pengujian dan pengisian kuesioner

Sampel disiapkan di dalam gelas plastik yang sudah disediakan

Panelis mengisi kuesioner

Setelah mencicipi satu sampel, panelis diharapakan minum air


putih

Data dianalisis

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Sumatera Utara. Makanan Pendamping ASI. Situs web:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41464/5/Chapter%20I.pdf
Anonim. 2012. Kandungan buah apel dan pisang.
(http://www.blogspot.com/kandungan-buah-apel-dan -pisang.html)
Evatiny Dwi. Agustus 2014. Manfaat Kandungan Susu Formula. Situs web:
http://duniaanak.org/makanan-anak/manfaat-kandungan-susu-
formula.html. (Diakses Mei 2015)

23
Martadiputra ketut. 2014. Makalah Makanan Pendamping ASI. Situs web:
https://martauy.files.wordpress.com/2014/02/makalah-makanan-
pendamping-asi.doc.
Nurfi wahyu. Makanan Pendamping ASI. Situs web:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-wahyunurfi-
5494-3-babii.pdf
https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=KEcnV6DRCoKyuQSujKIg#q=aroma+khas+ape
l
http://www.foodchem-studio.com/2014/05/pencoklatan-pada-buah-apel.html
http://kayu-manis.com/
https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=KEcnV6DRCoKyuQSujKIg#q=kandungan+kay
u+manis+yang+menyebabkan+aroma
https://id.wikipedia.org/wiki/Apel
https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=KEcnV6DRCoKyuQSujKIg#q=tekstur+apel+me
rah
kandunganmargarine.blogspot.com/2016/02/apa-saja-kandungan-margarine.html?
m=
http://citizen6.liputan6.com/read/2898248/makan-2-buah-pisang-sehari-dalam-
sebulan-khasiatnya-menakjubkan
http://hastomo.net/kesehatan/kandungan-gizi-dan-manfaat-buah-apel-bagi-
kesehatan/
https://www.webkesehatan.com/alpukat-kandungan-nutrisi-manfaat-kesehatan/
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-biskuit-komposisi-nutrisi-
bahan-makanan.htm

24

Anda mungkin juga menyukai