ARTIKEL PENELITIAN
disusun oleh
DIAN ISTI CAHYANI
G2C008020
ABSTRACT
Background : Consumption of antioxidant food sources in sufficient amount to prevent the risk of
hypercholesterolemia. Antioxidants can inhibit lipid peroxide by free radicals. Green tea, soybean
and honey are natural sources of antioxidants that can be used as functional drinks as prevention of
hypercholesterolemia.
Objective : To analyze the effect of green tea addings on antioxidant activity, protein and
organoleptic aspect that include color, aroma and flavor of soy milk and honey functional drink.
Method : A completely randomized single factor-experimental study by green tea addings (0%; 2%;
3% and 4%) on soy milk and honey functional drink. Statistical analysis of antioxidant activity and
protein data used One Way ANOVA followed by Tukey test, while organoleptic data was analyzed
by Friedman test followed by Wilcoxon test.
Result : The antioxidant activity of functional drinks in the treatment drinks lower than the control
drinks with the addition of 4% which is 13,15% and the highest protein content with the addition of
4% which is 4,12%. In organoleptic terms of color, aroma and taste less favored treatment drinks.
Conclusion : Green tea addings on soy milk and honey functional decreassed antioxidant activity
and increased protein were significantly.
Keyword : functional drink, soy milk, honey, green tea, antioxidant activity
*Student of Nutrition Science Study Program Medical Faculty of Diponegoro University Semarang
ABSTRAK
Latar Belakang : Konsumsi bahan pangan sumber antioksidan dalam jumlah memadai dapat
mencegah risiko hiperkolesterolemia. Antioksidan dapat menghambat peroksida lipid akibat radikal
bebas. Teh hijau, kedelai dan madu merupakan bahan alami tinggi antioksidan yang dapat dijadikan
bahan minuman fungsional mencegah hiperkolesterolemia.
Tujuan : Menganalisis pengaruh penambahan teh hijau terhadap aktivitas antioksidan, protein dan
organoleptik yang meliputi warna, aroma dan rasa minuman fungsional susu kedelai dan madu
Metode : Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak satu faktor yaitu penambahan teh
hijau (0%, 2%, 3%, 4 %) pada pembuatan minuman fungsional susu kedelai dan madu. Analisis
aktivitas antioksidan dan protein menggunakan One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey, sedangkan
analisis organoleptik menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon.
Hasil : Aktivitas antioksidan minuman fungsional pada minuman perlakuan lebih rendah daripada
minuman kontrol dengan penambahan 4% yakni 13,15% dan kadar protein tertinggi dengan
penambahan 4% yakni 4,12%. Secara organoleptik dari segi warna, aroma dan rasa minuman
perlakuan kurang disukai.
Simpulan : Penambahan teh hijau pada minuman fungsional susu kedelai dan madu menurunkan
aktivitas antioksidan dan menaikkan kadar protein yang bermakna secara statistik.
Kata kunci : minuman fungsional, susu kedelai, madu, teh hijau, aktivitas antioksidan
*Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
**Dosen Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
PENDAHULUAN
Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah kadar
kolesterol yang tinggi atau disebut hiperkolesterolemia. Menurut data WHO pada
tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta kematian karena penyakit jantung koroner
(PJK) disebabkan karena hiperkolesterolemia.3 Pada keadaan hiperkolesterolemia
terjadi peningkatan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL). Jika radikal
bebas menyerang LDL, maka akan menginduksi terjadinya peroksidasi. LDL yang
telah teroksidasi ini akan difagositosis oleh makrofag membentuk sel busa. Sel busa
adalah tanda awal terjadinya penyakit jantung koroner.4 Sel busa yang tebentuk
akibat oksidasi LDL dapat dihambat dengan antioksidan.
Sumber antioksidan lainnya yaitu madu. Madu merupakan pemanis alami yang
penyusun utamanya fruktosa. Madu mengandung berbagai zat gizi penting, seperti
oligosakarida yang tidak dapat dicerna (non-digestible oligosaccharides/NDOs),
antioksidan, vitamin dan mineral. Kandungan nutrisi madu yang berfungsi sebagai
antioksidan adalah vitamin C, asam organik, asam fenolat, flavonoid dan beta-
karoten.12
METODE PENELITIAN
Tahap awal pembuatan minuman yaitu dengan membuat susu kedelai terlebih
dahulu. Kedelai terlebih dahulu direndam selama + 8 jam, kemudian dibersihkan
dari kotoran. Kemudian susu kedelai dibuat dengan metode penggilingan panas (hot
grinding). Sebelum digiling, kedelai diblanching selama 15 menit, kemudian
kedelai digiling dengan air bersuhu 80-900C, dengan perbandingan berat kering
kedelai dan air panas 1:10. Setelah selesai digiling susu kedelai dipanaskan selama
+ 10 menit dan dinginkan. Setelah susu kedelai dingin, teh hijau yang berupa bubuk
dan madu ditambahkan, kemudian diblender bersama. Prosedur pembuatan
minuman fungsional dapat dilihat pada Lampiran 1.
Hasil analisis aktivitas antioksidan dan kadar protein minuman fungsional teh
hijau, susu kedelai dan madu dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Tabel 3.
Hasil analisis tingkat kesukaan warna, aroma dan rasa minuman fungsional
teh hijau, susu kedelai dan madu dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Tabel 4.
PEMBAHASAN
Kadar Protein
Warna
Aroma
Pada parameter rasa, semakin banyak penambahan teh hijau maka semakin
tidak disukai. Hal ini disebabkan karena minuman fungsional terasa pahit (bitter-
aftertaste) meskipun sudah ditambahkan madu. Rasa pahit diperoleh dari
kandungan kafein dan L-theanine dari teh hijau.22 Citarasa dari bubuk teh hijau
(matcha) diperoleh dari pengolahan yaitu mengukus, pengeringan, menghilangkan
batang, pelepah dan serat daun kemudian digiling halus (fine grinding) dengan
penggilingan batu.27
Untuk minuman kontrol disukai oleh panelis karena rasanya yang manis.
Rasa manis pada minuman kontrol berasal dari madu. Rasa manis madu diperoleh
dari kandungan gula penyusunnya, asam-asam organik dan jenis nektar. Madu
mengandung 41% fruktosa, 35% glukosa dan 1,9% sukrosa.13
SIMPULAN
Penambahan teh hijau pada minuman fungsional susu kedelai dan madu
menurunkan aktivitas antioksidan dan menaikkan kadar protein secara bermakna.
SARAN
Syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
kemudahan yang telah diberikan-Nya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada orang tua dan keluarga, pembimbing Ninik Rustanti, S.TP., M.Si. atas
bimbingan materi, serta kepada Prof. Dr. H. M. Sulchan, M.Sc. DA. Nutr. SpGK
dan Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi selaku penguji atas saran dan kritik yang
membangun. Terima kasih pula kepada pihak Laboratorium Gizi dan Kimia Pangan
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro atas bantuan selama penelitian, serta
semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bahan 2. Alat
a. Kedelai a. Panci
b. Teh Hijau b. Blender
c. Madu c. Kompor
d. Air d. Gelas ukur
e. Sendok
f. Gelas
g. Timbangan digital
h. Kertas saring
3. Prosedur Pembuatan
Ditiriskan
Diblender dengan air panas sebanyak 10 kali berat kedelai kering (1:10)
Disaring
Didinginkan
b. Pembuatan Minuman Susu Kedelai dan Teh hijau
Susu kedelai dengan perbandingan (1:10)
1. Aktivitas Antioksidan
Penambahan Aktivitas
Teh Hijau Pengulangan Antioksidan Rerata SD
(%) (%)
1 15,01
0 2 18,92 16,98 1,95
3 17
1 12,52
2 2 11,5 11,27 1,38
3 9,78
1 10,23
3 2 10,69 10,12 0,63
3 9,44
1 11,7
4 2 14,3 13,15 1,33
3 13,45
2. Kadar Protein
Penambahan
Teh Hijau Pengulangan Protein (%) Rerata SD
(%)
1 1,665
0 2 1,585 1,71 0,15
3 1,87
1 2,585
2 2 2,695 2,64 0,06
3 2,64
1 3,245
3 2 3,245 3,32 0,13
3 3,465
1 4,235
4 2 4,18 4,12 0,14
3 3,96
1. Aktivitas Antioksidan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Descriptives
antioksidan
95% Confidence
Interval for Mean
,707 3 8 ,574
ANOVA
antioksidan
Multiple Comparisons
Dependent Variable: antioksidan
Tukey HSD
antioksidan
Tukey HSDa
perlakuan N 1 2
T2 3 10,1200
T1 3 11,2667
T3 3 13,1500
T0 3 16,9767
Sig. ,110 1,000
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Descriptives
Kadar_Protein
1,513 3 8 ,284
ANOVA
Kadar_Protein
Kadar_Protein
Tukey HSDa
Perlakuan N 1 2 3 4
T0 3 1,7067
T1 3 2,6400
T2 3 3,3183
T3 3 4,1250
Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000
Organoleptik
No.Panelis Warna Aroma Rasa
510 251 342 473 510 251 342 473 510 251 342 473
(T0) (T1) (T2) (T3) (T0) (T1) (T2) (T3) (T0) (T1) (T2) (T3)
1 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 3 2
2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 2
3 4 3 3 4 5 4 4 5 4 3 2 2
4 3 2 4 5 5 4 4 4 5 4 3 2
5 3 3 3 3 4 2 2 2 3 1 2 2
6 3 4 4 2 3 3 4 5 3 4 2 1
7 3 3 3 1 3 4 3 2 4 3 2 1
8 3 2 4 4 3 3 4 4 3 2 1 1
9 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2
10 4 3 3 3 5 3 2 1 4 2 2 1
11 2 4 3 2 5 3 3 4 5 2 2 1
12 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 2 2
13 4 4 2 1 4 5 2 2 4 5 2 2
14 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3 3
15 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2
16 3 3 4 4 3 4 2 2 1 4 2 2
17 4 3 3 3 4 2 2 2 4 3 2 2
18 5 3 2 2 5 4 2 2 5 4 2 2
19 3 3 5 4 5 4 3 2 5 4 3 2
20 3 3 4 5 4 3 5 4 2 3 3 4
21 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 2
22 5 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2 2
23 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 2
24 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3
25 5 2 2 4 5 3 3 3 5 2 1 4
Rerata 3,6 3,16 3,44 3,24 4 3,32 3,16 3,12 3,84 2,96 2,24 2,04
SD 0,82 0,8 0,77 1,13 0,82 0,8 0,94 1,2 1,03 1,06 0,66 0,79
1. Warna
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptive Statistics
FRIEDMAN
Ranks
Mean Rank
Warna_T0 2,74
Warna_T1 2,24
Warna_T2 2,64
Warna_T3 2,38
Test Statisticsa
N 25
Chi-Square 3,126
df 3
Asymp. Sig. ,373
a. Friedman Test
2. Aroma
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptive Statistics
FRIEDMAN
Ranks
Mean Rank
Aroma_T0 3,18
Aroma_T1 2,30
Aroma_T2 2,24
Aroma_T3 2,28
Test Statisticsa
N 25
Chi-Square 11,954
df 3
Asymp. Sig. ,008
a. Friedman Test
WILCOXON
Test Statisticsa
3. Rasa
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptive Statistics
Ranks
Mean Rank
Rasa_T0 3,58
Rasa_T1 2,66
Rasa_T2 2,02
Rasa_T3 1,74
Test Statisticsa
N 25
Chi-Square 34,404
Df 3
Asymp. Sig. ,000
a. Friedman Test
WILCOXON
Test Statisticsa