Anda di halaman 1dari 19

PASAR OLIGOPOLI

1. Pengertian
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk pasar dimana di pasar ada beberapa atau sejumlah
kecil produsen atau penjual. Apabila di pasar hanya ada dua penjual disebut duopoli. Ada
oligopoli dengan diferensiasi produk dan ada oligopoli tanpa diferensiasi produk. Karena
dalam pasar hanya terdapat sedikit perusahaan (firm) maka tingkah laku masing-masing
perusahaan akan dipengaruhi oleh tingkah laku firm yang lain, artinya bahwa
pengambilan keputusan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh reaksi dari perusahaan
lain dan sebaliiknya.

Ciri-ciri Pasar Oligopoli:


1) Di pasar hanya terdapat beberapa perusahaan, masing-masing perusahaan
mempunyai pengaruh atas harga dengan cara merubah harga produksinya sehingga
kurva permintaanyaberlereng negatif.
2) Ada oligopoli dengan diferensiasi produk dan oligopoli tanpa diferensiasi
produk
3) Terdapat halangan industri masuk pasar
4) Perubahan penurunan harga oleh suatu perusahaan lain akan menimbulkan
reaksi oleh perusahaan yang lain maka harga cenderung tegar/kaku/tidak
fleksibel/sukar berubah.

Karena tingkah laku perusahan dipengaruhi oleh tingkah laku dari perusahaan yang lain,
semakin pengaruhnya atau ketergantungannya tinggi maka semakin sulit untuk
menggambarkan kurva permintaannya. (sehingga banyak teori untuk menganalisisnya)

Oligopoli tanpa diferensiasi produk Oligopoli dengan diferensiasi produk


yang cukup tinggi, kurva permintaan
dimana kurva permintaan tidak
1 dapat ditentukan
dapat/sulit ditentukan
2. Pergeseran Kurve Permintaan dalam Pasar Oligopoli
Dengan menganggap bahwa berlaku ceteris paribus dan yang berubah hanya harga, maka
apabila satu perusahaan mengubah harga yang ditetapkan khususnya menurunkan harga
maka perusahaan lainnya akan bereaksi pula dengan merubah tingkat harga-harga yang
pernah ditetapkan, karena aksi dan reaksi tersebut maka pengubahan harga itulah yang
menyebabkan kurva permintaan masing-masing sering bahkan selalu berubah. Aksi dan
reaksi tersebut dilakukan dalam rangka mempertahankan dan bahkan untuk memperluas
bagian pasar yang dikuasi. Sebagai contoh apabila suatu perusahaan mendapatkan
keuntungan karena bertambahnya bagian pasar yang dikuasai sebagai akibat menurunkan
harga jualnya, berarti bisa jadi perusahaan pesaing bisa menderita rugi karena turunnya
volume penjualannya, sehingga perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi dengan
menurunkan harga penjualannya dengan tujuan untuk menarik kembali pelanggannya.
Oleh karena itu, oligopoli di dalam mengambil keputusan strategis yang ada kaitannya dengan
reaksi pesaing harus melihat apa untung dan ruginya. Harapan perusahaan atas reaksi dari
pesaingnya disebut conjectural variation, artinya berapa persen perubahan variabel strategis
pesaing (umpamanya perubahan harga) yang diharapkan akan mempengaruhi strategis
perusahaannya. Conjectural variation sama dengan nol, apabila perubahan perusahaan
mengharap perusahaan pesaing tidak bereaksi atas perilaku strategis pesaingnya persis sesuai
dengan alasannya. Conjectural variation lebih besar atau lebih kecil dari satu atau sama
dengan satu jika perusahaan pesaing diharapkan menyesuaikan variabel strategisnya dengan
persentase lebih besar atau lebih kecil satu atau sama dengan satu. Pengaruh reaksi tersebut
dapat menggeser kurva permintaan seorang oligopolis bahkan menjadi lebih elastis.
Sebagai contoh umpamanya dalam pasar oligopoli hanya ada dua perusahaan, yaitu
perusahaan X dan Y. Dengan asumsi harga yang ditetapkan perusahaan Y tidak dirubah
(tetap), perusahaan X mula-mula menetapkan harga pada P1 dan output yang terjual
sebesar Q1 dan apabila harga diturunkan ke P2 maka jumlah yang diminta bertambah
menjadi Q2, dalam kurva permintaan D1. Tindakan perusahaan X tersebut akan merugikan
perusahaan Y, maka perusahaan Y bereaksi dengan menurunkan harga (harga bisa lebih
rendah dibandingkan harga perusahaan X), tindakan ini akan menurunkan permintaan
perusahaan X dengan menggeser kurva permintaan perusahaan X kekiri, yaitu kurva D2
yang menyebabkan turunnya jumlah yang diminta dari Q 3 (yang pernah dicapai) menjadi
Q2 pada tingkat harga P2. Seberapa besar reaksi perusahaan lain akan selalu

2
mempengaruhi pergeseran kurva permintaannya dan dengan adanya aksi reaksi tersebut
maka akan tercapai sebuah kurve aksi reaksi seperti kurva D 3. Kurve tersebut
menunjukkan bagaimana penurunan harga akan mempengaruhi jumlah yang diminta
setelah reaksi-reaksi perusahaan pesaing diperhitungkan (terjadi perang harga)

Kurva permintaan D1 sebelum ada reaksi Kurva permintaan D3 setelah ada reaksi

3. Penentuan Harga dan Jumlah Output di Pasar Oligopoli


Karena sulitnya menentukan bentuk kurva permintaan di pasar oligopoli bagi masing-
masing perusahaan, maka dengan berbagai asumsinya banyak model analisis
keseimbangan produsen (penentuan tingkat harga dan jumlah output) di pasar oligopoli.
Salah satunya adalah asumsi Kinked Demand Curve (kurva permintaan yang patah
dengan berbagai variasinya).
Asumsinya adalah :
1) Apabila perusahaan lain menaikkan harga maka suatu perusahaan atau firm
tidak ikut menaikkan harga.
2) Apabila perusahaan lain menurunkan harga maka suatu perusahaan atau firm
akan mengikutinya atau setidaknya produsen tersebut percaya bahwa perusahaan lain
akan mengikutinya.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kurve permintaan perusahaan semula adalah Q1P sehingga pada harga QP1 jumlah yang
dijual adalah OQ1 (kombinasi harga dan jumlah output di titik A). Apabila perusahaan
menurunkan harga di bawah OP1 mestinya akan menaikkan volume atau jumlah output
yang terjual, tetapi tidak demikian yang terjadi karena perusahaan lain juga menurunkan
harga sehingga pada tingkat harga OP1 adalah harga yang tetap/kaku, sehingga kurva
permintaan menjadi patah di titik A, kurva permintaan menjadi dAD2.

3
Apabila perusahaan menaikkan harga jualnya di P1, maka perushaan lain tidak akan
mengikutnya dengan demikian jumlah output yang terjual akan berkurang. Dengan
adanya kurva permintaan patah (Kinked Demand Curve) maka mempunyai MR yang
patah juga yaitu menjadi dBC MR (ada tiga ruas : dB, Bc dan CMR) dimana jarak BC
adalah MR yang vertikal.
Keuntungan maksimal akan tercapai pada tingkat harga dan jumlah output yang
menyebabkan MR = MC, dengan ketentuan tersebut terlihat bahwa harga yang
menimbulkan keuntungan maksimum adalah OP1 dan jumlah output sebesar OQ1
seandainya karena suatu sebab maka struktur ongkos berubah yang menyebabkan MC
juga berubah, asal perubahan tersebutmasih memotong MR yang vertikal yaitu BC maka
tidak akan mempengaruhi tingkat harga dan jumlah output perusahaan tersebut, sehingga
harga di pasar oligopoli adalah tegar. Oleh karena itu, dalam pasar oligopoli ada tendensi :
1) Persaingan di pasar oligopoli bukan dalam persaingan harga (non price
competation)
2) Untuk mengurangi persaingan perusahaan dalam pasar oligopoli melakukan kerja
sama (antara lain dalam menentukan harga atau kartel)

4. Rigiditas Harga dalam Model Kurva Permintaan Patah


Model kurva permintaan memberikan pengertian penting dalam analisa pasar oligopoli,
antara lain model ini menjelaskan regiditas harga dalam pasar oligopoli apabila terjadi
perubahan ongkos dan perubahan permintaan.
1) Rigiditas harga dalam oligopoli walaupun tingkat ongkos berubah

4
Dalam model ini apabila ongkos berubah (naik atau turun) asal MC masih memotong
MR yang vertikal (antara B dan C) maka tingkat harga yang memberikan keuntungan
maksimal tetap yaitu pada P tentunya keuntungan akan bertambah apabila ongkos
turun dan keuntungan akan berkurang apabila ongkos naik.

Rigiditas Harga dalam Oligopoli Walaupun Tingkat Ongkos Berubah

2) Rigiditas harga dalam oligopoli meskipun ada perubahan permintaan


Dalam dunianya bahwasanya bahwa jumlah yang diminta pada harga yang berlaku
tidak berlaku ceteris paribus, artinya perubahan jumlah yang diminta tidak hanya
disebabkan oleh perubahan harga tetapi oleh faktor-faktor yang lainpengaruh musim,
tingkat penghasilan masyarakat dan sebagianya. Hal ini yang akan menimbulkan
perubahan permintaan yang ditandai oleh bergesernya kurva permintaan.
Dalam gambar atau grafik dibawah menunjukkan jumlah yang diminta pada harga P
dapat berfluktuasi dalam batas antara Q samapai Q1 tanpa menyebabkan kurva MC
keluar di luar batas MR yang relevan. Pada jumlah output sebesar Q, kurva MR
ditunjukkan oleh dBCMR dan kurva MC memotong di titik C. Kedudukan ini di
merupakan ekstrem kurva permintaan dapat bergeser ke kanan dimana kurva MC
memotong MR dalam daerah yang relevan. Titik ekstrem kurva permintaan ke kanan
dimana P tetap merupakan harga yang memaksimum keuntungan, terletak pada titik
B1 yaitu apabila MC memotong MR pada output sebesar Q1. jadi jumlah permintaan
dapat berfluktuasi antara Q samapi Q1 pada harga P tanpa perubahan tingkat harga.
Keuntungan akan rendah apabila permintaan rendah dan akan maksimum pada harga p
sepanjang pergeseran permintaan tidak sangat besar sehingga akan menyebabkan
kurva MC memotong kurva MR yang relevan.

5
Rigiditas Harga dalam Oligopoli Meskipun Ada Perubahan Permintaan

5. Penyesuaian Harga pada Kurve Permintaan Patah.


Apabila perubahan ongkos (naik) menyebabkan kurva MC yang baru akan tidak
memotong kurva MR pada daerah yang relevan (tegak), perubahan akan merubah harga.
Gambar dibawah menunjukkan kurva MC bergeser dari MC ke MC1 menyebabkan kurva
MC memotong kurva MR di titik B1. Harga mula-mula setinggi P tidak lagi merupakan
tingkat harga yang memaksimumkan keuntungan, karena MC lebih besar dari pada MR
untuk semua tingkat output antara Q1 sampai Q. Tingkat harga baru yang
memaksimumkan keuntungan adalah P1 di mana MC1 berpotongan dengan MR (MC1 =
MR), sehingga perusahaan akan menaikkan harga menjadi P1 dan menurunkan tingkat
output dari Q menjadi Q1. Walaupun perusahaan akan kehilangan sebagian pangsa
pasarnya tetapi perusahaan akan tetap berusaha mendapatkan keuntungan maksimum.

Perubahan Harga untuk Memaksimumkan Keuntungan dalam Model Kurva Permintaan Patah

6
6. Conscious Parallelism
Dalam beberapa hal bahwa suatu perusahaan berharap apabila perusahaan tersebut
menaikkan harga akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Keadaan ini akan
terjadi apabila kenaikkan ongkos terjadi pada semua perusahaan yang disebabkan oleh
kenaikkan harga input (upah, harga bahan baku naik). Penyesuaian secara simultan dari
harga dengan harapan pesaing akan melakukan hal yang sama. Hal ini yang disebut
dengan conscious parallelism. Perusahaan sengaja bertindak dengan cara yang sama
dengan harapan tertentu bahwa semua perusahaan lainnya mempunyai motivasi untuk
bertindak dengan jalan yang sama. Gambar dibawah menunjukkan patahnya kurva
permintaan bergeser ke atas pada tingkat harga yang baru. Perkiraaan variasi perusahaan
akan sama dengan satu tingkat harga yang diharapkan disetujui bersama oleh semua
perusahaan dan akan sama dengan nol untuk tingkat harga diatasnya.
Seperti pada gambar dibawah, perusahaan berdasarkan pengalamannya dengan naiknya
ongkos menggeser kurva MC ke MC1. Berdasarkan harapan bahwa perusahaan pesaing
juga mengalami kenaikkan ongkos yang sama dan akan menaikkan harga outputnya dari P
menjadi P1 dengan tujuan menggeser beban kenaikkan ongkos kepada konsumen.
Perusahaan mengharapkan koordinat harga dan jumlah yang baru bergeser dari A ke A1.
Jika harapannya (pesaing akan bertindak sama menaikkan harga) terjadi, koordinat yang
baru adalah A1, kurva permnitaan patah yang baru adalah d1A1D dan kurva MR yang
baru d1B1C1MR.

Conscious Parallelism dalam Model Kurva Permintaan Patah Oligopoli

7
7. Model Kepemimpinan Harga
Model kepemimpinan harga dapat digunakan untuk menjelaskan penyesuaian harga dalam
pasar oligopoli. Perbedaan utama antara conscious parallelism dengan kepemimpinan
harga adalah pada conscious parallelism semua perusahaan mengambil inisiatif
penyesuaian harga, percaya bahwa pesaingnya juga akan melakukan tindakan yang sama
sedangkan pada kepemimpinan harga satu perusahaan akan mengambil inisiatif lebih dulu
dengan harapan pada waktu yang relatif singkat akan diikuti oleh semua atau sebagian
dari perusahaan yang ada di pasar untuk menyesuaikan harga outputnya dengan tingkat
yang sama. Pemimpin harga adalah perusahaan yang mau mengambil risiko (terutama
risiko kenaikkan harga) dalam meyesuaikan harga pertama kali, akan tetapi sebagaimana
diketahui perusahaan tersebut biasanya mempunyai alasan baik, untuk mengharap
perusahaan yang lain mengikuti tindakannya. Conjectural variation untuk pemimpin
harga sama dengan satu, sedangkan untuk pengikut harga conjectural variation sama
dengan nol.
Ada tiga kepemimpinan harga yang penting yaitu, kepemimpinan harga barometris (the
barometric price leader), kepemimpinan harga ongkos rendah (the low cost price leader),
kepemimpinan harga dengan harga diferensial (the differential price leader), dan
kepemimpinan harga oleh perusahaan dominan (the dominant firm price leader).

1) Kepemimpinan Harga Barometris


Perusahaan barometris adalah perusahaan yang dipandang mempunyai reputasi yang
baik oleh perusahaan lain dalam menetapkan tingkat harga pada setiap kondisi pasar
yang berubah, karena perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang akurat untuk
memprediksi kapan situasi yang tepat untuk merubah harga outputnya, karena
keakuratan prediksinya tentang kenaikkan harga input dan perubahan permintaan.
Perusahaan barometris menduga bahwa semua perusahaan siap untuk merubah harga
dan mengambil risiko dari turunnya penjualan dengan pertama kali menyesuaikan
harga. Jika perusahaan lain percaya pada dugaan perusahaan mengenai kondisi pasar,
mereka juga akan menyesuaikan harga dengan tingkat harga tertentu. Jika kereka
merasa kenaikkannya terlampau tinggi mereka dapat menyesuaikan harga dengan
tingkat yang lebih rendah dan kemungkinan pemimpin harga akan mengembalikan
harga yang kelihatannya disepakati oleh perusahaan-perusahaan lain.
Apabila perusahaan lain tidak dapat menyetujui perubahan harga outputnya, peranan
pemimpin harga dapat diganti dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain yang
mempunyai kemampuan memprediksi kondisi pasar dengan lebih baik.

8
2) Kepemimpinan Harga oleh Perusahaan dengan Struktur Ongkos Rendah
Pemimpin harga dengan ongkos rendah adalah perusahaan yang mempunyai
keuntungan struktur ongkos yang rendah secara signifikan dibanding pesainnya dan
mempunyai peranan pemimpin harga, walau perusahaan lain mungkin masih enggan
untuk menikutinya. Apabila terjadi perang harga perusahaan lain akan mengalami
kerugian yang lebih besar dan kemungkinan menanggung risiko bangkrut
dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai struktur ongkos yang rendah. Oleh
karena itu, secara diam-diam perusahaan pesaing tersebut melakukan penyesuaian
hanrga yang dilakukan oleh perusahaan pemimpin harga.
Contoh: dalam gambar dibawah diumpamakan di pasar ada dua perusahaan (duopoli)
yaitu perusahaan A dan perusahaan B. Kedua perusahaan mempunyai permintaan
pasar D dan masing-masing perusahaan mempunyai setengah dari total jumlah
permintaan pasar. Kurva MC dari dua perusahaan ditunjukkan oleh kurva MCAuntuk
perusahaan A dan MCB untuk perusahaan B yang mempunyai ongkos yang lebih
tinggi. Perusahaan A akan memaksimumkan keuntungannya dari sebesar P dan
tingkat output sebesar Q dan perusahaan B akan mengikuti dengan menetapkan harga
juga sebesar P, sehingga kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan B adalah
kurva patah dAD. Kurva MR yang berhubungan dengan kurva permintaan patah dAD
adalah dBCMR dan perusahaan B akan memilih tingkat output sebesar Q, karena
apabila tingkat output lebih besar atau lebih lebih rendah dari Q, MR akan lebih besar
atau lebih kecil dai MCB. Oleh sebab itu, perusahaan B akan menetapkan harga sama
dengan harga yang ditetapkan perusahaan yang mempunyai ongkos lebih rendah,
sehingga keuntungan yang didapatkan perusahaan B akan lebih kecil dibandingkan
dengan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan A.

Kepemimpinan Harga oleh Perusahaan dengan


Struktur Ongkos Rendah

9
3) Kepemimpinan Harga dengan Harga Diferensial
Pemimpin harga mungkin akan menyesuaikan harga outoutnya dengan tingkat
tertentu, dan penggikut harga akan menyesuaikan harga outputnya dengan persentase
yang sama seperti yang dilakukan oleh pemimpin harga. Sehingga diferensial relatif
yang terjadi sebelumnya walaupun terjadi perusabahan harga dan tidak ada
perusahaan yang berharap adanya kenaikkan atau penurunan penjualan. Pemimpin
harga dengan mudah menyesuaikan harga naik atau turun pada pasar tertentu.
Sebagai contoh ada tiga perusahaan yang berproduksi dengan asimetri diferensiasi
produk. Perusahaan A merupakan pemimpin harga dan penetapan harga sebesar PA
dan menjual QA unit. Perusahaan B dan C adalah pengikut harga, tidak berusaha
memulai menyesuaikan harga karena akan mempercepat perang harga dimana
perusahaan yang mempunyai struktur ongkos terendah pasti memperoleh keuntungan.
Kedua perusahaan pengikut A dan B mempunyai struktur ongkos diatas struktur
ongkos perusahaan A. B menetapkan harga diatas harga yang ditetapkan oleh A
sebagai pemimpin harga, sedang perusahaan C menetapkan harga lebih rendah dari A.
Penetapan harga yang berbeda secara absolut tersebut disebabkan karena ada asemetri
diferensial karena kualitas. Produksi bisa berbeda-beda dan perbedaan persepsi pasar
terhadap produk perusahaan tersebut.
Kurva yang dihadapi masing-masing perusahaan tersebut berbeda. Kurva permintaan
pengikut harga merupakan kurva permintaan patah karena mereka mengharapkan
tidak ada reaksi dari pemimpin harga apabila harga naik, akan tetapi mengharapkan
reaksi yang sama dari pemimpin harga dan pesaing lain apabila ada penurunan harga.
Pemimpin harga mengharapkan perusahaan lain akan mengikutnya baik pada waktu
harga dinaikkan atau duturunkan.

4) Kepemimpinan Harga oleh Perusahaan yang Dominan


Perusahaan yang dominan adalah perusahaan yang secara relatif mempunyai luas
pasar yang lebih besar dibandingkan perusahaan-perusahaan lainnya.

10
Kepemimpinan harga akan terjadi jika sebuah perusahaan menetapkan dirinya sebagai
pemimpin suatu industri dan seluruh perusahaan yang lain menerima harga yang
ditetapkan oleh perusahaan pemimpin tersebut. Perusahaan kecil lainnya menerima
kepemimpinan perusahaan dominan mungkin karena tidak mau mengambil risiko
apabila mereka yang pertama merubah harga atau munghkin perusahaan dominan
akan menggusur mereka dari pasar. Kepemimpinan harga terjadi karena :
a. Skala perusahaan yang cukup besar
b. Tingkat efisiensinya tinggi
c. Adanya kemampuan meramalkan keadaan pasar
sehingga kepemimpinan dalam industri dipegang oleh perusahaan dominan tersebut.
Sehingga seolah-olah perusahaan yang dominan tersebut berlaku sebagai monopoli
sedangkan perusahaan yang lain menhadapi masalah harga dan jumlah output seperti
dalam pasar persaingan.

Kepemimpinan Harga oleh Perusahaan yang Dominan


Keterangan:
DT adalah kurva permintaan industri, MCF adalah penjumlahan MC masing-masing
perusahaan pengikut dalam industri karena dalam jangka pendek maka MCF sama
dengan kurva penawaran industri adalah P1 dan jumlah output industri adalah OQ1.
Pada jumlah tersebut semua output dipenuhi oleh perusahaan pengikut. Apabila harga
OP2 dan perusahaan pemimpin mencapai laba maksimal karena MC 1 (MC-nya
perusahaan pemimpin) sama dengan MR1 (Marginal Revenuenya perusahaan
pemimpin) maka tercapai laba maksimum dengan jumlah output sebesar OQ 3
tentunya sama dengan Q2Q4. Sedangkan dengan harga yang sama sebesar OP2
perusahaan pengikut secara bersama-sama menerima sisa selisih jumlah output
industri sebesar OQ4 OQ3 atau sama dengan OQ4 Q2Q4 yaitu OQ2.

11
8. Penetapan Harga untuk Kartel
Kartel adalah penggabungan atau kerja sama beberapa perusahaan dalam bentuk
perjanjian untuk melaksanakan keinginan bersama. Dalam hal ini mengadakan suatu
persetujuan atau perjanjian untuk menentukan harga yang sama seperti dilakukan
monopolis untukmendapatkan laba maksimum. Apabila persetujuan tersebut secara diam-
diam/informal disebut kolusi (colutions). Karena seluruh perusahaan yang ada melakukan
perjanjian menetapkan harga maka harga yang ditetapkan adalah yang memenuhi syarat
untuk mendapatkan laba maksimum (MR = MC). MC masing-masing perusahaan
dijumlahkan secara horisontal adalah MC industri dengan cara menyamakan MC
industri dengan MR industri maka dapat diketahui tingkat harga P1 di industri dan jumlah
output industri sebanyak OQ. Jumlah output industri tersebut dibagi menjadi jumlah
output masing-masing perusahaan yang tergabung dalam industri (kartel). Masing-masing
perusahaan dengan cara menyamakan MC masing-masing dengan MC industri akan
diketahui jumlah output masing-masing perusahaan. Diumpamakan ada perusahaan A dan
B maka jumlah outputnya adalah OQB sedangkan tingkat harga untuk masing-masing
perusahaan adalah sama yaitu P. Untuk perushaaan A dengan jumlah output sebesar OQA,
sedangkan untuk perushaan B dengan jumlah output sebesar OQB.

Penentuan Harga dan Output oleh Kartel yang


Bekerja Sama Memaksimum Keuntungan

9. Side Payments and Incentive to Under Cut the Cartel Price


Ada kemungkinan anggota kartel akan menjaga masing-masing keuntungan yang didapat
tetapi kemungkinan ada anggota kartel yang menginginkan laba yang lebih besar dari
yang lain. Seandainya ada dua anggota kartel A dan B. Perusahaan B menginginkan laba
yang lebih besar, oleh karena itu B harus memberikan labanya kepada perusahaan A yang
disebut side payments. Side payments ini merupakan usaha membantu A agar tidak
menurunkan harga jual yang telah ditetapkan oleh kartel.

12
Tetapi dalam kenyataannya kedua perusahaan tersebut sering tergoda untuk menurukan
harga agar keuntungan yang didapat lebih besar dengan meningkatnya output yang dijual.
Gambar dibawah menunjukkan bahwa salah satu perusahaan menurunkan harga dibawah
Q1. Kalau harga turun menjadi P (ceteris paribus), maka pada kurva permintaan d dan
kurva marginal revenue mr memotong kurva MC dengan output Q, keuntungan yang
dicapai pada harga P adalah P A B C yang lebih besar dari PABC. Sepanjang
penurunan harga tidak diketahui oleh anggota lain dalam kartel akan terjadi profit
incentive to cheat dimana kartel yang mempunyai ongkos rendah akan menampakkannya
dalam membuat side payment kepada yang mempunyai struktur ongkos tinggi. Dalam
berbagai bentuk lain grup oligopoli dapat melakukan kerja sama dalam bentuk pasar
secara geografis atau mempertahankan pangsa pasarmaisng-masing yang disebut dengan
market sharing cartel.

Incentif untuk menurunkan Harga Dibawah Harga Kartel

10. Persaingan Non Harga di Pasar Oligopoli


Seperti yang telah disampaikan dimuka, bahwa perusahaan di pasar oligopoli akan enggan
untuk melakukan persaingan harga, karena dengan melakukan persaingan harga maka
akan saling merugikan. Kalau suatu perusahaan akan menaikkan harga maka
kemungkinan tidak akan diikuti oleh perusahaan lain. Apabila hal tersebut terjadi maka
perusahaan tersebut akan kekurangan bahkan kehilangan pangsa pasarnya. Sebaliknya
apabila perusahaan akan menurunkan harga, maka kemungkinan besar akan diikuti
perushaan lainnya karena apabila ada perushaan yang tidak ikut menurunkan harga maka
perusahaan tersebut akan berkurang/hilang pangsa pasarnya. Oleh karena itu, ada
penurunkan harga akan diikuti perusahaan yang lain. Sebaliknya turunnya harga secara
keseluruhan akan merugikan semua perusahaan karena tingkat keuntungannya masing-
masing akan berkurang atau hilang.
13
Oleh karena itulah perusahaan dalam pasar oligopoli yang tidak melakukan kulusi atau
membentuk kartel, masing-masing akan melakukan persaingan non harga (non price
competition). Persaingan non harga tersebut dilakukan lewat perusabahan (peningkatan)
faktor-faktor yang controllable yang dapat dikendalikan perusahaan, umpamnya kegiatan
promosi, peningkatan kualitas output, keteradalan saluran distribusi dan sebagainya. Ingat
persamaan/fungsi permnintaan :
Qx = a b1Px + b2Ax + b3Qux + b4Dix + b5T + b6Py + b7Ay + b8I
Qx = Jumlah barang x yang diminta
Px = Harga barang x
Ay = Besarnya biaya advertensi barang x
Qu = Kualitas barang x
Di = kualitas saluran distribusi barang x
T = Selera konsumen
Ay = Besarnya biaya advertensi konsumen
I = Tingkat pendapatan konsumen
Sehingga dalam rangka mempertahankan pangsa pasar masing-masing atau justru
meningkatkan pangsa pasarnya firm akan berusaha untuk mengubah atau meningkatkan
variabel-variabel yang kontrolabel tersebut, mungkin lewat desain produknya,
meningkatkan biaya promosinya atau memperbaiki saluran distribusi dan servisnya dll.

11. Cara atau Kebijaksanaan untuk Mengatur Pasar Oligopoli


1) Menekan ada hambatan-hambatan perusahaan keluar masuk pasar agar perusahaan-
perusahaan dapat bersaing secara potensial baik dalam persaingan harga maupun
non harga.
2) Diadakan undang-undang agar perusahaan-perusahaan di pasar oligopoli tidak
bergabung menjadi monopoli (di Amerika Serikat ada undang-undang anti trust
yang berupa Sherman Act, tahun 1890)
3) Melakukan perobakan struktur pasar oligopoli, umpamanya dengan jalan
menentukan ukuran perusahaan atau melarang ada penggabungan perusahaan
(merger)

14
LAMPIRAN
1. Modal Kurva Permintaan Patah
Diketahui fungsi permintaan untuk harga naik dan harga turun yang dihadapi seorang
oligopoli adalah :
Q1 = 28 4P1 dan Q2 = 10 P2, dimana Q adalah jumlah barang yang dihasilkan dan P
harga barang. Fungsi biaya perusahaan tersebut adalah TC = 2Q + 0,025Q.
Hitunglah : Jumlah barang dan harga yang memaksimumkan laba.

Jawab :
Untuk memaksimumkan laba maka perlu dicari MR1, MR2 dan MC sebagai berikut :
Q1 = 28 4P1 atau P1 = 7 - 0,25Q1
TR1 = P1Q1 = (7 0,25Q1)Q1
= 7Q1 0,25Q12
MR1 = MR1 = 7 0,50Q1
Q2 = 10 P2 atau P2 = 10 - Q2
TR2 = P2Q2 = (10 Q2) (Q2 = 10Q2 Q22)
MR2 = 10 2Q2

TC = 2Q + 0,025Q2
MC = TC = 2 + 0,5Q

Untuk menemukan perpotongan antara kurva permintaan D1 dan D2 kita tentukan Q1 = Q2


pada tingkat harga tertentu yaitu P1 = P2 sehingga kita peroleh :
7 - 0,25Q = 10 Q
0,75Q = 3
Q = 12/3
Q =4
dan pada harga P = 7 0,25 Q
P = 7 0,25 (4)
P=4

Pada jumlah produksiitu dapat diketahui batas atas dari kurva MR yang patah, demikian
pula batas bawahnya yaitu :
MR1 = 7 - 0,25Q = 10 0,50 (4)
=72
=5

15
MR1 = 10 - 2Q = 10 2 (4)
= 10 8
=2
Pada jumlah produksi 4 satuan, maka biaya marjinal :
MC = 2 + 0,05 (4)
= 2 + 0,02
= 2,02
Ini berarti bahwa kurva biaya marjinal MC memotong kurva penerimaan marjinal yang
patah (tegak).

Laba perusahaan dapat dicari sebagai berikut :


L = TR TC
L = P.Q 2Q 0,025Q2
= (6)(4) 2(4) 0,025(16)
= 24 8 0,4
= 15,6

2. Kartel : Dua Perusahaan dengan manajemen terpusat.


Diketahui dua perusahaan menghadapi kurva permintaan pasar Q = 12 10P dengan
masing-masing kurva biayanya :
TC1 = 4Q1 + 0,1Q12 dan
TC2 = 2Q2 + 0,025Q22
MR, MC1 dan MC2 dapat dicari :
Q = 12 10P atau P = 1,2 0,1Q
TR = PQ (12 0,1Q)Q
TR = 12Q 0,1Q2
MR = TR = 12 0,2Q
MC1 = TC1 = 4 + 0,2Q1
MC2 = TC2 = 2 + 0,2Q2

Untuk memperoleh kurva MC yaitu penjumlahan horisontal MC1 dan MC2 dicari
jumlah output masing-masing pasar :
0,2Q1 = MC1 4
Q1 = 5MC1 20
0,2Q2 = MC2 2
Q2 = 5MC2 10

16
Q1 + Q2 = 5MC1 20 + 5MC2 10
= -30 + 5MC1 + 5MC2
atau Q = -30 + 10MC
10MC = Q + 30
MC = 3 + 0,1Q

Untuk menetukan output yang harus dihasilkan perusahaan maka:


MC = MR
3 + 0,1Q = 2 0,2Q
0,3Q = 9
Q = 30
P = 12 0,1Q
P = 12 3
= 9

MR = 12 0,2Q
= 12 0,2(30)
= 6
Dengan menyamakan MC1 dan MC2 terhadap MR dapat diperoleh:
4 + 0,2Q1 = 6
0,2Q1 = 2
Q1 = 10

2 + 0,2Q2 = 6
0,2Q2 = 4
Q2 = 20

Dengan demikian maka laba (L) pada perusahaan adalah :


L1 = TR1 TC1
= PQ1 4Q1 0,1Q
= 90 40 10
= 40
L2 = TR2 TC2
= PQ2 4Q2 0,1Q22
= 180 40 40
= 100
Laba total L1 + L2 = 140

17
3. Kartel : Dengan pembagian pasar.
Diketahui dua perusahaan membagi pasar sama luasnya. Fungsi permintaan yang dihadapi
tersebut adalah :
Q = 120 10P
Biaya produski masing-masing perusahaan adalah :
TC = 0,1Q2
Separo pasar yang dihadapi duopolis itu adalah :
q = 60 5p*
atau
p* = 12 0,2q*
TR* = p*q = (12 0,2q*)q*
= 12q* 0,2q*2
MR = 12 0,4q
TC = 0,1Q2
MC = 0,2q

MC MR agar laba maksimal maka :


0,2q = 12 - 0,4q
0,6q = 12
q = 20
p = 12 0,2q
p = 12 0,2(20)
p = 8

Jadi jumlah barang yang dihasilkan maisng-masing perusahaan adalah 20 satuan dengan
harga Rp 8,- persatuan :
Laba = 12q 0,2q2 0,1q2
= 240 80 40
= 120

Laba Total = 2 x 120


= 240

18
19

Anda mungkin juga menyukai