PENDAHULUAN
1
(https://news.detik.com/berita-jawa-timur/3265106/kapal-kargo-terbakar-di-selat-
madura-seorang-abk-alami-luka-bakar)
Kapal kargo, KM New Glory, terbakar di depan International Container Terminal
(ICT) Pelabuhan Tanjung Perak. Api diduga berasal dari genset. Saat terjadi kebakaran,
awak kapal sedang melakukan perbaikan kapal. Api berkobar pada bagian belakang
kapal pada pukul 11.30 WIB, hal ini juga dibenarkan oleh Humas Pelindo III Edy
Priyanto. (http://news.detik.com/berita-jawa-timur/3071570/kapal-kargo-terbakar-di-
pelabuhan-tanjung-perak)
Salah satu sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran yaitu sistem
pencegahan aktif salah satu contohnya yaitu sistem instalasi hydrant dan fire sprinkler.
Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran yang tetap, yang
menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan
selang kebakaran. Sistem hydrant terdiri dari: sistem persediaan air, pompa, perpipaan,
kopling outlet dan inlet serta selang dan nozzle. Ada 2 macam hydrant yang digolongkan
berdasarkan jenis dan penempatannya yaitu hydrant gedung dan hydrant halaman.
Hydrant gedung ialah hydrant yang terletak didalam suatu bangunan/gedung. Sedangkan
hydrant halaman ialah hydrant yang terletak diluar bangunan (Anonymous, 1999).
Sedangkan instalasi fire sprinkler merupakan sistem yang digunakan untuk
memadamkan kebakaran ketika terjadi kebakaran di sebuah bangunan. Fire sprinkler
akan menyala secara otomatis ketika ada api yang akan menyebabkan kebakaran.
Sehingga alat ini bisa dihandalkan ketika suatu gedung atau ruang yang sudah terpasang
dengan fire sprinkler tidak ada orang yang mengetahui sumber api, fire sprinkler dapat
bekerja dengan otomatis untuk memadamkan kebarakan. Apalagi prinsip kerja fire
sprinkler dipadukan dengan alarm smoke detector atau alarm fire detector tentunya
kebakaran akan lebih diminimalisir kerugiannya. (www.bromindo.com/fire/sprinkler)
Berdasarkan uraian singkat mengenai sistem instalasi hydrant dan fire sprinkler di
atas dan juga mengenai banyak peristiwa kebakaran pada kapal cargo maka pada tugas
perancangan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran kali ini perlu akan
merancang, menentukan perancangan dan letak penempatan mengenai sistem instalasi
hydrant dan fire sprinkler pada kapal cargo.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang terdapat pada tugas
perancangan sistem instalasi hydrant dan fire sprinkler pada General Cargo MV.
PUTRI BAHARI yaitu :
1. Bagaimana tata cara perencanaan sistem instalasi hydrant dan fire sprinkler pada
kapal Cargo?
2. Bagaimana cara menentukan peletakan serta pemasangan sistem instalasi hydrant dan
fire sprinkler pada kapal Cargo?
4. Bagaimana jenis peletakan pipa dan pompa pada sistem instlasi fire sprinkler dan
hydrant ?
5. Bagaimana estimasi biayanya dalam perancangan instlasi fire sprinkler dan hydrant ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari perencanaan sistem hydrant dan fire sprinkler sebagai sarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tata cara perencanaan sistem instalasi hydrant dan fire sprinkler pada kapal
cargo.
2. Mengetahui cara menentukan peletakan serta pemasangan sistem instalasi hydrant dan
fire sprinkler.
3. Mampu melakukan perhitungan head loss daya pompa.
4. Mampu mengetahui estimasi biayanya dalam perancangan instlasi sprinkler pada Kapal
Cargo MV. PUTRI BAHARI
3
1 Mahasiswa mampu memahami prosedur pemasangan sistem hydrant dan fire sprinkler
pada kapal cargo.
Ruang lingkup perencanaan sistem hydrant pada sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran meliputi:
1. Perancangan sistem hydrant dan fire Sprinkler dilakukan pada Kapal Cargo MV.
PUTRI BAHARI.
2. Standar yang dipakai yaitu NFPA 13 Standard for the installation of Sprinkler System,
NFPA 14 Standard for the Installation of Standpipe, Private Hydrant, and Hose
Systems, international convention for the safety of life at sea ( SOLAS 74 ), BKI
(Biro Klasifikasi Indonesia) Rules For The Classification And Construction Of
Seagoing Steel Ships Vol. 3 Section 12 dan ASME B36.10M Sch-40.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada 5 produk hasil dari sebuah pembakaran yakni gas hasil pembakaran,nyala api
(flame), panas, asap, dan pengurangan kadar oksigen. Kelima produk pembakaran ini
akan sangat berpengaruh secara fisiologis terhadap kehidupan. Namun yang paling
penting adalah pengaruh terbakar dan keracunan. Penyelidikan terhadap kebakaran
menunjukkan bahwa selama terjadi kebakaran dihasilkan sejumlah gas beracun,
5
dengan tingkat toksisitas yang rendah sampai yang mematikan, antara lain carbon
monoksida,
carbondioksida,hidrogensulfida,sulfurdioksida,ammonia,hidrogensianida,nitrogendio
ksida,acrylicaldehid,danphosgene.Terbakarnya bahan bakar dengan kandungan
oksigen yang cukup biasanya mnghasilkan sesuatu yang terang yang disebut nyala
api( flame).
Class B: Fires involving liquids or liquefiable Class B: Fires in flammable liquids, oils,
solids. greases, tars, oil base paints, lacquers and
flammable gases.
Class F: Fires involving cooking oils. Class K: Fires involving cooking grease, fats
and oils.
6
2.2.1 Penyebab Kebakaran
Berdasarkan pengamatan, pengalaman, penyidikan dan analisa dari
setiap kejadian kebakaran dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor
penyebab terjadinya kebakaran antara lain karena manusia, peralatan,
penyalaan sendiri, dan faktor alam. Kebakaran yang disebabkan oleh manusia
diantaranya disebabkan oleh kesalahan manusia berupa kurang hatihati
dalam menggunakan alat yang dapat menimbulkan api, kelalaian atau
kurangnya pengertian tentang bahaya kebakaran. Sedangkan kebakaran pada
peralatan dapat disebabkan oleh kualitas alat yang rendah, cara penggunaan
yang salah, atau pemasangan instalasi yang kurang memenuhi syarat.[]
7
Gambar 2.2 Sprinkler []
2.2.1. Jenis-Jenis Sprinkler
Sistem sprinkler secara otomatis akan bekerja bila segelnya pecah akibat
adanya panas dari api kebakaran.Menurut FSS Code sistem sprinkler dapat
dibagi atas beberapa jenis, yaitu[7]:
8
pipa.Penggerak sistem deteksi membuka katup yang membuat airdapat
mengalir ke sistem pipa sprinklerdan air akan dikeluarkanmelalui
beberapa sprinkleryang terbuka. Kepekaan alat deteksipada sistem pra aksi
ini diatur berbeda dan akan lebih peka,maka dari itu disebut sistem pra
aksi karena ada aksipendahuluan sebelum kepala sprinklerpecah.
5 berbasis air pemadam media: air tawar atau air laut dengan atau tanpa
aditif dicampur untuk meningkatkan kemampuan pemadam kebakaran.
6 Sistem basah (wet pipe system) adalah suatu sistem yang menggunakan
sprinkler otomatis yang disambungkan ke suplai air (water supply).
Dengan demikian air akan segera keluar melalui sprinkler yang telah
terbuka akibat adanya panas dari api.
2.2.2 Kapasitas Pancaran
Sprinkler akan ditempatkan di posisi overhead dan di tempat yang cocok
untuk mempertahankan tingkat aplikasi rata-rata tidak kurang dari 5l//m2/min
atas daerah nominal yang ditutupi oleh Sprinkler. Namun,Administrasi dapat
mengizinkan penggunaan sprinkler yang menyediakan seperti alternatif jumlah
distribusi air seperti yang telah ditunjukkan untuk kepuasan administrasi
menjadi tidak kurang efektif.[7]
9
laut ke pompa akan sebisa mungkin berada dalam ruang yang berisi pompa
dan diatur bahwa ketika kapal mengapung tidak akan diperlukan untuk
mematikan pasokan air laut ke pompa untuk setiap tujuan lain dari inspeksi
atau perbaikan pompa.[7]
57 orange 57 to 77 uncoioured
10
1. Susunan Cabang Ganda
Susunan cabang ganda, merupakan susunan sambungan pada springkler
dimana pipa cabang disambungkan ke dua sisi pipa pembagi pemasukan
springkler di tengah dan di ujung.
11
Gambar 2.4 Susunan pemasukan diujung[5]
2.2.6 Komponen Sistem Sprinkler
Beberapa definisi mengenai komponen sistem di antaranya [5]:
- Cross main (pipa pembagi) adalah pipa yang mensuplai pipa cabang, baik
secara langsung atau melalui riser
- Feed main (pipa pembagi utama) adalah pipa yang mensuplai pipa
pembagi,baik secara langsung maupun melalui riser.
Sistem instalasi hydrant yaitu suatu sistim pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan
12
selang kebakaran. Sistim ini terdiri dari sistim persediaan air, pompa, dan selang
kebakaran.
1. Untuk kapal penumpang: 4.000 tonase kotor ke atas 0,40 N/mm2 kurang
dari 4.000 tonase kotor 0,30 N/ mm2
2. Untuk kapal kargo: 6.000 tonase kotor ke atas 0,27 N/ mm2 kurang dari
6.000 tonase kotor 0,25 N/ mm2
3. Tekanan maksimum pada setiap hydrant tidak akan melebihi dimana
kontrol yang efektif dari selang pemadam kebakaran dapat ditunjukkan.
13
2.3.4 Drain dan Test riser
Secara permanen drain riser 3 inchi (76 mm) harus disediakan berdekatan
pada setiap stand pipe, yang dilengkapi dengan pressure regulating device
guna memungkinkan dilakukannya tes pada tiap alat/device. Setiap stand
pipe harus disediakan draining, suatu drain valve dan pipanya, diletakkan
pada titik terendah pada stand pipe. Penentuan suatu stand pipe drain dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
14
b Pompa dipasang dengan pipa hisap dalam keadaan tekanan positip.
Keadaan yang perlu diperhatikan apabila pompa dipasang pada pipa hisap dalam
keadaan tekanan positip dan berukuran minimum. Sistem bahaya kebakaran berat
harus mempunyai pipa hisap sedemikian rupa, sehingga kecepatan dalam pipa
tidak lebih dari 1,8 m/detik, apabila pompa bekerja pada kapasitas penuh.
Apabila dipasang lebih dari satu pompa, maka pipa hisap boleh dihubungkan satu
sama lain, asalkan selalu diusahakan pemasangan katup penutup pada setiap
bagian pipa hisap, baik yang disambungkan pada setiap pompa maupun yang
disambungkan pada tangki hisap.
15
2. Di kapal kargo dari: 1.000 tonase kotor keatas minimal dua kurang dari
1.000 gross tonase minimal dua pompa power-driven, salah satunya harus
didorong dengan sendirinya.
Dimana:
Hs = Beda tinggi antara minimum air di tangki dengan titik kritis
Hl = Kehilangan tekanan dari atas tangki ke titik kritis + Sisa tekanan
17
Daya yang dibutuhkan pompa (daya air)
2.4.5 Head
Head dalam perpompaan dapat didefinisikan sebagai energi tiap satuan berat
atau tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistim pada laju
tertentu. Dalam instalasi pompa head dibedakan menjadi :
1. Head statis yaitu tidak dipengaruhi debit hanya beda tekanan dan
ketinggian
2. head dinamis yaitu head yang dipengaruhi oleh debit terdiri dari losses
karena gesekan, fitting dan diameter saat masuk dan keluar saluran.
Head total pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yaitu
H = HL + HmL + HLp + Ha + k.Vo2/2g . (2.6)
Dimana :
H = Head total Pompa (m)
HL = Berbagai kerugian head di pipa (m)
HmL = Berbagai kerugian head di katub, belokan, sambungan dll (m)
HLp = Head tekanan
Ha = Head statis total (m)
k.Vo2/2g =head kecepatan pengeluaran (m)
18
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 SISTEMATIKA PERANCANGAN
19
4.2 TAHAPAN METODELOGI PENELITIAN
Pada Pengerjaan penelitian ini memerlukan proses penelitian yang terstruktur
sehingga diperlukan langkah-langkah yang sistematik dalam pelaksanaannya yaitu
20
melalui metode penelitian. Metode penelitian ini merupakan suatu proses yang
terdiri dari tahap-tahap yang saling terkait satu sama lainnya. Hal ini dimaksudkan
agar proses penelitian nanti dapat dipahami dengan mudah, diikuti oleh pihak lain
secara sistematik dan dapat mendapatkan hasil yang komprehensif. Adapun tahapan-
tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Identifikasi Masalah
Pada bagian ini dilakukan peninjauan awal mengenai permasalahan yang terjadi
dalam ruangan Kapal Cargo MV. PUTRI BAHARI pada ruangan perusahaan
khususnya double bottom, main deck, dan poop deck yang memiliki resiko
terhadap terjadinya kebakaran. Identifikasi kondisi awal ini akan digunakan
untuk menentukan rumusan perasalahan dengan jelas dan menetapkan tujuan
penelitian yang akan dicapai.
21
Pada tahap ini merupakan tahap dimana akan dilakukan pengumpulan data
yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Data tersebut merupakan data
primer dan data sekunder.
Tahap ini merupakan tahap awal dari perancangan sistem sprinkler yang akan
digunakan, meliputi jenis sprinkeler yang digunakan,warna sprinkler yang
digunakan pada ruangan double bottom, main deck, dan poop deck
Pada tahap ini digunakan untuk mengetahui jumlah springkler yang digunakan
pada ruangan double bottom, main deck, poop deck, boat deck, dan bridge deck
pada Kapal General Cargo MV. PUTRI BAHARI dengan cara melakukan
perhitungan. Apabila Jumlah Springkler yang akan digunakan sudah sesuai
dengan ketentuan SOLAS maka tahap selanjutnya dilakukan tata cara
peletakan springkler dan apabila tidak sesuai dengan ketentuan SOLAS maka
dilakukan perhitungan jumlah springkler lagi
Pada tahap ini dapat mengetahui tata cara peletakan hydrant dan fire
sprinkler pada ruangan ruangan double bottom, main deck, poop deck, boat
deck, dan bridge deck pada Kapal Cargo MV. PUTRI BAHARI.Setelah
dilakukan Peletakan hydrant dan fire sprinkler maka tahap selanjutnya
dilakukan peletakan Pompa.
d) Peletakan Pompa
Pada tahap ini dapat mengetahui berapa jumlah dan peletakan pompa pada
instalasi springkler yang sesuai dengan daya pompa yang dikeluarkan pada
ruangan double bottom, main deck, poop deck, boat deck, dan bridge deck
pada Kapal. Apabila design sudah sesuai dengan SNI 03-3989-2000 maka
22
tahap selanjutnya ialah tahap estimasi biaya perancangan instalasi system
hydrant dan fire sprinkler. Dan apabila tidak sesuai dengan SNI 03-3989-2000
maka dilakukan perancangan ulang instalasi system springkler dan kembali
pada tahapan penentuan jenis springkler.
23
BAB IV
PERENCANAAN DAN PRANCANGAN
24
Menurut SOLAS 74 tahun 2004, untuk menentukan jumlah pilar pada
kapal menggunakan jarak yang telah ditetapkan berdasarkan panjang
selang kebakaran sehingga pada kapal cargo ini membutuhkan 8 pilar
hydrant
b. Spesifikasi Komponen Hydrant Kapal General Cargo MV. PUTRI
BAHARI menggunakan hose hydrant ukuran 2 in. Berdasarkan NFPA
14 - 2000 Standart for the installation of standpipe, private hydrant and
hose system,hose hydrant dengan ukuran 2 in masuk klasifikasi hydrant
kelas I dengan 2839 liter/menit dalam waktu 30 menit. Dari pernyataan
diatas maka laju aliran adalah :
Q = 2839 liter/menit = 0,0473 m3/s
c. Ukuran nozzle
Ukuran nozzle disesuaikan dengan nozzle yang dipakai.
Diketahui ukuran ukuran nozzle = 2 inchi
Diameter dalam = 63,5 mm = 0,0635 m
Luas lubang nozzle (Ao) =
r2 = 3,14 . (0,0635)2 / 4 = 3,2 x 10-3 m2
Kecepatan aliran nozzle (Vo) = Q/A = 0,0473/3,2 x 10-3 = 14,78 m/s
4.2.2 Perencanaan Volume Air Hydrant Dan Bak Penampung Air Hydrant
a. Berdasarkan NFPA 14-2000 laju aliran minimum untuk sistem pipa tegak
hidraulik terjauh sebesar 1893 liter/menit. Tetapi untuk kapal cargo ini
dipakai laju aliran sebesar 2839 liter/menit.
25
c. Berdasarkan NFPA 14 tahun 2000, diameter pipa minimal (dalam inchi)
ditinjau dari jarak total pipa dan total akumulasi aliran sebesar 2839
liter/menit dan jarak total pipa terjauh dari keluaran > 30,5 m yaitu 6 inchi
atau 152,4mm.
26
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa Galvanized iron. Berdasarkan
grafik pada lampiran. Nilai e untuk pipa Galvanized iron adalah 0,15
dimana untuk pipa diameter 6 nilai relative roughness (e/D) adalah
0,0005.
e. Berdasarkan grafik pada lampiran dapat diketahui bahwa
nilai friction factor (f) untuk Reynold number = 4,75 x 105 dan relative
roughness = 0,0005 adalah 0,03.
f. Kerugian gesekan pada pipa isap (major losses) adalah :
l v2
Hl = f D 2g (sumber : Sularso,1996)
0,8 2,3652
Hl = 0.03 0,161 2. 9,81 = 0,0425 m
2
v
hlm = f D 2g (sumber : Fox, Robert W. dan Alan T. McDonald,
1994)
2,3652
hlm = 0.03 .0,8 . 2. 9,81
hlm = 0.0068 m
27
3. Pipa pengeluaran (discharge) dengan material Galvanized iron ukuran 8 :
- Diameter luar pipa = 0,2191 m
- Diameter dalam pipa = 0,21092 m
- Tebal pipa = 0,00818 m
- Panjang pipa terjauh = 56,7 m
- Gambar instalasi pipa pengeluaran (discharge) dapat dilihat pada
lampiran.
28
2
56.7 1,35
Hl = 0.0175 0,21092 2. 9,81 = 0,44 m
1994)
1,352
Hlm = 0.0175 .8 . = 0,013m
2. 9,81
1994)
2
1,35
Hlm = 0.0175 .30 . 2. 9,81 = 0,049 m
- Fitting tee
Luas pipa pada fitting tee :
A = 1/4D2 = 1/4(0.21092)2
29
= 0,035 m2
Kecepatan aliran jika diketahui kapasitas aliran pada fitting tee adalah
setengah dari kapasitas aliran total (Q), karena aliran terbagi menjadi 2
aliran maka :
Q = Q / 2 = 0.0473 m2/ s / 2 = 0,02365 m3/ s
V=Q/A
V = 0,02365/ 0,035 = 0.675 m/s
- Kerugian gesekan dalam fitting tee pada pipa suction jika diketahui
bahwa :
Nilai Re : 1.78 x 105
Nilai e/D Galvanized iron diameter 8 : 0,000575
Friction factor : 0.0185
1994)
30
2
0,675
hlm = 0.0185 . 20 . 2. 9,81
1994)
2
0,675
hlm = 0.0185 . 60 . 2. 9,81
hlm = 0,026 m
Terdapat 6 fitting tee pada pipa discharge maka :
hlm = 6 x 0,026 m = 0,156 m
Total head pengeluaran (H)
H = head major + head minor
= 0.44 m + (0.013 m + 0,049 + 5.154 x 10-4 + 0.156 m)
= 0,658 m
31
Tabel
Jumlah
Bagian Panjang Lebar Luasan Warna 4.2
No Ruangan Sprinkle
Kapal (m) (m) (m2) Sprinkler
r
POOP Tabel
1 Pantry 2.1 2.3 4.7 1 hijau
DECK 2 Quarter Master 3.1 2.4 7.3 1 merah
3 Life Jacket Room 3.1 1.4 4.5 1 merah
4 Workshop Room 2.0 2.4 4.8 1 merah
5 Mosque 2.0 1.7 3.4 1 merah
Bagian Panjang Lebar Luasan Jumlah Warna
6
No Third Officer
Ruangan 2.0 2.4 4.8 1 merah
Kapal (m) (m) (m2) Sprinkler Sprinkler
17 Second
Rope Engineer
Store 1.9
2.2 3.1
2.4 5.9
5.2 11 merah
merah
2 RoomFood
Troly 2.713 4.8 13.0 2 merah
38 MessRoom
CO2 2.1
2.2 2.4
2.5 5.0
5.4 11 merah
merah
49 Electricians
Dry Provesion 2.1
2.1 2.4
2.9 5.0
5.9 11 merah
merah
510 Ass. Chief Room
Life Jacket Cook 2.1
3.2 2.4
1.9 5.0
6.2 11 merah
merah
6 Galley 2.6 3.2 8.3 1 hijau
7 Mesh Room 2.8 2.5 7.0 1 merah
8 Boys & Steward 3.0 2.4 7.4 1 merah
MAIN
DECK Fireman &
9 3.3 2.9 9.5 1 merah
Quarter Master
10 Tally Office 1.5 2.0 3.0 1 merah
11 Mail Room 1.6 2.0 3.1 1 merah
32
Tabel 4.3 Tabel Kebutuhan Kepala Sprinkler pada Boat Deck
Jumlah
Bagian Panjang Lebar Luasan Warna
No Ruangan Sprinkle
Kapal (m) (m) (m2) Sprinkler
r
1 Office Room 2.0 2.4 4.8 1 merah
Second Engineer
2 4.8 1 merah
Room 2.0 2.4
3 Radio Operator 2.0 2.4 4.8 1 merah
BOAT 4 3.0 1 merah
Life Jacket Room 3.1 1.0
DECK
5 Polyclinic Room 3.1 2.9 8.8 1 merah
6 Chief Cook 2.0 2.4 4.8 1 merah
7 Second Officer 2.1 2.4 5.0 1 merah
8 Chief Officer 2.0 2.4 4.8 1 merah
33
Jenis sprinkler yang digunakan dalam Kapal Cargo MV. PUTRI
BAHARI adalah sprinkler dengan Pendent Sprinkler yaitu kepala
sprinkler (deflector) yang didesain dengan arah pancaran air ke bawah.
c Pemilihan Warna Sprinkler
Warna cairan dalam tabung gelas adalah warna merah dengan
kepekaan terhadap suhu pada temperatur 57 s.d. 77 oC untuk semua
area pada kapal. Hal ini dikarenakan pemilihan tingkat suhu kepala
springkler tidak boleh kurang dari 38 oC di atas suhu ruangan sesuai
dengan NFPA 13 2002 Tabel 6.2.5.1 Temperature Ratings,
Classifications, and Color Codings
NFPA 13 mendata bahwa ada tiga standart untuk pipa besi (steel pipe) yaitu
ASTM A53, ASTM A135 dan ASTM A795. Oleh karena itu pada instalasi
fire sprinkler kapal cargo MV. PUTRI BAHARI menggunakan pipa besi
ASTM A53 Schedule 40.
Perhitungan Head Loss secara manual pada Main deck,Boat Deck,dan Poop
Deck dilakukan denga menggunakan rumus berdasarkan pada buku Fox
and Mc Donalds Introduction to Fluid Mechanics.
Berikut ini adalah perhitungan Head Loss pada Main Deck Kapal Cargo
MV. PUTRI BAHARI
Diketahui :
Massa jenis air () = 996 kg/m3
Percepatan grafitasi (g) = 9,81 m/s2
Debit air (Q) = 358 L/menit 0,358m3/menit= 0,0063
m3/s
Diameter pipa = 8 inchi 0,202 m
6 inchi 0,154 m
4 inchi 0,102 m
2 inchi 0,054 m
1 inchi 0,025 m
34
Pipa diameter 8 inchi
Luas penampang pipa =1/4 d2
=1/4 (0,202)2
= 0,0302 m2
Q
Kecepatan aliran = Luasan
0,00315m 3/s 0,0063m 3/s
= 0,00316 m2 0,0302 m
2
= 0,1967 m/s
Panjang pipa 8 inchi adalah 5,22 m
Bahan pipa adalah Galvanized stainless 40
Nilai (e) = 0,00015
e 0,00015m
D = 0,202m
kg m
996 x 0,1967 x 0,202m
m 3
s
= =49463,95913
kg
0,0008
m. s
e
Setelah mendapatkan nilai D dan bilangan reynold maka nilai friction
L V2
HL mayor=f
D 2g
35
2
5,22 m ( 0,1967 m/ s)
HL mayor=0,02302531
0,202 m m
2 9,81
s
HL mayor = 0,112901558 m
V2
HL minor=k
2g
2
(0,1967 m/ s)
HLminor=0,42 x2
2 x 9,81 m/ s
= 0,00165649
Nilai k Elbows 90 0 diperoleh dari aplikasi pipe flow dan 2 adalah jumlah
elbow yang dilewati aliaran pada pipa diameter 8 inchi selain nilai elbows
90 0 dihitung juga nilai HL minor yang lain seperti:
36
Kecepat
Diamet an Headlo
Jumla v
No er Pipa K Gravitas ss
Gate h (m/s)
(m) ig Minor
Valve
(m/s2)
0.77 0.1 0.4086
1 0.102 1 9.81
14 4 09
0.4086
Jumlah
09
Untuk nilai lengkap perhitungan HL mayor dan HL minor secara lengkap
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
1 Main Deck
Tabel 4.5 Perhitungan HL Mayor
Kecepat
Diamet an Headlo
Jumla v
No er Pipa K Gravitas ss
h (m/s)
(m) ig Minor
(m/s2)
Elbo
0.19 0.4 0.0008
w 90 1 0.102 1 9.81
67 2 28
0.33 0.2 0.0326
0.052 20 9.81
2 84 8 85
0.77 0.5 0.2420
0.025 14 9.81
3 14 7 17
0.2755
Jumlah
3
37
0.771 0.1649
1 0.052 16 0.34 9.81
4 84
0.771 0.0103
2 0.102 1 0.34 9.81
4 12
0.1649
Jumlah
84
Kecepatan Headlo
Diameter Pipa Jumla v
No K Gravitasi g ss
Check (m) h (m/s)
(m/s2) Minor
Valve
0.771 0.5095
1 0.202 2 8.4 9.81
4 08
0.5095
Jumlah
08
Kecepatan Headlo
Diameter Pipa Jumla v
No K Gravitasi g ss
(m) h (m/s)
(m/s2) Minor
0.338 0.0359
Reduc 1 0.052 k3 0.025 14 0.44 9.81
4 53
er
0.771 0.0312
2 0,154 ke 0,102 1 1.03 9.81
4 38
2.968 1.7375
3 0,102 ke 0,052 1 3.87 9.81
0 62
1.8047
Jumlah
53
2 Poop Deck
Tabel 4.7 Perhitungan HL Mayor
38
Kecepat
Diamet an Headlo
Jumla v
No er Pipa K Gravitas ss
h (m/s)
(m) ig Minor
(m/s2)
Elbo
w 90 0.33 0.4 0.0024
1 0.154 1 9.81
84 2 51
0.77 0.5 0.2165
2 0.052 14 9.81
14 1 41
2.96 0.5
3 0.025 10 9.81 2.5592
80 7
2.7757
Jumlah
41
Kecepatan Headlo
Diameter Pipa Jumla v
No K Gravitasi g ss
(m) h (m/s)
Tee (m/s2) Minor
0.338 0.0277
1 0.052 17 0.28 9.81
4 82
0.0277
Jumlah
82
Kecepatan Headlo
Diameter Pipa Jumla v
No K Gravitasi g ss
(m) h (m/s)
(m/s2) Minor
0.338 0.0151
Reduc 1 0.052 k3 0.025 10 0.26 9.81
4 75
er
0.771 0.0181
2 0,154 ke 0,102 1 0.6 9.81
4 97
2.968 1.0191
3 0,102 ke 0,052 1 2.27 9.81
0 9
14.286
Jumlah
86
3 Boat Deck
Tabel 4.9 Perhitungan HL Mayor
39
Tabel 4.10 Perhitungan HL Minor
Kecepat
Diamet an Headlo
Jumla v
No er Pipa K Gravitas ss
h (m/s)
(m) ig Minor
(m/s2)
Elbo
0.196 0.4 0.0008
w 90 1 0.154 1 9.81
7 5 87
2.968 0.5 2.7477
2 0.052 12 9.81
0 1 73
12.84 0.5 38.321
3 0.025 8 9.81
08 7 95
41.069
Jumlah
72
Kecepatan Headlo
Diameter Pipa Jumla v
No K Gravitasi g ss
(m) h (m/s)
Tee (m/s2) Minor
0.771 0.1031
1 0.052 10 0.34 9.81
4 19
0.1031
Jumlah
19
Kecepatan Headlo
Diameter Pipa Jumla v
No K Gravitasi g ss
(m) h (m/s)
(m/s2) Minor
0.338
Redu 1 0,154 ke 0,102 0 0.26 9.81 0
4
ce
0.771 0.0181
2 0,102 ke 0,052 1 0.6 9.81
4 97
2.968 8.1535
3 0,052 ke 0,025 8 2.27 9.81
0 22
8.1717
Jumlah
19
4 Bridge Deck
40
Tabel 4.11 Perhitungan HL Mayor
Kecepat
Diamet an Headlo
Jumla v
No er Pipa K Gravitas ss
h (m/s)
(m) ig Minor
(m/s2)
Elbo
0.196 0.4 0.0008
w 90 1 0.102 1 9.81
7 5 87
2.968 0.5 2.2898
2 0.052 10 9.81
0 1 11
12.84 0.5 28.741
3 6 9.81
0.025 08 7 46
31.031
Jumlah
27
Kecepatan Headlo
Diameter Pipa Jumla v
No K Gravitasi g ss
(m) h (m/s)
Tee (m/s2) Minor
0.771 0.0824
1 0.052 8 0.34 9.81
4 95
0.0824
Jumlah
95
41
2.968 6.1151
3 0,052 ke 0,025 6 2.27 9.81
0 42
6.1333
Jumlah
38
Nilai Head Loss terbesar ada pada ruang main deck dengan nilai Head Loss
sebesar 182.805 m
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan instalasi hydrant yang diperlukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Jumlah hydrant yang akan dipasang pada Kapal General Cargo MV. PUTRI
BAHARI ini berjumlah 8 buah pilar.
2. Dimana untuk jarak jangkauan maksimal semprotan (Xt) untuk tiap hydrant yaitu
25 m, serta untuk ketinggian maksimal semprotan yaitu 6 m.
3. Jenis Pipa yang digunakan yaitu Galvanized iron dengan mempertimbangkan
proses coating, rolling, bending, dan las pada pipa instalasi hydrant dan fire
sprinkler. Dan menggunakan komponen fitting berupa elbow 90 o, fitting tee
(branch dan through), reducing valve, gate valve, dan check valve.
4. Jenis sprinkler yang digunakan di Gedung Kapal Cargo MV. PUTRI BAHARI
adalah jenis sprinkler dengan Pendent Sprinkler yaitu kepala sprinkler(deflector)
yang didesain dengan arah pancaran air ke bawah dan warna cairan dalam tabung
gelas adalah warna merah dengan kepekaan terhadap suhu pada temperatur 68oC
untuk mayoritas area pada kapal, sedangkan sisanya menggunakan temperatur 93
s.d. 100 oC karena dapur dan laundry dapat menghasilkan suhu lebih dari 68o C.
5. Peletakan sprinkler pada setiap ruangan disesuaikan dengan panjang ruangan, lebar
ruangan, jarak antar sprinkler, dan jarak sprinkler dengan dinding. Hal ini di ambil
berdasarkan SNI 03-3989-2000.
43
6. Pada Kapal Cargo MV. PUTRI BAHARI membutuhkan jumlah sprinkler sebanyak
39 buah.
5.2 Saran
Sebelum melakukan pemasangan hydrant dan fire sprinkler pada kapal, sebaiknya
yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
1. Memperhatikan desain kapal yang akan dirancang
4. Menentukan tata letak lokasi hydrant dan fire sprinkler sesuai dengan peraturan
yang ada
5. Mengenai sistem instalasi pipa baik jenis material dan nps pipa perlu
dipertimbangkan dengan baik
6. Dalam perhitungan yang akan dilakukan, maka akan dihasilkan berapakah nilai
jarak jangkauan semprotan yang mampu dicapai oleh instalasi hydrant tersebut.
44
DAFTAR PUSTAKA
Fox, R. W. dan Alan T. M. ( 1994 ). Introduction to Fluid mechanics, 4th ed. JohN Wiley
& Sons,Inc., Canada.
NFPA 14, Standard For Water Spray Fixed System For Fire Protection, 1996 Edition.
SNI 03-1745-2000, Tata Cara Pemasangan Sistem Tegak dan Selang Untuk Pencegahan
SNI 03-6570-2001, Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap untuk Proteksi Kebakaran
45
DAFTAR PUSTAKA
BAB I...............................................................................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................5
46
2.3.3 Tekanan Pada Hydrant.............................................................................................13
2.4.5 Head.........................................................................................................................18
BAB III..........................................................................................................................................19
BAB IV..........................................................................................................................................24
4.2.2 Perencanaan Volume Air Hydrant Dan Bak Penampung Air Hydrant........................25
BAB V...........................................................................................................................................42
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................42
5.2 Saran...................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................44
47
48