Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
kelompok kasus (berkas rekam medis nominal, dan dianalisis dengan alat
ibu bersalin dengan perdarahan bantu program komputer
postpartum) yaitu sebanyak 40 dan (Notoatmodjo,2012). Hasil perhitungan
dipasangkan dengan kelompok kontrol bila p value lebih kecil dari nilai
(berkas rekam medis ibu bersalin yang signifikan < (0,05) maka H0 ditolak,
tidak mengalami perdarahan dan bila p value lebih besar dari nilai
postpartum) yaitu sebanyak 2.138. signifikan > (0,05) maka H0 diterima.
Cara Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan
untuk kelompok kasus cara rancangan kasus kontrol dengan
pengambilan sampel adalah dengan unmatching untuk menentukan Ratio
mengambil total sampel sebanyak 40 Odds, yaitu menentukan seberapa besar
berkas rekam medis ibu bersalin peran faktor risiko yang diteliti
dengan perdarahan postpartum. Untuk terhadap terjadinya efek (Sastroasmoro,
kelompok kontrol dari populasi 2.178 2011). Faktor-faktor yang
berkas rekam medis ibu bersalin mempengaruhi kejadian perdarahan
dikurangi 40 kasus ibu bersalin dengan postpartum disajikan dalam ukuran
perdarahan postpartum, sehingga hubungan (measure of association)
populasi menjadi 2.138 dan besar yang disebut Rasio Odds (OR). Pada
sampel yang diinginkan untuk penelitian ini jenis analisis multivariat
kontrolnya sebanyak 40 sampel. Dalam yang digunakan adalah analisis regresi
penelitian ini hubungan antara variabel logistic karena baik variable dependen
bebas dan variabel terikat dianalisis maupun independennya skala datanya
menggunakan uji Chi-Square Test adalah nominal.
karena kedua variabel merupakan jenis
variabel kategorik dengan skala
Berdasarkan Tabel diatas dari sampel untuk kontrol yaitu ibu yang
80 responden yang menjadi subyek bersalin tidak dengan perdarahan
penelitian jumlah sampel kasus yaitu postpartum dengan jumlah yang sama
ibu bersalin yang mengalami yaitu 40 responden (50%).
perdarahan postpartum yaitu sebanyak
40 responden (50%), kemudian diambil
Tabel 3. Distribusi Silang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Perdarahan Postpartum Di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tahun 2015
Faktor-faktor Kasus Kontrol Total OR P
n % N % N %
Partus Lama 2 50 2 50 4 100 1,000 1,000
Tidak partus lama 38 50 38 50 76 100
Paritas Berisiko 12 35,3 22 64,7 34 100 0,351 0,042
(1 atau >3)
Paritas tidak 28 60,9 18 39,1 46 100
berisiko (2-3)
Peregangan uterus 2 40 3 60 5 100 0,649 1,000
berlebihan
Tidak peregangan 38 50,7 37 49,3 75 100
uterus berlebihan
Oksitosin drip 16 84,2 3 15,8 19 100 8,222 0,002
Tidak oksitosin drip 24 39,3 37 60,7 61 100
Anemia 14 77,8 4 22,2 18 100 4,846 0,016
Tidak anemia 26 41,9 36 58,1 62 100
Persalinan dengan 5 33,3 10 66,7 15 100 0,429 0,252
tindakan
oksitosin drip sebagian besar tidak frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi
mengalami perdarahan postpartum rahim dalam persalinan. Augmentasi
yaitu sebanyak 37 responden (60,7%). merujuk pada stimulasi terhadap
Hasil Uji Chi-Square Test kontraksi spontan yang dianggap tidak
menunjukkan bahwa nilai p value = adekuat karena kegagalan dilatasi
0,002 < dari nilai = 0,05 sehingga serviks dan penurunan janin
dapat dinyatakan bahwa terdapat (Saifuddin, 2006). Stimulasi dengan
hubungan antara oksitosin drip dengan oksitosin drip dapat merangsang
perdarahan postpartum di RSUD timbulnya kontraksi uterus yang belum
Panembahan Senopati Bantul Tahun berkontraksi dan meningkatkan
2015. Hasil analisis nilai Odds Ratio kekuatan serta frekuensi kontraksi pada
(OR) = 8,222 OR > 1 sehingga dapat uterus yang sudah berkontraksi.
dinyatakan bahwa ibu yang bersalin Stimulasi oksitosin drip dengan
dengan oksitosin drip memiliki peluang tujuan akselerasi pada dosis rendah
8,2 kali mengalami perdarahan dapat meningkatkan kekuatan serta
postpartum. frekuensi kontraksi, tetapi pada
Hasil penelitian ini didukung pemberian dengan dosis tinggi dapat
oleh penelitian oleh Rudiati (2011) menyebabkan tetania uteri terjadi
yang menyatakan bahwa terdapat trauma jalan lahir ibu yang luas dan
hubungan antara induksi persalinan menimbulkan perdarahan serta inversio
dengan perdarahan postpartum dengan uteri. Sedangkan stimulasi oksitosin
hasil p = 0,023, p < 0,05. Penelitian drip dengan tujuan induksi
oleh Kushwah, Mishra, dan loyalka menyebabkan terjadinya stimulasi
(2014) dengan judul Retrospective berlebihan kepada uterus sehingga
Case Control Study On Association mengalami overdistensi (peregangan
Between Use Of Oxytocin In Labour uterus secara berlebihan) dan
And Poor Maternal- Fetal Outcomes menyebabkan terjadinya hipotonia
menyatakan bahwa penggunaan setelah persalinan (Varney,2007).
oksitosin yang berlebihan selama
persalinan muncul menjadi faktor Hubungan Anemia dengan Kejadian
risiko untuk perdarahan postpartum Perdarahan Postpartum di RSUD
dan komplikasi dini terhadap janin dan Panembahan Senopati Bantul Tahun
bayi. 2015
Berdasarkan fungsi Berdasarkan Tabel diatas dapat
pemberiannya oksitosin drip dibedakan diketahui bahwa dari 18 responden
menjadi induksi persalinan dan dengan anemia sebagian besar
akselerasi atau augmentasi persalinan. mengalami perdarahan postpartum
Induksi persalinan adalah upaya yaitu sebanyak 14 responden (77,8%),
menstimulasi uterus untuk memulai sedangkan dari 62 responden tidak
terjadinya persalinan. Induksi anemia sebagian besar tidak
dimaksudkan sebagai stimulasi mengalami perdarahan postpartum
kontraksi sebelum mulai terjadi yaitu sebanyak 36 responden (58,1%).
persalinan spontan, dengan atau tanpa Hasil Uji Chi-Square Test
rupture membrane (Saifuddin, 2006). menunjukkan bahwa nilai p value =
Akselerasi persalinan atau 0,016 < dari nilai = 0,05 sehingga
augmentasi adalah meningkatkan dapat dinyatakan bahwa terdapat
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......58
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64