Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pasar Modal

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah

barang tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Melihat potensi

perkembangannya, pemerintah Indonesia bertekad akan mengurangi

peranan bantuan luar negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan.

Prof. Hugh T. Patrick dan U Tun Wai dalam makalah IMF Stock and Bond

Issues, and Capital Market in Less develop Countries (disusun setelah

mereka melakukan penelitian selama bebrapa tahun di Asia, Afrika dan

Amerika Selatan) menyebutkan 3 definisi Pasar Modal, Yaitu seperti berikut

ini :

1. Dalam arti luas, Pasar modal adalah keseluruhan system keuangan

yang terorganisir, termasuk Bank-Bank Komersil dan semua perantara

di bidang keuanga, surat berharga/klim jangka pendek-panjang primer

dan yang tidak langsung.


2. Dalam arti menengah, Pasar Modal adalah sebuah pasar yang

terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warket-

warket kredit (biasanya yang berjangka lebih dari satu tahun termasuk

saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek tabungan dan deposite

berjangka.
3. Dalam arti sempit, Pasar Modal adalah Pasar yang terorganisir yang

memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa

makelar dan underwriter. Di Indonesia dikenal dua definisi lainnya

tentang pasar.
a. Menurut Kepres No.60 Tahun 1988 : Pasar Modal adalah bursa yang

merupakan saran untuk mempertemukan penawar dan peminta

dana jangka panjang dalam bentuk efek, sebagaimana yang

dimaksud dalam undang-undang No. 15 Tahun 1952 tentang bursa.


b. Menurut undang-undang No. 15 Tahun 1952 : Bursa adalah bursa-

bursa perdangangan di Indonesia, yang didirikan untuk pedagangan

uang dan efek-efek, termasuk semua pelelangan efek.

Saham dan obligasi merupakan surat-surat berharga yang

diperdagangkan di pasar modal, namun mempunyai bentuk yang berbeda.

Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan yang

mengeluarkan, para pemegang saham dapat turut menetukan arah

kebijaksanaan perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

dan berhak atas pembagian keuntungan perusahaan, berupa dividen.

Sebaliknya, pemegang saham juga turut menanggung risiko jika perusahaan

mengalami kerugian.

Sedangkan obligasi adalah surat bukti utang jangka paanjang dengan

bunga tetap yang harus di tanggung oleh perusahaan yang mengeluarkan

obligasi tersebut selama jangka waktu dan obligasi itu dipergunakan. Apabila

seseorang membeli satu atau lebih surat berharga yang diperdagangkan di


pasar modal, berarti orang tersebut telah menyertakan secara langsung

dana yang dimilikinya kedalam komposisi modal perusahaan. Pemodal yang

menamakan dananya dalam bentuk surat-surat berharga dapat menerima

keuntungan sesuai dengan resiko yang mereka tanggung atas investasi pada

surat berharga tersebut.

Sampai tahun 1970, sejumlah besar masyarakat muslim tidak dapat terlibat

dalam investasi dipasar modal. Hal ini disebabkan karena larangan islam

pada aktivitas aktivitas bisnis tertentu. Untuk memenuhi kepentingan

pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan kepada

prinsip-prinsip syariah, maka disejumlah bursa Efek dunia telah disusun

indeks yang secara khusus terdiri dari komponen saham-saham yang

tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.1

Shariah survervisory board (SSB) dari Down Jones Islamic Market (DJIM)

melakukan filterisasi terhadap saham-saham halal berdasarkan aktivitas

bisnis dari rasio

1 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Investasi Pada Pasar Modal Syariah)

Anda mungkin juga menyukai