Radd Edit
Radd Edit
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Apabila dalam suatu kasus pembagian warisan, ahli warisnya hanya terdiri dari ashabul al
furud saja, ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu terjadi kekurangan harta, terjadi kekurangan
harta, dan bagian yang diterima ahli waris tepat persis dengan harta warisan yang dibagi. Jika
terjadi pembagian warisan seperti ini disebut dengan masalah adilah . yang terakhir ini tidak
menimbulkan persoalan. Oleh karena itu uraian makalah kami akan difokuskan pada dua
masalah yaitu pada kekurangan harta dan kelebihan harta warisan.
2. Rumusan masalah
a. Apa pengertian Radd dan bagaimana cara penyelesaiannya ?
b. Apa perbedaan pendapat para Ulama dalam menyelesaian harta yang terdapat sisa harta ?
c. Bagaimana perhitungan pembagian warisan apabila ahli waris terdiri dari Ashhab al-Furudl yang
terjadi kekurangan harta dan bagaimana penyelesaian pembagian warisan yang mengalami
kekurangan?
3. Tujuan
a. pengertian Radd dan cara penyelesaiannya
b. Mengetahui perbedaan pendapat para Ulama dalam menyelesaian harta yang terdapat sisa harta
c. Mengetahui perhitungan pembagian warisan apabila ahli waris terdiri dari Ashhab al-Furul
yang terjadi kekurangan harta dan penyelesaianya.
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP
Kesimpulan
Rad secara harfiyah artinnya mengembalikan, masalah ini terjadi apabila dalam pembagian
warisan terdapat kelebihan harta setelah ahli waris ashab al-furud memperoleh bagianya.
Caranya adalah mengurangi angka masalah sehingga besarnya sama dengan jumlah bagian yang
diterima oleh ahi waris. Mayoritas (jumhur) ulama berpendapat, sisa harta dikembalikan kepada
ahli waris ashab al furud nasabiyah.Usman bin Affan menyatakan bahwa sisa harta secara
mutlaq dikembalikan kepada semua ahli waris yang ada tanpa membedakan status
kekerabatanya. Zaid bin Tsabit menolak penyelesaian pembagian warisan dengan cara radd
secara mutlaq, menurutnya sisa harta diserahkan kepada bait al mal.
aul artinya bertambah atau meningkat. Dikatakan aul karena dalam praktek pembagian
warisan, angka asal masalah harus ditingkatkan atau dinaikkan sebesar angka bagian yang
diterima oleh ahli waris yang ada. Terhadap masalah aul ini ada sahabat yang menolaknya yaitu
Ibnu Abbas.
2. Kritik dan saran
Demikianlah makalah tentang perkembangan hukum Islam pada masa Sahabat yang telah
kami paparkan. Kami menyadari makalah jauh dari sempurna maka dari itu kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Harapan
pemakalah, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA