Kelas : 1TKBG2
NIM : 4016010038
Soal :
1. Kriteria apa yang harus dipertimbangkan ketika akan merencanakan pembuatan adukan?
2. Hal apa yang harus diperhatikan pada pembuatan plesteran?
3. Jelaskan tahapan pembuatan komponen bangunan dengan bahan dasar adukan, secara
umum.
Jawab :
Susunan campuran adukan harus memenuhi sebagian atau seluruh kriteria sebagai berikut :
a Kekuatan
Adukan yang memakai semen mempunyai kekuatan adhesi yang besar akan tetapi pengerjaannya
agak sukar. sedangkan adukan yang menggunakan bahan pengikat kapur kekuatan serta
adhesinya rendah jika dibandingkan menggunakan semen. oleh karena itu, sering dilakukan
pencampuran antara semen.
b Workability
Kelecakan (workability) adalah sifat fisik adukan beton yang menentukan sejumlah energi tertentu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan beton yang padat dan monolit tanpa segregasi.
https://www.academia.edu/12546333/BAB_I_MASTER_MORTAR
Bahan Adukan
a. Perekat
Umumnya perekat mineral, seperti :
Semen Portland
Kapur
Kapur dan Pozolan
Semen Portland dan Pozolan
Semen Portland dan Kapur
b. Agregat halus
Pasir alam, seperti pasir alami dan pecahan batu
Agregat halus buatan
c. Bahan pengisi
Tepung batu
Bahan Pozolan
d. Air
A. BAHAN PEREKAT
Semen
Semen adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai sifat membatu jika terkena air
maupun udara lembab, oleh karena itu seneb harus disimpan ditempat atau didalam ruangan khusus
supaya tidak terjadi pengerasan.
Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari
silikat silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan untuk mengatur ikatan
awal semen. Kehalusan semen mempengaruhi kemudahan pengerjaan adukan beton dan dapat
mengurangi bleeding (naiknya sejumlah air ke permukaan beton).
Proses hidrasi semen berlangsung bila semen bereaksi dengan air. Di awal hidrasi dihasilkan
Ca(OH)2, etteringite, dan C3S2H3 yang membentuk coating pada partikel semen. Hal ini mengakibatkan
reaksi hidrasi tertahan selama 1 3 jam (pasta semen masih plastis dan workable). Periode ini berakhir
dengan pecahnya coating dan reaksi hidrasi kembali terjadi dan initial setting segera terjadi yaitu waktu
mulai adonan terjadi sampai mulai terjadi kekakuan tertentu dimana adonan mulai tidak workable. Dan final
setting tercapai pada saat adonan mencapai kekakuan penuh. Waktu pengikatan (setting time) dari semen
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
Kandungan C3A, semakin besar akan menyebabkan setting time yang pendek
Kandungan gips, semakin besar akan menyebabkan setting time yang panjang
Semen yang semakin halus meyebabkan setting time yang semakin pendek
Kapur Padam
Bahan perekat tertua
Sebagai hasil pemadaman pada kapur tohor
Cara menggunakan kapur padam adalah dengan mencampurkan dengan air sehinggan terbentuk
bubur kental.
Kapur hidrolis mempunyai kekuatan yang baik dan mempunyai sifat hidrolis seperti semen Portland
Pozolan
Pozolan sebenarnya bukan bahan perekat, tetapi bila pozolan di gabungkan dengan kapur padam akan
dapat mengeras di dalam air
Pozolan disebut juga bahan tambahan hidrolis
Agregat
Tujuan pemakaian agregat dalam campuran beton yaitu untuk menghemat penggunaan semen Portland
(sehingga harga bahan campuran beton menjadi lebih murah), menghasilkan kekuatan yang besar pada
betonnya dan mengurangi terjadinya susut pengerasan.
a) Agregat halus (pasir)
Pasir yang baik digunakan sebagai bahan campur dalam pembuatan beton adalah berbutir tajam dan keras
(pasir galian), tidak mudah pecah, dan tidak mengandung lumpur.
Syarat-syarat agregat halus untuk adukan menurut SII, yaitu:
pasir adalah bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan dapat juga dibuat dari gilingan batu.
Fungsi pasir dalam pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Ada 3 jenis pasir,yaitu :
1 Pasir urug
Pasir ini biasanya digunakan untuk pekerjaan lantai dimana pasir ini berfungsi untuk menambah kepadatan,
selain itu bisa juga digunakan untuk pekerjaan lantai kerja yang berfungsi untuk memisahkan lumpur
dengan pondasi karena dikhawatirkan lumpur tersebut mengurangi kekuatan pondasi.
2 Pasir pasangan
Pasir ini digunakan untuk pekerjaan cor beton baik untuk pekerjaan kolom maupun balok.
Untuk menggunakan pasir sebaiknya kandungan lumpur yang terkandung dalam pasir yaitu kurang dari 5% dan
gradasi pasir sebaiknya 4 mm.
b) Agregat kasar (kerikil)
Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh agregat kasar atau kerikil dalam campuran beton yaitu berbutir keras
(tidak mudah hancur) dan tidak berpori agar dapat menghasilkan beton yang keras dan sifat tembus airnya kecil,
tidak mengandung lempung lebih dari 1%, tidak mengandung zat reaktif alkali (dapat menyebabkan
pengembangan beton).
Air
Syarat syarat air yang digunakan dalam campuran pembuatan beton:
Tidak boleh mengandung lumpur (dapat memperlambat ikatan awal beton), minyak, asam, alkali (dapat
menyebabkan berkurangnya lekatan antara agregat dengan pasta semen), garam (dapat menimbulkan
korosi pada tulangan) , bahan organik
Secara umum sebaiknya air yang digunakan adalah air yang dapat diminum, tawar, tidak berbau, dan tidak
keruh bila diembus udara
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=13&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjShum2ptzSAhXCQ48KHUw4A
ckQFghjMAw&url=https%3A%2F%2Fnhichocs.files.wordpress.com%2F2011%2F07%2Fbab-
ii.doc&usg=AFQjCNHkt7Acp3Jn7Wz_DI6mewD3I9uKOg&sig2=RMcaCy3R9cHngXntFF4blA
https://mualim.wordpress.com/2007/07/23/teknik-pembuatan-beton-1/
2. Untuk menghasilkan plesteran yang awet dan bebas dari retak-retak sebaiknya
diperhatikan hal berikut :
Teknologi serta peralatan yang tepat.
Sifat dari bahan plesteran
Sifat dinding yang akan diplester
Pekerjaan plesteran harus direncanakan dengan memperhatikan antara lain :
1 Teknologi dan alat-alat yang digunakan dalam plesteran
- Pekerjaan dilakukan dalam 3 tahap yaitu melemparkan aduk ketembok
dengan sendok aduk, meratakan dengan roskam dan membersihkan
dengan gerakan melingkar menggunakan bilah penggaris.
2 Sifat bahan plesteran
- Perhatikan pemakaian kapur yang belum terbakar sempurna ataupun sudah
terbakar lewat.
3 Lapisan plesteran
- Jumlah lapisan ideal dua lapis dengan ketebalan10-15mm tiap lapisnya
4 Daya isap permukaan yang diplester
- Keseragaman daya isap harus dicapai oleh tembok dengan membasahi bata
sebelum dipasang, danmembasahi permukaan yang akan diplester.
3. Pembuatan Adukan
Pengadukan secara manual
Mempersiapkan wadah/kotak adukan lalu bahan-bahan yang telah ditakan diaduk dalam kotak
tersebut dalam keadaan kering sehingga merata. Bagian atas timbunan campuran dilubangi sehingga
terbentuk seperti kawah. Tuangkan sebagian air dan aduk terus. Sisa air selebihnya dituang sedikit
demi sedikit sambil diaduk terus sehingga didapatkan adukan yang lecak, homogen, plastis, mudah
dikerjakan (workability) dan tidak kelebihan air (bleeding).
Pengadukan dengan mesin
Pemasangan Bata
Sifat penting untuk menghasilkan pasangan bata yang baik antara lain: lecak, enak dikerjakan, plastis,
dapat menahan air, memiliki kekuatan rekatan yang cukup baik, stabil/tidak banyak berubah volumenya,
tahan lama dan memberikan penampilan yang baik. Bata yang digunakan untuk pasangan adalah bata tidak
dibakar dan dibakar, dengan kuat tekan berkisar 25 250 kg/cm2. Sifat pasangan bata yang harus
diperhatikan adalah ikatan pasangan, kuat tekan, kuat lentur, susut muai, pengaruh basah kering, dan
kemampuan menyekat panas.
Untuk mendapatkan ikatan pasangan yang baik harus selalu diingat bahwa siar sambungan vertikal
tidak merupakan garis lurus. Untuk bata ukuran besar (bata beton atau bata berlubang) pasanagn ikatan
bata umumnya disebut ikatan memanjang, dimana siar vertikal berada ditengah panjang bata (strescher
bond). Untuk bata ukuran kecil seperti umumnya bata merah ada ikatan memanjang dan ada ikatan silang
atau ikatan palang (cross bond) dimana siar vertikal satu sama lain berselang keatas, dalam jarak 1/2 bata.
Untuk mendapatkan pasangan bata yang kuat, perlu diperhatikan hal sbb:
Usahakan agar jumlah sambungan sesedikit mungkin
Seandainya bata harus dipotong usahakan ukuran yang umum misalnya 1/2 bata
Hal yang harus dilakukan dalam pemasangan bata adalah menghamparkan adukan pada bata yang
telah direndam terlebih dahulu. Pemasangan bata dilakukan secara tegak lurus sehingga diperlukan
pengontrolan ketegakan dan kerataan secara bertahap dengan menggunakan waterpass. Pemasangan
bata juga berpatokan pada benang profil yang telah dipasangkan. Bila terdapat siar adukan yang menempel
tidak sempurna yang melebihi ketebalan, bersihkan segera sebelum mengeras.
Pasangan dinding tidak boleh ditekan dan di goyang-goyang bila baru terpasang, hal ini akan
melepaskan ikatan antara bata dan adukannya. Pasangan tidak dibiarkan segera kering oleh panas
matahari, oleh karena itu diatas pasangan ditutup dengan plastik terpal, dan sebagainya. Adukan yang baik
adalah yang tidak mengering dengan cepat, karena air tersebut dapat memberikan pengerasan yang
sempurna dari bahan pengikat.
Untuk plesteran dinding yang perlu kedap air atau pasangan bata dibawah permukaan tanah sampai
ketinggian 40 cm dari permukaan lantai dipakai perbandingan campuran PC dan pasir pasang adalah 1pc :
2psr. Demikian juga untuk plesteran pada beton dan daerah basah seperti dinding kamar mandi, wc atau
toilet menggunakan jenis campuran tersebut. Sedangkan untuk bidang lainnya menggunakan plesteran
campuran 1pc : 4psr.
Hal yang harus dilakukan dalam pemelesteran dan acian adalah membasahi permukaan dinding
sampai rata tanpa ada kantong-kantong air terutama pada pasangan tembok yang bata-batanya mempunyai
penghisap tinggi. Pembasahan sebaiknya dilakukan dengan memakai kuas/sikat agar debu/kotoran yang
menempel dapat terlepas, sehingga plesteran dapat melekat dengan baik pada tembok. Beri lapisan
kamprot sampai rata dengan campuran yang telah ditentukan, buang butiran-butiran kamprotan yang
melekat tidak sempurna dengan alat penggaruk secara horizontal. Buat lajur kepala dengan jarak dan
ketebalan sesuai ketentuan. Letakan lapis badan plesteran dengan menggunakan sendok aduk. Ratakan
permukaan dengan mistar perata dan bila terdapat lubang-lubang, isi kembali dengan adukan. Padatkan
dan ratakan permukaan plesteran dengan ruskan kayu berlapis kain laken. Biarkan sampai batas waktu
tertentu atau sampai tidak terjadi keretakan. Beri lapisan acian sebagai penyempuranaan plesteran tembok.
Usahakan penggosokan tembok secara sempurna, sebab bila kurang dapat terjadi keretakan. Setelah
tembok kelihatan halus, sikat dengan adukan pengencer agar tembok lebih rata dan halus lagi sebelum
dilanjutkan dengan pekerjaan pengapuran atau pengecatan.
Umumnya memiliki ukuran: panjang 1723 cm, lebar 711 cm, tebal 35 cm.
Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir ayakan. Untuk
dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran
pasir yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4
hingga 1:6.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bata)
2. Bata berlubang
Jumlah luas penampang lubang antara 15% - 35%
Bagi yang menginginkan tampilan dinding atau pagar bata ekspos lebih cantik, bata bertekstur dan
berongga layak dilirik. Jenis bata ini memang dirancang sebagai bata ekspos, seperti bata ekspos Star produksi
PT Relife Realty Indonesia, developer sejumlah perumahan menengah di sekitar Jakarta (Bodetabek). Bata
berukuran 20 x 10 x 5 cm ini memiliki tekstur seperti tali air di permukaannya, sedangkan di bagian tengah
dibuatkan tiga rongga untuk sirkulasi udara. Ketika dipasang bata menghasilkan susunan yang unik. Bata bisa
ditempel pada dinding yang sudah jadi (eksisting). Pemasangan bisa dalam posisi tidur, misalnya sebagai cover
sekaligus pemanis tiang rumah. Bata Star hanya untuk aksen, bukan struktur dinding.Jumlah luas penampang
lubang antara 35% - 75%
Sumber : http://www.tokobatatempel.com/2016/01/03/keindahan-bata-ekspos/
Bahan utama :
Tanah yang distabilisasi dengan PC atau kapur. Tanah yang baik mengandung lempung
10%-35% sisanya tanah mengandung pasir.
Pembuatan
Tanah dikeringkan lalu diayak dengan ayakan < 5mm
Dicampur dengan PC/ kapur lalu diaduk kering
Tambahkan air sampai mencapai moisture densitymaksimum lalu dipadatkan dan dicetak
Disusun ditempat terlindung, jaga agar tetap lembab.
Dipasarkan.
Contoh komposisi campuran (dalam perbandingan berat)
Tanah : kapur = 3 : 1
Tanah : pasir : kapur = 1 : 2: 1/2
Tanah : pasir :kerikil : kapur = 3 : 2 : 1 : 1
Tanah : PC = 10 : 1
Tanah : pasir : PC = 8 : 2 : 1
Tanah : pasir :kerikil : PC = 9 : 3 : 6 : (2atau1)
Pemakaian
Karena kurang tahan air apabila dipakai ditempat yang berair atu kaki tembok dilindungi
dengan aduk rapat air/trasraam.
Ukuran tebal - 400 x 200 x 200 mm
Ukuran tipis - 400 x 200 x 100 mm
Pada kenyataannya ukuran masing-masing direduksi 10mm. Untuk bata berlubang tebal minimum
dinding sel/ rongga bata 20mm untuk bata dengan ketebalan 100 mm dan 25 mm untuk untuk
ketebalan 200mm.
Sumber : http://repository.unand.ac.id/20013/
Spesifikasi Batako :
Berat jenis kering : 950 kg/m3
Berat jenis normal : 1000 kg/m3
Kuat tekan : 5,5 N/mm
Konduktifitas termis : 0,339 W/mK
Tebal spesi : 20 30 mm
Ketahanan terhadap api : 4 jam
Jumlah (kebutuhan) batako per 1 m2 : 20 25 buah tanpa construction waste
6. Bata beton/conblock
Keunggulan beton ini ada di bobotnya yang ringan karana proses pembuatan dan komposisi material yang
dimilikinya, yaitu terdiri dari pasir, silika, semen, kapur bakar, dan alumunium pasta. Pada saat proses
pembuatannya terjadi tekanan uap sehingga kapur dan pasir silika pun bereaksi menghasilkan pori-pori yang
menyebabkan bobotnya menjadi ringan meskipun bahan dasar utamanya semen.
Jika dibandingkan dengan bata merah yang memiliki bobot 1.800 kg / m, bobot bata beton aerasi hanya 650
kg / m. Material yang ringan sangat cocok untuk rumah bertingkat karena tidak membebani struktur dinding di
bawahnya.
Beton ini tersedia dengan 2 ukuran yaitu 600 mm x 200 mm x 100 mm dan 600 mm x 200 mm x 75 mm.
Tahukah Anda satu beton ringan ini setara dengan 7 buah bata merah? Itu berarti mempercepat proses
pembuatan dinding ruang. Produk ini tahan air, kedap suara dan tahan api karena dibuat dengan menggunakan
mesin berteknologi tinggi dan melalui proses aerasi dan autoclave.