Anda di halaman 1dari 9

A.

Latar Belakang
Fisika sebagai induk mekanika-mekanika fluida-hidrolik-alat berat
memerlukan pengukuran-pengukuran yang sangat teliti agar gejala yang dipelajari
dapat dijelaskan (dan bisa diramalkan) dengan akurat. Sebenarnya pengukuran tidak
hanya mutlak bagi fisika, tetapi juga bagi bidang-bidang ilmu lain termasuk aplikasi
dari ilmu tersebut. Dengan kata lain, tidak ada teori, prinsip, maupun hukum dalam
ilmu pengetahuan alam yang dapat diterima kecuali jika disertai denganhasil-hasil
pengukuran yang akurat.
Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah pembanding
di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran terdapat dua faktor
utama yaitu perbandingan dan patokan (standar).
Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan sesuatu
yang dijadikan sebagai acuan. Sesuatu yang dapat diukur,kemudian hasilnya
dinyatakan dengan angka-angka, dinamakan besaran. Besaran Fisika dikelompokkan
menjadi Besaran Pokok dan Besaran Turunan. Besaran pokok adalah besaran yang
sudah ditetapkan terlebih dahulu dan merupakan besaran dasar. Sedangkan besaran
turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Panjang, massa, waktu,
suhu dan arus listrik merupakan contoh besaran pokok. Luas, volume, massa jenis,
kecepatan dan gaya merupakan contoh dari besaran turunan. Dalam Sistem
Internasional (SI) terdapat tujuh besaran pokok yang mempunyai satuan dan dua
besaran pokok yang tidak mempunyai satuan.

B. Tujuan praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum pengukuran adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui cara mengukur panjang dan satuan panjang.
2. Untuk mengetahui cara mengukur diameter dan penggunaan jangka sorong.
3. Untuk mengetahui cara mengukur volume benda padat beraturan.
4. Untuk mengetahui cara mengukur luas daun.

C. Kajian Teori
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus millimeter. Terdiri dari dua bagian bagian diam dan bagian bergerak.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian pada keteliatian
pengguna maupun alat. Sebagian keluaran baru sudah dilengkapi dengan display
digital. Pada versi analog umumnya tingkat ketelitian adalah 0,05mm untuk jangka
sorong dibawah angka 30cm dan 0,01cm untuk yang diatas 30cm
( Antika, 2012 ).
Pengukuran dalam ilmu fisika sangat penting mengingat suatu hokum dapat
diberlakukan kalau telah terbukti secara eksperimental, dan eksperimental tidak
dapat dipisahkan dari pengukuran. Ketetapan pengukuran juga merupakan bagian
terpenting dari fisika. Tidak pengukuran yang presisi secara mutlak, terdapat
ketidakpastian berhubungan dengan pengukuran (Sidik, 2012).
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah
satunya menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya
distandarkan,bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran.
(Giancoli,2013).

D. Metode Praktikum
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran dapat dilihat
pada Tabel 1 berikut:

Nama alat dan bahan Kegunaan


Penggaris logam Untuk mengukur panjang dan lebar meja
Penggaris plastic Untuk mengukur panjang dan lebar meja
Balok aluminium Sebagai objek pengamatan
Pensil Untuk mengukur panjang dan lebar meja
Meja belajar Sebagai objek pengamatan
Jangka sorong Untuk mengukur diameter cincin
Silinder ukur Untuk mengukur volume benda padat
beraturan
Air Sebagai objek pengamatan
Daun Sebagai objek pengamatan
Kertas berpetak Untuk mengukur luas daun
Kubus material Sebagai objek pengamatan
Balok kayu Sebagai objek pengamatan
Cincin Sebagai objek pengamatan

2. Prosedur Kerja
a. Pengukuran Panjang
Prosedur Kerja pada praktikum pengukuran panjang adalah sebagai
berikut:
1) menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) mengukur panjang dan lebar meja belajar dengan menggunakan
penggaris logam (dalam satuam cm).
3) mencatat hasil pengamatan ke dalam table 1.
4) mengulangi 2 sampai 3 dengan untuk penggaris plastic, pensil, dan
jengkal.

b. Pengukuran diameter cincin


Prosedur pengukuran diameter cincin adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) meletakkan cincin pada rahang jangka sorong sambil memutar tombol
penguci hingga cincin tidak jatuh.
3) Kemudian, melihat skala utama dan skala nonius pada jangka sorong
untuk menentukan diameternya.
4) Mencatat hasil pengamatan pada tabel 2.

c. Pengukuran luas
Prosedur kerja pada pengukuran luas yaitu:
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Melatakkan selembar daun diatas kertas petak.
3) Memembuat garis pada samping daun yang berada diatas kertas kotak
hingga pada kertas tersebut terbentuk daun.
4) Menghitung jumlah kotak di dalam daun pada kertas kotak
5) Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
d. Pengukuran volume
Adapun prosedur kerja pengukuran volume pada benda padat beraturan
sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok aluminium dengan penggaris
logam .
3) Mencatat hasil pengamatan pada tabel 3.
4) Mengulangi langkah 2 sampai 3 untuk balok kayu dan kubus material.

E.Hasil dan Pembahasan

1. Data pengamatan
a) Pengukuran panjang
Data pengamatan pada praktikum pengukuran panjang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2
Satuan Panjang
Benda Pensil Jengkal
1 2 1 2
Panjang Meja
Belajar 5,6 5,2 4,5 4
Lebar Meja
Belajar 5,8 2,5 2,25 2
Tabel II
Penggaris Logam Penggaris Plastik
Benda
panjang (m) lebar (m) panjang (m) lebar (m)
Meja Belajar 0,8 0,4 0,8 0,4

b) Pengukuran diameter menggunakan jangka soro

Data pengamatan pada pengukuran diameter dapat dilihat pada tabel 3


berikut:

diameter dalam diameter luar


Benda
Su sn Su Sn
Cincin 1,7 18 1,9 4

Diameter dalam cincin = SU + (SN x NST)


= 1,7 cm + (18 x 0,05mm)
= 1,7 cm + 0,9 mm
= 1,79 cm
= 17,9 mm
Diameter Luar cincin = SU + (SN x NST)
= 1,9 cm + (4 x 0,05mm)
= 1,9 cm + 0,2 mm
=19,2 mm
c) Pengukuran volume zat padat beraturan
Data pengamatan praktikum pengukuran volume zat padat
beraturan dapat dilihat pada tabel berikut:

Benda P(m) L(m) T(m) V(m3)


Balok 0,057 0,018 0,015 0,0000154
aluminiu
m
Balok 0,02 0,02 0,02 0,000008
kayu
Kubus 0,02 0,02 0,02 0,000008
materrial

d)Pengukuran volume zat padatbtidak beraturan

Data pengamatan praktikum pengukuran volume zat padatbtak


beraturan dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

volume air
Bend vol awal air volume benda (V1-
setelah diisi
a (V0) V0)
benda (V1)
Beba
n 32 ml 51 ml 19 ml
Balok 44 ml 52 ml 8 ml

2.Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan empat kali pengukuran. Pertama


pengukuran panjang dengan mengunakan penggaris logam, penggaris plastic,
meja belajar, pensil dan jengkal sebagai satuan panjang. Panjang meja belajar
jika diukur dengan pensil yang berukuran berbeda adalah 5,6 pada pensil
pertama dan 5,2 pensil kedua. Lebar meja belajar pada pensil pertama 5,8
sedangkan pensil kedua 2,5. Panjang meja belajar jika diukur dengan jengkal
orang pertama dan kedua memiliki ukuran yang berbeda. Jengkal orang pertama
panjang meja belajar 4,5, sedangkan jengkal orang kedua panjang meja belajar
adalah 4. Lebar meja belajar pada jengkal orang pertama2,25, sedangkan
jengkal orang kedua adalah 2. Kemudian, dengan menggunakan penggaris
logam dan penggaris plastik memiliki hasil ukuran yang sama untuk panjang
dan lebarnya. Panjang meja belajar jika diukur dengan penggaris logam atau
plastik adalah 0,8 m, sedangkan lebarnya adalah 0,4 m.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa panjang pensil selalu
berbeda, panjang jengkal juga selalu berbeda.Pada tabel II panjang 0,01 m pada
penggaris logam sama dengan 0,01 m pada penggaris plastic karena hasil
pengukuran panjang dan lebarnya sama. Berdasarkan pada tabel I dan II dapat
disimpulakan bahwa mengukur dengan menggunakan pensil, jengkal tangan,
dan atau penggaris logam memiliki hasil pengukuran yang berbeda-beda.

Kedua, pengukuran diameter dalam dan luar cincin. Pengukuran ini


menggunakan jangka sorong. Dengan memasukkan cincin pada rahang sorong
ats jangka sorong sambil memutar tombol kunci hingga cincin tidak jatuh,
sehingga dapat dilihat skala utama pada jangka sorong adalah 1,7 cm dan skala
nonius 18. Diameter dalam cincin dapat diperoleh dengan cara skala utama
ditambah skala nonius dikali dengan NST jangka sorong , dimana NST jangka
sorong adalah 0,05mm sehingga diperoleh diameter dalam cincin adalah 17,9
mm. Kemudian diameter luar cincin dengan meletakkan terlebih dahulu cincin
pada rahang sorong bawah jangka sorong hingga cincin tidak jatuh, sehingga
terlihat pada skala utama adalah 1,9 cm, skala nonius 4, dan NST adalah 0,05
mm. Dengan cara yang sama sehingga diperoleh diameter luar cincin adalah
19,2 mm. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa diameter dalam
cincin lebih kecil dari pada diameter luarnya.

Ketiga pengukuran volume zat padat beraturan. Pada pengukuran ini


digunakan balok aluminium, balok kayu, dan kubus material. Diperoleh panjang
,lebar, dan tinggi balok aluminium secara berturut-turut adalah 0,057 m, 0,018
m, dan 0,015 m. Volume balok aluminium diperoleh dengan cara mengalikan
antara panjang, lebar , dan tinggi, sehingga nilai volume balok aluminium
adalah 0,0000154 m3. Kemudian untuk balok kayu diperoleh panjang, lebar, dan
tinggi adalah 0,02 m, 0,02 m, dan 0,02 m. Volume balok kayu diperoleh dengan
cara mengalikan panjang , lebar, dan tinggi , sehingga nilai volume balok kayu
adalah 0,000008 m3. Selanjutnya untuk kubus material dengan panjang, lebar,
dan tinggi adalah 0,02 m, 0,02 m, dan 0,02 m, sehingga diperoleh nilai volume
kubus material adalak 0,0000008 m3. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
bahwa nilai volume balok aluminium dengan balok kayu dan kubus material
berbeda,sedangkan nilai volume balok kayu dan kubus material adalah sama.
Keempat, pengukuran volume zat padat tidak beraturan dengan
menggunakan balok dan beban. Untuk beban terdapat volume awal air adalah
32 ml dan volume air setelah diisi benda adalah 51 ml. sedangkan untuk balok
volume awal air adalah 44 ml dan volume air setelah diisi balok adalah 52 ml.
Volume beban dapat diperoleh dengan cara mengurangkan volume air setelah
diisi air dengan volume awal air sehinnga nilai volume beban adalah 19 ml.
Volume balok dapat diperoleh dengan cara yang sama sehingga nilai volume
balok adalah 8 ml. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa volume
beban dan balok berbeda.

F. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Dapat mengetahui cara mengukur panjang dan satuan panjang.
b. Dapat mengetahui cara mengukur diameter dan penggunaan jangka sorong.
c. Cara mengukur volume benda padat yang bentuknya beraturan yaitu dengan
mengukur panjang, lebar, dan tinggi benda
d. Cara mengukur volume benda padat tidak beraturan yaitu dengan
memasukkan benda ke dalam air dan mengukur volume air terlebih dahulu
dan volume
2. Saran
a. Untuk lab menyiapakan alat-alat praktikum dengan lengkap.
b. Untuk asisten agar lebih meningkatkan kualitas belajarnya.
c. Untuk praktikan agar meningkatkan belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Antika, L. 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Aluminium.


Vol.13 Edisi 1 Mei 2012. Jakarta
Giancoli, 2014. Fisika. Erlangga. Jakarta
Sidik, Rina Astuty, 2011. Pengukuran dan Ketidakpastian. Universitas Alauddin
Negeri. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai