Bab Vii Bentang Alam Fluvial
Bab Vii Bentang Alam Fluvial
Maksud dari bentang alam fluvial adalah suatu bentang alam yang
mengetahui dan memahami bentang alam fluvial dan bisa membedakan bentang
Bentang alam adalah bentang alam hasil dari proses kimia maupun fisika
yang menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena pengaruh air permukaan.
1. Proses Erosi : Proses terkikisnya batuan karena air. Pengkikisan ini dapat
berkurang sehingga beban tidak dapat diangkut lagi. Dalam proses ini,
lebih ringan.
mengambil porsi minimal 70% dari seluruh proses eksogenik yang berlangsung di
permukaan bola bumi. Air sebagai agen proses berlangsung di mana-mana, mulai
1
dari sedikit di atas permukaan laut sampai dengan di puncak pegunungan tinggi
sebelum terbentuk salju abadi. Morfogenesa fluvial adalah satuan jenis morfologi
yang erat hubungannya dengan aliran sungai. Morfologi ini berupa daerah dataran
rendah (low land area) dengan ketinggian relatif yang tidak jauh berbeda dengan
morfologi ini sudah agak jauh ditinggalkan oleh sungainya saat ini. Tetapi
kenampakan tersebut masih dapat disebut bentang alam fluvial asalkan litologinya
fasies fluvial dan terkena gaya endogen relatif tidak kuat. Sedangkan pengertian
sungai disini tidak termasuk di dalamnya alur-alur yang mengalir di lereng bukit
dan gunung; alur jenis terakhir ini sering disebut ephemeral stream. Alur tersebut
akan berair sesaat saja setelah turun hujan. Dari kriteria-kriteria di atas, dapat
disimpulkan: bahwa morfologi fluvial hanya mungkin dijumpai pada suatu daerah
diperkenalkan morfologi fluvial, yang terdiri dari morfologi: aliran sungai, gosong
sungai, tanggul alam, rawa sungai, danau tapal kuda, sungai bekas, dataran limpah
A. Peta Topografi
B. Pensil warna
C. Penggaris lengkap
E. Kalkir
F. OHP (F)
2
G. Kertas margin format 4,4,3,3
I. Kalkulator
J. Clipboard
Karena pengaruh musim, kemungkinan akan dapat ditemui dua jenis aliran
sungai:
b. aliran sungai tak berair : kemungkinan hanya ada musim kemarau; morfologi
ini dibedakan gosong tengah sungai karena dimusim hujan tergenang air
sungai.
dihasiIkan oleh deposisi bahan yang terangkut oleh sungai. Berdasarkan tempat
a. gosong tengah sungai (channel bar); adalah gosong sungai yang dijumpai di
b. gosong tepi sungai (point bar); adalah gosong sungai yang dijumpai pada
bagian lengkung dalam kelokan sungai (slip of slope), terbentuk karena akresi
lateral.
3
c. gosong renggang sungai (splay bar); adalah gosong sungai yang terbentuk
pada bagian 2lengkung luar kelokan sungai (cut of slope), kemungkinan terjadi
3
1
karena banjir atau bobolnya tanggul alam oIeh intensinya erosi setempat.
menunjukkan tidak begitu lebar. Secara relatif, elevasinya lebih tinggi apabila
belakang tanggul alam, dengan ketinggian relatif dapat sama dengan aliran sungai
atau lebih rendah, akan ditemui rawa-sungai (back swamp). Rawa sungai berupa
4
suatu cekungan dengan ukuran dan bentuk yang beraneka ragam, tergantung
morfologi ini tidak dapat dipisahkan sebagai bagian dari morfologi dataran limpah
banjir.
4. Dataran Limpah Banjir, Danau Tapal Kuda, Sungai Bekas &Undak Sungai
Pada sub pembahasan ini sengaja di bahas secara terpadu 5 buah morfologi.
Hal Ini didasarkan bahwa morfologi tersebut terhampar sebagai suatu morfologi
terletak di bagian luar tanggul alam; merupakan sabuk meander bagian luar
dataran limpah banjir ini pula dijumpai danau tapal kuda (oxbow lake).
aliran baru pada bagian lehernya (neck). Morfologi ini pada perioda banjir yang
besar kadang-kadang masih tergenangi. Kalau danau tapal kuda tersebut cukup
terbentuk dengan cara demikian, sungai bekas dapat pula terbentuk karena:
pencaplokan atau pembalikan sama sekali arah aliran. Sebagai hasil dua proses
yang terakhir disebut, terbentuklah Iembah sungai kering (dry stream valley) yang
dapat diidentikkan dengan sungai bekas. Kearah luar lagi dari dataran limpah
5
Pada bagian terluar dari morfologi aliran sungai dapat diamati adanya
morfologi kipas aluvial. Kipas aluvial (alluvial fan) terletak di kaki perbukitan
dengan dongak terjal. Morfologi tampak miring ke arah bukit, dihasilkan dari
aliran sungai yang relatif turbulen. Ciri lain dari kipas aluvial adalah litologi yang
c. Delta
delta. Delta adalah morfologi yang dijumpai di muara sungai; dapat terbentuk bila
intensitas sedimentasi dari sungai relatif lebih besar, apabila dibandingkan dengan
aktifitas gelombang begitu pula arus sepanjang pantai yang mengenai daerah
muara. Sering tersurat oleh para ahli, merangkumkan uraian delta bersamaan
dalam membahas geomorfologi pantai. Hal ini dapat dimaklumi karena kondisi
biota suatu delta tidak terpisahkan dengan kondisi pantai. Berdasarkan tingkatan
perbandingan relatif tersebut tadi dan bentuknya, delta dapat dibagi menjadi 5
1) blocked: terjadi influk sedimen dari sungai sangat kecil dibanding dengan
3) kuspet (cuspate): terjadi apabila influk sedimen masih kecil dibanding proses
6
4) lobet (lobate): apabila influk dan proses asal laut seimbang, membentuk garis
arcuate/rounded.
7
Gambar 26. Dataran Banjir
(Sumber : Djauhari Noor.2008.Pengenalan Geologi)
8
Gambar 30. Delta
(Sumber : Djauhari Noor.2008.Pengenalan Geologi)