PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di antara Negara maju seperti di Amerika Serikat pertambahan usia lanjut 1000
orang perhari dan perkiraan pada tahun 1985 50% dari penduduk berusia lebih dari
50 tahun. Baby Boom pada masa lalu diganti dengan ledakan penduduk lanjut usia.
Di Indonesia menurut sensus pada tahun 1980, jumlah penduduk adalah 147,3 juta
orang. Pada angka tersebut terdapat 16,3 orang (11%) yan gberumur 50 tahun ke
atas, dan 6,3 juta orang (4,3%) orang yang berumur 60 tahun ke atas. Dari 6,3
juta orang terdapat 822.831 (12,06%) orang tergolong jompo, yaitu para lanjut usia
yang memerlukan bantuan khusus sesuai Undang-undang, bahwa mereka harus
dipelihara oleh Negara.
Pada tahun 2000 diperkirakan meningkat menjadi 9,99% dari seluruh penduduk
(22.2277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun. Secara individu proses
menjadi tua menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologis, mental dan
sosialnya.
Keperawatan pada usia lanjut merupakan bagian dari tugas dan profesi
keperawatan yang memerlukan berbagai keahlian dan keterampilan yang spesifik,
sehingga di bidang keperawatan pun saat ini ilmu keperawatan lanjut usia
berkembang menjadi suatu spesialisasi yang mulai berkembang. Keperawatan
lanjut usia dalam bahasa Inggris sering dibedakan atas Gerontologic nursing
(=gerontic nursing) dan geriatric nursing sesuai keterlibatannya dalam bidang yang
berlainan. Gerontologic nurse atau perawat gerontologi adalah perawat yang
bertugas memberikan asuhan keperawatan pada semua penderita berusia diatas 65
tahun (di Indonesia dan Asia dipakai batasan usia 60 tahun) tanpa melihat apapun
penyebabnya dan dimanapun dia bertugas. Secara definisi, hal ini berbeda dengan
perawat geriatrik, yaitu mereka yang berusia diatas 65 tahun dan menderita lebih
dari satu macam penyakit (multipel patologi), disertai dengan berbagai masalah
psikologik maupun sosial.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan studi pustaka dan studi kasus di lapangan.
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
BAB V Penutup
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses
kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada
tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal,
seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya
ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman
bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan
kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-
orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang
cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak (Soejono, 2000). Penuaan
merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu, sudah
dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari
rentang kehidupan.
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di
ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan
reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut,
kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan
diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
Pengertian lansia (lanjut usia) menurut UU No. 4 Tahun 1965 adalah seseorang yang
mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000)
sedangkan menurut UU No. 12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut
usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980: 380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut
usia,yaitu:
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang
penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat
apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat
maka kemunduran itu akan lama terjadi.
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial
yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-
pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti:
lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan
pendapat orang lain.
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri
lansia menjadi buruk
c. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh, yang disebut teori
Akumlasi dari produk sisa
f. Reaksi dari kekebalan sendiri. Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat
diproduksi suatu zat khusus, ada jaringan tubuh tertentu tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari Lanjut Usia.
b. Kepribadian berlanjut
a) Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada Lanjut Usia.
Lanjut Usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda
dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah
berhasil dilewati.
Kenyataannya:
b. Depresi.
c. Kekhawatiran.
d. Paranoid.
e. Masalah psikotik
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
g. Susah berubah
h. Keras kepala
i. Cerewet
Kenyataannya:
3. Mitos Berpenyakitan
Lansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai dengan berbagai
penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua (Lansia
merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran).
Kenyataannya:
4. Mitos Senilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakkan tertentu
dari otak.
Kenyataannya:
Tidak semua Lansia dalam proses penuaannya diiringi dengan kerusakan bagian
otak (banyak yang masih sehat dan segar)
5. Mitos Seksualitas
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lansia normal saja. Memang frekuensi
hubungan seksual menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap tinggi.
6. Mitos Ketidakproduktifan
Kenyataannya:
1. Sistem Persyarafan
b. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
2. Sistem Pendengaran
a. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran): Hilangnya kemampuan atau
daya pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada-
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.
d. Sistem Penglihatan
4. Sistem Kardiovaskuler
5. Sistem Respirasi
6. Sistem Gastrointestinal
a. Kehilangan gigi.
c. Oesophagus melebar.
a. Ginjal: Mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menjadi
menurun sampai 50%, penyaringan di glomerulo menurun sampai 50%, fungsi
tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengonsentrasi urin, berat
jenis urin menurun, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
c. Pembesaran prostat.
d. Atrofi vulva.
8. Sistem Endokrin
c. Pituitari: Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
9. Sistem Kulit
b. Kifosis.
F. Hipertensi
Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.Pada manula
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg.(Brunner and Suddarth, 2002).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah pada orang dewasa, dan dikatakan
hipertensi bila tekanan darah sistoliknya lebih dari atau sama dengan 140 mmHg
atau tekanan darah diastoliknya lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. (Sharon
Mantik Lewis, 2000).
Etiologi
b. Hipertensi primer
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, yaitu: Penyakit ginjal,
kehamilan, obat-obatan (kontrasepsi).
a. Usia
b. Riwayat keluarga
Anatomi Fisiologi
a. Arteri
Adalah tuba tempat darah dialirkan ke jaringan dan organ.Arteri terdiri atas suatu
selaput terdalam (intima), lapisan tengah dari jaringan elastis atau otot.Aorta dan
percabangannya yang merupakan mengalirkan darah ke organ-organ arteri yang
lebih kecil mempunyai lapisan tengah otot (yang dapat mengatur suplai darah ke
organ) perubahan dari satu tipe jaringan ke tipe yang lainnya adalah bertahap,
lapisan luar yang merupakan jaringan penunjang.
b. Arteriole
Merupakan pembuluh darah dengan dindingnya yang relatif tebal terbentuk dari
otot polos.Otot dari pembuluh arteriole dapat berkontraksi atau relaksasi.Normalnya
dinding tersebut dalam keadaan kontraksi parsial kontraksi menyebabkan konstriksi
dari diameter pembuluh darah. Bila terjadi konstriksi secara umum, maka tekanan
darah akan meningkat. Tingkat atau kekuatan, kontraksi dari arteriole, dikendalikan
oleh impuls saraf, substansi kimia yang terkandung dalam darah.
Atrium menerima darah dari saluran tubuh melalui vena cava superior/inferior. Dari
atrium darah diteruskan ke ventrikel kanan dan bermuara arteri pulmonal dan pada
muara ini akan melalui katup trikuspidalis dan dari ventrikel kanan, darah dialirkan
ke paru-paru untuk dioksigenisasi.
Darah masuk dari atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dari atrium kiri darah
diteruskan ke ventrikel kiri bermuara ke aorta yang bercabang-cabang menjadi
arteri yang akan memperdarahi seluruh bagian tubuh dan pada muara tersebut
terdapat katup aorta yang hanya bisa membuka ke arah terdapat zat-zat nutrisi dan
oksigen yang dibutuhkan oleh setiap sel tubuh. Darah akan dipompa ke seluruh
tubuh melalui sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik.
Rangkaian fase diastolik jantung mengembang lagi dan terjadi pengikisan jantung
rangkaian satu fase sistolik dan diastolik disebut cardiac output cycle.Fungsi dari
jantung dipengaruhi oleh darah.Faktor ini berhubungan erat sekali dalam
menentukan isi sekuncup dan curah jantung, cardiac output ditentukan oleh isi
sekuncup dan frekuensi jantung.
g. Frekuensi Jantung
Cardiac output yang merupakan faktor utama yang perlu dalam sirkulasi karena
cardiac output yang bertanggung jawab untuk sirkulasi karena cardiac output yang
bertanggung jawab untuk memberikan kandungan nutrisi. Sistem kontrol yang
berperan dalam mempertahankan tekanan darah arteri:
a. Sistem baroreseptor
Baroreseptor pada sinus carotis dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls
ke pusat syaraf simpatitis di medula. Impuls tersebut akan menghambat stimulasi
sistem syaraf simpatetis. Bila tekanan arteri meningkat, maka ujung-ujung
baroreseptor akan teregang. Sehingga bangkit dan menghambat pusat simpatis.
Hal ini akan menurunkan tegangan pusat simpatis, akibatnya frekuensi jantung
akan menurun, arterial mengalami dilatasi dan tekanan arteri kembali ke level awal.
Hal yang sebaliknya terjadi bila ada penurunan tekanan arteri.Baroreseptor
mengontrol perubahan sementara dalam tekanan darah.
Renin yang diproduksi oleh ginjal akibat aliran darah ke ginjal, menurun akibatnya
terbentuknya angiotensin I, yang akan berubah menjadi angiotensin II, angiotensin
II meningkatkan tekanan darah dengan mengakibatkan kontraksi arterioral.
d. Autoregulasi vaskuler
Mekanisme lain yang mungkin pada hipertensi autoregulasi vaskuler adalah proses
yang memelihara perfusi jaringan tubuh konstan. Bila aliran berubah, proses
regulasi mengurangi tekanan perifer vaskuler sebagai peningkatan aliran.
Autoregulasi merupakan mekanisme penting yang menyebabkan hipertensi akibat
kelebihan air dan garam
Patofisiologi
Pada mulanya hipertensi esensial atau primer yang belum diketahui secara pasti
penyebabnya.Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak pada pusat vasomotor, pada medula otak.Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem syaraf
simpatis ke ganglia simpatis. Neuron preganglia melepaskan asetilkolin yang akan
merangsang serabut syaraf pasca ganglia ke pembuluh darah. Kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
konstriksi.Pada saat bersamaan dimana, sistem syaraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
mengakibatkan aktivitas vasokonstriksi.Medula adrenal mensekresi epinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi korteks adrenal.Mensekresi kortisol dan steroid lainnya
yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah vasokonstriktor,
kuat yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Klasifikasi hipertensi
Sistolik
Diastolik
Normal
Pre hipertensi
Hipertensi stage I
Hipertensi stage II
Hipertensi stage IV
< 120 mmHg dan
> 210
< 80 mmHg
80-89 mmHg
90-99 mmHg
100-109 mmHg
110-119 mmHg
> 120
d. Palpitasi
g. Sukar tidur
Pathway
(terlampir)
Jantung dan pembuluh darah memebrikan oksigen dan nutrien setiap sel hidup
diperlukan untuk bertahan hidup. Penurunan fungsi kardiovaskular telah memiliki
dampak pada sistem yang lainnya. Dengan meningkatnya usia jantung dan
pembuluh darah mengalami perubahan baik struktural dan fungsional.
Perubahan Struktur
Ukuran jantung seseorang tetap dengan berat badan, adanya suatu hipertrofi atau
atrofi yang terlihat jelas menandakan adanya ketidak normalan. Ukuran ruang-
ruang jantung tidakberubah dengan penuaan. Ketebalan dinding ventrikel kiri
cenderung meningkat karena adanya peningkatan densitas kolagen dan hilangnya
fungsi serat-serat elastis.oleh karena itu, penuaan pada jantung menjadi kurang
mampu untuk distensi, dengan kekuatan kontraktil yang kurang efektif.
Pada usia lanjut sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus.
Perunagan ini terjadi karena peningkatan kolagen dan hilangnya serat elastis dalam
lapisan medial atrteri. Sebagai suatu mekanisme kompensasi, aorta dan arteri lain
secara progresif mengalami dilatasi untuk menerima lebih banyak volume darah.
Vena menjadi meregang dan mengalami dilatasi dalam cara yang hampir sama.
Katub vena menjadi tidak kompeten atau gagal untuk menutup secara sempurna.
Perubahan Fungsi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA NY. H DENGAN DENGAN HIPERTENSI DI PANTI
SOSIAL TRESNA WERDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Biodata Klien
1. Nama :Ny. H
2. Umur : 63 tahun
3. Agama : Katolik
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan :-
1. Nama : Tn. K
2. Pekerjaan : Swasta
Subjektif
Tidak,karena Klien sering memeriksakan diri klien ke poli, dan klien tidak
mengetahui pantangan diit darah tinggi yang dideritanya.
Klien mengatakan dipanti klien mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh panti,
misalnya kegiatan kesenian, doa, tetapi klien agak malas berolah raga karena
sering merasa capek.
Ya, Klien rutin melakukan pemeriksaan ke Poli yaitu setiap hari rabu.
Klien mengatakan saat sakit klien akan memeriksakan diri klien ke Poli, dan rutin
minum obat hipertensi yang diberikan di poli.
Klien mengatakan menyerahkan semua kepada Tuhan atas segala yang terjadi pada
dirinya.
ya, klien tidak mengetahui pantangan pada penyakit yang dideritanya (hipertensi).
Ya, karena di Panti terdapat poli dan dapat digunakan klien untuk memeriksakan
diri.
Ya, klien berinisiatif pergi ke poli dan meminta obat atas penyakit yang dialaminya.
10. Apakah lansia pernah mengalami kecelakaan atau injuri pada masa lalu?
Tidak, Klien mengatakan tidak pernah mengalami injuri/kecelakaan apapun.
Tidak ada, Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat-obatan, makanan
maupun barang-barang tertentu.
14. Seberapa sering lansia berkunjung ke dokter umum, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan yang lain?
Ya, karena setiap klien merasa sakit klien pasti selalu memeriksakan diri ke poli.
Objektif
1. Bagaimana kebersihan diri lansia (rambut, kulit, mulut dan gigi geligi, gigi
palsu, genetalia, anus)Rambut klien berwarna putih (beruban), pendek, rapi dan
bersih klien berwarna putih, kulit klien tampak elastis. Mulut klien bersih, gigi klien
sudah ada yang tanggal, klien tampak menggunakan gigi palsu.
B. Pola Nutrisi-Metabolik
Subjektif
1. Apa jenis, jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi lansia dalam
sehari?
5. Apakah ada kesulitan makan (Nyeri menelan, mual, kembung, sulit menelan,
dan lain-lain)? Tidak, klien mengakan tidak ada kesulitan dalam menelan, klien tidak
merasa mual.
Klien mengatakan makan dan minum klien cukup, klien minum 1500ml, klien
mengatakan tidak ada masalah dalam mengeluarkan cairan.
Ya, klien mengatakan merasa berat badan klien naik dari bulan lalu.
Objektif
Kondisi rambut klien baik, sudah berwarna putih, konjungtiva klien normal berwarna
pink, palpebra klien normal tidak ada pembesaran/bengkak, sclera lansia
normalberwarna putuh, gigi geligi klien sudah tidak lengkap dan terlihat
menggunakan gigi palsu dan terdapat karang gigi, rongga mulut bersih dan terlihat
lembab, gusi dan lidah klien bersih, tidak ada pembesaran getah bening, klien tidak
mengalami dehidrasi.
Tidak ada acites, peristaltic usus 5 kali permenit, tidak ada nyeri tekan.
7. Adanya edema?
Ya, klien dapat bergerak bebas tanpa ada hambatan, Integritas kulit?Intgritas kulit
klien elastic.
C. Pola Eliminasi
Subjektif
Klien mengatakan BAB 2x/hari dengan konsistensi lembek dengan warna kuning,
klien juga mengatakan tidak ada nyeri pada saat BAB.
Klien mengatakan tidak menggunakan obat apapun untuk mempelancar BAB klien.
Klien mengatakan BAK 5-6x dengan warna kuning dan tidak ada nyeri, namun
belakangan klien sering bangun malam untuk BAK.
5. Apakah mengeluarkan urin atau BAB saat batuk, bersin, atau tertawa?
Klien mengatakan tidak mengeluarkan urin saat tertawa, batuk, ataupun bersin.
Objektif
1. Bagaimana kondisi abdomen, anus, mulut uretra, dan adanya nyeri ketuk
ginjal?
Abdomen klien normal tidak terdapat acites, saat ketuk ginjal tidak ada nyeri, anus
dan mulut uretra tidak dikaji.
Tidak ada gangguan pada eliminasi klien, dan tidak ada hasil pemeriksaan
laboratorium.
4. Bising usus?
Tidak terkaji.
D. Pola aktivitas-Latihan
Subjektif
4. Apakah ada hambatan fisik dalam melakukan aktivitas dan berupa apa
hambtaan tersebut?
5. Alat bantu apa yang diperlukan lansia pada saat beraktivitas, apakah lansia
merasa nyaman dengan alat tersebut?
Lansia mengatakan tidak membutuhkan alat untuk melakukan aktivitasnya.
Tidak, Klien masih terlihat tegap dan seimbang pada saat berjalan.
7. Adakah keluhan sesak, lelah, lemah? Tidak ada keluhan sesak, kelelahan, dan
kelemahan saat beraktivitas.
Klien mengatakan tidak mengalami nyeri dada, dan tidak mengalami batuk.
Objektif
1. Apakah lansia memerlukan bantuan orang lain atau alat bantu untuk
beraktivitas?
Tidak ada, klien tampak mampu beraktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Indeks KATZ?
Lingkungan klien cukup aman bagi lansia untuk beraktivitas, karena disetiap
lingkunga sudah terdapat pegangan atau pengamannya, dan pasien tidak
mengalami disabilitas apapun.
Kekuatan otot pasien baik yaitu 55555(untuk ekstremitas atas bagian kiri dan
kanan) dan 55555(untuk ekstremitas bawah kiri dan kanan)
Lingkungan lansia tampak aman, terdapat fasilitas untuk pegangan pada dinding
wisma, dan tidak terdapat hal-hal lain yang dapat membahayakan klien.
10. Bagaimana pemeriksaan thoraks dan jantung, serta lengan dan tungkai?
Dari pemeriksaan didapatkan hasil bahwa suara napas klien vesikuler, suara
jantung klien terdengar normal, s1 dan s2, serta tidak terdapat oedema pada
ekstremitas klien.
11. Hasil observasi: P, N, TD, JVP, CR, edema perifer. Laboratorium, EKG, dan
pemeriksaan diagnostic lainnya.
Dari hasil observasi didapatkan hasil tekanan nadi klien regular, kuat, N: 80x/menit,
TD:150/90mmhg(hipertensi grad 1), CR 2 detik, tidak terlihat adanya edema perifer.
Tidak ada hasil pemeriksaan apapun.
Dari hasil tes keseimbangan, klien mampu berjalan lurus sejauh 5m pada porslin
yang telah ditunjuk.
15. ROM?
ROM klien aktif baik ekstremitas atas bagian kanan dan kiri, maupun ekstremitas
bawah kanan dan kiri.
Klien terlihat dapat berpindah tempat secara mandiri tanpa bantuan apapun.
Klien mengatakan tidur 7-9 jam perhari dengan jumlah tidur siang 1-2 jam dari
pukul 14.00-16.00 WIB. Dan tidur malam dari jam 22.00-05.00 Wib.
5. Apa yang dilakukan lansia sebagai ritual tidur atau upaya untuk meningkatkan
kualitas tidurnya?
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur selain sering terbangun untuk
BAK.
Objektif
Klien tidak menunjukkan adanya tanda dan gejala akibat kurang tidur.
F. Pola Kognitif-Perseptual
Subjektif
Ya, klien menggunakan kaca mata -2. Digunakan pada saat klien akan membaca.
Klien mengatakan tidak mengalami perubahan dalam memori, baik jangka panjang
maupun jangka pendek.Klien dapat menyebutkan kronologi hidupnya dari masa lalu
sampai saat ini.
Klien tidak mengalami disorientasi tempat, waktu, maupun orang. Klien mampu
menyebutkan bahwa klien tinggal dip anti, mampu mengingat nama teman
sewisma, dan mampu menyebutkan bahwa hari ini adalah hari selasa tanggal 16
juli 2013.
Tidak ada perubahan perilaku dari klien baik hiperaktif maupun hipoaktif.
Tidak ada perubahan pada konsentrasimklien, klien bisa fokus pada saat
berkomunikasi.
Klien kooperatif, klien tidak menarik diri, klien tidak mengalami depresi, klien tidak
mengalami halusinasi, dan tidak mengalami delusi. Klien sering marah terhadap
anggota wisma lain yang malas dan tidak memperhatikan kebersihan.
Objektif
Tidak ada perubahan dosis ataupun jenis obat pada klien.Klien mengkonsumsi obat
hipertensi nifedipin, klien mengkinsumsi obat cetrizin, dan obat Piroxicam.
Dari hasil MMSE didapatkan nilai 30 yang artinya status mental pasien normal. Dari
hasil pemeriksaan medic diperoleh hasi TD: 150/90mmHg, dan tidak dilakukan
pemeriksaan laboratorium pada klien.
Lansia tidak tampak bingung pdan tidak ada gangguan konsentrasi pada saat
berbicara. Klien fokus pada apa yang dibicarakan, dan dapat mengikuti semua alur
pembicaraan dengan baik.
Tidak ada gangguan pada pendengaran, klien masih bisa mendengar dengan
baik.Tidak ada gangguan pengecapan, klien dapat membedakan makanan yang
asin dan tidak.Tidak ada gangguan penghidu, klien masih bisa membedakan bau
pesing dengan bau yang harum. Klien tidak mengalami gangguan indra perasa.
Klien sudah menggunakan kaca mata -2, dari pengkajian klien masih bisa melihat
dengan baik pada jharak 6 meter, tanpa menggunakan kaca mata.
Tidak ada gangguan pada syaraf cranial klien, klien dapat berbicara dengan jelas
(tidak pelao), klien bisa membedakan
6. Hasil SPMSQ?
Dari hasil pemeriksaan SPMSQ diperoleh hasil 10 yang menunjukkan status mental
pasien utuh.
Subjektif
Ya, klien mengatakan menyerahkan semua kejadian dalam hidupnya kepada Tuhan.
Tidak, klien mengatakan semua kejadian dalam hidupnya sudah menjadi takdir
yang harus diterimanya.
Ya, lansia pernah bercerai dengan suaminya, dan 2 tahun yang lalu anaknya
menunggal sehingga dia harus tinggal dip anti.
Penampilan umum lansia baik, lansia tidak menolak kontak mata dengan perawat.
7. Apakah klien tidak mau melihat pada bagian tubuh yang rusak?
Tidak, lansia menyadari bahwa dalam hidup pasti ada kematian, dan lansia
menyadari bahwa suatu saat dia pasti akan kembali ke Sang Pencipta.
Objektif
Ya, TD:150/90 mmHg. Tetapi tidak ada peningkatan denyut nadi dan pernapasan.
Subjektif
Interaksi antara lansia dan lingkungan kurang baik, lansia sering marah terhadap
teman sewisma karena malas dan tidak menjaga kebersiha.
Ya, sebelum masuk panti, klien mempunyai salon dan usaha travel, sekarang klien
tidak mempunyai peran apapun.
Klien mengatakan pada saat kehilangan orang yang disayang pernah merasa
frustasi, namun seiring berjalannya waktu, klien merasa bahwa apapun yang terjadi
merupakan kehendak yang maha kuasa.
Tidak, klien tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, klien bisa berbicara
menggunakan bahasa Indonesia dengan sangat jelas.
Ya, lansia mengatakan sering memarahi temannya yang malas dan mempunyai pola
hidup yang kotor.
Objektif
I. Pola Seksual-Reproduksi
Subjektif
Klien mengatakan status emosinya baik, tetapi klien akan marah apabila ada hal-hal
yang dia tidak suka msalnya ada anggota wisma yang malas, dan tidak menjaga
kebersihan maka klien akan marah.
Klien mengatakan tidak ada hal-hal yang membuatnya stress akhir-akhir ini.
Klien mengatakan stressor yang terjadi merupakan takdir yang telah ditetapkan
Tuhan dalam hidupnya.
Klien mengatakan tidak pernah mengalami traumatic secara fisik, namun klien
pernah mengalami trauma secara psikis karena pernah cerai dengan suami, dan
pernah kehilangan anaknya sekitar 2 tahun yang lalu.
Objektif
1. Perilaku atau manifestasi psikologis dari mood, afek, kecemasan, dan stress:
Mood klien baik, afek klien sesuai, pada saat senang klien akan tertawa, pada saat
berbicara tentang hal-hal yang sedih klien terlihat murung, klien bersikap tenang
tidak menunjukkan adanya kecemasan terhadap suatu hal, klien tidak tampak
stress.
K. Pola Nilai-Kepercayaan
Subjektif
1. Sistem nilai, tujuan, dan keyakinan apa yang dianut oleh lansia?
Klien beragama Katholik, dan mengikuti budaya manado. Klien mengatakan agama
yang dianut, dan kebudayaan tidak mempengaruhi kesehatannya.
Klien mengatakan ke gereja setiap hari minggu, dan selalu mengikuti ibadah di
Panti setiap hari kamis.
4. Apa latar belakng yang dimiliki oleh lansia (agama, filosofi, kultur)?
Ya, klien mengatakan dengan banyak berdoa pikiran menjadi tenang dan merasa
lebih dekat dengan Tuhan.
6. Apakah lansia marah kepada Tuhan ketika mengalami sakit atau gangguan?
Tidak, namun klien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan agar diberi kekuatan
dalam menjalankan semua rintangan yang dihadapi.
Objektif
DATA FOKUS
ETIOLOGI
PROBLEM
DS:
2. Klien mengatakan darah klien tinggi dan klien mengatakan kepala klien pusing
serta sering merasa kaku pada leher bagian belakang.
DO:
3. Klien tampak bingung dan kurang tepat dalam menjelaskan tentang diit
hipertensi
4. TD: 150/90mmHg.
5. N: 80x/menit.
6. CR 2 detik.
Kurang pengetahuan
DS:
DO:
9. B:-
PLANNING
DP
TUJUAN DAN KH
PARAF/ NAMA
NIC:
2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
R/memberikan pemahaman kepada klien bagaimana suatu penyakit bisa terjadi dan
organ apa yang terkait.
3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara
yang tepat.
R/ untuk membantu proses penyembuhan dan menjaga status kesehatan agar tetap
optimal.
Gabriel
Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang berlebih
terhadap kebutuhan metabolism tubuh
3. Memodifikasi diet dalam waktu yang lama untuk mengontrol berat badan
NIC :
Weight Management
Gabriel
PRIORITAS DIAGNOSA
2. Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang
berlebih terhadap kebutuhan metabolism tubuh
DP
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PARAF/NAMA
17.07.13
09.00
09.10
09.25
09.40
1.Mengkaji tingkat pengetahuan pasien.
3. Menggambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat.
O: klien dapat menyebutkan kembali apa itu hipertensi/ darah tinggi, klien bisa
menggambarkan tanda dan gejala hipertensi, klien bisa menyebutkan diit yang baik
untuk hipertensi.
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan.
Gabriel
Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang berlebih
terhadap kebutuhan metabolism tubuh
12.00
12.15
12.20
12.25
12.30
S: klien mengatakan sanggup melakukan olahraga secara teratur dan mengatur diit,
dan klien mengatakan mengetahui hubungan antara intake makanan, latihan, dan
penurunan BB,
Gabriel
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI II
DP
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang berlebih
terhadap kebutuhan metabolism tubuh
07.30
10.00
12.00
1. Memotivasi klien untuk berolahraga
O: klien tampak tidak semangat dalam mengikuti olahraga, klien hanya melakukan
gerakan yang sangat minimal.
P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
DP
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang berlebih
terhadap kebutuhan metabolism tubuh
07.30
09.00
12.00
P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas permasalahan yang ditemukan pada pasien.
Asuhan keperawatan pada Ny.H (lansia dengan hipertensi)di wisma Wukiratawu
PSTW unit Abiyoso.Didalam melakukan pengkajian, masalah yang ditemukan pada
pasien ada sedikit perbedaan antara teori dan praktek. Adapun lingkup
pembahasan kasus ini sesuai dengan proses keperawatan yaitu : Pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
A. PENGKAJIAN
Dari hasil pengkajian pasien penulis mendapatkan data bahwa pasien kurang
mengetahui diit yang tepat untuk hipertensi yang dideritanya.Selain itu, penulis
juga menemukan data mengenai BB klien, dimana dari data yang didapat, klien
memiliki BB yang lebih dari normal.
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa apa yang dialami lansia hamper sama
dengan yang dialami orang lain pada umumnya yaitu memiliki pengetahuan yang
kurang dan memiliki BB yang berlebih. Pada Ny. H tidak ditemukan adanya tanda
dan gejala yang dialami oleh para lansia lainnya dimana menurut teori, lansia pada
umumnya memiliki penurunan berbagai fungsi organ seperti kognitif,
gastrointestinal dan lain-lain, namun tidak pada Ny. H.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. PERENCANAAN
Perencanaan yang dilakukan adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran untuk Ny.H
dengan dua masalah penulis menyusun rencana sebagai berikut :
DP2: Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang
berlebih terhadap kebutuhan metabolism tubuh
D. IMPLEMENTASI
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan selama 1 hari kepada Ny. H untuk
mengatasi masalah tingkat pengetahuan klien, penulis menyimpulkan tingkat
pengetahuan klien bertambah, sedangkan untuk mengatasi masalah nutrisi lebih
dari kebutuhan tubuh belum tampak kemajuan yang berarti.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses menua merupakan kombinasi dari bermacam-macam faktor yang saling
berkaitan. Fungsi masing-masing organ pada usia lanjut menurun secara kualitatif
dan kuantitatif, dan ini sudah dimulai sejak usia 30 tahun. Telah diuraikan berbagai
penyakit yang mungkin timbul pada lansia dengan pencegahan dan
penatalaksanaannya.Bagaimana menjaga kebugaran pada lansia dengan olahraga
dan pedoman umum gizi seimbang. Menjadi tua adalah proses alamiah, tetapi tentu
saja setiap orang mendambakan untuk tetap sehat di usia tua. Hal ini sesuai
dengan slogan Tahun Usia Lanjut WHO: do not put years to life but life into years,
yang artinya usia panjang tidaklah ada artinya bila tidak berguna dan bahagia,
mandiri sejauh mungkin dengan mempunyai kualitas hidup yang baik.
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa dan pembaca adalah: