Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Antara Tingkat Kepekatan Medium Terhadap Toleransi Osmotik Eritrosit Pada

Hewan Poikilotermik Dan Homoitermik

THE RELATIONSHIP BETWEEN VARIOUS LEVELS OF CONSENTRATED MEDIUM TO


TOLERANCE ERYTHROCYTE OSMOTIC POIKILOTERM ANIMALS AND ANIMAL
HOMOITERM

Fiqih Ramadhan 140210103090


Fisiologi Hewan Kelas C
e-mail : fiqihramamdhan5@gmail.com

Abstract
As animal have different tolerance erythrocyte osmotic, because animal have different adapt.
Poikilotermik animal have tolerance erythrocyte osmotic isotonic with 0,7% NaCl, for
homoitermik animal tolerance erythrocyte osmotic isotonic with 0,9% NaCl. In condition
observation, both erythrocyte in various levels of consentrated medium make different effect
start form lysis until krenasi. Maximum strength erythrocyte membrane tolerance with outer
pressure until hemolysis, it called with fragilitas.
Key word : osmotic tolerance, erythrocyte, isotonic, fragilitas

Abstrak
Kemampuan toleransi osmotik eritrosit setiap hewan berbeda, hal itu didasarkan kemampuan
adaptasi setiap hewan berbeda. Pada hewan poikilotermik memiliki kadar osmotik eritrosit yang
isotonis dengan larutan 0,7% NaCl, untuk hewan homoitermik memiliki kadar osmotik eritrosit
yang isotonis dengan larutan 0,9% NaCl. Dalam kondisi percobaan, eritrosit kedua hewan
tersebut ketika diletakkan dalam tingkat kepekatan medium yang berbeda akan menimbulkan
reaksi yang berbeda mulai dari lisis hingga krenasi. Kekuatan maksimum membran eritrosit
menahan tekanan dari luar sampai terjadinya hemolisis dikenal dengan kerapuhan atau fragilitas.
Kata Kunci : toleransi osmotik, eritrosit, isotonis, fragilitas

PENDAHULUAN (2) sel darah putih (leukosit), dan (3) keping


Hewan vertebrata memiliki jaringan darah (trombosit atau platelets) (Soewolo,
darah yang berbentuk cairan kompleks yang 2000; 84).
mana jaringan tersebut terdiri atas unsur Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis
seluler khusus yang larut dalam suatu sel darah yang paling banyak dan berfungsi
kompleks yang dikenal dengan plasma. membawa oksigen ke jaringan-jaringan
Unsur seluler penyusun jaringan darah tubuh melalui darah. Bagian dalam eritrosit
rerdiri dari : (1) sel darah merah (eritrosit), terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul
yang dapat mengikat oksigen. Warna merah
sel darah merah berasal dari warna Darah merupakan cairan yang
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah bersirkulasi didalam tubuh yang terdiri atas
zat besi. sel darah yang terlarut dalam plasma darah.
Sel eritrosit setiap hewan memiliki Apabila terjadi perubahan fisiologi pada
kemampuan yang berbeda-beda, pada hewan tubuh hewan, maka gambaran darah pun
Homoioterm isotonis terhadap larutan 0,9% juga ikut mengalami perubahan. Perubahan
NaCl, sehingga reaksi hemolisis pada sel gambaran darah dapat disebabkan oleh
eritrositnya akan terjadi apabila eritrosit pertambahan umur, keadaan gizi, latihan,
hewan homoioterm berada dalam larutan stres, kebuntingan, kesehatan, dan suhu
NaCl dengan konsentrasi di bawah 0,9% tubuh. Selain itu, perubahan gambaran darah
sedangkan pada eritrosit hewan poikiloterm juga dapat disebabkan oleh suhu lingkungan,
adalah isotonis terhadap larutan NaCl 0,7%, stress lingkungan dan transportasi, infeksi
oleh karena itu hemolisis akan terjadi kuman penyakit, dan fraktura (Andriyanto,
apabila eritosit berda pada larutan yang lebih 2010; 172).
rendah dari 0,7% NaCl (Tim Dosen Sel darah merah atau eritrosit pada
Fisiologi Hewan, 2016). mamalia memiliki diameter rata-rata sebesar
Meskipun demikian perlu diketahui 7,5 (m dan memiliki peranan dalam
bahwa pada membran eritrosit (termasuk pengangkutan oksigen ke jaringan. Sel-sel
membran sel yang lain) memiliki ini merupakan cakram yang berbentuk
konsentrasi toleransi osmotik yang berbeda- bikonkaf dengan pinggiran sirkuler yang
beda, artinya setiap membran eritrosit juga tebalnya sekitar 1,5 (m dan pusatnya titis.
membran sel lainnya memiliki batas Cakram tersebut memiliki permukaan yang
konsentrasi medium tertentu sampai sel relatif luas untuk pertukaran oksigen
belum mengalami lisis. Pada kondisi melintasi membran sel. Eritrosit terdiri dari
konsentrasi tingkatan larutan NaCl tertentu 55 56% air, 30 - 36% hemoglobin dan 5%
tidak semua eritrosit mengalami hemolisis, bahan organic (Titik, 2012; 52). Istilaha
hal ini ini menunjukkan bahwa toleransi hewan poikilotermik (Yunani poikilos:
osmotis membran eritrosit berbeda-beda bervariasi) dan homoiterm berarti memiliki
(Soewolo, 2000). suhu yang relative konstan (Campbell, 2008;
15-16).
yang tidak diberi perlakuan apapun sebagai
METODOLOGI PENELITIAN pembanding.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum HASIL DAN PEMBAHASAN
ini terdiri dari mikroskop, set alat bedah, Hasil
papan seksio, kaca arloji, pipet tetes, kaca Konsentrasi Hewan Coba
No Kadal Mencit
benda dan kaca penutup, pinset, gunting Larutan
1. 0,1% NaCl Mengembung -
bedah, jarum pentul dan tissue.
2. 0,3% NaCl Mengembung -
Bahan yang digunakan dalam 3. 0,5% NaCl Mengembung Mengembung
praktikum ini yaitu mencit (Mus musculus), 4. 0,7% NaCl Mengkerut Mengembung
5. 0,9% NaCl Krenasi Tetap
kadal (Mabouya multifasciata), larutan NaCl 6. Aquadest Tetap >
dengan berbagai konsentrasi, aquades, zat mengembung
anti koagulan (EDTA), dan kloroform. dari 0,1%
Cara Kerja 7. 1% NaCl Krenasi Krenasi
8. 2% NaCl Mengembung Krenasi
Hal yang pertama dilakukan pada 9. 3% NaCl Krenasi Krenasi
praktikum ini adalah membius hewan coba Keterangan :
dengan kloroform, selanjutnya untuk hewan Sel Mengembung = Lisis
coba mencit setalah pingsan dilanjutkan Sel Mengkerut = Krenasi
dengan proses dislokasi leher. Melakukan Tetap
pembedahan terhadap kedua hewan coba Pembahasan
sampai ditemukan jantung dan pembuluh Pada praktikum ini didapat dua data
darah besar. Menusuk pembuluh darah besar secara umum untuk dibandingkan yang
tersebut dengan jarum kemudian mengambil terdiri dari data berbagai toleransi osmotik
darah yang keluar dan meletakkan pada kaca eritrosit hewan pokilotermik (kadal) dan
arloji yang telah terdapat EDTA. hewan homoitermik (mencit). Hasilnya
Mengkondisikan darah hewan coba pada adalah pada konsentrasi 0,1% NaCl eritrosit
konsentrasi NaCl yang berbeda sampai mencit mengalami lisis; 0,3% NaCl eritrosit
aquadest dan mengamati perubahan yang kadal lisis; 0,5% NaCl eritrosit kadal dan
terjadi pada masing-masing kondisi eritrosit mencit lisis; 0,7% NaCl eritrosit kadal
dengan mikroskop. Sebagai kontrol krenasi dan mencit lisis; 0,9% NaCl eritrosit
dilakukan pengamatan terhadap eritrosit kadal krenasi dan mencit tetap; aquadest
eritrosit kadal tetap dan mencit lisis tetapi Dalam setiap fragilitas ini setiap
ukuran selnya lebih bedar dari 0,1% NaCl; membran eritrosit memiliki kemampuan
untuk konstrasi 1-3% NaCl baik eritrosit untuk mempertahankan eritrosit pada
pada kadal dan mencit keduanya sama-sama kondisi isotonis artinya tekanan dari luar
mengalami krenasi. Dari tabel hasil tabel besarnya sama besar dengan kekuatan
pengamatan tampak bahwa eritrosit mencit menahan membran eritrosit itu sendiri
lebih toleran terhadap konsetrasi garam dimana nilai isotonis eritrosit pada hewan
fisiologis yang lebih encer sedangkan poikilotermik umumnya berada pada
eritrosit kadal lebih toleran terhadap konsentrasi 0,7% NaCl sedangkan pada
konsentrasi garam fisiologis yang lebih hewan homitermik pada kisaran konsentrasi
pekat. 0,9% NaCl [2]. Hasil dari pengamatan
Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam praktikum ini nilai isotonis eritrosit
baik eritrosit kadal dan mencit mempunyai terhadap konsentrasi larutan NaCl bebbeda
rentang toleransi osmotik yang berbeda- dimana pada konsentrasi 0,7% NaCl di
beda. Toleransi osmotik eritrosit disebabkan eritrosit kadal yang seharusnya menjadi
oleh kemampuan setiap membran eritrosit konsentrasi eritositnya, membran eritrosit
untuk menahan tekanan osmosis itu sendiri, kadal mengalami krenasi. Penyebab hal
yang mana kekuatan maksimum membran tersebut didiga dikarenakan jumlah EDTA
eritrosit unutk menahan tekanan dari luar (Ethylene Diamine Tetra Aceticacid) yang
sampai terjadinya peristiwa hemolisis berlebihan. Pada dasarnya EDTA bersifat
disebut dengan kerapuhan atau fragilitas [1]. isotonis dengankonsentrasi 3,8 % dan 3,2 %,
Fragilitas ini sangat dipengaruhi oleh yang mana cara kerjanya mencegah
kondisi pelarut apakah bersifat hipertonis pembekuan darah dengan mengikat ion Ca++
(konsentarsi pelarut lebih tinggi dari melalui gugus karboksilat dari senyawa lini
konsenrasi di dalam mebran sel); hipotonis membentuk ikatan kompleks khelasi larut
(konsentarsi pelarut lebih rendah dari [3], tetapi ketika pemakaian EDTA
konsenrasi di dalam mebran sel); dan berlebihan tidak sesuai kadarnya maka
isotonis (konsentarsi pelarut sama dengan sifatnya yang isotonis dapat berubah
konsenrasi di dalam mebran sel) menjadi hipertonis yang mengakibatkan
terjadinya krenasi.
(a) eritrosit krenasi; (b) eritrosit lisis/hemolisis; (c) eritrosit normal

Faktor-faktor yang yang sedangkan krenasi disebabkan jika eritrosit


mempengaruhi perbedaan fragilitas terdiri berada pada medium yang hipertonis, maka
dari status nutrisi, temperatur lingkungan, cairan eritrosit akan keluar menuju ke
dan genetik. Status nutrisi ini mempengaruhi medium luar eritrosit (plasma), akibatnya
komposisi penyusun membran eritrosit, eritrosit akan keriput [5].
dimana penyusun eritrosit terdiri dari
fosfolipid, glikolipid, kolesterol, dan protein SIMPULAN
(glikoprotein) yang mana pembentukannya Setiap hewan memiliki batas toleransi
dipengaruhi oleh status nutrisi yang osmotik eritrosit yang berbeda-beda
dikonsumsi [4]. Faktor inilah yang nantinya terhadap kepekatan medium (fragiditas)
membuat membran eritrosit dapat yang mana hal ini disebabkan oleh beberapa
mengalami lisis atau krenasi. Mekanisme faktor diantaranya adalah status nutrisi, shu
terjadinya lisis atau krenasi sebagai berikut. lingkungan dan genetik.
Lisis atau hemolissis (istilah pada darah)
terjadi ketika konsentrasi medium di sekitar DAFTAR PUSTAKA
eritrosit menjadi hipotonis (karena [1] Siswanto., et al. 2014. Kerapuhan Sel
penambahan larutan NaCl hipotonis) Darah Merah Sapi Bali. Jurnal Veteriner
Maret Vol. 15 No. 1: 64-67
medium tersebut (plasma dan larutan NaCl)
akan masuk ke dalam eritrosit melalui [2] Tim Dosen Fisiologi Hewan. 2016.
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
membran yang bersifat semipermiabel dan Jember : Universitas Jember
menyebabkan sel eritrosit menggembung [3] Liswati, Yane. 2014. Gambaran Laju
Endap Darah (Metode Sedimat)
Menggunakan Natrium Sitrat 3,8% dan Jantan. Indonesia Medicus Veterinus 4(1) :
EDTA yang di Tambah NaCl 0,85%. Jurnal 9-15
Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12
(1) [5] Damanik, Merry Naomi Vitasari., et al.
2014. Hemolisis Eritrosit Babi Landrace
[4] Apriandi, Ardi., et al. 2015. Tekanan Jantan yang Dipotong di Rumah
Osmosis Membran Eritrosit Sapi Bali Pemotongan Hewan Pesanggaran Denpasar.
Indonesia Medicus Veterinus 3 (3) : 237-243

Anda mungkin juga menyukai