Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Lingkungan sekitar adalah suatu aspek yang tak akan dari
kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Hubungan timbal
balik yang terjadi antara makhluk hidup dan lingkungannya akan
mempengaruhi keseimbangan yang terjadi di satu lingkungan, baik dalam
satu ruang yang sempit , sampai mencakup ruang yang lebih luas dan tak
terbatas.
Oleh karena itu, agar dapat mempelajari segala aspek pembentuk
ekosistem dan lingkungan, serta hubungannya dalam kehidupan sehari-
hari, dilakukanlah suatu kegiatan Study lingkungan yaitu kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk mengenal keadaan lingkungan sekitar
secara langsung dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Dalam study
lingkungan kali ini mengarah pada keadaan lingkungan yang ada di daerah
Kabupaten Kulon Progo, yaitu Yayasan konservasi Alam Yogyakarta,
Waduk Sermo dan Panta Glagah. Study lingkungan ini dilakukan dengan
cara observasi langsung melalui pengamatan langsung objek-objek yang
ada disana. Mengamati apa saja dan bagaimana keadaan yang ada di
objek-objek yang dikunjungi dan menerima penjelasan dari voluntir yang
ada. Mencatat hasil yang didapat dan dikembangkan menjadi sebuah
laporan.
Dengan adanya kegiatan study lingkungan tersebut, diharapkan
dapat menjadi titik acuan untuk lebih mengenal lingkungan sekitar.
Sehingga mendorong manusia untuk lebih memahami akan peran
pentingnya sebagai makhluk yang bertanggung jawab atas kelestarian dan
kesimbangan lingkungan dan ekosistem yang ada disekitarnya. Dengan
cara menempatkan dirinya sebagai penjaga kelestarian alam dan segala
isinya. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat membantu
menyadarkan pembaca untuk lebih mencintai llingkungan dan alamnya
sebagai bagian dari hidupnya.

B. Rumusan Penelitian
1. Bagaimana keadaan ekosistem di Yayasan Konservasi Alam
Yogyakarta?
2. Bagaimana keadaan ekosistem di Waduk Sermo?
3. Bagaimana Keadaan eksistem di Pantai Glagah?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keadaan ekosistem di Yayasan Konservasi Alam
Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui keadaan ekosistem di Waduk Sermo.
3. Untuk mengetahui keadaan ekosistem di Pantai Glagah.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penelitian

Jhjh
Menambah kepedulian diri terhadap keadaan yang ada disekitar
penulis dan memahami bahwa penulis adalah sebagian dari

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang terjadi antar
makhluk hidup dan komponen biotik dan abiotik. Dimana kedua
komponen tersebut saling mempengaruhi sehingga terjadi hubungan
timbal balik antar komponen.
1. Komponen Penyusun Ekosistem
a. Komponen Biotik
Meliputi semua makhluk hidup seperti manusia, hewan dan
tumbuhan. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup
dibedakan menjadi tiga macam yaitu autotrof(produsen),
heterotrof(konsumen) dan dekomposer(pengurai).
b. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen tidak hidup, seperti
cahaya matahari, air, tanah, angin, suhu, pH, kelembapan,
ketinggian dan garis lintang. Komponen abiotik tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi saling berinteraksi satu komponen yang lain sehingga
memengaruhi sifat yang satu dengan sifat yang lain.
2. Tipe-Tipe Ekosistem
a. Ekosistem Darat (Terestrial)
Bioma Gurun
Bioma Gurun umumnya terdapat didaerah tropik dan
berbatasan dengan padang rumput dan bertanah tandus.

Bioma Padang Rumput


Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropik sampai
ke daerah subtropik dan tumbuhan yang hidup disana pada
umumnya berupa tanaman yang berjenis rumput.
Bioma Hutan Gugur(Deciduous Forest)
Bioma ini berada di daerah beriklim sedang dan mempunyai
empat musim(dingin, panas, gugur dan semi). Didominasi
dengan pohon berdaun lebar dan menggugurkan daunnya di
musim dingin.
Bioma Hutan Hujan Tropis(Tropical Rainforest)
Bioma hutan hujan tropis terbentang di daerah tropik dan
subtropik. Didominasi oleh tumbuhan liana(rotan) dan
epifit(anggrek).
Bioma Taiga (Subartic-Sublapine Needle-Leaved Forest)
Bioma ini terbentang di belahan bumi bagian utara dan di
pegunungan daerah tropik dan didominasi dengan tumbuhan
konifer.
Bioma Tundra (Elfin Woodland)
Bioma tundra terbentang di belahan bumi sebelah utara di
dalam lingkungan kutub utara dan di puncak-puncak gunung
yang tinggi. Tumbuhan yang mendominasi adalah tumbuhan
lumut dan semak kerdil.
b. Ekosistem Perairan (Akuatik)
Ekosistem Laut
Ekosistem laut dibagi menjadi tiga wilayah yaitu : zona
litoral, zona laut dangkal, dan zona pelagik.
1. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Ekosistem pantai pasir
Ekosistem ini terletak berbatasan dengan ekosistem
darat dan laut serta daerah pasang surut.
- Ekosistem pantai batu
Ekosistem ini terdapat di pantai barat Sumatra,
pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Bali, dan Maluku.
Tersusun dari komponen abiotik berupa bongkahan batu
besar dan batuan-batuan kecil.
2. Ekosistem Laut Dalam
Merupakan zona pelagik laut, karena berada pada
kedalaman 76.000 m dari permukaan laut, sehingga
cahaya matahari tidak mampu menembus daerah ini.
3. Ekosistem Estuari
Merupakan tempat bertemunya sungai dengan laut
yang dipagari dengan lempemgan intertidal yang luas
(rawa garam).
4. Ekosistem terumbu karang
Merupakan komunitas yang terdiri dari karang batu
yang berada di laut tropik pada daerah neritik.
Ekosistem air tawar
Ekosistem ini dibedakan menjadi air mengalir, misalnya :
1. Sungai
Merupakan air yang mengalir ke satu arah.
2. Danau
Ekosistem ini dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu litoral,
limnetik, profundal.
Sedangkan menurut produksi material organiknya,
ekosistem danau dibedakan menjadi dua, yaitu danau
eutropik, danau oligotropik.

Sumber : Tim Penyusun. 2011. Biologi Untuk Siswa


SMA/MA Kelas X Semester Genap. Klaten:
Viva Pakarindo.

B. Pelestarian

Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama


antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah
telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan
lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis
Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran
Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia
dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan
bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu
maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai
sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat
hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan
upaya pelestarian lingkungan.
Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup
pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.

1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada


daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.

2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang


kritis dan tidak produktif.

3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan
karakteristik dan peruntukan lahan.

4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau


dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat
menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat
mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.

5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah


pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap
erosi.

6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar


unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya
dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.

7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya


kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya
hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.

Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya


sebagai berikut.

1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke


sungai.
2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan
lokasi wisata.

3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar


minyak pada wilayah laut.

4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk


kegiatan industri yang memerlukan air.

5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian,


setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang
dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi
melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.

7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya


perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau
sejenisnya yang bersifat merugikan.

8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang


tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan
Taman Laut Kepulauan Seribu.

Sumber:
BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT PENELITIAN
1. Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta, Sendangsari, Paingan,
Pengasih, Kulon Progo, DIY
2. Waduk Sermo, Sermo, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo, DIY
3. Pantai Glagah, Kulon Progo

B. Waktu Penelitian
10 Maret 2012-23 Maret 2012
C. Tipe Penelitian
Observasi Lapangan dan Study Pustaka

D. Cara Penelitian
1. Mendatangi Objek-objek tujuan.
2. Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar objek yang
dikunjungi.
3. Mendengarkan arahan dan penjelasan dari voluntir yang ada mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan objek-objek penelitian.
4. Mencatat hasil pengamatan dan hasil arahan yang diterima.
5. Menyusun hasil dan data yang didapat menjadi sebuah karya tulis
ilmiah.
6. Menarik kesimpulan dari data yang didapat.
E. Aspek Penelitian
Aspek Geografi/ Aspek Biologi
1) Ekosistem
- Komponen Penyusun
Komponen Biotik
a. PPSJ/ Orang Utan Centre
Makhluk hidup: satwa- satwa yang dilindungi dan
direhabilitasi disana. Flora- flora yang ada disana yang
sesuai dengan habitat asli satwa agar serasa seperdi
alamnya.
b. Waduk Sermo
Flora dan fauna yang ada di waduk sermo dan
sekitarnya. Seperti ikan-ikan grasscap, tawes, nila, lele,
dan ikan red devil yang mendominasi dan beberapa jenis
ikan lokal lainnya. Dan fauna yang ada disekitarnya
seperti pohon rambutan, pohon kelapa dll.
c. Pantai Glagah
Flora dan fauna yang ada di Pantai Glagah dan
sekitarnya. Antara lain, fauna terdiri dari ikan-ikanan
lokal, ikan laut, ubur-ubur dan lain-lain.
Sedangkan flora yang hidup disekitar Pantai Glagah ada
pohon cemara pantai, buah naga, rosela merah.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik yang terdapat di objek tersebut
antara lain adalah air, tanah, batuan, cahaya matahari, suhu,
angin dll.
- Macam Ekosistem
a. PPSJ/ Orang Utan Centre
Termasuk dalam Ekosistem Buatan yang merupakan
perpaduan dari Ekosistem darat dan Ekosistem Air yang
digunakan sebagai tempat hidup para satwa yang
direhabilitasi disana.
b. Waduk Sermo
Termasuk dalam kategori Ekosistem Buatan yang
merupakan Ekosistem Air berupa waduk.
c. Pantai Glagah
Termasuk dalam Ekosistem Alami yang nerupakan
Ekosistem Air berupa pantai.
- Interaksi
Interaksi Antarindividu
Baik antara manusia dengan manusia, manusia
dengan hewan, manusia dengan tumbuhan maupun antara
hewan dengan tumbuhan.
Interaksi Antar Komponen
Interaksi ini terjadi antara makhluk hidup atau
komponen biotik dengan komponen-komponen abiotik
yang ada disekitarnya dalam satu daerah.
2) Pelestarian
- Tipe Pelestarian
Tipe pelestarian yang ada di PPSJ/ Orang Utan Centre
merupakan tipe pelestarian dengan cara Pelestarian Eksitu
dengan tujuan melindungi dan memlihara satwa diluar habitat
aslinya namun disediakan lingkungan yang mirip dengan habitat
aslinya.
- Organisme yang Dilestarikan
a. PPSJ
Fauna- fauna milik negara yang telah
disalahgunakaan. Baik dari hasil sitaan maupun dari alam
aslinya untuk mendapat kehidupan yang lebih layak.
b. Waduk Sermo
Flora dan fauna yang hidup di Waduk Sermo itu
sendiri maupun yang ada disekitarnya.
c. Pantai Glagah
Flora dan Fauna yang ada di Pantai Glagah
Itu sendiri maupun yang hidup disekitar wilayah pantai
Glagah.
- Tujuan Pelestarian
a. YKAY
Bertujuan sebagai pusat rehabilitasi dan penyelamatan
hewan/ satwa terutama orang utan dan fauna-fauna lainnya
agar mendapat kehidupan yang lebih layak dan sejahtera.
b. Waduk Sermo
Dijadikan sebagai tempat dan pusat irigasi dan
penampungan air sementara bagi daerah-daerah sekitar
waduk agar dapat mengoptimalkan pasokan air bagi warga
sekitar.
c. Pantai Glagah
Ditujukan sebagai tempat rekreasi dan wisata serta
tempat mencari nafkah bagi warga sekitar.

F. TEHNIK PEMBAHASAN/ANALISA DATA


Data yang diadapat dibahas dan dianalisis dengan tehnik Deskriptif
Analitik.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pengamatan
1. Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta(YKAY)
a. Letak YKAY

Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) ini terletak dijalur


perbukitan menorah, tepatnya di dusun paingan RT 007/RW004, Desa
Jendangsari,Kecamatan Pengasih,Kabupaten Kulon Progo, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dan menempati lahan seluas 13,4 Ha.

b. Manfaat YKAY

YKAY dibangun dengan tukuan untuk pusat rehabilitasi dan


pemeliharaan satwa terutama orang utan. Juga dimaksudkan sebagai
lembaga yang berperan untuk menyelamatkan satwa-satwa terlantar agar
dapat hidup dengan lebih layak dan sejahtera.

YKAY juga dimanfaatkan untuk lokasi pembelajaran bagi instansi


pendidikan maupun kelompok masyarakat untuk mengenal lebih dalam
tentang satwa yang direhabilitasi disitu. Namun, pengunjung harus
melakukan izin dan perjanjian terlebih dahulu dengan pengelola YKAY.

c. Jenis Fauna Yang Direhabilitasi

Satwa-satwa yang direhabilitasi ditempat ini antara lain

1. Primata
a. Orang Utan
b. Siamang
c. Owa Sumatera
d. Gibbon
e. Kera Ekor Panjang
f. Beruk
2. Burung
a. Burung Kakak Tua Jambul Kuning
b. Burung Nuri Bayan
c. Burung Elang Hitam
d. Burung Elang Bondol
e. Burung Kasuari
f. Burung Elang Bido
3. Reptil
a. Buaya Air Tawar
b. Kura-Kura
c. Ular
d. Upaya Pelestarian
Program utamanya adalah rehabilitasi dan pemeliharaan satwa
terutama orang utan dengan program pendukung yakni pendidikan
konservasi pengembangan ilmu pengetahuan dan kampanye observasi
satwa Indonesia.
- Tahap Awal : Pembangunan 2 buah Dome yang berdiameter 20m yang
masing-masing mampu menampung sekitar 12 ekor.
- Tahap Lanjutan : Pembangunan Dome raksasa berdiameter 125m
dengan tinggi 25m yang mampu menampung 200 ekor orang utan.
Dome ini menjadi rumah terakhir bagi orang utan yang sudah tak
memungkinkan untuk kembali kehabitatnya. Dilengkapi dengan
fasilitas pendukung seperti ruang audio visual dan laboratorium.
e. Fasilitas Pendukung
- Ruang pertemuan
- Penginapan,baik hotel maupun pondok
- Jasa outbond training
- Ekowisata
2. Waduk Sermo
a. Letak
Waduk Sermo ini berlokasi di ketinggian bukit menorah. Tepatnya di
dusun sermo, desa hargowilis, kecamatan kokap, kabupaten kulon progo.
Kurang lebih 5 km barat kota wates. Dengan luas genangan kurang lebih
15 Ha, yang dapat menampung air kurang lebih sebanyak 25juta meter
kubik.
b. Latar belakang dibagunnya
Pembangunan waduk sermo merupakan salah satu komponen IISP
(Integreted Irrigation sector project) yang dibuat dengan membendung kali
ngrancah. Ditujukan untuk pusat irigasi daerah kalibawang dan sekitarnya
dan digunakan sebagai tempat memelihara ikan bagi warga setempat
melalui keramba apung.
c. Manfaat waduk sermo
1. Sebagai pusat irigasi didaerah kalibawang dan interkoneksi dari
beberapa daerah irigasi diantaranya Clereng, pengasih dan pekik jamal.
2. Sebagai tempat memelihara ikan melalui keramba apung.
3. Yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian melalui
perluasan areal, efesiensi air irigasi dan peningkatan intensitas tanam,
sehingga dapat memperbaiki pendapatan petani dan meningkatkan
kesempatan kerja di daerah tersebut.
d. Jenis Flora dan fauna yang ada di sekitar waduk sermo
Ikan : ikan grasscarp,ikan tawes ikan, lele, ikan red devil dan ikan local
lainnya.
Flora : Pohon kelapa, pohon rambutan, buah naga, pohon cemara.

3. Pantai Glagah
a. Letak Pantai Glagah
Pantai glagah terletak dikawasan Pantai Glagah, Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulon Progo, DIY. Kurang lebih 15km dari kota Wates.
b. Manfaat Pantai Glagah
Pantai Glagah dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan wisata. Bagi
warga sekitar yang berprofesi sebagai pedagang/penyewa perahu wisata
disana untuk berjalan-jalan mengelilingi pantai.
c. Jenis Flora dan fauna disekitar pantai glagah
1. Flora
Di wilayah pantai glagah terdapat agro wisata yang menawarkan
wisata perkebunan. Diantaranya perkebunan buah naga dan bunga
rosella yang menjadi primadona agro wisata. Juga tanaman-tanaman
herbal seperti keji beling, mahkota dewa, dan sebagainya. Di sekitar
juga pantai ditanami pohon-pohon cemara.
2. Fauna
Fauna-fauna dipantai glagah tentu tidak akan lepas dari fauna-fauna
seperti ikan,ubur-ubur, dan undur-undur.
d. Upaya pelestarian lingkungan dipantai glagah dan sekitarnya.
Dibangunnya pemecah ombak yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kenaikan muka air banjir, stabilisasi muara sungai, mencegah
terjadinya endapan sedimen di sungai akibat tertutupnya muara, dan untuk
pengembangan perikanan air payau.

B. Pembahasan Geografi/Biologi

1. Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY)

PPSJ adalah institusi nonpemerintah (LSM) yang berkomitmen pada


penyelamatan satwa dan habitatnya dengan program-program utamanya
adalah rescue, rehabilitation,release dan education. PPSJ menempati areal
seluas 13,9 Ha yang terletak di dusun paingan RT007/RW004,desa
sendangsari, kecamatan pengasih,kabupaten kulon progo,provinsi DIY.
Kira-kira membutuhkan waktu 45 menit kea rah barat dari kota
Yogyakarta.

PPSJ merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam usaha


pelestarian lingkungan/ekosistem yang mempunyai komponen biotik
maupun abiotik dengan cara perlindungan eksitu,penangkaran satwa diluar
habitat aslinya. Dalam satu lingkungan tersebut akan terjadi interaksi dan
hubungan timbale balik. Yaitu interaksi yang terjadi antar individu
misalnya interaksi ketika manusia merawat satwa di sana. Contoh,satwa-
satwa disana belum bisa mencari makanan sendiri, maka para karyawan
PPSJ yang akan member makan. Pola makan merekapun diatur yaitu berat
makanan yang disediakan sebesar 10% dari berat badan masing-masing
satwa. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya kegemukan dan aktivitas
satwa yang menjadi pasif akibat kekenyangan. Interaksi antar
komponenpun juga terjadi yaitu interaksi antara makhluk hidup yang ada
atau yang disebut komponen biotic dengan komponen abiotik yaitu
air,suhu,udara,tanah,batuan,dll.

PPSJ ini juga dikatakan sebagai tempat penelitian rehabilitasi dan


sekaligus tempat wisata abgi warga yogya maupun luar yoga. Rata-rata
hewan yang berada dalam tempat ini adallah hewan yang dilindungi yang
disita dari oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab dan telah
melanggar hukum atau memang karna satu dan lain hal hewan liar yang
diamankan dari habitat aslinya untuk dilatih kembali.jenis fauna yang
direhabilitasi antara lain :

A. Primata

1. Orang utan

Memiliki ciri ciri seperti manusia,dengan tinggi tubuh dapat


mencapai 137 cm dan berat sampai 90 kg.Orang utan jantan memiliki
gelambir pipi pada kedua bagian muka .Orang utan biasanya hidup dalam
kelompok kecil,sedangkan orang utan yang telah dewasa berkelana
sendiri. Satwa ini hidup di atas pohon dan jarang turun ke tanah . Dari
habitat aslinya ,satwa ini memakan buah -buahan ,bunga-
bungaan,dedaunan,kulit pohon,dan akar akaran dari berbagai jenis
tumbuhan.

2. Siamang

Merupakan jenis primata yang berukuran cukup besar dengan ciri


ciri organ tubuh panjang mencapai 90 cm dengan berat badan 13 kg.
karena berat tubuhnya ini ,siamang mudah bergerak dari satu ranting ke
ranting yang lain dengan cepat juga dibantu oleh lengan dan kakinya
yang panjang. Dari habitat aslinya ,siamang memakan berbagai macam
buah buahan yang dijumpai di lingkungannya dan beberapa daun dari
tanaman buah -buahan dan juga serat tumbuhan lainnya. Di yayasan
konsevasi alam Yogyakarta ini atau PPSJ ini,siamang di beri makan
berupa sayur -sayuran dan buah -buahan dengan takaran yang sesuai
dengan berat badannya.

3. Owa atau Gibbon

Owa yang ada disini adalah owa Sumatra dan Kalimantan.Owa


Sumatra tubuhnya tertutup oleh mantel abu abu sampai coklat,muka
Nampak bewarna kekuning kuningan sampai coklat terang dan bagian
lain bewarna hitam atau coklat terang . Diatas mata tampak alis yang
bewarna putih. Di habitat aslinya satwa ini memakan buah -buahan dan
juga daun dari pucuk tanaman ,bahkan juga insekta ,laba
laba,burung,telur burung dan kadal.

Owa Kalimantan ,satwa ini ditemukan di Kalimantan ,sebagian dari


brunei Darussalam ,dan juga terdapat dari semenanjung Malaysia .Owa
sangat lincah berayun dari dahan satu ke dahan lain menggunakan
lengannya yang panjang serta jari -jarinya yang kuat. Ciri khas lain dari
Owa Kalimantan adalah tidak memiliki ekor.

4. Kera ekor panjang

Merupakan satwa yang hidup berkelompok,kera betina dan anak


anaknya dengan satu kera jantan di tiap kelompok. Dalam memperoleh
makanan,hewan ini selalu merubah daerah jelajahnya,mengikuti
ketersediaan pangan. Makanan kera ekor panjang antara lain bagian dari
tanaman seperti daun,buah,biji, dan bunga. Selain itu ,kera ekor panjang
juga makan serangga,telur burung,kepiting ,udang,kerang ,dan binatang
lainnya.

5. Beruk

Tubuhnya berukuran sedang ,tertutup oleh mantel bewarna coklat


keabu abuan dan kemerah merahan . Satwa ini hidup diatas pohon
,perpindahan di lakukan untuk mendapatkan pakan yang biasanya dari
tanah. Di habitat aslinya ,beruk memakan beberapa jenis makanan antara
lain buah buahan ,biji- bijian,kuncup tanaman ,insekta,mamalia kecil dan
juga ikan.

B. Burung

1. Burung Nuri Bayan

Burung ini mahir memanjat karena struktur kaninya yang terdiri


dari dua pasang jari kaki,yang sepasang menghadap ke depan dan yang
lainnya menghadap kebelakang. Burung ini mempunyai ukuran tubuh
yang besar yaitu Burung Nuri Bayan betina merah,sedangkan Nuri
Bayan jantan bewarna hijau dengan paruh kuning.

2. Kakak Tua Jambul Kuning

Burung ini berukuran panjang kira kira 30 cm.Mempunyai jambul


kuning,bulu bewarna putih dan sering mengeluarkan suara rebut. M
empunyai paruh atas yang panjangnya melebihi paruh bawah,jambul
akan ditegakkan dan diturunkan bila sedang bersuara dan bertengger di
pohon . Di habitat aslinya makanannya adalah biji- bijian ,sayuran,buah
-buahan dan serangga beserta larvanya.

3. Burung Elang Hitam

Sama dengan elang lainnya,namun elang ini memiliki bulu


bewarna hitam.

4. Burung Elang Bondol

Elang ini berukuran sedang,mempunyai panjang 45 cm,bewarna


putih dan coklat pirang. Elang ini mencari mangsa pada siang hari
dengan mengandalkan kejelian mata dan pendengaran .Burung ini
mempunyai penglihatan yang sangat tajam sehingga mampu melihat
jarak 100 meter seekor mangsa kecil. Mempunyai paruh bengkok yang
tebal dan tajam . Paruh tersebut digunakan untuk merobek makanan atau
mangsanya. Memiliki sayap yang lebar dan bundar yang memberikan
keterampilan membelok ketika terbang diantara pohon.

5. Burung Elang Bido

Elang ini secara keseluruhan bewarna coklat gelap,bintik bintik


putih pada sayap,dada,dan kepala bagian belakang. Elang Bido sering
terlihat terbang melingkar di atas hutan dan perkebunan. Pada saat
bercumbu ,hewan ini memperlihatkan gerakan aerobic yang
menakjubkan walaupun tidak terlalu gesit. Elang Bido mencari makan
pada siang hari,biasanya elang ini memakan ulat,kadal,katak,invertebrate
dan mamalia kecil.

6. Burung Kasuari

Merupakan burung paling besar dap[ipada kelompok burung yang


lainnya.Apabila berdiri tegak mempunyai tinggi 180 cm,tetapi biasanya
kepala diangkat setinggi 120 cm dari tanah. Burung ini pandai
berenang,selain itu satwa ini suka berlari dan melompat,kebanyakan
bersifat agresif dan galak terutama pada waktu melindungi telur dan
anaknya.Kasuari bersifat solitert dan hanya berkumpul saat musim kawin
saja ,yamg betina bersifat poliandri,dalam satu musim seekor betina
mampu mendapat 3 pejantan.

C. Reptil
1. Buaya air tawar
2. Kura-kura
3. Ular
PPSJ merupakan aksi penyelamatan berdasarkan UU No. 5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jenis-jenis
satwa dilundungi tidak boleh diperdagangkan atau dipelihara. Di Indonesia
,isu ini menjadi persoalan lingkungan serius karena menjadi ancaman kedua
setelah kerusakan hutan yang berpengaruh terhadap kelestarian satwa liar di
habitatnya.Mka dari itu PPSJ mempunyai banyak manfaat bagi kelangsungan
hidup para satwa itu sendiri dan kesejahteraan hidupnya . Antar lain :
1. Merupakan lembaga yang merehabilitasi dan memelihara satwa terutama
orang utan dan satwa satwa lainnya demi terjaminnya kesejahteraan
satwa-satwanya.
2. Dalam bidang konservasi alam PPSJ bertugas sebagai lembaga konservasi
eksitu yang merupakan tempat penangkaran satwa langka diluar habitatnya
dan merupakan benteng terakhir penyelematan satwa.
PPSJ juga bertugas sebagai tempat penitipan satwa-satwa langka milik
Negara agar tetap menjag kemurnian keanekaragaman hayati dan
kemurnian genetiknya.
3. Dalam aspek pendidikan
- YKAY digunakan sebagai sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada
masyarakat luas mengenai pentingnya konservasi alam dan lingkungan.
- Menanamkan rasa cinta dan peduli terhadap satwa serta alam baiki flora
maupun faunanya sejak dini kepada masyarakat maupun siswa yang
datang berkunjung melalui program pengenalan satwa liar dan
lingkungannya.
- Melaksanankan penyuluhan tentang konservasi sumber daya alam
secara berkelanjutan kepada masyarakat luas agar tercipta suatu
keseimbangan lingkungan.
Dalam bidang Riset dan penelitian
- Sarana penelitian bagi berbagai disiplin ilmu baik kedokteran, biologi,
peternakan dan pariwisata dari berbagai tingkatan pendidikan.
- Sebagai sarana penelitian para pakar konservasi dari lembaga
konservasi nasional maupun internasional.
Dalam bidang rekreasi
- Sebagai tempat hiburan dan rekreasi yang sehat dan mendidik bagi
berbagai kalangan, namun harus dengan menggunakan izin dengan
para pengelola.

Dalam perjalanannya, YKAY tentu juga mengalami banyak


hambatan misalnya terbatasnya biaya yang digunakan untuk perawatan
satwa- satwa yang ada. Jumlah dana yang ada tidak seimbang dengan
biaya atau pengeluaran yang dibutuhkan untuk perawatan satwa. Apalagi,
lembaga ini merupakan lembaga swasta yang berdiri sendiri namun masih
dalam naungan Yayasan Satwa. Jadi mereka masih sulit mendapat dana di
negara. Selain itu minat beberapa perusahaan penangkar sebagai salah
satu tempat disposal satwa dari YKAY untuk menangkarkan satwa liar
yang dilindungi juga sangat rendah, selain itu proses perizinannya pun
dirasa cukup sulit. Masalah lain yang menghambat adalah kerusakan
habitat yang sudah dirasa cukup parah dan tidak memungkinkan lagi untuk
digunakan sebagai tempat hidup satwa yang akan dilepas liarkan.

Dengan banyaknya hambatan yang dihadapi, maka YKAY


menyusun strategi baru dengan mengembangkan komunitas-komunitas
masyarakat pelestarian satwa liar yang dilindungi. Gen.Dengan adanya
strategi baru ini, diharapkan lebih sesuai dengan visi YKAY yaitu
pelestarian satwa dan habitatnya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk mendukung strategi tersebut, diadakannya program-
program pendukung seperti pendidikan konservasi, pengembangan ilmu
pengetahuan dan kampanye konservasi satwa Indonesia. Untuk
menjalankan upaya pelestarian satwa yang ada, PPSJ mengawali dengan
pembuatan dua buah dome yang yang diameternya 20 meter di komplek
YKAY. Di setiap dome kecil ini akan mampu menampung sekitar 12 ekor
orangutan. Sedangkan tindak lanjut dari program ini akan dibangun sebuah
dome raksasa berdiameter 125 meter dengan ketinggian 25 meter yang
mampu menampung sekitar 200 ekor orang utan. Dome ini akan menjadi
rumah terakhir bagi para orang utan yang sudah tidak mampu
dikembalikan ke habitatnya. Baik orang utan yang sudah terlalu tua, cacat,
maupun terkena penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat menikmati sisa
hidupnya dengan layak. Dome ini juga dilengkapi dengan fasilitas
pendukung seperti ruang audio visual dan laboratorium. Seluruh aktivitas
orang utan di dalam dome juga akan bisa dipantau oleh para pemerhati
satwa diseluruh dunia melalui adanya kamera yang aktif selama 24 jam.
Beberapa lembaga Internasional seperti Microsoft dan Orangutan
Outreach juga akan membantu kampanye penyelamatan orangutan
tersebut.

Untuk menambah daya tarik agar pengunjung dapat teratrik agar


mau mengunjungi Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta tersebut
disediakan berbagai fasilitas tambahan yang menarik. Seperti wahana
outbond yang akan menanatang adrenalin, juga penginapan baik hotel
maupun pondok. Namun, berbeda dengan tempat wisata pada umumnya,
Yayasan Konservasi Alam ini tidak dapat dikunjugi secara bebas, namun
harus melalui perizinan dan perjanjian terlebih dahulu oleh para pengelola.
Lokasi ini biasa dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah dan kelompok
masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang satwa sekaligus
melakukan aktivitas seperti camping dan outbond

2. Waduk Sermo
Waduk Sermo adalah nama waduk yang berada di ketinggian Bukit
Menoreh, tepatnya di Dusun Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Proho, DIY kurang lebih 5 km di sebelah barat Kota
Wates. Waduk Sermo memiliki luas genangan kurang lebih 157 Ha dengan
keadaan air yang jernih membiru serta bentuknya yang berkelok-kelok
menyerupai jari tangan dengan latar belakang perbukitan Menoreh yang
hijau. Waduk ini dikelilingi oleh jalanan lingkaran aspal sepanjang 21 km.
Waduk ini mampu menampung air sebanyak 25 juta meter kubik dan dapat
mensuplai irigasi di daerah Kalibawang dan mencakup areal seluas 7,152
Ha. Waduk Sermo terdiri dari bendungan utama yang merupakan tipe
urugan batu berzona dengan inti kedap air. Puncak bendungan memiliki
elevasi 141, 60 meter dengan panjang 190 meter, lebar 8 meter, tinggi
maksimal 58,60meter dan volume urugan 586 meter.
Waduk Sermo merupakan salah satu bentuk ekosistem buatan yang
termasuk dalam jenis ekosistem air. Dengan komponen penyusun yaitu
biotik seperti ikan-ikan yang ada di waduk dan didominasi dengan ikan
Red devil dan flora-flora yang tumbuh disana yang didominasi dengan
tumbuhan pinus. Interaksi yang terjadi adalah interaksi antar individu dan
interaksi antar komponen. Misalnya interaksi antar individu terjadi saat
manusia yang datang ketempat itu mengamati flora dan fauna yang ada di
sana. Sedangkan interaksi antar komponen adalah interaksi komponen
biotik misalnya ikan dan tumbuhan yang ada disana menjadikan
komponen- komponen abiotiknya misalnya tanah, air, batuan dll sebagai
tempat hidupnya. Sehingga terjadilah hubungan timbal balik dalam
lingkungan ekosistem itu.
Waduk Sermo dibangun sebagai salah satu proyek pembangunan
atau komponen program IISP (Integreted Irrigation Sector Project) yang
pembiayaannya berasal dari APBN murni dan bantuan ADB. Yang
kemudian dilakukan uji kelayakan Waduk Sermo oleh Mac Donald pada
tahun 1980. Dilanjutkan oleh PT Indra Karya tahun 1985 dan 1991.
Penelitian untuk mengetahui waduk Sermo layak dibangun dari segi teknis
dan ekonomis yang dilakukan oleh ELC- Electroconsult pada tahun 1922.
Waduk ini dibuat dengan membendung Kali Ngrancah yang dapat
menampung air sebanyak 25 juta meter kubik. Pembangunanya dilakukan
dalam waktu dua tahun delapan bulan(1 Maret 1994 hingga Oktober
1996). Waduk Sermo ini diresmikan pada tanggal 20 November 1996 oleh
Presiden Soeharto dan akhirnya resmi beroperasi pada tahun 1997.
Pembangunan Waduk Semo ini membuat Pemda Kulon Progo harus
memindahkan 107 KK dengan bertransmigrasi ke TakToi Bengkulu dan ke
PIR kelapa sawit Riau.
Pembangunan Waduk Sermo ini ditujukan sebagai pusat irigasi di
daerah Kalibawang dan sekitarnya yang mencukupi areal yang cukup luas
dan terinterkoneksi dari beberapa daerah irigasi, diantaranya daerah
Clereng, Pengasih dan Pekik Jamal. Waduk Sermo juga dimanfaatkan
sebagai tempat pemeliharaan ikan bagi warga setempat melalui keramba
apung. Dengan dijadikannya Waduk Sermo menjadi tujuan wisata pun juga
membuat warga sekitar membuka penyewaan perahu yang yang digunakan
untuk berkeliling waduk. Waduk Sermo juga diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas pertanian melalui perluasan areal, effisiensi
air irigasi dan peningkatan intensitas tanam, sehingga diharapkan dapat
memperbaiki pendapatan petani dan meningkatkan kesempatan kerja di
daerah tersebut.
Dengan semakin terkenalnya Waduk Sermo dikalangan masyarakat
luas maka dilakukan upaya untuk selalu menjaga kebersihan dan keasrian
lokasi tersebut guna mrnjaga keseimbangan ekosistem dan komponen
penyusunnya.

3. Pantai Glagah
Pantai Glagah adalah pantai yang berada di kawasan Pantai
Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo kurang lebih 15 Km
dari Kota Wates atau kurang lebih 40 Km dari Yogyakartab ke arah
Purwerjo. Pantai yang pasirnya hitam kecoklatan ini, memiliki dataran
yang landai tanpa karang dan air biru.
Di kawasan ini dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas
pendukung seperti persewaan perahu yang digunakan untuk mengelilingi
laguna yang ada disana. Juga adanya kolam pemancingan dan bumi
perkemahan serta bagi para penggemar olahraga dapat menikmati fasilitas
kapal dayung (cano). Di kawasan ini juga menyediakan agro wisata
dengan pilihan mengunjungi perkebunan buah naga yang sangat khas
ditempat itu, ada juga perkebunan tanaman herbal seperti keji beling,
mahkota dewa dan sebagainya yang ada disekitar Pantai Glagah itu.
Pantai Glagah merupakan salah satu bentuk ekosistem alami yang
termasuk dalam jenis ekosistem air. Komponen biotik yang ada disana
adalah beberapa satwa laut yang tinggal di Pantai Glagah misalnya ikan-
ikan laut dan ikan-ikan lokal lainnya.
Daya tarik yang ada di Pantai Glagah adalah dengan adanya
Laguna yang terbentuk karena adanya gelombang pasang besara yang
menyebabkan air laut terjebak di cekungan pasir pantai sehingga
membentuk genangan yang menyerupai danau, laguna ini jarang dimiliki
oleh pantai-pantai di kawasan Indonesia.
Pantai Glagah juga termasuk pantai yang memiliki ombak yang
cukup besar, maka dari itu dibangunlah pemecah gelombang yang
terbilang hanya dapat ditemui di Pantai Glagah ini di antara semua pantai
yang ada di Provinsi DIY. Pemecah gelombang ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kenaikan muka air banjir, menstabilisasi muara
sungai, dan mencegah terjadinya endapan sedimen di sungau akibat
tertutupnya mulut muara. Disamping itu, pemecah gelombang juga
berfungsi untuk pengembangan perikanan air payau.
Pantai Glagah juga mempunyai manfaat sama seperti pantai-pantai
pada umumnya. Yaitu sebagai tempat rekreasi dan wisata. Dengan adanya
pemanfaatan menjadi tempat rekreasi ini para warga setempat juga
memanfaatkan sebagai tempat mata pencaharian. Seperti berdagang
maupun menyewakan perahu untuk mengelilingi pantai atau laguna yang
ada.
Dari hasil pengamatan, tidak terdapat kerusakan signifikan yang
terjadi di Pantai Glagah. Hanya saja kerusakan yang terlihat adalah
pencemaran lingkungan yang ada disekitar pantai. Banyak sampah yang
menumpuk, baik sampah yang organik seperti ranting-ranting pohon yang
terbawa ke bibir pantai, maupun sampah-sampah anorganik seperti plastik.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta(YKAY) adalah Lembaga yang
bertujuan untuk merehabilitasi dan menyelamatkan satwa liar yang
dilindungi negara agar mendapat kehidupan yang lebih layak. Dalam
menjalankan visinya, lembaga ini termasuk dalam ekosistem buatan
yang menggabungkan ekosistem air dan darat sebagai tempat hidup
satwa disana. Dan termasuk ke dalam tipe pelestarian Eksitu.
2. Waduk Sermo tergolong ke dalam jenis ekosistem air tawar buatan.
Waduk ini bertujuan sebagai pusat irigasi di daerah Kalibawang dan
sekitarnya.
3. Pantai Glagah termasuk kedalam jenis ekosistem air laut alami. Pantai
ini dimanfaatkan sebagai sarana untuk wisata dan rekreasi.

B. SARAN
1. Untuk Yayasan Konservasi Alam (YKAY)
- Keamanan dan kebersihan kandang seharusnya lebih ditingkatkan.
- Bagi para volunteer sebaiknya bisa lebih memahami seluk beluk
YKAY agar pengunjung dapat memperoleh wawasan yang lebih
mendetail.
2. Untuk Waduk Sermo
- Menambah wahana wisata agar dapat menarik minat pengunjung
untuk mengunjungi waduk Sermo.
- Menjaga selalu kebersihan waduk agar kelestarian alam tetap
terjaga.

3. Untuk Pantai Glagah


- Menjaga kebersihan lingkungan agar pengunjung dapat merasa
nyaman.
4. Untuk para pengunjung
Selalu menjaga kebersihan dan kelestarian alam agar keseimbangan
ekosistem dapat terus terjaga. Menyadari bahwa setiap manusia
memiliki peran yang penting dalam keseimbangan alam. Sehingga
haruslah merefleksi dirinya untuk menjadikan alam sebagai bagian
terpenting ari hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai