Anda di halaman 1dari 9

Penerapan Manajemen Risiko Berbasis ISO31000 pada

Departemen Produksi CV Karya Jaya

Calvin Gozal, Ir. Sani Susanto, M.T., Ph.D., Ir. Yos Tri Atmodjo, M.M.
1,2) FakultasTeknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan
Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141
Email: calvin.gozal@gmail.com, ssusanto@unpar.ac.id
3) Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Katolik Parahyangan

Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141


Email: yos.tri@unpar.ac.id

Abstrak

CV Karya Jaya yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
industri busa. Pada pabrik yang berlokasi di Insinyur Sutami, Bandar Lampung ini, produksi utamanya
adalah busa. Penelitian dilakukan pada departemen produksi CV Karya Jaya. Menurut Susilo & Kaho
(2011), Perusahaan perlu mengetahui apa yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan mereka
sehingga dapat dilakukan manajemen risiko . Manajemen risiko yang tidak benar dapat berujung menjadi
manajemen yang berisiko. Pada saat ini perusahaan masih belum menerapkan manajemen risiko dalam
kegiatan produksinya sehari-hari sehingga terdapat banyak risiko yang dapat dihindari. Risiko-risiko
tersebut misalnya kebakaran, cacat produksi, absennya pekerja tanpa pemberitahuan dan lainnya.
Tahapan yang akan dilakukan adalah penentuan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi
risiko dan perlakuan risiko. Pengerjaan dari tahapan-tahapan ini diikuti dengan menggunakan teknik-teknik
yang ada pada ISO31000. Tahapan dimulai dengan penentuan konteks bersama tim manajemen risiko
yang ada disana. Proses identifikasi risiko dilakukan dengan mencari risiko apa saja yang ada dalam
bentuk risk event dan kemudian dicari sumber serta dampaknya. Risk event ini dicari pemicu risikonya
serta kemungkinan dan dampaknya pada tahapan analisis risiko. Dari kemungkinan dan dampak suatu
risiko bisa didapatkan risk level yang akan membantu menyaring risiko pada tahapan evaluasi risiko.
Hasil evaluasi risiko adalah risk event yang memerlukan penanganan. Risiko yang memerlukan
penanganan diberikan penanganan dan tujuan dari penanganan. Pemberian penanganan tentunya harus
mempertimbangkan biaya dan keuntungan yang akan didapat. Perlakuan risiko ini diharapkan akan
mengurangi kemungkinan dan dampak dari risiko yang ada.

Kata kunci: Manajemen Risiko, Risk Event

Pendahuluan perusahaan. Dampak negatif memerlukan


Dalam melakukan semua pekerjaan pasti mitigasi risiko dalam perlakuannya, sedangkan
ada suatu risiko. Risiko memiliki tingkat dampak positif perlu digali lebih dalam agar
dampak dan kemungkinan yang berbeda. dapat menjadi sebuah peluang.
Dampak dari suatu risiko bisa memberikan CV Karya Jaya merupakan perusahaan
dampak yang besar maupun kecil. Hal ini yang memproduksi busa kasur sebagai
merupakan suatu bentuk kerugian. Dengan penghasilan utamanya. CV Karya Jaya sendiri
semakin berkembangnya perindustrian maka merupakan perusahaan keluarga yang tidak
diperlukan kesadaran yang lebih dalam terlalu besar. Tujuan utama dari CV Karya
mengelola risiko. Perusahaan memiliki banyak Jaya adalah mencari pendapatan sebesar-
aktivitas bisnis yang saling berhubungan yang besarnya. Terdapat ketidakpastian dalam
dapat menimbulkan risiko dalam pencapaian mencapai tujuan dari Karya Jaya. Dampak dari
sasaran dan tujuan dari perusahaan. Risiko ini ketidakpastian itu adalah risiko. Untuk
dapat menimbulkan berbagai macam dampak menghadapi risiko terlebih dahulu perlu
baik itu dampak finansial, operasional, pasar, mengidentifikasinya, menganalisa, dan
legal, dan lainnya. Dampak ini bisa berdampak kemudian mengevaluasi risiko tersebut.
secara positif dan secara negatif. Dampak Menurut Yoe (2011b) mendefinisikan risiko
negatif sudah pasti merugikan, namun dampak sebagai Risk is measure of the probability and
positif merupakan peluang yang terlewatkan consequence of uncertain future events. It is
dan bisa memberikan keuntungan bagi the chance of undesirable outcome.
Masih banyak perusahan yang tidak akan baik. Hal tersebut bukanlah manajemen
menerapkan manajemen risiko dengan benar. risiko. Manajemen risiko dilakukan dengan
Kebutuhan akan pengelolaan risiko harus baik, diarahkan pada proses, mencari
disadari sebagai hal yang penting. Menurut ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
Susilo & Kaho (2011), perusahaan perlu dan fokus pada hasilnya. Manajemen risiko
mengetahui apa yang menyebabkan tidak dapat diterapkan ke seluruh organisasi, pada
tercapainya tujuan mereka sehingga dapat keseluruhan area kegiatan dan pada setiap
dilakukan manajemen risiko . Manajemen tingkatan, setiap saat, baik pada suatu fungsi
risiko yang tidak benar dapat berujung menjadi khusus, proyek, proses maupun suatu
manajemen yang berisiko. Oleh karena itu kegiatan. Organisasi harus mengelola risiko-
perlu perusahaan perlu mengetahui penyebab risiko yang mungkin dihadapinya secara logis,
dan potensi tidak tercapainya tujuan tersebut sistematis, terstruktur dan terdokumentasi
untuk mencapai manajemen risiko yang baik. dengan baik. Dibutuhkan komunikasi yang baik
Apabila dalam melakukan pengambilan dan konsultasi secara terus menerus dalam
keputusan dilakukan dengan tidak benar, pengerjaannya.
maka hasil yang didapat tidak akan menjamin Menurut Susilo dan Kaho (2011), ISO31000
keberhasilan yang menjamin tercapainya adalah standar internasional yang
tujuan perusahaan. menyediakan prinsip dan panduan generik
Masih ada perusahaan yang melupakan untuk penerapan manajemen risiko. Standar
pentingnya manajemen risiko dan bahkan ini dapat digunakan untuk organisasi,
mengabaikannya, padahal menurut McCarthy perusahaan publik, perusahaan swasta,
dan Flynn (2004), I think what Boards tend to organisasi nirlaba, kelompok, ataupun
miss and what management tends to overlook perseorangan. Oleh karena itu, standar ini
is the need to address risk holistically. They bersifat generik dan tidak spesifik bagi industri
overlook the areas that connect the dots atau sektor tertentu.
because risk is defined so atomistically and Walaupun standar ini menyediakan
we dont have the perspective and the panduan generik, hal ini tidak dimaksudkan
instrument panel that allows us to see risk in a untuk membuat keseragaman penerapan
360 degree way . manajemen risiko pada semua organisasi.
Perencanaan dan penerapan manajemen
Metode Penelitian risiko akan tergantung pada kebutuhan yang
Metode manajemen risiko yang digunakan bervariasi dari setiap organisasi, khususnya
pada penelitian kali ini berdasarkan ISO31000. sasaran dari setiap organisasi yang berbeda,
Pembahasan akan terbagi ke dalam konteks, struktur, produk, jasa, proyek dan
penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis proses operasi, serta praktik-praktik khas yang
risiko, evaluasi risiko, dan perlakuan risiko. digunakan.
Menurut Susilo & Kaho (2011), dengan
Manajemen Risiko Berbasis ISO31000 menggunakan ISO31000 sebagai standar
Berdasarkan International Standard manajemen risiko maka standar ini tidak
IEC/ISO31010 (2009), manajemen risiko menafikan standar-standar manajemen risiko
adalah kegiatan terkoordinasi untuk yang dibuat untuk keperluan yang spesifik dan
mengarahkan dan mengendalikan organisasi khusus. Proses manajemen risiko meliputi lima
berkaitan dengan risiko. Proses dari kegiatan, yaitu komunikasi dan konsultasi;
manajemen risiko akan membantu dalam menentukan konteks; asesmen risiko;
pengambilan keputusan dengan perlakuan risiko; serta monitoring dan review.
mempertimbangkan ketidakpastian dan Kegiatan asesmen risiko sendiri terdiri dari tiga
kemungkinan dimasa yang akan datang. kegiatan, yaitu identifikasi risiko; analisis risiko;
Menurut Yoe (2011b), manajemen risiko dan evaluasi risiko. Untuk memperjelas proses
adalah pengambilan keputusan yang berubah manajemen risiko dapat dilihat pada Gambar
mengikuti perubahan dari ketidakpastian. Pada 1.
masa lalu, banyak organisasi yang mengatasi
risiko dengan mengubah kebijakan, prosedur,
regulasi atau cara lainnya, dengan dasar
bahwa jika kita mengikuti aturan maka hasilnya
konflik. Stakeholder merupakan pemangku
kepentingan, contribution merupakan peranan
dari stakeholder terhadap perusahaan,
inducement merupakan kewajiban dari
perusahaan terhadap stakeholder. Proses
penetapan konteks eksternal dilakukan dengan
mempertimbangkan konteks organisasi secara
luas, tetapi dengan memperhatikan ketentuan
hukum dan peraturan perundangan secara
lebih rinci, persepsi para pemangku
kepentingan, dan aspek lain yang spesifik dari
risiko tertentu pada proses manajemen risiko.
Konteks internal adalah segala sesuatu di
dalam organisasi yang dapat memengaruhi
cara ogansasi dalam mengelola risiko.
Departemen produksi CV Karya Jaya terdiri
Gambar 1. Proses Mengelola Risiko dari tiga buah departemen yaitu departemen
(Sumber : Panduan MANAJEMEN RISIKO Berbasis pembuatan busa, departemen cutting, dan
ISO 31000, 2011) bagian gudang. Semua departemen dibawahi
oleh seorang kepala produksi yang dibawahi
Hasil dan Pembahasan langsung oleh pemlik perusahaan. Input dari
Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses ini adalah struktur organisasi
penerapan proses mengelola risiko. Proses ini perusahaan. Struktur organisasi dari
terdiri dari menetapkan konteks, identifikasi perusahaan hanya terdiri dari seorang kepala
risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan produksi yang langsung membawahi semua
perlakuan risiko. pekerja dari semua departemen. Kepala
produksi ini langsung dibawahi oleh pemilik
Menetapkan Konteks perusahaan yang terkadang langsung turun ke
Tahapan awal dalam manajemen risiko daerah produksi. Output dari konteks internal
adalah menentukan konteks. Tujuan dari berupa work analysis yang berisikan anggota
ditetapkannya konteks berarti manajemen departemen, deskripsi tugas dan tanggung
organisasi menentukan batasan atau jawab, dan work analysis.
parameter internal dan eksternal yang akan Konteks proses manajemen risiko disusun
dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan berdasarkan ketersediaan waktu, data, materi
risiko, menentukan lingkup kerja, dan kriteria dan pengetahuan dengan mempertimbangkan
risiko untuk proses-proses selanjutnya. Dalam biaya dan manfaat dalam menjalankan
menetapkan konteks diperlukan informasi yang manajemen risiko pada CV Karya Jaya.
didapat dari pengamatan ataupun dengan Konteks proses manajemen risiko akan
bantuan document review yang akan meliputi lingkup pelaksanaan, tujuan
digunakan dalam proses brainstorming. pelaksanaan, tanggung jawab pelaksanaan,
Tahapan ini terdiri dari penetapan konteks sasaran, tahapan proses pelaksanaan, dan
eksternal, penetapan konteks internal, dan metode pelaksanaan manajemen risiko.
penetapanan konteks manajemen risiko, Penetapan konteks proses manajemen risiko
penetapan kriteria risiko, dan penetapan selera bertujuan untuk mengarahkan manajemen
risiko. risiko agar sesuai dengan sasaran dan tujuan
Penetapan konteks eksternal berguna yang ingin dicapai.
untuk memastikan siapa saja pemangku Penetapan kriteria risiko akan
kepentingan eksternal, apa bentuk digunakan nantinya dalam mengevaluasi
interaksinya, dan apa saja konflik yang dapat tingkat bahaya suatu risiko. Terdapat 3 jenis
muncul dari interaksi tersebut. Input yang kriteria risiko yang harus didapatkan yaitu,
diperlukan pada proses ini adalah pemangku kriteria dampak, kriteria cara mengukur
kepentingan yang akan didapat dari risiko, dan krtieria tingkatan risiko. Kriteria
mempelajari proses produksi. Proses ini akan ini harus konsisten dengan kebijakan
menghasilkan output berupa stakeholders, manajemen risiko. Penetapan kriteria ini harus
contribution, inducement, dan potensi ditentukan dari awal dengan penuh
pertimbangan. Kriteria yang telah ditetapkan Identifikasi Risiko
bersama dengan tim manajemen risiko yakni: Bagian ini akan mengidentifikasi risiko,
1. Kriteria dampak risiko yang dapat dinilai tahapan ini berisikan sumber risiko, risk
dari dampak finansial berupa biaya event, dampak dari risiko tersebut, dan risk
kerugian dan dampak waktu berupa owner dari risiko tersebut. Input dari proses
keterlambatan pengiriman. identifikasi risiko berupa hasil stakeholder
2. Kriteria cara mengukur kemungkinan risiko analysis dan work analysis dari proses
yang dapat dinilai berdasarkan jumlah penetapan konteks untuk membantu dalam
produk cacat per total produksi dan menentukan risk event dan risk owner. Proses
frekuensi kejadian per tahun. identifikasi risiko ini dilakukan dengan
3. Kriteria tingkatan risiko yang terdiri dari tiga melakukan brainstorming bersama dengan
tingkat yaitu risiko rendah, risiko kepala departemen dan pemiliki perusahaan
menengah, dan risiko tinggi. Risiko yang disertai dengan semi-structured interview.
mendapat penanganan yakni risiko dengan Proses brainstorming dilakukan dengan
selera risiko menengah dan tinggi. Risiko menggunakan hasil dari penetapan konteks
dengan dampak sangat besar tidak dapat eksternal dan internal sebagai input untuk
diterima dan harus mendapat penanganan. memudahkan mengidentifikasi risiko yang
Peringkat risiko ditentukan berdasarkan mungkin terjadi. Selain itu proses ini juga
dari risk level. menggunakan data-data history yang pernah
terjadi seperti data produksi harian, data
Selera risiko berisikan tingkatan dan jenis kerugian kebakaran, absensi karyawan dan
perlakuan yang akan diberikan terhadap suatu lainnya. Brainstorming dilakukan oleh peneliti
risiko yang tersisa apabila risiko itu sampai bersama dengan kepala produksi dan
terjadi. Selera risiko pada CV Karya Jaya pemilik perusahaan menggunakan data-data
terbagi dalam tiga kategori risiko yakni rendah, yang sudah ada sebelumnya. Dalam
menengah, dan tinggi. Pengkategorian risiko melakukan identifikasi risiko juga dilakukan
ini berdasarkan dari dampak dan kemungkinan observasi karena perusahaan tidak
terjadinya suatu risiko. Risiko rendah memiliki menyediakan beberapa data yang dibutuhkan
tingkat toleransi yang tinggi, risiko menengah seperti data cacat produk secara spesifik.
memiliki tingkat toleransi yang sedang, dan Proses brainstorming dilakukan melalui tiga
risiko tinggi memiliki tingkat toleransi yang tahapan yakni:
rendah. Selera risiko ini akan berisikan 1. Tahapan pertama diawali dengan mengulas
sebutan risiko yang akan digunakan nantinya proses produksi bersama dengan data-data
pada consequences & probability matrix dan history yang ada, bentuk kerugian apa saja
jenis perlakuan serta otorisasi pengawasan yang sering terjadi, dan terus mencari apa
dan pertanggungjawaban untuk setiap level yang mungkin terlewatkan walaupun
risiko. Hasil penetapan selera risiko bersama pernah terjadi. Berdasarkan stakeholder
dengan tim manajemen risiko dapat dilihat analysis, apa saja yang pernah terjadi
pada Tabel 1. dengan para stakeholder yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Tabel 1. Selera Risiko Tahapan ini hasilnya berupa ulasan
Otorisasi mengenai proses produksi dari
Pengawasan
Selera Tole- perusahaan.
Jenis Perlakuan dan
Risiko ransi
Pertanggung- 2. Tahapan kedua adalah peserta
jawaban
Diterima dan Kepala
mencurahkan pemikirannya mengenai
Rendah Tinggi
dipertahankan Produksi permasalahan tersebut. Beberapa masukan
Diawasi dan juga berasal dari pengalaman atau cerita
Mene- Menen Kepala
dikontrol oleh tim
ngah gah Produksi dari luar mengenai apa yang pernah terjadi
manajemen
Dilakukan pada pabrik busa walaupun belum pernah
pertemuan untuk
Tinggi Rendah penetapan kontrol
Pemilik terjadi disini. Tahapan ini hasilnya berupa
Perusahaan
oleh tim ide-ide dalam bentuk risk event.
manajemen
3. Tahapan ketiga dalam brainstorming ini
adalah mendapatkan hasil yang lengkap.
Setelah proses pencurahan ide selesai
maka ide tersebut dikelompokan Tabel 2. Contoh Risk Register I
berdasarkan risk owner.
Kode Risk Sumber Dampak
Risk Event
Risiko Owner Risiko Risiko
Setelah didapat risk event dari proses
brainstorming dilakukan semi-structured
interview dengan bertanya baik kepada kepala Kebakaran
Hilangnya
Panas dari ruang
departemen, pemilik sampai pekerja untuk aset berupa
dalam produksi
Kepala bangunan,sto
mendapatkan penyebab/sumber risiko serta busa yang
RKP1 Produk- k barang,
hasil merambat
si mesin.
dampak risiko yang dapat membuat tujuan proses sampai
Produksi tidak
kimia kantor dan
perusahaan menjadi menyimpang. Berikut gudang
dapat berjalan

proses yang dilakukan pada saat melakukan


semi-structured interview: Komposi-
1. Proses ini diawali dengan menyiapkan si
Terdapat Barang keluar
campuran
pertanyaan yang akan ditanyakan. Kepala banyak dapat
bahan
RKP2 Produk- lubang dari dipulangkan
kimia dan
Pertanyaan yang akan ditanyakan berupa si
air yang
busa yang oleh
diproduksi pelanggan
penyebab/sumber risiko serta dampak tidak
sesuai
risiko terhadap perusahaan.
2. Menentukan calon narasumber yang akan Produksi tidak
sesuai
diwawancarai. Narasumber tersebut adalah dengan
Komposi-
kepala produksi dan pemilik perusahaan perkiraan
si Busa yang
sehingga
Kepala campuran dibuat tidak
serta beberapa pekerja. RKP3 Produk- bahan mengemban
harus
menambah
3. Kemudian pertanyaan diberikan kepada si kimia dan g dengan
biaya lebih
air tidak sempurna
narasumber. Dalam mencari sumber risiko untuk
sesuai
menutupi
pada saat semi-structured interview disertai kekurangan
tersebut
dengan pencarian referensi yang dapat
membantu mengidentifikasi sumber dan
Analisis Risiko
dampak dari risiko. Proses ini dilakukan
Tahapan analisis risiko akan memahami
dengan terus menggali informasi dari
risiko lebih dalam. Input dari bagian analisis
jawaban narasumber. Tujuannya agar
risiko ini adalah risk register I yang berisikan
dapat menggali lebih dalam lagi pertanyaan
risk event, risk owner, sumber risiko, dan
yang diberikan kepada narasumber. Hal
dampak risiko. Outputnya sendiri akan
tersebut dilakukan terus menerus sampai
digunakan dalam tahapan evaluasi risiko,
dirasa cukup.
output yang akan diperoleh pada tahapan
analisis risiko sendiri berisikan kemungkinan
Pada risk register I terdapat dua risk owner
dari risk event, dampak dari risk event, risk
yakni Kepala Produksi dan Pemilik
level dan pemicu risiko. Tujuan dari tahapan
Perusahaan. Risiko yang berasal dari Kepala
ini adalah melakukan analisis dampak dan
Produksi merupakan risiko yang merupakan
kemungkinan semua risiko yang dapat
tanggung jawab dari Kepala Produksi atau
menghambat tercapainya sasaran.
berasal dari bagian produksi, baik hal itu
Dalam pembuatan consequence &
disebabkan maupun mempengaruhi bagian
probability matrix perlu ditentukan terlebih
produksi. Risiko yang menjadi milik Pemilik
dahulu besarnya kemungkinan dan dampak
Perusahaan merupakan risiko yang ada di
dari risiko yang ada. Penetapan besarnya
pabrik dan berada diluar tanggung jawab
kemungkinan dan dampak risiko ini dilakukan
kepala produksi. RKP berarti risiko kepala
oleh tim manajemen risiko. Penetapan ini
produksi sedangkan RPP adalah risiko pemilik
dilakukan dalam bentuk interval yang akan
perusahaan. Secara keseluruhan terdapat tiga
digunakan untuk menentukan kriteria
puluh empat risiko yang teridentifikasi yang
kemungkinan dan kriteria dampak risiko.
terdiri dari dua puluh tiga risiko milik kepala
Dalam menentukan kemungkinan dilakukan
produksi dan sebelas risiko milik pemilik
berdasarkan data hasil pengamatan dan
perusahaan. Pembuatan risk register I ini
history kejadian dan subjective. Dampak
berdasarkan hasil proses brainstorming dan
sendiri ditentukan berdasarkan selera risiko
semi-structured interview. Berikut contoh hasil
dari perusahaan, artinya seberapa besar
identifikasi risiko yakni risk register I dapat
dampak yang dapat ditolerir oleh perusahaan,
dilihat pada Tabel 2.
dampak ini sendiri berbentuk kerugian secara Selain itu perlu didapatkan juga pemicu
finansial dan kerugian waktu. Penetapan dari sebuah risiko, teknik yang digunakan
besarnya dampak sendiri berdasarkan pada tahapan ini adalah root cause analysis
perhitungan perusahaan akan kerugian yang yang akan membantu dalam menentukan
akan dialami apabila hal tersebut terjadi. Hasil perlakuan risiko nantinya. Root cause analysis
penetapan kemungkinan dan dampak dapat dapat dilakukan dengan menggunakan
dilihat pada Tabel 3. dan Tabel 4. beberapa teknik yang salah satunya adalah 5
whys analysis. Teknik ini dilakukan dengan
Tabel 3. Kriteria Penilaian Kemungkinan Risiko terus menanyakan sampai didapat penyebab
Kriteria Penilaian Kemungkinan Risiko asalnya. Misalkan pada masalah kebakaran,
sumber risiko yang diketahui adalah panasnya
Frekuensi/tahun bagian dalam busa. Dari sini dilihat baik dari
Kemungki-
Kriteria
nan Kejadi segi proses, manusia, material, ataupun
Produk
an manajemen terhadap busa itu. Ternyata
Kemungkinan Terjadi Sangat
Kecil 0.1 <250 <25
diketahui bahwa panas yang menyebabkan
250- kebakaran terjadi ini adalah kesalahan
Kemungkinan Terjadi Kecil 0.3 500 25-50
perusahaan dalam membuat kebijakan dimana
Kemungkinan Terjadi 500-
Sedang 0.5 750 50-75 bal busa yang baru jadi sering kali dibiarkan
750- dan tidak diberi perlakuan. Misalnya kebakaran
Kemungkinan Terjadi Besar 0.7 1000 75-100
Kemungkinan Terjadi Sangat
yang berasal ruang produksi mengapa bisa
Besar 0.9 >1000 <100 sampai ada kebakaran tersebut. Diketahui
bahwa kebakaran dikarenakan karena panas
Tabel 4. Kriteria Penilaian Dampak Risiko dari busa. Kenapa bisa ada panas dari busa?
Karena panas hasil produksi tersebut tidak
Kriteria Penilaian Dampak Risiko
bisa mendingin. Kenapa tidak bisa mendingin?
Karena udara tidak dapat keluar. Kenapa tidak
Kerugian
dapat keluar? Karena busa tidak terbuka.
Kriteria Nilai
Keterlam- Berarti penyebabnya adalah busa yang tidak
Finansial
batan
terbuka karena tidak langsung dipotong
Kerugian Sangat Kecil 0.1 <500k <6 jam setelah proses produksi. Berikut contoh
Kerugian Kecil 0.3 500k - 1 juta 6-12 jam penggunaan 5 whys analysis dapat dilihat
Kerugian Sedang 0.5 1 juta - 1,5 juta 12-18 jam pada Gambar 2.
Kerugian Besar 0.7 1,5 juta - 2 juta 18-24 jam
Kerugian Sangat
Besar 0.9 >2 juta >24 jam

Berdasarkan tabel kriteria risiko


dibuat consequences & probability matrix
berdasarkan risk level yang didapat dari hasil
perkalian kemungkinan dan dampak. Nilai
dampak berada pada sebelah kiri tabel dan
nilai kemungkinan berada pada bagian bawah
tabel. Consequences & probability matrix
Gambar 2. 5 Whys Analysis
dapat dilihat pada Tabel 5.

Pada risk register II terdapat pemicu risiko


Tabel 5. Consequences & Probability Matrix
yang didapat dari root cause analysis serta risk
0.9 0.09 0.27 0.45 0.63 0.81 Risiko Tinggi
level yang didapat dari consequence &
0.7 0.07 0.21 0.35 0.49 0.63 probability matrix. Setiap risiko memiliki
Dampak

Risiko
0.5 0.05 0.15 0.25 0.35 0.45 Menengah kemungkinan dan dampak risiko yang
berbeda. Menggunakan kemungkinan dan
0.3 0.03 0.09 0.15 0.21 0.27
Risiko dampak ini dapat dicari risk level yang
0.1 0.01 0.03 0.05 0.07 0.09 Rendah merupakan hasil perkalian dari kemungkinan
0.1 0.3 0.5 0.7 0.9 dan dampak risiko. Berikut risk register II dapat
Kemungkinan
dilihat pada Tabel 6.
berasalkan dari risk owner dari risk event
Tabel 6. Risk Register II tersebut. Jadi risiko kebakaran yang termasuk
Kode Risk Pemicu Kemung- Dampak Risk risiko menengah memerlukan pengawasan
Risiko Owner Risiko kinan Risiko Level dan kontrol dari tim manajemen risiko dengan
otorisasi dan pertanggung-jawaban dari kepala
produksi sebagai risk owner dari risiko
tersebut. Risk register III dapat dilihat pada
Kepala Busa tidak
RKP1 Produk- langsung 0.1 0.9 0.09 Tabel 8.
si dipotong
Tabel 7. Hasil Penyaringan Risiko

RKP1, RKP10, RKP11,


Kesalahan RPP2, RPP5, RPP6,
pekerja 0.9 RPP8 RPP11
Kepala
dalam
RKP2 Produk- 0.9 0.1 0.09
pengukura
si
n jumlah
0.7 RPP3
PPG

Dampak
0.5 RKP3, RKP13 RKP21
Pekerja
Kepala memberi
RKP3 Produk- takaran air 0.1 0.5 0.05
si terlalu 0.3 RPP7 RKP20
sedikit
RKP4, RKP5, RKP7,
RKP12, RKP17, RKP18, RKP2,
RKP19, RKP22, RKP23, RKP8,
0.1 RPP1, RPP4, RPP9 RKP9 RKP15 RKP14 RKP16
Evaluasi Risiko
0.1 0.3 0.5 0.7 0.9
Tahapan evaluasi risiko bertujuan dalam
Kemungkinan
membantu pengambilan keputusan. Input yang
digunakan pada tahapan ini berupa hasil dari
Tabel 8. Risk Register III
analisis risiko matriks dari proses consequence Otorisasi
& probability matrix. Output yang akan didapat Pengawasan
pada tahapan ini berupa prioritas perlakuan Kode Risk Jenis dan Pertanggun-
Risiko Level Risk Event Perlakuan jawaban
risiko, sekaligus menyaring risiko-risiko
tertentu untuk tidak ditindaklanjuti atau Pekerja Diawasi
diperlakukan khusus. santai-santai dan
apabila tidak dikontrol
Teknik yang akan digunakan pada tahapan dalam oleh tim
ini masih berupa consequences & probability RKP21 0.35 pengawasan manajemen Kepala Produksi
matrix untuk mendapatkan prioritas perlakuan
risiko dan menyaring risiko-risiko. Selain itu Diawasi
Proses cutting dan
dilakukan juga analisis secara kualitatif dalam tidak dikontrol
penetapan prioritas untuk menentukan risiko menggunakan oleh tim
yang memiliki peringkat sama tetapi dampak RKP20 0.27 pemberat manajemen Kepala Produksi

berbeda. Hasil consequences & probability


matrix dapat dilihat pada Tabel 7. Pengiriman Diawasi
barang dan
Dari hasil consequences & probability terhambat dikontrol
matrix ini dapat dibuat risk register III yang pada saat oleh tim Pemilik
RPP11 0.27 terjadi hujan manajemen Perusahaan
berisikan risiko yang sudah disaring dan
diurutkan berdasarkan prioritas risk level
Perlakuan Risiko
beserta jenis perlakuan yang akan diberikan.
Hasil evaluasi risiko memerlukan
Risiko yang diambil adalah risiko yang berada
perlakuan yang lebih lanjut. Dalam
pada daerah risiko menengah dan atas.
menentukan perlakuan risiko apa yang akan
Misalnya pada kebakaran, termasuk pada
diambil, tim manajemen risiko harus
risiko menengah. Seperti yang sudah
melakukan kajian dan menentukan jenis serta
disebutkan pada Tabel 1. selera risiko maka
bentuk perlakuan yang akan dilakukan. Input
diberikan jenis perlakuan. Otorisasi
yang diperlukan dalam menentukan jenis
pengawasan dan pertanggung-jawaban sendiri
perlakuan ini berdasarkan risk register yang perhitungan cost-benefit analysis dapat dilihat
telah dibuat seperti memahami sumber, pada Tabel 10.
pemicu, dampak, dan kemungkinan.
Berdasarkan hasil risk register III terdapat Tabel III.10 Perhitungan Cost-Benefit Analysis
Total
sepuluh buah risiko yang memerlukan Kode Baseline Residual C/B
Implemen- Benefit
perlakuan risiko. Tetapi tidak semua risiko Risiko Cost Cost Ratio
tation Cost
akan memberikan dampak positif ketika diberi
RKP21 875,000 375,000 700,000 500,000 71%
penanganan. Bisa saja biay penanganan akan
lebih mahal daripada keuntungan yang didapat
dari penanganan tersebut, karena itu RKP20 450,000 150,000 100,000 300,000 300%
diperlukan perhitungan dengan menggunakan
cost-benefit analysis. RPP11 1,000,000 333,333 5,000,000 666,667 13%
Dalam menentukan perlakuan risiko, perlu
dipertimbangkan biaya yang dikeluarkan serta
manfaat yang akan didapat nantinya. Cost- Berdasarkan hasil cost-benefit analysis dan
benefit analysis sebenarnya tidak hanya diskusi bersama tim manajemen risiko maka
mempertimbangkan manfaat dan biaya dari didapat perlakuan risiko. Misalnya pada risiko
segi finansialnya ada juga yang tidak dapat kebakaran yang memerlukan perlakuan risiko,
terukur secara langsung, hal tersebut nantinya setelah diketahui pemicu risiko dari proses root
akan dibahas pada sub-bab IV.10 Risiko pada cause analysis maka dibuat control bersama
kelompok atas harus langsung mendapat dengan tim manajemen risiko. Diketahui
perlakuan, berbeda dengan kelompok pemicu risiko dari kebakaran adalah busa
menengah yang harus dipertimbangkan dahulu yang tidak langsung dipotong setelah produksi.
manfaat dan biayanya. Proses perencanaan Oleh karena itu dibuat kebijakan untuk selalu
perlakuan risiko ini dilakukan bersama-sama melakukan pemotongan busa hasil produksi
dengan tim manajemen risiko. Hasil dengan tidak membiarkannya dengan tujuan
perencanaan perlakuan risiko dapat dilihat agar panas dalam busa bisa keluar karena
pada Tabel 9. itulah yang menyebabkan kebakaran. Setelah
itu dilakukan perhitungan cost benefit untuk
Tabel 9. Perencanaan Perlakuan Risiko mengetahui apakah perlakuan ini perlu
Estimasi Estimasi
Kode dilakukan atau tidak dilihat dari sisi
Control Kemungkinan Dampak
Risiko finansialnya. Hasil dari perlakuan risiko secara
Risiko Risiko

Memasang cctv pada


keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 11.
RKP21 0.3 0.3
setiap daerah produksi

Memberikan visual display Tabel 11. Perlakuan Risiko


tentang prosedur Kode
Risk Event Control Tujuan
RKP20 pengoperasian mesin 0.3 0.1 Risiko
(bisa juga diseluruh Pengiriman Mengganti mobil Memudahkan
daerah produksi) barang pengiriman yang proses loading
Mengganti mobil RPP11 terhambat pada ada pada saat ini unloading karena
pengiriman yang ada saat terjadi dengan mobil box tidak terpengaruh
RPP11 0.1 0.5
pada saat ini dengan hujan tertutup hujan
mobil box tertutup Membuat pekerja
merasa bersalah
Pekerja santai- apabila
Setelah melakukan perencanaan untuk santai apabila
Memasang cctv
bersantai-santai
RKP21 pada setiap daerah
perlakuan risiko, dilakukan analisis tidak dalam dan terlihat,
produksi
pengawasan selain itu dapat
perhitungan manfaat dan biaya. Perhitungan
memantau
dilakukan dengan menggunakan baseline cost, kegiatan produksi
residual cost, dan implementation cost. Hasil
akhir yang akan didapat berupa benefit dan Memberikan visual Memberi ingatan
cost-benefit ratio. Hasil akhir ini berupa Proses cutting
display tentang tentang urutan
prosedur proses yang
perhitungan secara finansial, walaupun RKP20
tidak
pengoperasian benar agar dapat
menggunakan
sebenarnya ada manfaat lain yang akan pemberat
mesin (dapat juga menghindarkan
diseluruh daerah ketidaktelitian
didapat secara tidak langsung. Hasil akhir ini
produksi) pekerja
yang akan menjadi pertimbangan dalam
melakukan perlakuan risiko. Berikut hasil
Simpulan berjuang bersama dari awal semester
Setelah menerapkan manajemen risiko hingga akhir semester.
berbasis ISO31000, didapatkan risk register I, 5. Teman teman Teknik Industri Kelas D
risk register II, risk register III yang akan yang
berguna dalam menentukan risiko yang 6. Mega, Jesselyn, Aldo, Yore, Sena selaku
memerlukan penanganan dan pemberian teman penulis yang turut membantu dalam
control yang tepat untuk setiap risikonya kegiatan penulis dan tak pernah berhenti
dengan mempertimbangkan biaya yang memberi penulis dukungan dalam
dikeluarkan dan manfaat yang akan didapat. penulisan jurnal.
7. Yefta, Raisa, Dito, Bayor
Acuan Referensi
Alijoyo, F. Antonius & Susilo, Leo J. Pelatihan
Intensif ISO 31000 Standar Internasional
Manajemen Risiko Teknik Asesmen Risiko
IEC/ISO31010
Chapman, Robert J. (2006). Simple Tools and
Techniques for Enterprise Risk
Management.
McCarthy, M.P. and Flynn, T.P. (2004) Risk
from the CEO and Board Perspective,
McGraw Hill, New York.
Ostrom, Lee T. & Wilhelmsen Cheryl A. (2012).
Risk Assessment: Tools, Techniques and
Their Application.
Susilo, Leo J. & Kaho, Victor Riwu (2011).
Panduan Manajemen Risiko Berbasis ISO
31000 Industri Non-Perbankan. Jakarta:
Penerbit PPM.
Yoe, Charles (2011a). Primer on Risk Analysis
: Decision Making Under Uncertainty
Yoe, Charles (2011b). Principles of Risk
Analysis: Decision Making Under
Uncertainty.

Ucapan Terima Kasih


Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyusunan jurnal ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Bapak Sani Susanto, Ph. D. dan Ir. Yos
Triatmojo, M.M. selaku dosen pembimbing
yang telah bersedia membimbing,
memberikan masukan, usulan, waktu, serta
dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian jurnal ini.
2. Keluarga penulis yang selalu memberikan
doa, dukungan, dan semangat bagi penulis
selama penulisan jurnal.
3. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknik
Industri Universitas Katolik Parahyangan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan
selama proses pekuliahan kepada penulis.
4. Teman teman Teknik Industri Angkatan
2012 Program Studi Teknik Industri
Universitas Katolik Parahyangan yang

Anda mungkin juga menyukai