Anda di halaman 1dari 4

KONSTANTA DIELEKTRIK

Ressa Muhripah Novianti (140310140021)


Tina Widuri(140310140013), Feby Yuliana Putri (140310140018)
Senin, 14.00 16.00 WIB
14 Maret 2016

Asisten : Nurul halimah

Abstrak

Dielektrik merupakan bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil. Setiap bahan dielektrik
memiliki konstanta dielektrik yang berbeda-beda, besarnya konstanta dielektrik ini menyatakan
rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik. Tujuan percobaan ini adalah
menentukan konstanta dielektrik vakum, pelat gelas, dan pelat plastik. Langkah yang dilakukan adalah
memberikan tegangan yang berasal dari power supply pada pelat kapasitor sejajar dan mengatur jarak
antar pelat yang diinginkan kemudian membaca beda potensial yang timbul pada voltmeter. Kemudian
untuk penentuan konstanta dielektrik pelat gelas dan plastik dilakukan dengan menyisipkan pelat
tersebut diantara dua pelat kapasitor. Hasil percobaan yang paling mendekati nilai literatur untuk
konstanta dielektrik vakum sebesar 2.81012 2 1 2 . Ketika jarak antar pelat diperbesar maka
semakin besar pula nilai konstanta dielektrik. Sedangkan semakin besar tegangan power supply
semakin kecil nilai konstanta dielektriknya. Nilai konstanta listrik paling besar yang didapatkan dari
pelat gelas adalah 1.381011 2 1 2 begitu pula dengan nilai konstanta dielektrik pelat plasitk.

Kata kunci:dielektrik, konstanta dielektrik, kapasitor, arus, elektrostatik, potensial listrik. .

I. Pendahuluan
Dielektrik merupakan suatu material non-
konduktivitas. Ketika ruang diantara dua konduktor
pada kapasitor diisi dengan dielektrik kapasitansi naik
sebanding dengan faktor k yang merupakan
karakteristik dielektrik yang disebut dengan konstanta
dielektrik. Setiap bahan memiliki konstanta dielektrik
yang berbeda-beda. Sehingga perlu adanya Terpolarisasi yaitu suatu keadaan dimana dua sisi
pengamatan hubungan kapasitansi dengan tegangan yang berlawanan dari dielektrik mengandung muatan
dengan menggunakan plat kapasitor dan menentukan yang berlawanan muatan positif akan bergerak searah
konstanta dielektrik dari bahan. dengan medan listrik sedangkan muatan negatif akan
bergerak berlawanan arah dengan arah medan listrik.

II. Teori Dasar


Dielektrik merupakan suatu bahan yang memiliki
daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan tidak
ada. Ketika bahan dielektrik disisipkan diantara pelat
kapasitor sejajar dan diberi medan listrik, maka bahan
dielektrik akan terpolarisasi.
Polarisasi merupakan jumlah momen dipol listrik
Kapasitansi adalah ukuran jumlah muatan listrik
persatuan volume.
yang disimpan untuk sebuah potensial listrik yang telah
ditentukan. Besarnya kapasitansi yang tersimpan pada = (C/2 )

kapasitor dapat dirumuskan sebagai banyaknya muatan
dibagi beda potensial yang timbul diantara kedua pelat. Setiap bahan dielektrik memiliki konstanta
dielektrik yang berbeda-beda. Konstanta listrik ini
= menyatakan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu

bahan bila diberi potensial listrik.

= ( 2 1 2 )
.
III. Metode Percobaan Menentukan Konstanta Listrik

Uc (volt) A (m2) d (m) 1/d (m) U (volt) Urata-rata (volt) C (Farad) Q (nAs)
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah pelat kapasitor 0.0015 666.667 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 3.52E-08 6.63E-13

sejajar sebagai konduktor dan penyimpan muatan, 1500 0.05307 0.002 500 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 2.2E-07 3.52E-08 8.84E-13
pelat plastik dan pelat gelas sebagai bahan dielektrik
0.0025 400 0.16 0.16 0.17 0.17 0.17 0.166 3.65E-08 1.15E-12
yang akan diuji dan dicari nilai konstanta
dielektriknya, power suppy sebagai sumber tegangan, Menentukan Kebergantungan Muatan Induksi pada Tegangan
voltmeter untuk mengukur beda potensial yang timbul
pada permukaan bahan, serta beberapa kabel koneksi d (m) A (m2) Uc (volt) U (volt) Urata-rata (volt) C (Farad) Q (nAs)
untuk menghubungkan beberapa alat tersebut. 500 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 3.74E-08 2.82E-12

Prosedur Percobaan 0.002 0.053066 1000 0.17 0.17 0.17 0.17 0.16 0.168 2.2E-07 3.7E-08 1.39E-12

Terdapat 4 prosedur dalam percobaan yaitu, 1500 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 3.52E-08 8.84E-13
menentukan konstanta listrik , menentukan
kebergantungan muatan induksi pada tegangan, Besarnya nilai muatan (Q) didapat dari perumusan:
menentukan konstanta dielektrik pelat plastik dan
=
pelat gelas.
Alat yang digunakan disusun seperti gambar. Besarnya nilai konstanta dielektrik didapat dari
perumusan :

= ( 2 1 2 )
.

Dari data tersebut dapat dibuat hubungan antara


muatan (Q) dengan 1/d dan juga tegangan (V) yang
terlihat pada grafik berikut :

Pada penentuan konstanta listrik tegangan pada


power suppy dibuat tetap 1.5 kV dan jarak antar pelat
divariasikan dari 1 mm, 1.5 mm, sampai 3.5 mm.
Sedangkan untuk kebergantungan muatan induksi
pada tegangan, jarak antar pelat kapasitor dibuat tetap
sebesar 2 mm, dan tegangan power suppy divariasikan
sebesar 0.5 kV, 1 kV, sampai 3.5 kV. Kemudian
membaca tegangan yang terukur pada voltmeter
Pada prosedur penentuan konstanta dielektrik Grafik muatan statis Q terhadap kebalikan jarak
pelat plastik dan pelat gelas jarak antar pelat kapasitor
dibuat tetap (d = 9.8 mm) yang divariasikan adalah
tegangan pada power supply sebesar 0.5 kV, 1 kV,
sampai 4 kV. Sedangkan pelat tersebut disisipkan
diantara kedua pelat kapasitor. Barulah terbaca beda
potensial yang terjadi, yang diukur dengan voltmeter.
Tegangan yang terukur pada voltmeter merupakan
beda potensial yang timbul di antara kedua pelat.

IV. Hasil dan Pembahasan


Hasil Percobaan Grafik muatan statis Q terhadap tegangan awal (Uc)
Dalam percobaan penentuan konstanta listrik dan
penentuan kebergantungan muatan induksi terhadap Untuk penentuan konstanta dielektrik pelat gelas
tegangan didapatlah data berupa tegangan power jarak antar pelat dibuat tetap yang divariasikan adalah
suppy (Uc), jarak antar pelat (d), dan tegangan yang tegangan power supply seperti terlihat pada tabel
terukur pada voltmeter (U) sebagai berikut : dibawah :
Menentukan Konstanta Dielektrik Pelat Gelas (Uc) maka beda potensial (U) semakin kecil. Hal ini
d (m) A (m2) Uc (volt) U (volt) Urata-rata (volt) C (Farad) Q (nAs)
sesuai dengan perumusan konstanta dielektrik dimana
nilai d dan Uc berbanding terbalik dengan U. Karena
500 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 3.74E-08 1.381E-11
secara fisis kemampuan muatan untuk menuju pelat
0.0098 0.053066 1000 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 2.2E-07 3.74E-08 6.907E-12 kapasitor keluaran menurun seiring semakin jauhnya
1500 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 3.74E-08 4.605E-12 pelat kapasitor sehingga tegangan keluaran akan
semakin kecil.
Hubungan antara nilai muatan Q dengan kebalikan
Hubungan antara Q terhadap tegangan yang timbul jarak pelat (1/d) ataupun Q dengan tegangan power
diantara pelat kapasitor yang disisipi pelat gelas supply (Uc) terlihat dari grafik, dimana seharusnya
terlihat dari grafik berikut : terbentuk garis linear meningkat. Semakin besar nilai
1/d dan Uc seharusnya dibarengi pula oleh
meningkatnya nilai Q. Grafik hasil percobaan tidak
menunjukkan demikian. Ketidaksesuaian tersebut
dapat terjadi karena alat-alat yang digunakan kurang
berfungsi dengan baik khususnya untuk voltmeter
ataupun karena ketidaktelitian dalam perangkaian alat.
Untuk konstanta dielektrik vakum hasil percobaan
yang paling mendekati nilai konstanta dielektrik
vakum literatur adalah sebesar
2.81012 2 1 2 dengan nilai literatur
seharusnya sebesar 8.51012 2 1 2 . Semakin
Grafik muatan statis Q terhadap tegangan awal (Uc) untuk jauh jarak antar pelat (d) semakin besar nilai konstanta
pelat gelas dielektrik yang dihasilkan sedangkan semakin besar
nilai tegangan power supply (Uc) semakin kecil nilai
Untuk penentuan konstanta dielektrik plastik didapat konstanta dielektriknya. Hal ini sesuai dengan
data sebagai berikut : perumusan dimana berbanding lurus dengan d
Menentukan Konstanta Dielektrik Pelat Plastik
namun berbanding terbalik dengan Uc.
Pada percobaan penentuan konstanta dielektrik
U (volt)
d (m) A (m2) Uc (volt) Urata- rata (volt) C (Farad) Q (nAs) pelat gelas dan pelat plastik dihasilkan nilai tegangan
500 0.17 0.17 0.17 0.17 3.74E- 08 1.38E- 11 (U) yang konstan pada nilai 0.17 volt sehingga besar
1500 0.17 0.17 0.17 0.17 3.74E- 08 4.6E- 12 nilai muatan Q pun konstan pada nilai 3.74108
0.0098 0.05307 2.2E- 07
2500 0.17 0.17 0.17 0.17 3.74E- 08 2.76E- 12 untuk berbagai variasi nilai tegangan power supply
3500 0.17 0.17 0.17 0.17 3.74E- 08 1.97E- 12
(Uc).
Untuk nilai konstanta dielektrik yang paling besar
dihasilkan dari hasil percobaan untuk pelat gelas dan
plastik adalah sama nilainya sebesar
1.381011 2 1 2 . Namun nilai konstanta
dielektrik ini menurun seiring dengan meningkatnya
nilai tegangan power supply (Uc). Karena
berbanding terbalik dengan Uc dilihat dari perumusan,
dan secara fisis jika tegangan awal antar pelat semakin
tinggi maka pada bahan terjadi pengkutuban sehingga
muatan pada bahan tidak bergerak dan tidak dapat lagi
menghantarkan muatan. Seharusnya ada perbedaan
nilai konstanta dielektrik antara pelat gelas dan plastik
Grafik muatan statis Q terhadap tegangan awal (Uc) untuk karena merupakan bahan yang berbeda dan kedua
pelat plastik bahan tersebut memiliki kemampuan menghantarkan
listrik yang berbeda pula. Ketidaksesuaian tersebut
Pembahasan dapat terjadi karena berbagai faktor salah satunya
Pada penentuan konstanta dielektrik vakum dan kualitas alat yang digunakan saat percobaan.
penentuan kebergantungan muatan induksi terhadap
tegangan didapat nilai tegangan (U) 0.16 dan 0.17 lalu
V. Kesimpulan
kemudian akhirnya cenderung konstan pada nilai 0.17
volt. Dari hasil tersebut terlihat bahwa untuk variasi
Konstanta dielektrik menyatakan rapatnya fluks
jarak antar pelat (d) dan nilai tegangan power supply
elektrostatik dalam suatu bahan apabila diberi
(Uc) tidak berakibat pada bervariasinya nilai tegangan
potensial listrik. Konstanta dielektrik vakum didapat
U. Padahal seharusnya semakin jauh jarak antar pelat
sebesar 2.81012 2 1 2 dan untuk konstanta
(d) maka beda potensial (U) semakin kecil, begitupula
dielektrik pelat gelas dan plastik didapat hasil yang
ketika semakin tinggi nilai tegangan power supply
sama sebesar 1.381011 2 1 2 .
Daftar Pustaka
[1] Griffiths, David I. 1999. Introduction to
Electrodynamics. New Jersey : Prentice, Hall.
[2] Marthen, Kanginan. 2006. Listrik Magnet.
Jakarta: Erlangga.
[3] Saragi, Togar. 2012. Diktat Kuliah Listrik
Magnet I. Jurusan Fisika : UNPAD.

Anda mungkin juga menyukai