KEHADIRAN ORGANISME
MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Ekologi
yang dibimbing oleh Desi Kartikasari, M.Si
Oleh
Kelompok 2
Tiada kata yang pantas pertama kali diucapan selain ucapan syukur kepada
Allah SWT dengan ucapan Alhamdulillahirrabilaalamin yang mana kita telah
diberi nikmat yang luar biasa dan dengan petunjuknya kita dapat menyelesaikan
makalah sesuai dengan waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan
kepada baginda nabi Muhammad SAW. serta para keluarga, sahabat, tabiin dan
para pengikutnya dan dengan itu kita selalu menantikan syafaatnya kelak di hari
pembalasan.
Pada kesempatan yang sangat baik ini kami menyusun sebuah makalah
yang berjudul Faktor Lingkungan Dalam Menentukan Organisme.
Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Tulungagung Dr.Maftukhin, M.Pd yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar di kampus tercinta
ini.
2. Dosen mata kuliah ekologi Desi Kartikasari, M.Si yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyusun sebuah
makalah mengenai faktor lingkungan dalam menentukan organisme
ini.
3. Dan tidak lupa juga kepada teman-teman yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini. Dengan amanat itu kami akan memberikan
hasil yang terbaik untuk makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak untuk mengevaluasi makalah ini. Penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
organisme (biotik). Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai faktor
lingkungan yang mempenegruhi keberadaan suatu organisme.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk faktor biotik?
2. Apa saja yang termasuk faktor abiotik?
3. Bagaimana pengaruh faktor abiotik terhadap keberadaan organisme?
4. Hewan apa saja yang dijadikan sebagai indicator lingkungan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan apa saja faktor biotik
2. Untuk menjelaskan apa saja faktor abiotik
3. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh faktor abiotik terhadap
organisme
4. Untuk menyebutkan hewan yang dijadikan sebagai indikator lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah semua makhluk hidup yang terdapat pada suatu
ekosistem. Yang termasuk faktor biotik antara lain, manusia, mikroorganisme
(bakteri, virus, protozoa), tumbuhan dan hewan.
1. Manusia
Segala jenis aktivitas yang dilakukan oleh manusia pastila memiliki
pengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Beragam aktivitas manusia
tersebut secara perlahan akan memberikan dampak positif maupun negatif.
Kebanyakan pengaruh yang dihasilkan oleh manusia terhadap lingkungannya
berdampak negatif meskipun tidak sedikit juga perilaku ramah lingkungan
yang dilakukan oleh manusia guna memperbaiki alam lingkungan hidupnya.
Contohnya Penebangan Liar dan pembakaran hutan, Perburuan Hewan,
Penggunaan Pestisida, dan Pembangunan Pabrik.
2. Tumbuhan
Tumbuhan merupakan satu-satunya mahluk hidup yang bisa
menghasilkan makananya sendiri. Karena pada tumbuhan terdapat zat hijau
ata klorofil yang berungsi sebagai media penciptaan makanan dan untuk
proses fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa makanan yang merupakan energi
bagi mahluk hidup lainnya.
3. Hewan
Hewan merupakan organisme eukariotikyang multi seluler hewan tidak
memiliki klorofil oleh karena itu hewan harus mencari makananya sendiri
untuk mendapatkan energi kemudian makanan tersebut di cerna dalam
tubuhnya proses ini membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
sebagaizat sisa.
4. Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan organisme kecil yang tidak dapat dilihat
oleh mata tellanjang. Seperti bakteri, bakteri merupakan mikro organisme
3
4
bersel satu prokariotik yang hidup bebas yang dapat di temukan di beberapa
lingkungan, seperti udara, tanah, debu,air, serta hidup di tubuh manusia,
hewan, dan tumbuhan. Dalam lingkungan mikroorganisme berfungsi sebagai
dekomposer atau pengurai.
Makhluk hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem satu dengan
ekosistem lainnya pasti tidak sama, baik dari segi jenis maupun jumlahnya.
Dilihat dari jumlah makhluk hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem, kita
dapat membedakan makhluk hidup dalam tingkat individu, populasi, dan
komunitas.
1. Individu
Individu adalah makhluk hidup tunggal yang terdapat di suatu ekosistem
atau daerah tertentu. Misalnya seekor ayam di ekosistem kebun, seekor
kupu-kupu di ekosistem taman.
2. Populasi
Populasi adalah makhluk hidup sejenis yang jumlahnya lebih dari satu,
terdapat pada daerah atau ekosistem tertentu. Misalnya dua ekor ayam di
ekosistem kebun, sekelompok gajah di ekosistem hujan dan sekelompok
tanaman bakau di ekosistem pantai bakau.
3. Komunitas
Komunitas adalah semua makhluk hidup yang ada di ekosistem atau
daerah tertentu. Misal di ekosistem terdapat sekelompok gajah,
sekelompok kelinci, sebatang kurma, rumput, bakteri, tanah, air, dan batu.
Maka yang termasuk komunitas adalah gajah, kelinci, kurma, rumput, dan
bakteri.
B. Faktor Abiotik
Faktor abiotik merupakan bagian ekosistem yang tidak hidup antara lain
suhu, air, kadar garam, Ph, ketinggian, angin, iklim, sinar matahari
1. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam distribusi
organisme karena efeknya terhadap proses-proses biologis. Sel-sel mungkin
pecah jika air yang di kandung membeku (pada suhu di bawah 0C), dan
protein-protein kebanyakan terdenaturasi pada suhu diatas 45C. Selain itu,
5
Gambar(1.1). Termometer
1
Neil A. chambell., reece, ury, cain, wassermenn, minorsky Jackson, biology, (nineth edition. (san
ftansisco:pearson education, 2011) hlm, 332
6
2. Air
Air merupakan senyawa utama yang terdapat di dalam tubuh makhluk
hidup. Tanpa air, maka makhluk hidup akan mati. Air juga sebagai habitat dari
jenis makhluk hidup tertentu.Variasi drastis dalam ketersediaan air di antara
habitat-habitat yang berbeda merupakan sebuah faktor penting lain dalam
distribusi spesies.2 Spesies yang hidup di pesisir atau di lahan basah pasang
dapat terdesikasi(mengering) sewaktu pasang surut. Organisme darat
menghadapi ancaman desikasi yang nyaris terus menerus, dan distribusi
spesies darat mencerminkan kemampuan memperoleh dan mengonservasi air.
Organisme gurun, misalnya menunjukkan berbagai adaptasi untuk
memperoleh dan mengonservasi air di lingkungan kering.
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia,
air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi
bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya
tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
Air juga merupakan komponen besar bagi penyusun tubuh makhluk
hidup. Keberadaan air di permukaan bumi yang tidak seragam telah menuntut
adaptasi makhluk hidup yang ada. Akibatnya muncul keanekaragaman
makhluk hidup ditilik dari hubungannya dengan kebutuhan akan air. Seberapa
jauh organisme dapat membebaskan diri dari ketergantungan air, tergantung
pada kebutuhan dan kemampuannya menghemat air dalam keadaan tertentu.
Organisme yang hidup dalam habitat yang kering pada umumnya memiliki
cara penghematan air. Misalnya hewan yang hidup di daerah gurun akan
memiliki kapasitas penggunaan air yang relatif sedikit sebagai penyesuaian
terhadap lingkungan hidupnya yang miskin air. Berbagai jenis tumbuhan yang
ada juga beradaptasi dengan keadaan tersebut, salah satunya dengan
membentuk daun yang tebal dan sempit sehingga mengurangi penguapan.
Contohnya adalah tumbuhan kaktus. Selain itu, bagi hewan atau
2
Ibid., hlm., 333
7
tumbuhan, yang hidup di air, komposisi kimiawi dan kimia air sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidupnya.
3
Ibid., hlm.333
8
karakter tumbuhan. Daerah yang biasa dengan angin yang kuat, hanya bisa
ditempati oleh tumbuhan yang liat dan berakar kuat.
Angin merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat
mengatur penguapan atau temperature, membantu penyerbukan (lebih lebih
penyerbukan silang), membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk,
dan membawa gas gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Angin
mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya uap air disekitar tanaman,
sehingga memberikan kesempatan terjadinya penguapan lebih lanjut. Situasi
ini merupakan tekanan yang kuat bagi keseimbangan air, meskipun jumlah air
dalam tanah cukup banyak. Pertumbuhan vertikal akan terbatas sesuai dengan
kemampuan mengisap dan mentransformasikan air ke atas untuk
mengimbangi transpirasi yang cepat, hasilnya mungkin akan membentuk
tanaman yang kerdil.
5. Sinar Matahari
Sumber energi utama di alam ini adalah energi cahaya matahari. Energi
cahaya akan diubah oleh tumbuhan menjadi energi kimia melalui proses
fotosintesis. Setelah itu energi kimia pada tumbuhan akan pindah ke makhluk
hidup lainnya melalui rantai makanan. Adanya garis lintang mempengaruhi
perbedaan intensitas cahaya matahari di bumi, sehingga akan terbentuk daerah
yang berbeda. Selain itu intensitas cahaya matahari akan mempengaruhi suhu
dan kelembaban, sehingga berpengaruh juga terhadap adaptasi makhluk hidup.
9
4
Wiwik Endang, Mengenal Ekosistem. (Bekasi: Mitra Utama). Hlm. 6
5
Amin setyo, ekologi, (malang:bayumedia),2007. hlm.96
11
7
Ibid., 98
13
hewan yang teradaptasi didaerah dingin seperti anjing laut, singa laut dan
paus.
Pada beberapa hewan yang hidup didaerah pegunungan bentuk tubuh
merupakan strategi untuk mengatasi dingin. Dibandingkan dengan hewan
yang hidup diiklim panas , hewan yang berada diwilayah dingin ini
memiliki tubuh yang gemuk, ekstrimitas yang pendek dan tebal. Strategi
ini menurunkan rasio luas area tubuh yang terdedah lingkungan.
Pada hewan poikilotermi, adaptasi terhadap suhu dingin ilakukan
dengan beberapa cara yaitu nmenyimpan gliserol seperti pada ikan dan
invertebrata yang hidup diperaoran dibawah sushu 00C atau nan
menyimpan glukosa seperti pada katak kayu (Rana syvertris). Adanya
senyawa kimia tersebut tubuh hewan poikilotermi terhindar dari
pembekuan.
4. Adaptasi Pada Lingkungan Yang Bersuhu Ekstrem Pada
Tumbuhan
Dibandingkan dengan hewan tumbuhan memiliki keterbatasan
adaptasi terhadap suhu ekstrem. Pada suhu panas, tumbuhan xerofit
mengembangkan adapatasi dengan adanya kultikula yang tebal,
meningkatkan penyerapan air dengan akar serabut panjang, menurunkan
kadar transpirasi dan memiliki jaringan menyimpan cadangan air,
tumbuhan kaktus seperti opuntia fragilis struktur yang disebut cladode
yang berfungsi menyimpan cadangan air.8
Pada suhu dingin tumbungan mengembangkan beberapa strategi.
Tumbuhan gugur daun akan menggugurkan seluruh daunnya pada musim
dingin. Adaptasi lain misalnya pada beberapa tumbuhan Araceae, laju
respirasi meningkatkan suhu internal tumbuhan. Bentuk bunga seperti
parabola efektif untuk menyerap panas matahari.
5. Sinar Matahari Dan Adaptasi Organisme
Sinar matahari mempengaruhu ekosistem secara global karena
matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital
yang dibutuhkan oleh tunmbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
8
Ibid., hlm.100
14
Pengaruh sinar matahari juga dapat dikelompok dalam dua hal, (1)
pengaruh gelombang pendek terhadap prouksi pigmen, perkembangan
kloroplas, germinasi dan kontrol bukan stomata, (2) gelombang panjang
memengaruhi germinasi, pertumbuhan batanh, dan laju foto sintesis.
Cahaya matahari merupakan faktor krusial dalam kehidupan
tumbuhan sebagai sumber energi. Meskipun demikian, karena sifat hidup
tumbuhan yang sesil maka pertumbuhan intensitas cahaya sangat
mempengaruhi kehidupannya. Untuk memperoleh energi bagi
pertumbuhan dan perkembangannya, tumbuhan memerlukan sejumlah
cahaya minimal. Setiap daun pada tumbuhan harus memprodukdi energi
yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan setelah ikurangi energi
untuk resoirasi. Jika tumbhan kekurangan cahaya dalam waktu panjang
maka lambat laun akan mati. Proporsi cahaya yang dibutuhkan untuk
menyeimbangkan hasil fotosintesis dan kebutuhan respirasi disebut titik
kompensasi cahaya.
a) Tumbuhan C3, C4 dan CAM
C4 dan CAM teradaptasi untuk kondisi kering (arid) karena proses
fotosintetisnya menghasilkan efisiensi penggunaan air. Selain itu,
tumbuhan CAM dapat berdiam an menyimpan energi dan air selama sulit.
Tanaman C4 dapat melakukan fotosintesis lebih cepat dalam kondisi suhu
dan intensitas cahaya yang tinggi digurun dari pada tumbuhan C3 karena
tumbuhan C4 menggunkan jalur biokimia ekstra dan anatomi khusus
untuk mengurangi fotorespirasi.
1. Adaptasi Tumbuhan C3
Kelompok tumbuhan yang melakukan fotosintesis seperti itu
disebut C3 karena CO2 pertama-tama bergabung membentuk senyawa
yang terdiri atas 3 atom karbon. rubisco merupakan enzim yang
digunakan dalam proses fotosintesis. Contoh lain tumbuhan ini adalah
stomata terbuka pada siang hari. Keuntungan adaptasi bentuk ini adalah
fotosintesis berlangsung lebih efisien pada kondisi sejuk dan sedikit
enzim dan tanpa anatomi khusus. Sebagian besar tumbuhan tergolong
dalam tipe ini.
15
2. Adaptasi Tumbuhan C4
Kelompok tumbuhan yang melakukan fotosintesis seperti itu
disebut C4 karena CO2 pertama-tama bergabung membentuk senyawa
yang terdiri atas 4 atom karbon, enzim PEP karboksilase dan Rubisco
merupakan enzim yang digunakan dalam proses fotosintesis. Ciri lain
tumbuhan ini adalah stomata terbuka pada siang hari. Fotosintesis
berlangsung pada sel-sel bagian dalam dan memerlukan anatomi khusus
yang disebut anatomi Krans (dua lapis sel-sel yang mengandung
kloroplas terletak disebelah dalam dekat pembuluh). Keuntungan
adaptasi bentuk ini adalah fotosintesis berlangsung lebih efisien pada
kondidi panas dan kering karena CO2 langsung bereaksi dengan bantuan
RUBISCO, menghindari kemungkinan bergabung dengan oksigen atau
mengalami fotorespirasi. Selain itu tipe ini memiliki efisiensi penggunain
air karena PEP karboksilase membawa CO2 lebih cepat sehingga tidak
memerlukan stomata yang lebih sering (mengurangi penguapan air).
Terdapat beberapa ribu spesies tumbuhan yang tergolong dalam tipe ini,
misalnya jagung.
3. Adaptasi Tumbuhan CAM
Kelompok tumbuhan yang melakukan fotosintesis seperti itu
disebut CAM karena famili tumbuhan yang pertama ditemukan memiliki
tipe ini adalah Crassulaceae. Pada tipe ini, CO2 pertama-tama disimpan
dalam bentuk asam sebelum digunakan dalam fotosintesis. Ciri lain
tumbuhan ini adalah stomata terbuka pada malam hari. CO2 dikonversi
menjadi asam dan disimpan pada saat malam hari. Pada saat siang hari,
asam dipecah dan CO2 dikeluarkan ke rubisco untuk fotosintesis.
17
18
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Urry, Lisa A., Cain, Michael L., Wasserman,
Steven A.,Minorsky, Peter V., dan Jackson, Robert B. 2005. Biologi
8thEdition, Jilid 3(terjemahan). Jakarta: Erlangga
19