Anda di halaman 1dari 2

a.

Pada bulan Oktober 2016 saya diberikan kesempatan untuk menjadi


delegasi Bali di perhelatan Future Leader Summit 2016 yang
diselenggarakan oleh Nusantara Muda di Semarang. Future Leader
Summit merupakan konverensi kepemudaan nasional yang diikuti oleh
240 delegasi dari seluruh Indonesia. Di konverensi tersebut sendiri
terbagi atas 6 divisi yaitu education, sociopreneur, environment, digital
media, potential culture, dan human resource. Saya berkesempatan
tergabung dalam divisi digital media, dan diberi kepercayaan untuk
menjadi team leader kala itu. Konverensi tersebut membahas tentang
satu masalah penting yang nantinya akan di hadapi oleh Indonesia di
masa yang akan datang yaitu Demographic Dividend. Demographic
Dividend atau Bonus Demografi adalah suatu kondisi dimana jumlah
tenaga kerja produktif jauh lebih besar daripada tenaga kerja non
produktif, dan Indonesia kan mengalami hal tersebut pada 2020-2030.
Kita sebagai generasi mudalah yang harusnya mempersiapkan diri kita
untuk membangun Indonesia emas. Namun tidak menutup mata
banyak mahasiswa dan pemuda kita yang masih apatis tentang
masalah ini. Sudah selayaknya menjadi tanggung jawab kita untuk
merangkul mereka, untuk memberanikan mereka, mengajak mereka
untuk peduli dan memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini.

b. Saya dipercayai untuk menjadi delegasi Indonesia dalam konverensi


Urban Youth Meeting (UYM) di Surabaya. UYM merupakan konverensi
internasional yang diadakan di 5 negara Indonesia, Nepal, Banglades,
Mongolia, Kamboja, dan Thailand oleh United Nation, AIESEC, dan
APUFY. Pada konverensi ini membahas tentang isu-isu pembangunan
yang terjadi di Indonesia. Baik itu pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan masyarakat, kewirausahaan, kualitas tenaga kerja,
ketahanan pangan, dan lain-lain. Saya sangat kagum kala itu karena
begitu banyak pemuda-pemuda Indonesia yang aware dan peduli akan
masalah yang terjadi. Mereka tidak tinggal diam dan menunggu
pemerintah, akan tetapi mereka datang, menyampaikan ide, sudut
pandang mereka akan suatu masalah, dan mereka mengambil inisiatif
untuk merubah keadaan lingkungan mereka. Delegasi yang hadir pun
beragam, dari yang masih SMA sampai dengan yang sudah kerja.
Saya sangat terinspirasi oleh mereka, oleh semangat, dan daya juang
mereka. Hal tersebut mendorong saya untuk lebih berkontribusi untuk
masyrakat.

c. Saya berkesempatan untuk menjadi delegasi Indonesia bersama 40


delegasi lainnya dari 26 negara dalam Global Youth Forum yang
diadakan oleh United Nation dan Youth Time International Movement.
Konverensi ini dikhususkan untuk membahas tentang 17 Sustainable
Development Goals yang ditargetkan oleh United Nation 2015 lalu. Kita
membahas masalah-masalah tersebut dan mencari solusi melalui
sociopreneur. Sociopreneur adalah seseorang yang mengetahui dan
peduli mengenai masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan
masyarakat nya dan menggunakan kemampuannya sebagai seorang
enrepeneur untuk memecahkan masalah sosial tersebut. Tidak hanya
bertukar pikiran, berdebat, dan berdiskusi memecahkan masalah.
Didalam konverensi tersebut kita juga diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan proyek sosial yang kita gagaskan untuk
mendapatkan bantuan dana. Kami sangat percaya bahwa pemuda dan
sociopreneurship adalah jawaban atas masalah-masalah sosial yang
terjadi saat ini. Oleh karena itu penting bagi kita untuk terus mempupuk
pemuda-pemuda Indonesia, agar mereka dapat lebih berkarya dan
berbakti kepada masyarakat.
d. Saya berkesempatan menjadi pembicara dalam HATHI 5th
International Seminar on Water Resilence di nusa dua. Seminar
tersebut diadakan oleh Ikatan Teknik Sipil Hidraulik Indonesia bekerja
sama dengan PU dan Bina Marga. Saya sangat menyadari akan
pentingnya keberadaan air bersih bagi masyarakat. Terlebih lagi bahwa
ketahanan air juga menjadi salah satu goals dari 17 SDG (Sustainable
Development Goals) yang ditargetkan oleh United Nation, khususnya
no 6. Saat itu saya membicarakan tentang ketersediaan air di daerah
Subaya, dan menganalisa tindakan-tindakan teknis yang dapat
dilakukan dengan tujuan agar masyarakat Subaya dapat menikmati air
bersih yang berkelanjutan. Pada acara tersebut saya berkesempatan
untuk mendengarkan sudut pandang, pertanyaan, dan couriousity
mereka mengenai masalah tersebut. Acara tersebut tidak hanya
dihadiri oleh para profesional (dalam hal ini Teknik Sipil) tetapi juga
pelajar SMA dan Mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai