Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANAJEMEN TERNAH PERAH

TENTANG

KERBAU PERAH

Nama : Marasinta dewi

Nim : B1D 212 176

Kelas : 5 B2

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan Rahmat
dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas manajemen ternah perah tentnag
kerbau perah sesuai dengan waktunya.

Dalam kesempatan ini pula, penulis tidak lupa mengucapkan banyak- banyak terima
kasih atas bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran - saran selama kegiatan mengerjkan tugas ini
sampai tugas ini disusun. Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
kami dalam bangku kuliah, kami ucapkan banyak-banyak terimakasih.

Mataram,

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menurut sejarah perkembangan domestikasi, ternak kerbau yang berkembang di seluruh


dunia berasal dari daerah sekitar India. Pada dasarnya ternak kerbau digunakan sebagai ternak
kerja, selanjutnya untuk penghasil daging dan juga penghasil susu. Ternak kerbau diklasifikasi
sebagai kerbau sungai dan kerbau Lumpur. Di Indonesia lebih banyak terdapat kerbau Lumpur
dan hanya sedikit terdapat kerbau sungai di Sumatera Utara yaitu kerbau Murrah yang
dipelihara oleh masyarakat keturuan India dan digunakan sebagai penghasil susu.

Populasi ternak kerbau di Indonesia hanya sekitar 2% dari populasi dunia. Hanya sedikit
sekali kerbau lumpur yang dimanfaatkan air susunya, karena produksi susunya sangat rendah
yaitu hanya 11,5 l/hari, dibandingkan dengan tipe sungai yang mampu menghasilkan susu
sebanyak 67 l/hari. Namun demikian, di beberapa daerah, susu kerbau lumpur telah lama
dimanfaatkan oleh masyarakat. Di Pulau Sumatera banyak ditemukan ternak kerbau mulai dari
dataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Disamping itu ditemukan juga di daerah rawa,
namun masih termasuk dalam bangsa kerbau lumpur. Potensi pakan yang cukup banyak
tersedia menjadikan ternak kerbau sebagai komoditas unggulan di sebagian besar daerah di
Pulau Sumatera.
Usaha ternak kerbau merupakan usaha peternakan rakyat yang dipelihara sebagai usaha
sampingan, menggunakan tenaga kerja keluarga dengan skala usaha yang kecil karena
kekurangan modal. Disamping itu sebagian peternaknya adalah penggaduh dengan sistem bagi
hasil dari anak yang lahir setiap tahunnya. Pemeliharaan ternak umumnya bergantung pada
ketersediaan rumput alam. Selain produksi dagingnya, kerbau juga sebagai penghasil susu yang
diolah dan dijual petani dalam bentuk dadih di Sumatera Barat serta gula puan, sagon puan dan
minyak samin di Sumatera Selatan. Secara umum produktivitas susu masih rendah yaitu sekitar
12 liter/ekor/hari. Dibandingkan dengan ternak sapi, ternak kerbau agak kurang mendapat
perhatian dari berbagai kalangan. Konsekuensinya, produktivitas ternak relatif rendah, bahkan
populasi ternak kerbau di Sumatera hanya sedikit meningkat, walaupun masih jauh lebih tinggi
dari rataan nasional.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah kerbau perah ini antara lain:

1. Bagaimana asal usul Kerbau perah?


2. Bagaimana Klasifikasi dari kerbau perah?
3. Apa saja jenis-jenis kerbau perah?
4. Bagaimana produktifitas kerbau perah?
5. Bagaimana peternakan kerbau perah di Indonesia?
6. Apa saja komposisi dari susu kerbau perah?
7. Apa saja produk hasilan dari susu kerbau?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kerbau perah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui asal usul Kerbau perah


2. Untuk mengetahui Klasifikasi dari kerbau perah
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kerbau perah
4. Untuk mengetahui produktifitas kerbau perah
5. Untuk mengetahui peternakan kerbau perah di Indonesia
6. Untuk mengetahui komposisi dari susu kerbau perah
7. Untuk mengetahui produk hasilan dari susu kerbau

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat laktasi dan umur kerbau diyakini mempengaruhi kadar lemak susu kerbau
(Fahimmudin, 1975). Kadar lemak susu meningkat sejak awal masa laktasi dan mencapai taraf
tertinggi pada bulan keempat dan kelima laktasi. Pada umur laktasi ke empat atau ke lima kadar
lemak yang terkandung dalam susu kerbau mencapai tingkat tertinggi. Dengan meningkatnya
masa laktasi kerbau perubahan yang sangat nyata adalah dari lemak kolostrum yaitu
meningkatnya kadar asam-asam lemak berkarbon rendah dan menurunnya asam oleat.
Fahimuddin (1975) menyatakan bahwa musim memberikan pengaruh terhadap kadar lemak susu
kerbau. Penelitian dengan menggunakan kerbau India menunjukkan bahwa persentase lemak
susu kerbau lebih tinggi pada musim dingin dan musim panas. Sementara itu penelitian lain
menunjukkan bahwa persentase lemak lebih tinggi saat musim hujan dibandingkan saat musim
panas (Fahimuddin, 1975).

Laktosa atau gula susu adalah bagian dari larutan susu yang sebenarnya, ditemukan di
dalam bahan kering, bahan baku industri keju dan buttermilk, bahan baku dari industri mentega.
Laktosa ditemukan sedikit di dalam produk yang berbahan dasar susu, karena pemisahan yang
tidak sempurna dalam proses pembuatannya. Laktosa hanya ditemukan di dalam susu dan
merupakan produk dari sekresi kelenjar mammary. Susu dari spesies hewan yang berbeda akan
memiliki jumlah laktosa yang berbeda. Laktosa atau gula susu adalah gula yang ditemukan
hanya pada susu. Laktosa mudah dicerna khususnya oleh bayi dan anak kecil. Laktosa
menyediakan keseimbangan nutrisi makanan di dalam susu dan membantu dalam penggunaan
lemak susu, mineral, dan vitamin. Laktosa tidak berasa manis seperti sukrosa atau gula tebu.
Ratio rasa manis antara laktosa dan sukrosa adalah 1 banding 6. Sangat sedikit informasi dalam
membandingkan nilai laktosa dan dan gula lain yang dipakai dalam makanan. Laktosa terdapat
pada susu yang berasal dari semua spesies hewan yang sangatl berperanan penting dalam nutrisi,
khususnya untuk hewan muda. Energi dari laktosa dapat dibandingkan dengan glukosa dan
mempunyai kemampuan physikologi yang tidak ditemukan pada gula lain. Laktosa mempunyai
food value yang sama dengan sukrosa dan karbohidrat lain dan penambahan physikologi lain
yang memiliki kebaikan yang tinggi untuk kesehatan. Laktosa sangat baik untuk media tumbuh
bakteri.

Laktosa memiliki nilai kesehatan yang lebih dalam bentuk fermentasi yaitu susu
acidhophilus dan hasil lain dari fermentasi susu yang merupakan hasil dari kerja bakteri di dalam
laktosa susu.Fahimuddin (1975) mengatakan bahwa kadar laktosa kerbau antar 4.27 5.28%.
Kadar laktosa mengalami peningkatan pada susu kerbau antara bulan kedua dan ketiga laktasi,
dan pada bulan ke enam laktasi nilainya menjadi tetap dan menurun. Laktasi memberikan efek
yang sangat signifikan terhadap kadar laktosa.Laktosa adalah disakarida yang terdirio dari
galaktosa dan laktosa. Laktosa hanya ditemukan dalam susu yang merupakan karbohidrat dasar
dari banyak spesies. Salah satu gen yang mempengaruhi kadar laktosa adalah a-lactalbumin (a-
LA). a-Lactalbumin adalah :Susu yang memiliki protein kering 25% dari total protein pada susu
kerbau., dan bernilai 2-5% dari total skim protein susu.Tidak ada katalis aktif di dalam a-
Lactalbumin, tapi mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan pembentukan
laktosa.Memiliki kesamaan dalam struktur dengan lisosom. Lisosom adalah glikosidase dengan
hidrolisis dari polisakarida di dalam dinding sel bakteri.a-LA mengubah gula binding yang
dimiliki galaktosiltransfer, jadi laktosa di produksi diantara fungsi umum dari galaktosiltransfer.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Kerbau Perah

Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah sungai Indus dan di
Cina kira-kira 1000 tahun selah di India. Kerbau yang telah dijinakkan termasuk anggota sub-
famili Bovinae di dalam genus Bubalus yang dibagi dalam 4 sub genus yaitu:
a. Bubalus caffer (Kerbau Afrika)
b. Bubalus bubalis (Kerbau Asia)
c. Bubalus mindonensis (Kerbau Mindora)
d. Bubalus depressicornis (Kerbau mini Sulawesi = Anoa)

B. Klasifikasi Kerbau

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Upafamili: Bovinae
Genus: Bubalus
Spesies: B. bubalis
Nama binomial
Bubalus bubalis

Dibanding sapi (Bos taurus) kerbau merupakan binatang yang bertulang besar, agak
kompak dengan badan tergantung rendah pada kaki-kaki yang kuat dengan kuku-kuku besar.
Kerbau tidak memiliki gelambir atau punuk. Salah satu jenis kerbau sungai-salah satu jenis
kerbau- bentuk tubuhnya dapat dijadikan sebagai penghasil susu yang baik sesuai dengan bentuk
tubuh dari sapi perah, dan bentuk tubuh dari kerbau rawa-jenis kerbau lain- sama dengan bentuk
tubuh ras pedaging zebu. Pada umumnya, semua kerbau memiliki tanduk lebih padat daripada
tanduk sapi. Arah pertumbuhan tanduknya pun bervariasi, sehingga menyebabkan tanduknya
berukuran lebar dibanding tanduk dari sapi perah lain.
Dari ciri ciri tersebut diatas umumnya terdapat kerbau domestik yang dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kerbau sungai dan kerbau rawa-rawa. Kerbau air (water buffalo) maupun kerbau
rawa-rawa (swamp buffalo) memiliki kesukaan/kegemaran akan air, entah itu berkubang dalam
air ataupun berkubang dalam lumpur. Jika kerbau sungai menunjukkan kesenangan akan air
mengalir yang bersih, beda halnya dengan kerbau rawa yang kesukaannya berkubang dalam
lumpur, rawa-rawa dan air yang telah menggenang. Pada umumnya, produksi susu kerbau rawa
adalah 245-778 kg susu pada lamanya hari pemerahan ( laktasi ) 240-293 hari. Sedangkan kerbau
sungai menghasilkan susu sebanyak 1700-2000 kg pada lamanya laktasi 280-315 hari.

C. Jenis-jenis Kerbau Perah

Semua jenis kerbau domestik diduga berevolusi dari kerbau liar di India. Kerbau ras dari
India terkenal akan kekayaan akan produksi susu yang melimpah. Adapun jenis-jenis kerbau
perah antara lain :

1. Kerbau Murrah
Kerbau Murrah merupakan kerbau yang habitat aslinya berada di Negara bagian Haryana
dan Union territory Delhi di India dan di Propinsi Punjab di Pakistan. Namun kerbau Murrah
merupakan salah satu kerbau perah yang banyak diternakkan di Indonesia, khususnya daerah
sekitar Medan. Kerbau Murrah selain sebagai kerbau perah yang menghasilkan susu, juga paling
efisien dalam menghasilkan lemak susu.
Kerbau Murrah merupakan kerbau yang paling utama di dunia, karena mampu
memproduksi susu rata-rata 3500-4000 lbs ( 1 lbs=0,453 ) setiap laktasi. Ternak dari Kerbau
Murrah merupakan hasil seleksi yang baik hingga menghasilkan susu sebanyak 5000 7000 lbs
setiap laktasinya. Kerbau Murrah mampu memproduksi susu dalam masa laktasi 9-10 bulan. Di
Indonesia, seekor kerbau Murrah mampu menghasilkan susu 1,5 3 liter/hari. Walaupun kerbau
Murrah ini termasuk jenis kerbau yang mampu menghasilkan banyak susu, namun petani lebih
sering menggunakannya sebagai kerbau pekerja.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Murrah Adalah :
Tubuh padat dan pendek

Leher dan kepala relatif kecil

Warna kulitnya hitam dengan warna putih pada dahi dan kaki

Punggungnya lebar

Tanduk melingkar rapat seperti spiral dan sangat kecil

Bobot badan betina dewasa 450 kg dan dewasa jantan 550 kg

2. Kerbau Nili dan Ravi


Kerbau jenis ini adalah kerbau perah keturunan Murrah yang tinggal di lembah sungai
Sutley dan Pakistan. Selain itu juga banyak ditemukan di Lahore, Sheikhupura, Faisalabad,
Sahiwal, Multan dan Bahawal Nagar di provinsi Punjab.
Produksi susu pada jenis Kerbau Nili ini mencapai 20-24 lbs setiap hari. Sedangkan
untuk Kerbau Ravi mampu memproduksi susu hingga 4000 lbs dalam masa laktasi 250 hari.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Nili Ravi Adalah :

Memiliki tubuh dalam dengan panjang yang cukup

Kepala besar dan kasar

Leher panjang dan pipih

Tanduk kecil

Ekornya panjang

Warna kulitnya hitam dan dan ada kalanya coklat serta bulu disekitar mata kepala dan
bagian ujung mulut memiliki warna putih

Bobot badan betina dewasa 500 kg dan jantan dewasa 600 kg


3. Kerbau Kundi
Kerbau Kundi pada awalnya ditemukan di daerah Sind. Kerbau jenis ini dikenal juga
sebagai kerbau putih (walaupun warna kulitnya terkadang hitam) karena adanya warna putih
berbentuk bintang pada dahinya. Produksi susu kerbau Kundi ini mencapai 2000 kg dalam masa
laktasi selama 300 hari. Kerbau banyak dipelihara di Pakistan khususnya di daerah sepanjang
sungai Indus.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Kundhi Adalah :

Memiliki tubuh kecil jika dibandingkan dengan kerbau Nili Ravi

Warna kulit hitam , coklat serta adanya bintik-bintik putih

Memiliki tanduk luruh dan pendek

Bobot badan betina dewasa 320 kg dan jantan dewas 450 kg

4. Kerbau Surati
Kerbau Surati atau Surti adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal di daerah
Gujarat. Salah satu ciri Kerbau Surati ini mampu merupakan penghasil susu yang baik; produksi
susu rata-rata 1655,5 kg/laktasi dengan kadar lemak 7,5 %.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Surti Adalah :

Bentuk tubuhnya sedang

Tanduk tidak terlalu panjang

Memiliki Kaki pendek

Ekornya panjang

Warna kulit hitam dan putih


Bobot badan betina dewasa 400 kg dan jantan dewasa 500 kg

5. Kerbau Nagpuri
Kerbau perah ini banyak diternak di Nagpur, Maharashtra, Andhra Pradesh dan Mahya
Pradesh. Kerbau ini bertanduk melengkung panjang sekali. Susu dihasilkan rendah, hanya 900-
1.200 kg selama laktasi.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Nagpuri Adalah :

Memiliki tubuh melebar

Tanduk besar dan panjang serta melengkung di sisi leher

Kaki kuat

Leher panjang

Warna kulitnya hitam

6. Kerbau Jaffarbadi
Kerbau ini termasuk dalam jenis kerbau sungai yang berhabitat di bagian selatan
Gujarat,India.Kerbau ini berciri khas berwarna hitam,tubuh yang masif dan tanduk melengkung
kebawah. Berat rata-rata kerbau ini 500kg-900kg. Rata-rata hasil susu per 305 hari adalah
1850kg.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Zaffarabadi Adalah :

Kepala bagian depan besar

Tanduk relatif besar

Warna kulitnya hitam kadang-kadang warna tampak pada kepala dan kaki

Bobot badan betina dewasa 450 kg dan jantan dewasa 600 kg


7. Kerbau Mehsana

Kerbau jenis ini banyak dipelihara di India, khususnya didaerah Bombay, kerbau
mehsana mempunyai karakteristik campuran antara kerbau murrah dan surati. Kerbau jenis ini
oleh masyarat khususnya kerbau jantan tenaganya banyak dimanfaatkan dalam pertanian, seperti
untuk membajak sawah, dll. Kerbau ini juga termasuk jenis yang memproduksi susu yang dapat
menghasilkan 1700 kg per laktasi sekitar 310 hari.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Hehsana Adalah :

1. Memiliki warna tubuh hitam, coklat

2. Memiliki tanduk yang sedikit melengkung ke atas

3. Ukuran Tubuh Sedang

4. Memiliki ekor yang panjang

D. Produktivitas Kerbau

Reproduksi yang jelek dari kerbau rawa dan sungai adalah faktor utama yang membatasi
kinerja kerbau dan pencapaian perbaikan. Kerbau (rawa dan sungai) mempunyai umur beranak
pertamakali sangat tinggi dan interval kelahiran yang panjang akibat perkawinan yang tergantung
pada musim. Kadangkala siklus estrus yang tidak tampak juga menyulitkan dokter hewan dan
ahli ternak di pedesaan dalam upaya pengaturan reproduksinya. Kerbau jantan akan mengalami
dewasa kelamin pada umur 2 tahun, sedangkan kerbau dara mulai mengalami estrus pada umur 2
- 2,5 tahun.

E. Peternakan Kerbau perah di Indonesia

Di Indonesia kerbau telah berkembang sejak dahulu. Dimana telah tersebar di seluruh
Indonesia termasuk Sulawesi. Kerbau yang berasal di Indonesia didominasi oleh kerbau lumpur
dengan jumlah populasi sekitar 2 juta ekor dan kerbau perah terdapat 5 ribu ekor.
Di Indonesia, kerbau sebagai ternak perah sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat
Aceh, Tapanuli Utara, Palembang, Sulawesi dan Timor. Bila dibandingkan dengan susu sapi,
susu kerbau hasil pemerahan, tidak banyak mengandung air tetapi lebih banyak mengandung
bahan padat, lemak, laktosa dan protein. Kandungan lemak pada susu kerbau adalah 50%, jadi
lebih banyak dibandingka susu sapi. Begitu juga halnya dengan kandungan protein. Di
Indonesia, umumnya susu kerbau tidak dikonsumsi langsung dalam keadaan segar, tetapi diolah
untuk berbagai keperluan. Di Aceh, susu kerbau dibuat mentega dan minyak samin, sedangkan d
Sumatera barat dibuat dadih.

Konsumen susu kerbau memang masih terbatas, namun peluang pengembangbiakan


produk olahan dari susu kerbau cukup besar karena kerbau memiliki kadar lemak tinggi. Bibit
kerbau penghasil susu cukup tersedia dan dapat diimpor dalam bentuk semen atau embrio,
sedang teknologinya telah dikuasai.

F. Komposisi Susu Kerbau

Susu kerbau lebih banyak mengandung lemak dan protein dari susu sapi. Rasa susu
kerbau lebih pekat karena mengandung lebih 16 % bahan kering (total solid) dibandingkan susu
sapi hanya 12 14 %. Kadar lemak susu kerbau 50 60 % lebih banyak dari susu sapi (6 8 %
vs 3 5 %). Protein susu kerbau lebih banyak mengandung casein dan sedikit lebih albumin
dan globulin dari susu sapi.
Susu kerbau kurang mengandung carotene (pro-vitamin A) dan warna susu kerbau lebih
putih dari susu sapi. Kandungan vitamin A dalam susu kerbau hampir sama dengan susu sapi.
Tampaknya kerbau telah merubah carotene makanan menjadi vitamin A di dalam susu. Susu
kerbau mengandung vitamin B kompleks dan vitamin C sama dengan pada susu sapi, hanya
kadar riboflavin susu kerbau lebih sedikit dari susu sapi.

Tabel perbandingan kandungan susu masing-masing jenis susu


Jenis susu Air % Protein % Lemak % Laktosa % Mineral %
Susu Manusia 87,60 1,41 3,78 7,00 0,21
Susu Sapi 87,75 3,30 3,70 4,95 0,70
Susu Kambing 87,23 3,70 4,20 4,23 0,84
Susu Kerbau 78,50 5,9 10,40 4,30 0,80
*Susunan air susu tidak selalu sama dan akan selalu berubah ubah. Hal ini
dikarenakan berbagai macam faktor .
Susu kerbau memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi karena itu, potensi dan
kandungan gizinya yang sangat besar,susu kerbau dijuluki sebagai Emas Putih. Jika dilihat dari
komposisi nilai gizi yang terdapat di dalamnya,susu kerbau tidak kalah dengan susu asal ternak
ruminansia lainnya. Bahkan kandungan protein dan lemaknya sangat tinggi yaitu 5,5-10,5% dua
kali lipat dari susu lain.

G. Hasil Olah Susu kerbau

Susu dari kerbau banyak digunakan oleh manusia. Diantaranya sebagai berikut:

1. Dadiah
Susu kerbau dengan proses fermentasi alami (tradisional) setelah diperah susu kerbau
langsung dimasukkan ke dalam sepotong bambu segar selama 2 hari yang ditutup dengan daun
pisang. Selanjutnya didiamkan atau difermentasi dalam suhu ruang selama satu sampai dua hari
hingga terbentuknya gumpalan.

Dadiah yang dibuat dengan cara seperti itu terdapat di daerah Sumatra Barat. Dadiah
merupakan yogurt dari susu kerbau dengan kandungan mineral Ca tinggi yang menyebabkan
tegangan gumpalan tinggi. Dadiah semacam ini biasanya dimakan dengan gula aren. Pembuatan
dadiah ini banyak dikembangakan di India

2. Minyak samin ( Ghee )

3. Keju, dll

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah sungai Indus yang
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kerbau sungai dan kerbau rawa-rawa. Adapun jenis-jenis
kerbau perah ialah kerbau murrah, nii dan ravi, kundi, surati, nagpuri, jaffarbadi dan mensana.
Susu kerbau lebih banyak mengandung lemak dan protein dari susu sapi. Rasa susu kerbau lebih
pekat karena mengandung lebih 16 % bahan kering (total solid) dibandingkan susu sapi hanya 12
14 %. Kadar lemak susu kerbau 50 60 % lebih banyak dari susu sapi (6 8 % vs 3 5 %).

B. Saran

Peternakan kerbau perah mempunyai potensi yang sangat menguntungkan dan


menjanjikan maka dari itu saran dari pemakalah agar pemerintah dan pihak-pihak terkai
peternakan melalakukan riset ataupun sosialisasi kepada masyarakat luas agar menjalankan
usaha kerbau perah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Benerjee, G. C. 1982. A Textbook of Animal Husbandry. Fifth Edition. Oxford and IBH
Publishing Co. New Delhi. Dalam Handirwirawan, E., Suryana dan C. Talib. Karakteristik
Tingkah Laku Kerbau Untuk Manajemen Produksi yang Optimal. Seminar dan Lokakarya
Nasional Usaha Ternak Kerbau. 2008.
Currie, 1988 dalam Ibrahim, et. al.,2001. Water Buffalo in Asia. National Science Foundation.
Sri Langka. Dalam Handirwirawan, E., Suryana dan C. Talib. Karakteristik Tingkah Laku
Kerbau Untuk Manajemen Produksi yang Optimal. Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha
Ternak Kerbau.2008.
Devendra, C. 1987. The Nutrition of Herbivore. Hacker, J. B. Dan J. H. Ternouth. (ed). Academy
Press. Sidney.
Diwyanto, K dan Subandriyo. 1995. Peningkatan mutu genetik kerbau lokal diIndonesia. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pertanian XIV (4) : 92- 101.
Fahimuddin, M. 1975. Domestic Water Buffalo. Oxford and IBH Publishing Co, New Delhi.
FAO. 2000. Water Buffalo : An Asset Undervalued. FAO Regional Office for Asia and The
Pasific. Bangkok. Thailand.
Hadjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan P.T. Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Halgberg , M. S dan O. Lind. 2003. Buffalo MilkProduction - Chapter 5 : Milk Production of
The Buffalo. http://www.milkproduction.com. [18 januari 2012].
Tillman, A ,D ,H ,Hartadi, S, Reksohadiprojo,S, Prawirokusumo, dan S, Lepdosoekojo., 1981.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

http://jeblogans.blogspot.co.id/2015/04/makalah-kerbau-perah.html(Diakses 06 Oktober 2015 )

Anda mungkin juga menyukai