Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN SINDROM NEFROTIK

RUANG POLI ANAK RSUD DR.MOCH.ANSHARI SHALEH BANJARMASIN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu


Program Profesi Ners
Stase Keperawatan Anak

DI SUSUN OLEH
Hj.Muflihah Anwar,S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) CAHAYA BANGSA
BANJARMASIN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
1
2

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Hj.Muflihah Anwar,S.Kep

Banjarmasin, Mei 2017

Mengetahui,
Pembimbing Akademik/Mentor Pembimbing Lahan/Perseptor

Adytia Suparna,S.Kep.,Ns Hj.Fauziah,S.Kep.,Ns

KONSEP TEORI
3

SINDROMA NEFROTIK

A. Pengertian
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal ( Ngastiyah, 1997).
Penyakit ini terjadi tiba-tiba, terutama pada anak-anak. Biasanya berupa oliguria
dengan urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat proteinuria berat
(Mansjoer Arif, dkk. 1999).
Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya
injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik : proteinuria,
hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001).
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh:
1. Peningkatan protein dalam urin secara bermakna (proteinuria)
2. Penurunan albumin dalam darah
3. Edema
4. Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia) Tanda
Tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang sangat merusak membran kapiler
glomerulus dan menyebabkan peningkatan permiabilitas glomerulus (Sukiane,
2002).

B. Patofisiologi
Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas membran glomerulus.
Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar
dilampui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia. Hal ini
menyebabkan retensi garam dan air. Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan
edema generalisata akibat cairan yang berpindah dari sistem vaskuler kedalam ruang
cairan ekstra seluler. Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem imun
angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut. Hilangnya protein
dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi
lemak dalam darah (hiperlipidemia). Menurunnya respon imun karena sel imun
tertekan, kemungkinan disebabkan karena hypoalbuminemia, hyperlipidemia atau
defisiensi seng.
4

Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal intrinsik atau
sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini
dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang
dewasa termasuk lansia.

WOC/PATHWAY

C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi


Berdasarkan etiologinya Sindrom Nefrotik dibagi menjadi 3 yaitu :
5

1. Primer / Idiopatik
a. Yang berhubungan dengan kelainan primer glomerulus dengn sebab
tidak diketahui.
b. Banyak terjadi pada usia sekolah (74% pada usia 2 7 tahun)
c. Pria dan wanita 2 : 1
d. Diawali dengan infeksi virus pada saluran nafas atas.
2 Sekunder
a. Disebabkan oleh kerusakan glomerulus (akut/kronik) karena penyakit
tertentu.
b. Karena infeksi, keganasan, obat-obtan, penyakit multisistem dan
jaringan ikat, reaksi alergi, bahan kimia, penyakit metabolik, penyakit
kolagen, toksin, transplantasi ginjal, trombosis vena renalis, stenosis
arteri renalis, obesitas masif, glomerulonefritis akut/kronis.
c. Banyak terjadi pada anak dengan penurunan daya tahan tubuh/
gangguan imunitas, respon alergi, glomerulonefritis. Dikaitkan dengan
respon imun (abnormal immunoglobulin)
d. Pada orang dewasa SN skunder terbanyak disebabkan oleh dibetes
melitus
3. Kongenital
a. Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi fetomaternal
b. Herediter Resisten gen
c. Tidak resisten terhadap terapi malalui Transplantasi Ginjal
Beberapa penyakit yang dapat secara spesifik menyebabkan rusaknya
glomeruli ginjal dan sering mengakibatkan timbulnya proteinuria tentunya
mempercepat timbulnya Nefrotik sindrome.
a. Amiloidosis
b. Congenital nephrosis
c. Focal segmental glomerular sclerosis (FSGS)
d. Glomerulonephritis (GN)
e. IgA nephropathy (Berger's disease)
f. Minimal change disease (Nil's disease)
g. Pre-eclampsia
Terjadinya Sindroma Nefrotik juga tergantung usia kejadiannya:
a. Usia kurang dari 1 tahun
6

Congenital nephrosis
b. Usia kurang dari 15 tahun
Minimal change disease
FSGS atau yang lainnya
c. Usia 15 sampai 40 tahun
Minimal change disease
FSGS atau yang lainnya.

D. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut5 :
1. Kenaikan berat badan
2. Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar mata, tampak pada
saat bangun di pagi hari dan berkurang di siang hari
3. Pembengkakan abdomen (asites)
4. Efusi pleura
5. Pembengkakan labia atau skrotum
6. Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan
absorpsi intestinal buruk
7. Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai
8. Iritabilitas
9. Mudah letih
10. Letargi
11. Tekanan darah normal atau sedikit menurun
12. Rentan terhadap infeksi
13. Perubahan urin seperti penurunan volume dan urin berbuih

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Adanya tanda klinis pada anak
2. Riwayat infeksi saluran nafas atas
3. Analisa urin : meningkatnya protein dalam urin
4. Menurunnya serum protein
5. Biopsi ginjal

F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1. Diit tinggi protein, diit rendah natrium jika edema berat
2. Pembatasan sodium jika anak hipertensi
7

3. Antibiotik untuk mencegah infeksi


4. Terapi diuretik sesuai program
5. Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang
6. Terapi prednison dgn dosis 2 mg/kg/hari sesuai program

G. Data yang Perlu Dikaji


Pengkajian
1. Keadaan umum
2. Riwayat :
- Identitas anak: nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, dll.
- Riwayat kesehatan yang lalu: pernahkah sebelumnya anak sakit seperti
ini?
- Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, penyakit anak yang sering
dialami, imunisasi, hospitalisasi sebelumnya, alergi dan pengobatan.
- Pola kebiasaan seharihari : pola makan dan minum, pola kebersihan,
pola istirahat tidur, aktivitas atau bermain, dan pola eliminasi.
3. Riwayat penyakit saat ini:
- Keluhan utama
- Alasan masuk rumah sakit
- Faktor pencetus
- Lamanya sakit
4. Pengkajian sistem
- Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada (terkait
dgn edema ).
- Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada
tidaknya cyanosis, diaphoresis.
- Sistem pernafasan : kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronki,
retraksi dada, cuping hidung.
- Sistem persarafan : tingkat kesadaran, tingkah laku ( mood,
kemampuan intelektual,proses pikir ), sesuaikah dgn tumbang? Kaji
pula fungsi sensori, fungsi pergerakan dan fungsi pupil.
- Sistem gastrointestinal : auskultasi bising usus, palpasi adanya
hepatomegali / splenomegali, adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan
buang air besar.
8

- Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan


jumlahnya.
5. Pengkajian keluarga
- Anggota keluarga
- Pola komunikasi
- Pola interaksi
- Pendidikan dan pekerjaan
- Kebudayaan dan keyakinan
- Fungsi keluarga dan hubungan

H. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi
b. Risiko infeksi
c. Kerusakan integritas kulit b/d factor internal
d. Kelebihan Volume Cairan b/d Mekanisme pengaturan melemah
e. Defisit Volume Cairan b/d Kehilangan volume cairan secara aktif

I. Rencana Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Defisit Volume NOC: NIC :
Cairan Fluid 1. Pertahankan
Berhubungan balance catatan intake dan output
dengan: Hydrati yang akurat
-Kehilangan on 2. Monitor status
volume cairan Nutritio hidrasi ( kelembaban
secara aktif nal Status : Food and Fluid membran mukosa, nadi
-Kegagalan Intake adekuat, tekanan darah
9

mekanisme Setelah dilakukan tindakan ortostatik ), jika


pengaturan keperawatan selama.. diperlukan
defisit volume cairan teratasi 3. Monitor hasil
DS : dengan kriteria hasil: lab yang sesuai dengan
-Haus Mempe retensi cairan (BUN , Hmt
DO: rtahankan urine output , osmolalitas urin,
-Penurunan sesuai dengan usia dan albumin, total protein )
turgor kulit/lidah BB, BJ urine normal, 4. Monitor vital
-Membran Tekana sign setiap 15menit 1
mukosa/kulit n darah, nadi, suhu tubuh jam
kering dalam batas normal 5. Kolaborasi
-Peningkatan Tidak pemberian cairan IV
denyut nadi, ada tanda tanda dehidrasi, 6. Monitor status
penurunan Elastisitas turgor kulit nutrisi
tekanan darah, baik, membran mukosa 7. Berikan cairan
penurunan lembab, tidak ada rasa oral
volume/tekanan haus yang berlebihan 8. Berikan
nadi Orienta penggantian nasogatrik
-Pengisian si terhadap waktu dan sesuai output (50
vena menurun tempat baik 100cc/jam)
-Perubahan Jumlah 9. Dorong
status mental dan irama pernapasan keluarga untuk membantu
-Konsentrasi dalam batas normal pasien makan
urine meningkat Elektrol 10. Kolaborasi
-Temperatur it, Hb, Hmt dalam batas dokter jika tanda cairan
tubuh meningkat normal berlebih muncul meburuk
-Kehilangan pH urin 11. Atur
berat badan dalam batas normal kemungkinan tranfusi
secara tiba-tiba Intake 12. Persiapan untuk
-Penurunan oral dan intravena adekuat tranfusi
urine output 13. Pasang kateter
-HMT jika perlu
meningkat 14. Monitor intake
dan urin output setiap 8
10

-Kelemahan jam

2 Kelebihan Volume NOC : NIC :


Cairan Electrol 1. Pertahankan
Berhubungan dengan it and acid base balance catatan intake dan output
: Fluid yang akurat
- Meka balance 2. Pasang urin
nisme Hydrati kateter jika diperlukan
pengaturan on 3. Monitor hasil
melemah Setelah dilakukan tindakan lab yang sesuai dengan
- Asup keperawatan selama . retensi cairan (BUN ,
an cairan Kelebihan volume cairan Hmt , osmolalitas urin )
berlebihan teratasi dengan kriteria: 4. Monitor vital
DO/DS : Terbeba sign
Berat badan s dari edema, efusi, 5. Monitor
meningkat pada anaskara indikasi retensi / kelebihan
waktu yang singkat Bunyi cairan (cracles, CVP ,
Asupan berlebihan nafas bersih, tidak ada edema, distensi vena leher,
dibanding output dyspneu/ortopneu asites)
Distensi vena Terbeba 6. Kaji lokasi dan
jugularis s dari distensi vena luas edema
Perubahan pada pola jugularis, 7. Monitor
nafas, dyspnoe/sesak Memeli masukan makanan / cairan
nafas, orthopnoe, hara tekanan vena sentral, 8. Monitor status
suara nafas abnormal tekanan kapiler paru, nutrisi
(Rales atau output jantung dan vital 9. Berikan diuretik
crakles), , pleural sign DBN sesuai interuksi
effusion Terbeba 10. Kolaborasi
Oliguria, azotemia s dari kelelahan, pemberian obat:
Perubahan status kecemasan atau bingung ....................................
mental, kegelisahan, 11. Monitor berat
kecemasan badan
12. Monitor
elektrolit
11

13. Monitor tanda


dan gejala dari odema

3 Risiko infeksi NOC : NIC :


1. Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor risiko : I 2. Batasi pengunjung bila
- Prosedur mmune Status perlu
Infasif 3. Cuci tangan setiap
- Kerusakan K sebelum dan sesudah
jaringan dan nowledge : Infection tindakan keperawatan
peningkatan control 4. Gunakan baju, sarung
paparan tangan sebagai alat
lingkungan Ri pelindung
- Malnutrisi sk control 5. Ganti letak IV perifer dan
- Peningkatan Setelah dilakukan tindakan dressing sesuai dengan
paparan keperawatan selama petunjuk umum
lingkungan pasien tidak mengalami 6. Gunakan kateter
patogen infeksi dengan kriteria hasil: intermiten untuk
- Imonusupresi Klien menurunkan infeksi
- Tidak bebas dari tanda dan gejala kandung kencing
adekuat infeksi 7. Tingkatkan intake nutrisi
pertahanan Menunj 8. Berikan terapi
sekunder ukkan kemampuan untuk antibiotik:..........................
(penurunan Hb, mencegah timbulnya .......
Leukopenia, infeksi 9. Monitor tanda dan gejala
penekanan respon Jumlah infeksi sistemik dan lokal
inflamasi) leukosit dalam batas 10. Pertahankan teknik isolasi
- Penyakit normal k/p
kronik Menunj 11. Inspeksi kulit dan
- Imunosupresi ukkan perilaku hidup sehat membran mukosa terhadap
- Malnutrisi Status kemerahan, panas,
- Pertahan imun, gastrointestinal, drainase
primer tidak genitourinaria dalam batas 12. Monitor adanya luka
adekuat normal 13. Dorong masukan cairan
12

(kerusakan kulit, 14. Dorong istirahat


trauma jaringan, 15. Ajarkan pasien dan
gangguan keluarga tanda dan gejala
peristaltik) infeksi
16. Kaji suhu badan pada
pasien neutropenia setiap
4 jam.
4 Kerusakan NOC : NIC : Pressure Management
integritas kulit Tissue Integrity : Skin and 1. Anjurkan pasien untuk
berhubungan dengan Mucous Membranes menggunakan pakaian
: Wound Healing : primer dan yang longgar
Eksternal : sekunder 2. Hindari kerutan pada
- Hiper Setelah dilakukan tindakan tempat tidur
termia atau keperawatan selama.. 3. Jaga kebersihan kulit
hipotermia kerusakan integritas kulit agar tetap bersih dan
- Subst pasien teratasi dengan kriteria kering
ansi kimia hasil: 4. Mobilisasi pasien (ubah
- Kele Integrit posisi pasien) setiap dua
mbaban as kulit yang baik bisa jam sekali
- Fakto dipertahankan (sensasi, 5. Monitor kulit akan
r mekanik elastisitas, temperatur, adanya kemerahan
(misalnya : alat hidrasi, pigmentasi) 6. Oleskan lotion atau
yang dapat Tidak minyak/baby oil pada
menimbulkan ada luka/lesi pada kulit derah yang tertekan
luka, tekanan, Perfusi 7. Monitor aktivitas dan
restraint) jaringan baik mobilisasi pasien
- Immo Menunj 8. Monitor status nutrisi
bilitas fisik ukkan pemahaman dalam pasien
- Radia proses perbaikan kulit 9. Memandikan pasien
si dan mencegah terjadinya dengan sabun dan air
- Usia sedera berulang hangat
yang ekstrim Mampu 10. Kaji lingkungan dan
- Kele melindungi kulit dan peralatan yang
mbaban kulit mempertahankan menyebabkan tekanan
13

- Obat- kelembaban kulit dan 11. Observasi luka : lokasi,


obatan perawatan alami dimensi, kedalaman luka,
Internal : Menunj karakteristik,warna
- Perub ukkan terjadinya proses cairan, granulasi, jaringan
ahan status penyembuhan luka nekrotik, tanda-tanda
metabolik infeksi lokal, formasi
- Tonjo traktus
lan tulang 12. Ajarkan pada keluarga
- Defisi tentang luka dan
t imunologi perawatan luka
- Berhu 13. Kolaburasi ahli gizi
bungan dengan pemberian diae TKTP,
dengan vitamin
perkembangan 14. Cegah kontaminasi
- Perub feses dan urin
ahan sensasi 15. Lakukan tehnik
- Perub perawatan luka dengan
ahan status nutrisi steril
(obesitas, 16. Berikan posisi yang
kekurusan) mengurangi tekanan pada
- Perub luka
ahan status cairan
- Perub
ahan pigmentasi
- Perub
ahan sirkulasi
- Perub
ahan turgor
(elastisitas kulit)

DO:
- Gang
guan pada bagian
14

tubuh
- Kerus
akan lapisa kulit
(dermis)
- Gang
guan permukaan
kulit (epidermis)
Ketidakseimbanga NOC: 1. Kaji adanya alergi makanan
n nutrisi kurang a. Nutritional 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
dari kebutuhan status: Adequacy of untuk menentukan jumlah
tubuh nutrient kalori dan nutrisi yang
Berhubungan dengan b. Nutritional dibutuhkan pasien
: Status : food and Fluid 3. Yakinkan diet yang
Ketidakmampuan Intake dimakan mengandung
untuk memasukkan c. Weight Control tinggi serat untuk mencegah
atau mencerna Setelah dilakukan tindakan konstipasi
nutrisi oleh karena keperawatan selama.nutrisi 4. Ajarkan pasien bagaimana
faktor biologis, kurang teratasi dengan membuat catatan makanan
psikologis atau indikator: harian.
ekonomi. Albumi 5. Monitor adanya penurunan
DS: n serum BB dan gula darah
-Nyeri Pre 6. Monitor lingkungan selama
abdomen albumin serum makan
-Muntah Hemato 7. Jadwalkan pengobatan dan
-Kejang perut krit tindakan tidak selama jam
-Rasa penuh Hemogl makan
tiba-tiba setelah obin 8. Monitor turgor kulit
makan Total 9. Monitor kekeringan, rambut
DO: iron binding capacity kusam, total protein, Hb
-Diare Jumlah dan kadar Ht
-Rontok limfosit 10. Monitor mual dan muntah
rambut yang 11. Monitor pucat, kemerahan,
berlebih dan kekeringan jaringan
-Kurang nafsu konjungtiva
15

makan 12. Monitor intake nuntrisi


-Bising usus 13. Informasikan pada klien
berlebih dan keluarga tentang
-Konjungtiva manfaat nutrisi
pucat 14. Kolaborasi dengan dokter
-Denyut nadi tentang kebutuhan
lemah suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
15. Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
16. Kelola pemberan anti
emetik:.....
17. Anjurkan banyak minum
18. Pertahankan terapi IV line
19. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval
16

DAFTAR PUSTAKA
http://arindracase.blogspot.co.id/2014/10/laporan-pendahuluan-sindrom-nefrotik.html
Diakses tanggal 15 januari 2017
http://chunlawkeperawatan.blogspot.co.id/2015/03/lp-sindrom-nefrotik.html Diakses tanggal
15 januari 2017
https://nezfine.wordpress.com/2013/04/24/standar-askep-sindrom-nefrotik-dengan-nanda-nic-
dan-noc/ Diakses tanggal 15 januari 2017
http://cahaya-salim.blogspot.co.id/2013/04/laporan-pendahuluan-askep-sindroma.html
Diakses tanggal 15 januari 2017
https://id.scribd.com/doc/28722848/patway-SINDROM-NEFROTIK Diakses tanggal 15
januari 2017

Anda mungkin juga menyukai