Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Skinner, Wellborn, dan Connell (1990) membedakan tiga jenis kepercayaan yang berperan
dalam kontrol yang dipahami. Keyakinan strategis merupakan penilaian yang berkaitan
oranglain, keberuntungan, faktor yang tidak diketahui). Keyakinan kapasitas mengacu pada
kapabilitas pribadi terkait dengan kemampuan, usaha, orang, orang lain, dan
keberuntungan. Misalnya, keyakinan strategi berupa, Cara terbaik bagi saya untuk
sekolah tanpa mengacu pada cara khusus (misalnya, Saya bisa bekerja dengan baik di
yang mencakup gangguan pada motivasi, proses kognitif, dan emosi mengacu pada
pengalaman sebelumnya yang tidak terkontrol (Maier & Seligman, 1976; Peterson, 2000;
Satu perwujudan dari ketidakberdayaan adalah sikap pasif. Orang-orang tidak akan
melakukan apa-apa ketika mereka yakin bahwa mereka tidak memili kontrol terhadap
sebuah situasi. Situasi yang bisa dikontrol sebelumnya membuat seseorang lebih agresif,
reaktif yang muncul karena perubahan tiba-tiba dan dramatis dalam kehidupan seseorang
yang memasuki siklus yang terus berputar dimana pengaruh negatif saling
eksternal, misalnya tugas yang mudah, mereka beruntung, atau guru membantu
merupakan hal internal, global, dan stabil, dan secara negatif mempengaruhi efikasi-
KONSEP DIRI
Konsep diri mengacu pada persepsi seseorang terhadap dirinya secara keseluruhan (a)
terbentuk melalui pengalaman, dan interpretasi, dengan lingkungan dan (b) sangat
dirinta, atau apakah seseorang itu menerima dan menghargai dirinya. Penghargaan diri
merupakan komponen konsep diri yg bisa dievaluasi. Kepercayaan diri (self confidence)
menunjukan perluasan yang diyakini seseorang mengenai apa yg bisa dihasilkannya, tujuan
konsep diri. Stabilitas tergantung sebagian pada bagaiman kepercayaan terwujud atau
terstruktur.
Pemikiran bahwa konsep diri terkait secara positif dengan pembelajaran di sekolah secara
intuitif bisa diterima. Siswa yang yakin dengan kemampuan belajarnya dan merasa berharga
menunjukkan minat dan motivasi yang lebih besar di seolah, yang memperkuat prestasi.
Prestasi yang lebih tinggi, pada gilirannya, memperteguh efikasi-diri untuk belajar dan
MOTIVASI INTRISTIK
Motivasi intrinsik mengacu pada keinginan untuk melakukan aktivitas bukan untuk
Motivasi yang efektif (effectance motivation). Dalam sebuah seminar, White (1959)
mengartikan motivasi yang efektif sebagai kecocokan atau kemampuan, dan semua
dan keterampilan.
melekat dalam diri manusia dan berasal dari bayi sebagai kebutuhan yang tidak bisa
dan fantasi.
atribusi siswa terhadap keberhasilan dan kegagalan. Peneliti telah mengidentifikasi siswa
yang cocok dengan pola atribusi ini dan telah melatih mereka untuk mengaitkan kegagalan
pada faktor yang dapat dikontrol ketimbang mengaitkannya pada kemampuan yang rendah.