Pengertian Sitostatika
Sitostatika atau onkolitica (Yun. kytos = sel, statis = terhenti, ongkos = benjolan, lysis =
melarutkan) adalah zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat dari sel-sel ganas
(maligne). Obat sitotoksik adalah obat yang sifatnya membunuh atau merusakkan sel-sel
propaganda. Obat ini termasuk obat-obat berbahaya (OB), yaitu obat-obat yang genotoksik,
Berdasarkan titik kerjanya disiklus pertumbuhan sel dapat dibedakan dua kelompok
sitostatika, yakni :
1. Obat-obat siklus spesifik, yang hanya mematikan sel-sel yang sedang aktif membelah :
sebagai berikut :
1. Zat alkalis
Berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah. Khasiat ini
(saling mengikat) antara rantai-rantai DNA didalam inti sel. Dengan demikian
penggandaan DNA terganggu dan pembelahan sel dirintangi. Efek sitotoksis dan
mutagen ini terutama ditujukan terhadap sel yang membelah dengan pesat, seperti sel-
sel kanker disistem limfe. Namun, obat-obat ini juga merugikan sumsum tulang, mukosa
dari saluran lambung-usus, sel-sel kelamin (sterilitas pria) dan janin muda (abortus).
Selain itu, obat-obat ini pada prinsipnya juga bersifat karsinogen dan dapat
Rumus kimianya mirip sekali rumus beberapa metabolit yang penting bagi fisiologi sel
yaitu asam folat, purin dan pirimidin. Obat menduduki tempat metabolit tersebut dalam
system enzim tanpa mengambil alih fungsinya, sehingga sintesa DNA atau RNA gagal
dan perbanyakan sel terhenti. Obatnya sendiri tidak bersifat sitotoksis.semua obat ini
transplantasi organ (bersama sikloserin). Semua obat ii merupakan pro-drugs yang baru
mitosis), jadi merintangi pembelhan inti, seperti obat encok colchicin. Berlainan dengan
zat alkilasi yang juga merintangi pembelahan inti dengan jalan mengganggu pembelahan
kromoson antimitotika mencegah masuknya belahan kromoson itu ke dalam anak inti.
Obat-obat yang kini digunakan adalah hasil tumbuhan, yakni alkaloida vinca (vinblastin,
vinkristin, dan derivat semi sintetiknya vindesin), podifilin (serta derivat- derivatnya
etaposida dan tenoposida) dan obat-obat terbaru dari kelompok texoida (paclitaxel,
docetaxel).
4. Antibiotika
Beberapa antibiotika yang bersal dari jenis jamur Streptomyces juga berkhasiat
sitostatis, disamping kerja antibakterinya. Zat-zat ini dapat mengikat DNA secara
terutama berkhasiat alkilasi. Onkolitika ini tidak digunakan sebagai antibiotika karena
terlalu toksis.
5. Imunomodulansia
Zat-zat ini juga dinamakan Bologi cal Response Modifiers (BRM) berdaya
memengaruhi secara positif reaksi biologis dari tubuh terhadap tumor. Fungsi sitem imun
(testosterone, nandrolon) dapat digunakan pada kanker mamma dan endometrium yang
sudah tersebar.
Antihormon kelamin adalah zat-zat yang menghambat hormon di jaringan tujuan
dan dengan demikian melawan kerjanya. Yang digunakan adalah zat anti-estrogen dan
anti-androge.
7. Obat-obat lainnya
Sitostatika lainnya yang digunakan pada kanker adalah enzim asparaginase,
kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan tumor malignan. Istilah sitostatika
biasa digunakan untuk setiap zat yang mungkin genotoksik, mutagenik, onkogenik,
teratogenik, dan sifat berbahaya lainnya. Sitostatika tergolong obat beresiko tinggi karena
mempunyai efek toksik yang tinggi terhadap sel, terutama dalam reproduksi sel sehingga
dapat menyebabkan karsinogenik, mutagenik dan tertogenik. Oleh karena itu, penggunaan
penderita, perawat, profesional kesehatan, dan orang lain yang tidak menderita sakit.
B. Penangan Sitostatika
1. Tehnik aseptik
6. Adanya Protap
3. Pelatihan petugas
6. Penanganan limbah
Contoh Prosedur tetap penanganan sitostatika yang aman terdiri dari :
1. Persiapan
Alat : spoit, jarum, baju, sarung tangan, masker, topi, sarung kaki
a. Ruang
kelembaban 35-50%)
Ada Hepa filter
2. Ruang Transisi
Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan dan ruang aseptik, di ruanngan ini
1. Pass Box
Jendela antara ruang administrasi dan ruang aseptik berfunsi untuk keluar
LAF yang digunakan untuk pecampuran sitostatika adalah tipe : Biological Safety
Cabinet (BSC). Validasi hepa filter dilakukan setiap 6 bulan dengan jalan kalibrasi.
Hepa filter diganti setiap 4 tahun sekali. Aliran udara yang masuk kedalam LAF harus
konstan
a. Baju : Terbuat dari bahan yang tidak mengandung serat harus menutupi
d. Sarung tangan : digunakan rangkap dua dan terbuat dari bahan latex
melindungi petugas, materi yang dikerjakan dan lingkungan sekitar. Prinsip kerja dari
alat ini adalah : tekanan udara di dalam lebih negatif dari dari tekanan udara diluar
sehingga aliran udara bergerak dari luar ke dalam BSC. Didalam BSC udara bergerak
vertikal membentuk barier sehingga jika ada peracikan obat sitostatika tidak terkena
petugas. Untuk validasi alat ini harus dikalibrasi setiap 6 bulan. (depkes, 2009).
Proses penyiapan sediaan sitostatika sama dengan proses penyiapan jarum suntik.
lengkap.
4. Menghitung kesesuaian dosis.
5. Memilih jenis pelarut yang sesuai.
6. Menghitung volume pelarut yang digunakan.
7. Membuat label obat berdasarkan nama pasien, nomor rekam medis, ruang perawatan
dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa