IRADIASI PANGAN
Definisi
Iradiasi pangan adalah radiasi ion dengan energi tingkat tinggi ke bahan pangan
dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan pangan dan daya simpannya.
Kegunaan lain dari iradiasi adalah: untuk membunuh bakteri, serangga, parasit;
menunda pematangan buah dan sayur; sebagai bahan pengawet.
Biasa disebut sebagai pasteurisasi dingin atau pasteurisasi elektronik
Ada 3 teknik iradiasi pangan:
Iradiasi sinar gamma ()
Iradiasi pancaran elektron (electron beam)
Iradiasi sinar X
Prinsip kerja
Adalah penggunaan radiasi sinar dari komponen radioaktif seperti Cobalt 60 atau
Cesium 137 yang telah diturunkan kualitasnya. Komponen radioaktif ini secara
konstan memancarkan sinar energi tinggi yang disebut sinar gamma. Sinar gamma
ini frekuensinya lebih tinggi dibanding dengan frekuensi sinar lainnya, sehingga
mampu menembus (penetrasi) bahan pangan dengan sekejap (Gambar 1). Penetrasi
yang cepat ini memungkinkan sinar gamma mampu memberikan efek terhadap
bahan pangan seperti membunuh bakteri, serangga, parasit; menunda pematangan
buah dan sayur; sebagai bahan pengawet. Penetrasi tersebut menggunakan energi
atau panas yang sangat minimal sehingga disebut pasteurisasi dingin. Baik Cobalt
60 maupin Cesium 137 tidak mengeluarkan neutron, sehingga tidak menghasilkan
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO -2-
Yaitu teknik dengan cara memancarkan sinar elektron energi tinggi yang dipercepat
(akselerasi). Sinar dipancarkan dari alat senapan elektron semacam alat yang
terdapat dibagian belakang televisi yang mampu menghasilkan nyala elektron
sehingga menghasilkan cahaya di layar TV, hanya saja iradiasi pancaran elektron
lebih besar skalanya dibanding TV. Tidak seperti peralatan sinar gamma, alat ini
dapat ditekan tombol on dan off nya dengan mudah serta tidak menghasilkan
radiasi. Iradiasi gamma mampu menembus bahan pangan dengan ketebalan lebih
dari 30 cm sedangkan pancaran elektron hanya 3- 5 cm. Sehingga bahan pangan
yang akan diperlakukan dengan pancaran elektron harus tipis dan akibatnya tidak
mampu menembus ke bagian tengahnya dengan sempurna. Hal ini dapat diatasi
dengan penyinaran ganda yaitu di depan dan di belakang bahan pangan, tetapi
konsekuensinya peralatan cukup mahal untuk mendisain maupun peralatan. Karena
daya penetrasinya lemah maka bangunannya tidak memerlukan tembok yang tebal.
Iradiasi sinar X
Mekanisme pertama adalah dengan secara langsung mengubah komponen sel dari
mikroorganisme, tahap kedua yaitu dengan cara tidak langsung bereaksi dengan ion
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO -4-
H+ dan ion OH- dari air dalam sel mikroorganisme. Target utama yang dirusak oleh
iradiasi adalah DNA kromosom dalam sel sehingga mikroorganisme akan menjadi
non aktif dan kahirnya tidak mampu memperbanyak diri (replikasi).
Dosis atau takaran yang aman untuk konsumsi manusia telah diteliti dan disahkan
penggunaannya oleh Badan Pangan berbagai negara seperti Amerika Serikat dengan
tabel sebagai berikut:
Jumlah bakteri pada daging sapi yang diiradiasi berbagai dosis setelah 0 dan 10 hari
pada suhu 7C. Sumber: Chen et.al., 2007 (Meat Science, no.75)
Hasil organoleptik tes daging sapi yang diiradiasi berbagai dosis setelah 0 dan 10
hari pada suhu 7C.
Sumber: Chen et.al., 2007 (Meat Science, no.75).
Keuntungan iradiasi
1. Menggunakan panas yang sangat sedikit bahkan hampir tidak ada, sehingga
tidak terjadi perubahan signifikan pada struktur fisik pangan terutama
pangan yang sensitive terhadap panas
2. Perubahan nilai gizi pangan sangat minim terutama vitamin
3. Mampu membunuh mikroorganisme dalam bahan pangan
4. Mampu men-sterilkan produk pangan pada dosis yang tinggi dimana metode
lain tidak mampu melakukannya
5. Lebih banyak jenis produk pangan yang bisa diaplikasikan
6. Daya penetrasi tinggi sehingga mampu men-sterilkan produk pangan dalam
jumlah besar dengan seragam
7. Dapat diterapkan pada industri lain seperti sterilisasi alat medis dan
perlengkapan bayi
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO -7-
Kelemahan iradiasi
Keterbatasan
A. Sejarah singkat
B. Pengertian tekanan
Tekanan adalah daya dorong (force) per satuan luas. Dalam satuan Standar
Internasional, satuan dari tekanan adalah Pascal (Pa) dimana 1 Pa = 1 N/m2
Secara sederhana digambarkan: 2 ekor gajah dewasa yang berdiri di atas uang
logam dapat menghasilkan tekanan sebesar 400 Mega Pascal (MPa) = 400.000.000
Pa = 4.000 bar = 58.000 psi.
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO -9-
Ketika ternak baru disembelih maka rigor mortis terjadi dalam beberapa jam
dengan ciri terjadinya kontraksi otot dan daging menjadi keras. Daging seperti ini
tidak enak rasanya dan tidak baik untuk dimasak karena keras dan rendah daya ikat
airnya. Tetapi jika daging tersebut disimpan pada suhu rendah selama beberapa
hari maka daging akan melunak dan dalam beberapa minggu akan meningkatkan
keempukannya. Sehingga perlu perlakuan yang disebut pelayuan. Karena
membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk pelayuan,
berarti teknologi ini membutuhkan waktu lama dan biaya yang tinggi untuk
refrigasi. Sehingga dicari alternatif teknologi lain berupa teknologi tekanan tinggi.
Jika tekanan tinggi dapat mengakibatkan keempukan pada daging pre rigor, maka
teknologi ini sangat prospektif untuk diaplikasikan pada daging kondisi pasca rigor
karena keadaan daging pada kondisi ini sangat keras. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi tekanan tinggi sebesar 150 MPa dan suhu 60C selama 30 menit
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO - 10 -
akan menghasilkan keempukan yang tinggi. Akan tetapi secara teknis dan ekonomis
perlakuan itu kurang menguntungkan karena menbutuhkan perlakuan panas dalam
waktu yang lama sehingga dicoba metode lain.
konsentrasi KCl dalam miofibril. Jika konsentrasi KCl meningkat maka aktivitas
enzim pelayuan (ATP ase) akan melemah. Sehingga perlu diupayakan agar angka
BIMA menurun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan tinggi sebesar 300
MPa dapat menurunkan nilai BIMA secara drastis.
Sumber: Bertram et al., 2006, (Journal of Agriculture Food Chemistry, No. 54, 2006)
Protein yang bernama connectin atau titin adalah protein yang berfungsi menjaga
elastisitas dan stabilitas mekanik dari otot atau daging. Setelah ternak disembelih
dan otot berubah menjadi daging, maka connectin / titin terdapat dalam wujud -
connectin dengan berat atom sebesar 3.000 kDa (kilo Dalton) serta sub bagiannya
yang disebut - connectin dengan berat atom sebesar 2.000 kDa. Lama- kelamaan -
connectin dapat terkonversi menjadi - connectin. Connectin mempunyai hubungan
dengan keempukan daging yang diindikasikan dengan pemisahan atau perubahan
dari - connectin menjadi - connectin. Sehinga dicoba apakah tekanan tinggi dapat
mengakibatkan pemisahan atau perubahan ini. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tekanan sebesar 200 MPa selama 10 menit menghasilkan peptida yang
terurai sebanyak 1.200 kDa dan terkonversinya - connectin menjadi - connectin.
Dan hasil terbanyak diperoleh pada tekanan 300 MPa. Terurainya - connectin
menjadi - connectin disebabkan karena menurunnya daya ikat molekul dari
connectin dan melemahnya interaksi antara connectin dan filamen miosin.
Gambar 1. Hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) pada jaringan ikat dengan
perlakuan tekanan 0,1 MPa
Gambar 2. Hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) pada jaringan ikat dengan
perlakuan tekanan 150 MPa
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO - 15 -
Gambar 3. Hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) pada jaringan ikat dengan
perlakuan tekanan 500 MPa
Sumber: Ichinoseki et al., 2006 (Journal of Food Science, Vol. 71, No.6, 2006)
tentang pengaruh tekanan tinggi terhadap rasa / flavor, tapi ada yang memprediksi
bahwa pengaruhnya seperti pengaruh pemasakan.
Daging Halal
Di era global sekarang ini industri pangan dalam negeri harus meningkatkan daya
saing agar produknya tidak kalah dengan produk impor. Adanya ketentuan bahwa
produk pangan yang masuk ke Indonesia harus produk halal maka hal ini dapat
menjadi penghalang (barrier) bagi produk impor.
Perlu dicatat bahwa produk halal tidak hanya baik bagi Muslim tetapi juga bagi non
muslim.
Kendala-kendala
keterangan halal tersebut belum tentu memiliki Sertifikat Halal. Sebagai gambaran,
data BPS tahun 2005 menunjukkan bahwa industri pangan Indonesia tercatat ada
945.733 perusahaan menurut Girindra (2006) sampai tahun 2005 tercatat ada 860
perusahaan (0,09 %) yang telah memperoleh sertifikat halal MUI pusat, jumlah ini
masih sedikit dibanding dengan jumlah perusahaan makanan yang ada.
Pada saat teknologi pangan khususnya teknologi daging belum berkembang seperti
saat ini, dimana produk daging hanya dikonsumsi dalam bentuk tingkat generasi
pertama atau maksimal generasi kedua, maka penetapan masalah halal-haram
relatif mudah. Dengan berkembangnya teknologi pengolahan daging sampai tahap
generasi ketiga, maka persoalan halal-haram menjadi kompleks dan rumit.
Kompleksitas tersebut bukan hanya berjalan searah yaitu daging diolah menjadi
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO - 20 -
produk turunannya, tetapi juga sebaliknya pada saat pembuatan produk olahan
daging dimasukkan atau ditambahkan ingridien yang mungkin saja dibuat dari
produk non daging, baik sebagai generasi pertama maupun generasi keempat yang
sangat kompleks untuk mengetahui kehalalannya.
Jenis olahan daging generasi pertama, yaitu produk olahan daging utuh sehingga
dikenali secara fisik, organoleptik/inderawi/sensori, maupun kimiawi, misalnya
ayam panggang, kambing guling, ham, bacon, sate, gulai, dll. Generasi kedua yaitu
olahan daging dimana secara fisik dan inderawi sulit dikenali jenis dan asalnya,
namun secara kimiawi dan sensori masih bisa diidentifikasi misalnya sosis, nugget,
daging giling, bakso, dll. Generasi ketiga yaitu olahan daging yang secara fisik,
organoleptik dan/atau kimiawi sudah sangat sulit diidentifikasi namun dengan
metode dan peralatan tertentu masih bisa dikenali sifatnya sehingga asal-usulnya
masih bisa dirunut, misalnya gelatin, peptide, asam lemak dll. Sedangkan olahan
daging generasi keempat baik secara fisik, kimia maupun organoleptik sudah tidak
bisa diidentifikasi, misalnya asam amino, mineral, dll
Pada dasarnya keharaman produk daging dan olahannya dapat disebabkan oleh
jenis hewannya (babi, binatang buas), bangkai, cara penyembelihan (tidak
disembelih menurut syariat Islam), darah dan produk olahan serta produk samping
atau produk turunan dari keempat kelompok tersebut. Namun secara rinci titik
kritisnya adalah sebagai berikut:
1. nama produk daging dan olahannya
2. daging dan lemak sebagai bahan baku yang beresiko tinggi dalam hal halal-
haram
3. bahan penolong dan bahan tambahan olahan daging
4. produk turunan daging dan hasil samping pemotongan
5. potensi kontaminasi
6. daging olahan impor
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO - 21 -
Daging dan lemak menjadi sangat kritis karena menyangkut 2 hal pokok yaitu jenis
hewan sebagai sumber daging dan lemak, serta cara penyembelihannya. Jika jenis
ternaknya halal, namun penyembelihannya harus sesuai syariat, membaca, asma
Allah, disembelih di leher (penyembelihan dengan tusuk jantung, tidak boleh), alat
untuk sembelih tidak terbuat dari kuku dan taring, cara pemingsanannya (baik
dengan cara mekanik, elektrik maupun kimiawi) tidak menyebabkan kematian
sebelum penyembelihan, sehingga hukumnya tidak berubah menjadi bangkai atau
mati sebelum disembelih.
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO - 22 -
Salah satu produk olahan daging yang cukup populer adalah sosis. Pada pembuatan,
bahan penolong yang perlu dikritisi kehalalannya adalah casing. Casing untuk sosis
ada 4 jenis yaitu: casing natural, casing kolagen, casing selulosa dan casing sintetik
(sejenis plastik). Casing natural terbuat dari jerohan hewan seperti usus, kandung
kemih, lambung, perut besar dll. Casing kolagen bahan dasarnya adalah kulit hewan
terutama sapi. Sedangkan casing selulosa terbuat dari pulp (praktis seperti kertas)
dan casing plastik dari poliamid.
Untuk casing natural dan casing kolagen, jelas berhubungan dengan jenis hewan
dan cara penyembelihan. Sedangkan casing selulosa dan casing plastik dapat
dirunut proses pembuatannya yang bisa disemprotkan gliserol/gliserin atau gelatin.
Gliserin merupakan turunan dari lemak atau minyak.
Selain sosis, produk olahan lain adalah nugget yang coating (pembungkusnya)
dibuat dari batter atau breading dan atau bread crumb/tepung roti, disini titik
kritisnya tentu saja bahan bahan tambahan pembuat coating tersebut misalnya
bread improver, shortening, protein, bumbu dan flavor.
Kategori produk turunan olahan daging yang harus mendapat perhatian khusus
karena resiko haramnya sangat tinggi adalah gelatin dan turunan darah. Tabel 1.
dapat memberi contoh lebih detail mengenai produk turunan daging hasil samping
pemotongan hewan.
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO - 23 -
Tabel 1. Bahan tambahan makanan yang kemungkinan berasal dari bahan hewani,
sehingga perlu dikategorikan resiko tinggi kehalalannya (sehubungan
dengan jenis hewan dan cara penyembelihannya)
Contoh
No Nama bahan & kode Asal/pembuatan Fungsi produk yang
menggunakan
1 Gliserol/gliserin Hasil samping Pelarut flavor, Bahan coating
(E422) pembuatan sabun, menjaga untuk daging,
lilin dan turunan kelembaban keju, cake,
dari lemak/minyak (humektan), dessert, dll
(dapat berasal dariplasticizer
lemak hewani) pada
pengemas
2 Asam lemak dan Dapat berasal dari Pengemulsi, Produk roti
turunannya, E430, turunan hasil penstabil, dan cake,
E431, E433, E434, hidrolisis lemak E343: antibusa donat, produk
E435, E436 hewani susu: es krim,
desserts beku,
minuman dll
3 Pengemulsi yang Dapat dibuat dari Pengemulsi, Snacks,
dibuat dari gliserol hasil hidrolisis penstabil, margarine,
dan/atau asam lemak lemak hewani untuk pengental, desserts,
(E470 E495) menghasilkan pemodifikasi coklat, cake,
gliserol & asam tekstur, pudding
lemak pelapis,
plasticizer, dll
4 Edible bone Dibuat dari tulang Anti caking Makanan
phosphate (E542) hewan agent, supplemen
supplement
mineral
5 Asam stearat Dapat dibuat dari Anticacking
lemak hewani agent
walaupun secara
komersial dibuat
secara sintetik
6 L-sistein Dapat dibuat dari Bahan Tepung &
bulu hewan/unggas pengembang produk roti,
dan di Cina dibuat adonan, bahan bumbu dan
dari bulu manusia dasar perisa (flavor)
pembuatan
flavor daging
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO - 24 -
5. Potensi kontaminasi
Jika kita ingin mendapatkan sertifikat halal dari LP POM MUI khususnya, maka tidak
ditolerir penggunaan alat secara bersama atau bergantian, terutama jika produk
tersebut mengunakan babi dan atau produk olahan babi, baik alat angkut bahan
baku, alat produksi maupun alat angkut produk jadi. Alat maupun ruangannya
betul-betul harus terpisah.
Apabila terjadi kontaminasi atau pencampuran daging dan atau lemak, sulit untuk
mendeteksinya. Permasalahan akan lebih kompleks apabila yang dianalisis produk
olahan seperti sosis, nugget dll, di mana sifat-sifat daging atau lemak aslinya sudah
berubah akibat pengolahan dan tercampur dengan bahan tambahan (emulsifier,
pewarna, flavor, pengental, stabilizers dll). Hal ini akan sangat sulit mendeteksinya.
Apalagi kalau menyangkut cara penyembelihan, mana sapi yang disembelih dengan
baca basmallah dan mana yang tidak.
Komposisi asam lemak dari lemak babi berbeda dengan lemak sapi (cow body fat)
dalam struktur C16:1, C18:3, C20:0 dan C20: 1, dan dengan lemak kambing (lamb
body fat) pada komposisi C14:0, C16:1, C18:2, dan C18:1t . Meskipun demikian,
perbedaan dalam komposisi asam lemak ini sedemikian kecil untuk menjadikannya
sebagai sebuah indikator.
Metode FTIR
Pemilihan analisis lemak babi dengan menggunakan FTIR juga tak lepas dari
kesederhanaan proses yang perlu dilakukan seorang analis. Alat ini tidak
memerlukan persiapan sample yang rumit, karena baik sample padat maupun cair
bisa langsung di-scan untuk mendapatkan spectrum. Dengan demikian dari segi
biaya, akan sangat menguntungkan, lantaran tidak ada pelarut atau bahan kimia
yang diperlukan. Sample padat cukup diblender, sedangkan sample cair cukup
dibuat homogen. Karena tidak memerlukan bahan kimia apapun, analisis dengan
FTIR juga dianggap sebagai ramah lingkungan.
Cara kerja FTIR: sample di-scan, yang berarti sinar infra merah akan dilakukan ke
sample. Gelombang yang diteruskan oleh sample akan ditangkap oleh detector yang
terhubung computer yang akan memberikan spectrum sample yang diuji.
Ilmu & Teknologi DAGING & HIT oleh SUKIRNO - 26 -
Gambar 3. Spektrum FTIR Mutton Body Fat (MBF) dan setelah dicampur Lard (L) berbagai
konsentrasi