Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

A. Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, asal kata geo berarti bumi dan
graphein yang berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang
dikemukakan Eratosthenes, geographika berarti tulisan tentang bumi
(Sumaatmadja, 1988: 31). Pengertian bumi dalam geografi tersebut, tidak
hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga meliputi
segala gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya, maupun
gejala dan proses kehidupannya. Oleh karena itu dalam hal gejala dan
proses kehidupan, di dalamnya termasuk kehidupan tumbuh-tumbuhan,
binatang, dan manusia sebagai penghuni bumi tersebut.
Konsep geografi telah ada sejak zaman dahulu kala. Bangsa Yunani
Kuno telah berusaha mendokumentasikan berbagai macam keterangan yang
berkaitan dengan geografi. Geograf pertama pada masa itu adalah Thales
(640-546 SM). Ia telah menyibukkan diri dengan berbagai penelitan dan
menggali informasi geografi dengan melakukan perjalanan ke berbagai
tempat.
Langkah Thales diikuti oleh geograf Yunani lainnya. Sebut saja
Herodotus (485-425 SM) yang membuat geografi sekitar wilayah timur
tengah, Phytheas yang mengukur jarak matahari ke bumi dan yang paling
fenomenal adalah Eratosthenes (276-194 SM) yang mampu menghitung
keliling bumi hanya berselisih 1% dari keliling sebenarnya. Berikut di
bawah ini adalah kosep pengertian geografi dari beberapa ahli:
1. Immanuel Kant
Geografi adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-benda,
hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan
Bumi.
2. Alexander von Humboldt
Alexander manyatakan bahwa gegorafi adalah studi tentang
pengaruh lingkungan alam terhadap manusia.
3. Karl Ritter
Geografi merupakan suatu telaah Bumi sebagai tempat hidup
manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi geografi adalah semua
fenomena di permukaan Bumi, baik organik maupun anorganik yang
berkaitan dengan kehidupan manusia di bumi.
4. Friederich Ratzel
Ratzel mengemukakan konsep geografi dalam bukunya yang
berjudul Politische Geographie. Konsep itu diberi nama Lebensraum
yang artinya wilayah geografis sebagai sarana bagi organism untuk
berkembang. Ia melihat suatu negara cenderung meluaskan Lebensraum-
nya sesuai kekuatan yang ia miliki.
5. Halford Mackinder
Menurut Mackinder, Geografi adalah ilmu yang fungsi utamanya
menyelediki interaksi manusia dalam masyarakat dengan lingkungan
yang berbeda menurut lokasinya.
6. Daldjoeni
Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia
mencakup tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region
(wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala
baik yang alami maupun manusiawai di muka Bumi. Kemudian halam
hal ekologi, geografi mempelajari bagaimana manusia harus mampu
beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi
memplejari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan
kesatuan fisiografinya.
B. Persepsi Geografi

Objek material geografi adalah seluruh fenomena geosfer. Fenomena


geosfer
1. Litosfer
2. Hidrosfer
3. Biosfer
4. Antroposfer
5. Atmosfer
Objek material geosfer mula-mula dipetakan terlebih dahulu
kemudian dianalis menggunakan pendekan geografi, yang meliputi:
a. Keruangan (spatial)
b. Ekologikal(ecological)
c. Kompleks wilayah (regional complex)
Keruangan (spatial)
Pendekatan keruangan dijabarkan lagi menjadi 7 sebagai berikut :
1. Pola(pattern)
a. Cluster
b. Random
c. Sistematik
d. Clustered
2. Struktur
3. Proses
4. Interaksi
5. Asosiasi
6. Organisasi
7. Tendensi
Data keruangan terdiri dari:
a. Titik : Jakarta dilihat dari peta dunia, dapat disimbolkan
dengan titik
b. Garis : Sungai, Jalan raya, rel kereta api
c. Luasan: Sawah, Lapangan

Geografi mempelajari semua gejala-gejala geosfer yang terjadi di


bumi, baik geografi fisik yang mengarah ke IPA dan geografi sosial yang
mengarah ke IPS. Fenomena-fenomena tersebut contohnya seperti
kebudayaan, ledakan penduduk, banjir, badai, gunung meletus dan lain-lain.
Geografi ini memiliki ciri utama yaitu peta. Yang membedakannya dengan
ilmu lain adalah geografi menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan
kompleks lingkungan dalam menganalisis fenomena geosfer yang terjadi.
Dalam studinya, geografi terbagi menjadi geografi fisik dan
geografi sosial. Yang termasuk ke dalam geografi fisik adalah geologi,
geografi tanah, meteorologi dan klimatologi, oseanografi, dan lain-lain.
Sedangkan geografi sosialnya meliputi geografi ekonomi, geografi politik,
geografi industri dan lain sebagainya

C. Substansi kajian Geografi

Wacana tentang substansi geografi dalam pembelajaran ilmu


geografi, minimal ada empat perhatian utama yang perlu dipahami yakni :
1) Objek kajian geografi, yang meliputi lingkungan alam (natural
environment) dan lingkungan manusia (socio cultural environment).
2) Bagian bidang kajian geografi meliputi geografi fisik, geografi manusia,
kartografi dan penginderaan jauh dan perencanaan pengembangan
wilayah.
3) Pendekatan geografi yang meliputi pendekatan spasial/keruangan,
pendekatan temporal, pendekatan ekologi dan pendekatan kompleks
wilayah.
4) Wilayah kajian geografi yang meliputi wilayah perdesaan (rural
environment) dan wilayah kekotaan ( urban environment).
Permasalahan pertama yang dihadapi dalam pembelajaran ilmu
geografi di Indonesia adalah belum diketemukan persepsi yang sama dalam
sistem pembelajaran ilmu geografi. Substansi yang dikembangkan belum
menyentuh dan belum terdapat kegayutan mulai dari tingkat dasar, menengah
dan perguruan tinggi. Hal ini yang kiranya masih menjadi ganjalan di
kalangan pengajar dan pengembang ilmu geografi hingga sekarang, apalagi
sering berubah-ubahnya kurikulum pendidikan geografi. Mencari solusi
terhadap permasalahan tersebut merupakan tugas utama dalam pembelajaran
ilmu geografi dalam era ini.
1. Substansi Geografi dalam Pembelajaran Ilmu Geografi

Secara substansial materi geografi telah masuk dalam sistem


pembelajaran, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas seperti yang tercantum dalam Kebijaksanaan Umum
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dasar dan Menengah (Budiono,
2001). Keberhasilan ini tidak lepas dari hasil perjuangan para geograf yang
didukung sepenuhnya oleh Ikatan Geograf Indonesia (IGI). Namun satu hal
yang masih belum sinkron antara pemikiran geograf dan pihak Puskur
Balitbang Depdiknas, bahwa pendidikan geografi tidak termasuk dalam
struktur Program Kurikulum Sekolah Menengah Umum Program Bahasa. Hal ini
jelas bertentangan dengan visi dan misi Pendidikan Geografi yang menyatakan.
menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan dan ketrampilan
kuat dalam mengkaji hubungan timbal-balik antara lingkungan alam dan
lingkungan sosial-budaya, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut
dalam dunia kerja dan pendidikan lebih tinggi.
Tugas selanjutnya bagi para geograf berikutnya tinggal mengisi
substansi geografi sesuai dengan kompetensi dan spesifikasi masing-masing
tingkatan pendidikan geografi. Sebagai penyegaran bahwa dalam pendidikan
geografi pada umumnya mengacu pada visi dan misi pendidikan geografi di
atas jelas antara anasir-anasir fisik dan sosial-budaya menjadi objek kajian
geografi yang tidak dapat dipisah-pisahkan, merupakan satu kesatuan utuh
fenomena muka bumi secara bersama-sama dan saling berinteraksi. Geografi
melihat muka bumi sebagai dunia nyata (real world) bukan imajinasi/abstrak
dan tidak mengkaji objek studinya secara material, melainkan secara formal.
Dalam menemukan jati diri geografi (Rediscovering Geography)
Alberts (1997) menggambarkan matriks perspektif geografi dalam bentuk
blok diagram yang menjelaskan bahwa : (1) cara pandang geografi dalam
melihat dunia nyata, (2) representasi data spasial/keruangan dan (3) domain
sintesis dinamika lingkungan dan hubungan manusia sebagai makhluk sosial
dan lingkungannya. Disini lebih kongkrit dan terlihat jelas dukungan terhadap
visi dan misi pendidikan geografi dalam menunjukkan benchmarking jati diri
geografi memandang perspektif geografi sebagai total dan ekologi
(Geoekologi) menjadi acuan penting (Huggett, 1995). Huines-Young (1996)
menggunakan pendekatan Lanscape Ecology dan menggabungkan dengan
prosedur Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi pendekatan Spasial-
Ekologis.

2. Substansi Geografi dalam Penguatan Fundamental Geografis

Kenyataan yang harus diakui bahwa populasi/masyarakat geografi di


Indonesia masih relatif kecil, ini disebabkan pertumbuhan profesional
geografi juga masih cukup kecil. Kurang derasnya usaha-usaha para geograf
maju untuk memasukkan dan menyebar luaskan pendidikan geografi ke
sekolah-sekolah nasional hingga perguruan tinggi negeri dan swasta.
Geografi masih perlu berjuang keras untuk menghapus pandangan bahwa
pendidikan geografi adalah ilmu deskriptif sederhana (ilmu hafalan). Dalam
penemuan Jati Diri Geografi perlu diarahkan pada : (1) peningkatan
pemahaman geografis (Geographic Understanding), (2) peningkatan
ketertinggalan geografis (Geographic Literacy), (3) penguatan institusi
geografis (Strengthening Geographic Institution) dan (4) penguatan bidang
disiplin individu dan kolektif/interdisplin (Gunawan, 2002).
Penguatan fundamental geografis perlu menguatkan keintlektualan
geografi dengan cara mengefektifkan penelitian-penelitian untuk daerah-
daerah terpilih. Pengalaman penelitian dapat meningkatkan wawasan geografi
untuk berbagai daerah. Mempromosikan kompetensi geografi, pentingnya
lulusan pendidikan geografi dalam kontribusi kebutuhan intlektual dan sosial
masyarakat. Kenyataannya masih banyak pihak yang masih asing dan
bertanyatanya apa itu geografi ?, seperti apa konsep dan metodologi
pembelajaran geografi ?, apa sebenarnya isi dan ketrampilan pendidikan
geografi ?, banyak pihak yang belum dapat memahami geografi, baru
mengetahui dan memahami ketrampilan geografer setelah dilakukan fit and
proper test. Bagaimana cara meningkatkan penguatan fundamental geografi,
minimal ada dua hal yang digunakan untuk membangun diantaranya : (1)
meningkatkan mutu pendidikan geografi melalui peningkatan spesialisasi dan
spesifikasi bidang-bidang kajian (applied geography) dan (2) memperbaiki
sistem pembelajaran geografi dengan cara menumbuhkan teknik-teknik
pembelajaran interaktif, membangun kreativitas siswa, membentuk kerja
kelompok dengan model presentasi di depan kelas (Gunawan, 2002).

D. Ruang Lingkup Geografi

Menurut Eratosthenes,geografi berasal dari dua kata,yaaitu geo


yang diartikan bumi dan grafi yang diartikan gambaran.Secara
harfiah,geografi dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang
menggambarkan.menjelaskan,atau menerangkan tentang bumi.erastotenes
merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah geografi sebagai
sebuh bidang ilmu yang mempelajari tentang lingkungan.Atas jasanya
tersebut,Erastoteles dianggap sebagai peletak dasar ilmu geografi.
Rhoad Murphey dalam bukunya The Scope of Geography merumuskan tiga
pokok ruang lingkup studi geografi,yaitu sebagai berikut:

a. Persebaran dan keterbatasan penduduk di muka bumi dengan sejumlah


aspek keruangan serta bagaimana manusia memanfaatkanya.

b. Interaksi antara manusia dan lingkungan fisik merupakan salah satu


bagian dari keragaman wilayah.

c. Kajian terhadap region atau wilayah.


1. Geografi Fisik
Geografi fisik menyangkut keadaan lingkungan alam di luar manusia
seperti gejala-gejala alam di geosfer yang meliputi atmosfer. litosfer,
hidrosfer, dan biosfer, Gejala-gejala alam tersebut berkaitan dengan bentuk,
relief, iklim, dan segala sesuatu tentang bumi serta tentang proses-proses
fisik yang terjadi darat, laut, dan udara yang berpengaruh pada
kelangsungan hidup manusia.
2. Geografi Sosial
Aspek lingkungan sosial meliputi permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan aktivitas manusia di dalam ruang, yang mencakup
aktivitas sebagai mahluk sosial yang harus berinteraksi dengan yang
lainnya, aktivitas ekonomi untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya ,
dan budayanya yang mencerminkan perkembangan kemampuan manusia
berupa hasil pemikiran manusia dalam bentuk karya cipta. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa geografi (geografi manusia) mempelajari dampak
aktivitas manusia terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap
manusia,
3. Geografi Regional
Geografi regional mempelajari topik atau bahasan khususnya yang
mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu. Geografi regional merupakan
bahasan yang menyeluruh, baik dari aspek fisik maupun sosial.
Ruang lingkup geografi sangat luas, meliputi kehidupan di muka bumi,
di ruang angkasa, berbagai gejala alam, serta interaksi antara manusia dan
lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan. Pengetahuan
mengenai gejala alam dan kehidupan di muka bumi disebut dengan gejala
geosfer, dalam hal ini geografi akan mempelajari penyebab terjadinya dan
menjelaskan mengapa dan bagaimana terjadinya gejala geosfer. Secara garis
besar ilmu geografi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu geografi fisik
dan geografi sosial. Gabungan antara geografi fisik dan geografi sosial
terjadi geografi regional. Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang
mempelajari tentang semua peristiwa di muka bumi, baik di darat, laut,
udara, maupun luar angkasa beserta faktor penyebab terjadinya. Geografi
sosial adalah bagian dari ilmu geografi yang mempelajari tentang interaksi
antar manusia, sedangkan geografi regional adalah ilmu yang mempelajari
tentang perwilayahan dari negara-negara yang ada. Untuk lebih jelasnya
lihat
Gambar 1. Ruang Lingkup Kajian Geografi
TUGAS IPBA

GEOGRAFI & PERSEPSI GEOGRAFI,


SUBSTANSI KAJIAN GEOGRAFI, DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI

OLEH :
KELOMPOK V

ANDI FITRIANA : A1C3 14 058


APRIANI : A1C3 14 062
AYU ASMAURINA AD : A1C3 14 064
ALFIAN : A1C3 14 068
RAHMAT HIDAYAT : A1C3 14 070
WISDA PUSPITA : A1KI 15 124

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

Anda mungkin juga menyukai