140 282 1 SM PDF
140 282 1 SM PDF
1, April 2009 : 46 - 50
merupakan obat yang paling banyak dikonsumsi oleh pounds pertahun (Barat, 1998). Oleh karenanya,
penduduk dunia karena sifat dan fungsinya sebagai diperkirakan kebutuhan industri farmasi dunia
anti piretic, anti inflamtory dan analgesic. Menurut terhadap gaultherin akan meningkat pada tahun-tahun
estimasi, konsumsi aspirin dunia mencapai 20-50 juta mendatang.
Namun demikian, sampai saat ini belum ada pelarut alkohol (alcoholic solvent extraction). Pelarut
metode pengambilan gaultherin yang efektif dari polar akan berfungsi ganda, menginaktivasi enzim
tanaman gandapura. Kesulitan yang dialami dalam sekaligus mengekstrak gaultherin. Pelarut polar yang
proses pengambilan gaulterin adalah kenyataan akan digunakan adalah etanol. Proses inaktivasi enzim
bahwa selama proses ekstraksi, dengan rusaknya menggunakan pelarut beralkohol memiliki keunggulan,
jaringan, maka gaultherin akan dengan segera karena dapat meringkas tiga tahapan proses sekaligus,
terhidrolisa menjadi komponen-komponen yaitu proses inaktivasi enzin gaultherase, proses
individualnya yaitu metil salisilat dan disakarida. ekstraksi, dan proses dehidrasi osmosis (Hartati, dkk.,
Proses hidrolisa tersebut diyakini dikatalisasi oleh 2008; Yuniastuti, dkk., 2008). Oleh karenanya,
enzim yang terdapat dalam tanaman itu sendiri yaitu perolehan yield diharapkan akan meningkat. Studi awal
gaultherase (Waters, 1931). juga telah dilakukan untuk produksi gaultherin melalui
Untuk mengatasi hal ini, perlu dicari metode proses ekstraksi (Yuniastuti, dkk., 2008). Hasil kajian
guna mengekstraksi gaultherin dari tanaman pada menunjukkan, bahwa inaktivasi enzim gaultherase
kondisi dimana aktivitas gaultherase minimal atau dengan pelarut etanol yang berada dalam gandapura
bahkan hilang. Dengan demikian reaksi hidrolisa sangat potensial dan prospektif. Pengembangan proses
gaultherin menjadi metil salisilat dan disakarida bioekstraksi inaktivasi enzim ini mampu meningkatkan
tidak akan terjadi. perolehan senyawa aktif gaultherin hingga mencapai
Beberapa metode pengambilan gaultherin 14,46% pada pH 8. Hal ini bisa dijelaskan bahwa
yang pernah dilakukan antara lain pada tahun 1928, gaultherase merupakan jenis enzim hydrolase, yang
diketahui bahwa gaultherin yang terdapat pada memiliki aktivitas optimum disekitar pH larutan asam
Gaultheria procumbens hanya dapat diekstrak lemah. Oleh karenanya, pada kondisi bioekstraksi basa
menggunakan air panas dan penambahan kalsium lemah menyebabkan enzim gaultherase mengalami
karbonat. Proses ini diikuti dengan beberapa unfolding, akibatnya akan mereduksi reaksi hidrolisa
rangkaian ekstraksi menggunakan pelarut. gaultherin menjadi metil salisilat yang dikatalisis oleh
Rangkaian ekstraksi tersebut menggunakan pelarut enzim gaultherase. Selain itu, penggunaan etanol
berupa asetik ester hidrat pada suhu 1000C. Proses sebagai pelarut polar bersifat ingestible bagi produk-
tersebut menghasilkan yield akhir 4 g/kg daun segar produk nutraceutical sehingga gaultherin yang
(Bridel dan Gillon, 1928). Yield yang kecil terutama dihasilkan dapat digunakan dalam bentuk tablet, pil,
disebabkan oleh gaultherin yang terkandung dalam maupun kapsul.
Gaultheria procumbens telah terhidrolisa oleh Telaah produktivitas senyawa aktif gaultherin
gaultherase. dengan penambahan menggunakan drying agent berupa
Polev dkk pada tahun 1998 menyatakan gelatin, kalsium klorida dan sodium sulfat pada
bahwa aktivitas gaultherase terhambat dengan berbagai konsentrasi etanol maupun konsentrasi
penambahan senyawa polar. Diyakini bahwa alkohol dehidrasi osmosis terhadap kadar gaultherin juga telah
dapat menghambat aktivitas gaultherase. Beberapa dilakukan (Hartati, dkk., 2008; Yuniastuti, dkk., 2008).
jenis senyawa kimia lain juga dapat menimbulkan Peningkatan konsentrasi drying agent maupun etanol
akibat yang sama seperti halnya alkohol, antara lain menyebabkan perolehan gaultherin semakin besar,
methylene clorida, acetonitril maupun air panas. terutama dengan penambahan kalsium klorida. Hal ini
Alternatif yang ditawarkan pada proses dapat dijelaskan bahwa drying agent berfungsi sebagai
produksi gaultherin dari tanaman gandapura adalah pengering secara osmosis, yaitu proses pengambilan air
proses produksi gaultherin melalui teknologi dari suatu bahan yang dilakukan dengan menempatkan
penginaktivan enzim gaultherase dan proses ekstraksi bahan pada larutan berkonsentrasi tinggi dimana
menggunakan ekstraktor inaktivasi enzim dengan diantara keduanya terdapat membran semipermiabel.
47
Momentum, Vol. 5, No. 1, April 2009 : 46 - 50
Air dari larutan encer akan mendifusi melalui (1960) mendapatkan bahwa koefisien perpindahan
membran ke larutan yang lebih tinggi konsentrasinya massa, k, tidak tergantung ukuran partikel dan bilangan
terus - menerus hingga tercapai keadaan setimbang. Schmidt (Sc = 735-62000), tetapi dipengaruhi oleh
Mengingat sifat membran semipermiabel yang hanya Reynolds pengaduk. Pangkat bilangan Reynolds makin
dapat dilewati air dan senyawa dengan berat molekul besar dengan bertambah besarnya ukuran tangki, tetapi
kecil maka solut tidak dapat mendifusi melalui koefisien perpindahan massanya makin kecil (Barker
membran ke arah sebaliknya. Bilapun ada solut yang dan Treybal, 1960).
mendifusi, perpindahan massa yang terjadi sangat Pengaruh perbandingan (Da/T) tidak berarti
lambat. Sehingga perpindahan massa utama yang terhadap koefisien perpindahan massa pada kisaran
terjadi pada proses ini adalah perpindahan massa air nilai (Da/T) antara 0,27 sampai 0,54 untuk diameter
ke larutan yang konsentrasinya tinggi (Ponting et al., tangki 30,5 cm dan kisaran nilai (Da/T) 0,34 sampai
1966). Akibatnya kemungkinan terjadinya reaksi 0,70 untuk diameter tangki 45,7 cm. Hasil penelitian
hidrolisa gaultherin menjadi metil salisilat relatif yang dilakukan Lewis (1954), menyatakan bahwa
rendah. koefisien perpindahan massa hanya dipengaruhi oleh
Perpindahan massa air melalui membran bilangan Reynolds dan sifat fisis kedua fasa.
semipermiabel dapat berlangsung karena adanya beda Boon-long et al. (1978) menyatakan perbedaan
potensial kimia antara kedua larutan tersebut, dimana hasil penelitiannya dengan peneliti-peneliti
potensial kimia air di larutan encer lebih tinggi sebelumnya, mungkin koefisien perpindahan massa
daripada potensial kimia air di larutan dengan dipengaruhi oleh geometri sistem yang dipelajari. Dari
konsentrasi tinggi. Fenomena ini dikenal dengan hasil studi pustaka oleh Boon-long et al. (1978), terlihat
peristiwa osmosis (Cheryan & Nichols, 1992). adanya beberapa definisi bilangan Sherwood dan
Potensial kimia merupakan fungsi konsentrasi, Reynolds. Disamping itu terlihat juga adanya
temperatur dan tekanan. Jika pada kondisi isothermal, perbedaan pengambilan variabel yang dipakai untuk
maka potensial kimia hanya dipengaruhi oleh membuat korelasi yang sesuai dengan hasil penelitian
konsentrasi dan tekanan saja. Meningkatnya yang bersangkutan.
konsentrasi solut akan menurunkan potensial kimia Secara umum perpindahan pelarut dari bulk
solven (Lewicki & Lenart, 1995). solution ke permukaan partikel sangat cepat dan
Akan tetapi, pencapaian keunggulan proses kecepatan perpindahan pelarut kedalam partikel dapat
ini, keberhasilannya masih bergantung pada laju cepat atau lambat. Kecepatan perpindahan pelarut ini
perpindahan gaultherin ke fasa etanol. Oleh dalam banyak hal bukan merupakan langkah yang
karenanya, perlu menelaah penyusunan model menentukan dalam proses ekstraksi secara keseluruhan
empirik perpindahan massa solut ke fasa pelarut (Geankoplis, 1993). Perpindahan pelarut biasanya
proses inaktivasi enzim gaultherin. terjadi saat pertama partikel berkontak dengan pelarut.
Koefisien perpindahan massa volumetrik, Koa,
Kajian Perpindahan Massa akan menurun dengan peningkatan viskositas salah satu
Perpindahan massa fasa cair-cair maupun padat- fasa baik dispersi maupun fasa kontinyu. Peningkatan
cair merupakan suatu fenomena penting dalam proses koefisien ini sebanding dengan kecepatan impeller
ekstraksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi pangkat oleh Rushton-Nagata-Rooney (1964).
kecepatan perpindahan massa adalah koefisien Model simulasi yang dikembangkan oleh
perpindahan massa. Harga koefisien perpindahan Skelland dan Kanel (1992) untuk menghitung diameter
massa pada ekstraksi cai-cair dan padat-cair dalam tetes (Sauter-mean diameter) dan perpindahan massa
tangki berpengaduk dipengaruhi oleh variabel sifat fraksional dalam dispersi cair-cair berpengaduk secara
fisis cairan, difusivitas zat terlarut dalam cairan, batch dengan fasa kontinyu, fasa dispersi, atau kedua
bentuk dan ukuran alat, kecepatan putar pengaduk, fasa memiliki tahanan yang signifikan untuk
fraksi volum fasa cair terdispersi ( ) dan percepatan perpindahan massa. Koefisien perpindahan massa
gravitasi bumi. dipengaruhi oleh variabel-variabel bilangan Reynolds,
Koefisien perpindahan massa fasa dispersi bilangan Schmidt, geometri sistem yang digunakan dan
untuk ekstraksi dapat dikorelasikan dalam bentuk perbandingan jumlah pelarut dengan solut, Yulianto
empirik dengan melibatkan bilangan tak berdimensi. (2004, 2006).
Salah satu contoh korelasi ini adalah ekstraksi dalam Koefisien perpindahan massa volumetrik, kLa,
tangki berpengaduk. dipengaruhi oleh variabel-variabel bilangan Reynolds,
Koefisien perpindahan massa, terutama bilangan Schmidt, geometri sistem yang digunakan dan
interphase mass transfer sering merupakan faktor perbandingan jumlah umpan dengan pelarut. Dalam
yang menentukan proses kecepatan. Koefisien bentuk hubungan kelompok tak berdimensi dapat
perpindahan massa, k, untuk large particle regime, dituliskan :
diberikan oleh Miller (1971) dan beberapa peneliti
sebelumnya. Korelasi yang menunjukkan adanya
Sh = f
pengaruh ukuran diameter partikel, telah diberikan
antara lain oleh Miller (1971). Barker dan Treybal (Re, Sc, faktor geometri, L/S) (1)
48
Kajian Model Matematis Koefisien Perpindahan Massa pad Ekstraksi Inaktivasi (M.E. Yulianto)
49
Momentum, Vol. 5, No. 1, April 2009 : 46 - 50
50