Anda di halaman 1dari 5

Momentum, Vol. 5, No.

1, April 2009 : 46 - 50

KAJIAN MODEL MATEMATIS


KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA
PADA EKSTRAKSI INAKTIVASI ENZIM
M. E. Yulianto
GAULTHERASE UNTUK PRODUKSI
e-mail : endy_y@yahoo.com GAULTHERIN DARI GANDAPURA
F. Arifan Gandapura merupakan spesies tanaman yang mengandung total
e-mail : fahmiarifan@yahoo.com salisilat dengan konsentrasi sangat tinggi. Sebagian besar salisilat yang
terdapat pada tanaman gandapura berada dalam bentuk aktif yang disebut
Jurusan Teknik Kimia gaultherin, merupakan konjugasi metil salisilat dengan disakarida. Ketika
Program Studi D III jaringan tumbuhan tersebut rusak atau terkoyak, gaultherin akan
Fakultas Teknik terhidrolisa secara enzimatis oleh enzim gaultherase menjadi metil salisilat
Universitas Diponegoro Semarang dan terlepas. Gaultherin memiliki sifat-sifat yang menjadikannya sebagai
kandidat terbaik natural aspirin, anti kanker, anti inflamatory dan
cardiopulmonary. Aktivitas gaultherase diyakini dapat terhambat dengan
I. Hartati penambahan senyawa polar. Oleh karenanya, perlu menelaah produksi
e-mail :indah_hartati@yahoo.com gaultherin dari tanaman gandapura melalui teknologi bioekstraksi inaktivasi
enzim gaultherase dengan pelarut polar. Pelarut polar ini akan berfungsi
Jurusan Teknik Kimia ganda, yaitu inaktivasi enzim sekaligus mengekstrak gaultherin. Bioekstraksi
Fakultas Teknik ini memiliki keunggulan, karena dapat meringkas tiga tahapan proses
Universitas Wahid Hasyim sekaligus, yaitu proses inaktivasi enzim gaultherase, proses ekstraksi, dan
Semarang
proses dehidrasi osmosis. Namun demikian, keberhasilan proses ini masih
Jl Menoreh Tengah X/22
Semarang bergantung pada laju perpindahan gaultherin ke fasa etanol. Oleh
karenanya, perlu menelaah penyusunan model empirik perpindahan massa
solut ke fasa pelarut proses inaktivasi enzim gaultherin.

Kata Kunci: perpindahan massa, inaktivasi, gaultherase, gaultherin,


gandapura.

Pendahuluan karenanya, upaya untuk menggali potensi dan


Gandapura (Gaultheria fragantissima) dikenal pengembangan industri gandapura di Indonesia, perlu
juga sebagai Indian Wintergreen, mempunyai sinonim menelaah teknologi budidaya, teknologi peningkatan
G. punctuate, termasuk dalam famili ericeae mutu minyak gandapura serta diversifikasi produk.
merupakan salah satu tanaman penghasil minyak Gandapura merupakan spesies tanaman yang
atsiri. Gandapura merupakan salah satu tanaman yang mengandung total salisilat dengan konsentrasi sangat
masuk didalam daftar Komoditi Binaan Direktorat tinggi. Konsentrasi salisilat pada gandapura 20 kali
Jenderal Perkebunan berdasarkan Keputusan Menteri lebih besar dibanding konsentrasi salisilat yang
Pertanian nomor 511/kpts/pd.310/9/2006. ditemukan pada Filipendula dan 100 kali lebih besar
Tanaman gandapura dapat tumbuh pada dataran dari konsentrasi salisilat pada Lemon Thyme.
tinggi, 1300-3300 meter dpl (Hernani, 2004). Selama Kandungan total salisilat beberapa tanaman disajikan
ini tanaman gandapura belum dikembangkan secara pada Tabel 1.
ekonomis karena belum tersedia teknologi budidaya Sebagian besar salisilat yang terdapat pada
yang tepat. Gandapura dipanen dari tanaman yang tanaman gandapura berada dalam bentuk aktif yang
tumbuh liar didaerah pegunungan diantaranya di disebut gaultherin, merupakan konjugasi metil
Gunung Lawu, tawangmangu dan di Wonosobo, salisilat dengan disakarida. Ketika jaringan tumbuhan
dieng. Salah satu industri penghasil minyak gandapura tersebut rusak atau terkoyak, gaultherin akan secara
yang ada di Wonosobo adalah Kelompok Tani Rukun enzimatis terhidrolisa menjadi metil salisilat dan
yang berlokasi di Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, terlepas. Proses ini diduga merupakan bagian sistem
Kabupaten Wonosobo. pertahanan dari tumbuhan gandapura.
Minyak gandapura memiliki kandungan metil Gaultherin memiliki sifat-sifat yang
salisilat tinggi, mencapai 93-98%. Minyak gandapura menjadikannya sebagai kandidat terbaik natural
yang dihasilkan Kelompok Tani di Indonesia memiliki aspirin, anti kanker, anti inflamatory dan
kandungan metil salisilat 82,23% (Mauludi, 2003). cardiopulmonary (Ribnicky, 2003). Sebagai natural
Indonesia setiap bulannya masih mengimpor minyak aspirin, gaultherin memiliki daya sembuh yang sama
gandapura sintetik dari RRC untuk memenuhi namun memiliki efek negatif yang minimal dibanding
kebutuhan industri farmasi (Manurung, 2002). Oleh aspirin sintetis. Saat ini, aspirin (Acetylsalicylic acid)
46
Kajian Model Matematis Koefisien Perpindahan Massa pad Ekstraksi Inaktivasi (M.E. Yulianto)

merupakan obat yang paling banyak dikonsumsi oleh pounds pertahun (Barat, 1998). Oleh karenanya,
penduduk dunia karena sifat dan fungsinya sebagai diperkirakan kebutuhan industri farmasi dunia
anti piretic, anti inflamtory dan analgesic. Menurut terhadap gaultherin akan meningkat pada tahun-tahun
estimasi, konsumsi aspirin dunia mencapai 20-50 juta mendatang.

Tabel 1. Konsentrasi salisilat pada beberapa tanaman


Spesies Tanaman Salisilat bebas Salisilat Total
(ug/mg FW) (ug/mg FW)
English Thyme 0,81 31,63
Lemon Thyme 1,55 42,32
French Thyme 0,33 13,26
Lavender 0,28 6,14
Rosemary 0,58 3,84
Gandapura 19,0 5770
Rice M 201 1,4 9,5

Namun demikian, sampai saat ini belum ada pelarut alkohol (alcoholic solvent extraction). Pelarut
metode pengambilan gaultherin yang efektif dari polar akan berfungsi ganda, menginaktivasi enzim
tanaman gandapura. Kesulitan yang dialami dalam sekaligus mengekstrak gaultherin. Pelarut polar yang
proses pengambilan gaulterin adalah kenyataan akan digunakan adalah etanol. Proses inaktivasi enzim
bahwa selama proses ekstraksi, dengan rusaknya menggunakan pelarut beralkohol memiliki keunggulan,
jaringan, maka gaultherin akan dengan segera karena dapat meringkas tiga tahapan proses sekaligus,
terhidrolisa menjadi komponen-komponen yaitu proses inaktivasi enzin gaultherase, proses
individualnya yaitu metil salisilat dan disakarida. ekstraksi, dan proses dehidrasi osmosis (Hartati, dkk.,
Proses hidrolisa tersebut diyakini dikatalisasi oleh 2008; Yuniastuti, dkk., 2008). Oleh karenanya,
enzim yang terdapat dalam tanaman itu sendiri yaitu perolehan yield diharapkan akan meningkat. Studi awal
gaultherase (Waters, 1931). juga telah dilakukan untuk produksi gaultherin melalui
Untuk mengatasi hal ini, perlu dicari metode proses ekstraksi (Yuniastuti, dkk., 2008). Hasil kajian
guna mengekstraksi gaultherin dari tanaman pada menunjukkan, bahwa inaktivasi enzim gaultherase
kondisi dimana aktivitas gaultherase minimal atau dengan pelarut etanol yang berada dalam gandapura
bahkan hilang. Dengan demikian reaksi hidrolisa sangat potensial dan prospektif. Pengembangan proses
gaultherin menjadi metil salisilat dan disakarida bioekstraksi inaktivasi enzim ini mampu meningkatkan
tidak akan terjadi. perolehan senyawa aktif gaultherin hingga mencapai
Beberapa metode pengambilan gaultherin 14,46% pada pH 8. Hal ini bisa dijelaskan bahwa
yang pernah dilakukan antara lain pada tahun 1928, gaultherase merupakan jenis enzim hydrolase, yang
diketahui bahwa gaultherin yang terdapat pada memiliki aktivitas optimum disekitar pH larutan asam
Gaultheria procumbens hanya dapat diekstrak lemah. Oleh karenanya, pada kondisi bioekstraksi basa
menggunakan air panas dan penambahan kalsium lemah menyebabkan enzim gaultherase mengalami
karbonat. Proses ini diikuti dengan beberapa unfolding, akibatnya akan mereduksi reaksi hidrolisa
rangkaian ekstraksi menggunakan pelarut. gaultherin menjadi metil salisilat yang dikatalisis oleh
Rangkaian ekstraksi tersebut menggunakan pelarut enzim gaultherase. Selain itu, penggunaan etanol
berupa asetik ester hidrat pada suhu 1000C. Proses sebagai pelarut polar bersifat ingestible bagi produk-
tersebut menghasilkan yield akhir 4 g/kg daun segar produk nutraceutical sehingga gaultherin yang
(Bridel dan Gillon, 1928). Yield yang kecil terutama dihasilkan dapat digunakan dalam bentuk tablet, pil,
disebabkan oleh gaultherin yang terkandung dalam maupun kapsul.
Gaultheria procumbens telah terhidrolisa oleh Telaah produktivitas senyawa aktif gaultherin
gaultherase. dengan penambahan menggunakan drying agent berupa
Polev dkk pada tahun 1998 menyatakan gelatin, kalsium klorida dan sodium sulfat pada
bahwa aktivitas gaultherase terhambat dengan berbagai konsentrasi etanol maupun konsentrasi
penambahan senyawa polar. Diyakini bahwa alkohol dehidrasi osmosis terhadap kadar gaultherin juga telah
dapat menghambat aktivitas gaultherase. Beberapa dilakukan (Hartati, dkk., 2008; Yuniastuti, dkk., 2008).
jenis senyawa kimia lain juga dapat menimbulkan Peningkatan konsentrasi drying agent maupun etanol
akibat yang sama seperti halnya alkohol, antara lain menyebabkan perolehan gaultherin semakin besar,
methylene clorida, acetonitril maupun air panas. terutama dengan penambahan kalsium klorida. Hal ini
Alternatif yang ditawarkan pada proses dapat dijelaskan bahwa drying agent berfungsi sebagai
produksi gaultherin dari tanaman gandapura adalah pengering secara osmosis, yaitu proses pengambilan air
proses produksi gaultherin melalui teknologi dari suatu bahan yang dilakukan dengan menempatkan
penginaktivan enzim gaultherase dan proses ekstraksi bahan pada larutan berkonsentrasi tinggi dimana
menggunakan ekstraktor inaktivasi enzim dengan diantara keduanya terdapat membran semipermiabel.

47
Momentum, Vol. 5, No. 1, April 2009 : 46 - 50

Air dari larutan encer akan mendifusi melalui (1960) mendapatkan bahwa koefisien perpindahan
membran ke larutan yang lebih tinggi konsentrasinya massa, k, tidak tergantung ukuran partikel dan bilangan
terus - menerus hingga tercapai keadaan setimbang. Schmidt (Sc = 735-62000), tetapi dipengaruhi oleh
Mengingat sifat membran semipermiabel yang hanya Reynolds pengaduk. Pangkat bilangan Reynolds makin
dapat dilewati air dan senyawa dengan berat molekul besar dengan bertambah besarnya ukuran tangki, tetapi
kecil maka solut tidak dapat mendifusi melalui koefisien perpindahan massanya makin kecil (Barker
membran ke arah sebaliknya. Bilapun ada solut yang dan Treybal, 1960).
mendifusi, perpindahan massa yang terjadi sangat Pengaruh perbandingan (Da/T) tidak berarti
lambat. Sehingga perpindahan massa utama yang terhadap koefisien perpindahan massa pada kisaran
terjadi pada proses ini adalah perpindahan massa air nilai (Da/T) antara 0,27 sampai 0,54 untuk diameter
ke larutan yang konsentrasinya tinggi (Ponting et al., tangki 30,5 cm dan kisaran nilai (Da/T) 0,34 sampai
1966). Akibatnya kemungkinan terjadinya reaksi 0,70 untuk diameter tangki 45,7 cm. Hasil penelitian
hidrolisa gaultherin menjadi metil salisilat relatif yang dilakukan Lewis (1954), menyatakan bahwa
rendah. koefisien perpindahan massa hanya dipengaruhi oleh
Perpindahan massa air melalui membran bilangan Reynolds dan sifat fisis kedua fasa.
semipermiabel dapat berlangsung karena adanya beda Boon-long et al. (1978) menyatakan perbedaan
potensial kimia antara kedua larutan tersebut, dimana hasil penelitiannya dengan peneliti-peneliti
potensial kimia air di larutan encer lebih tinggi sebelumnya, mungkin koefisien perpindahan massa
daripada potensial kimia air di larutan dengan dipengaruhi oleh geometri sistem yang dipelajari. Dari
konsentrasi tinggi. Fenomena ini dikenal dengan hasil studi pustaka oleh Boon-long et al. (1978), terlihat
peristiwa osmosis (Cheryan & Nichols, 1992). adanya beberapa definisi bilangan Sherwood dan
Potensial kimia merupakan fungsi konsentrasi, Reynolds. Disamping itu terlihat juga adanya
temperatur dan tekanan. Jika pada kondisi isothermal, perbedaan pengambilan variabel yang dipakai untuk
maka potensial kimia hanya dipengaruhi oleh membuat korelasi yang sesuai dengan hasil penelitian
konsentrasi dan tekanan saja. Meningkatnya yang bersangkutan.
konsentrasi solut akan menurunkan potensial kimia Secara umum perpindahan pelarut dari bulk
solven (Lewicki & Lenart, 1995). solution ke permukaan partikel sangat cepat dan
Akan tetapi, pencapaian keunggulan proses kecepatan perpindahan pelarut kedalam partikel dapat
ini, keberhasilannya masih bergantung pada laju cepat atau lambat. Kecepatan perpindahan pelarut ini
perpindahan gaultherin ke fasa etanol. Oleh dalam banyak hal bukan merupakan langkah yang
karenanya, perlu menelaah penyusunan model menentukan dalam proses ekstraksi secara keseluruhan
empirik perpindahan massa solut ke fasa pelarut (Geankoplis, 1993). Perpindahan pelarut biasanya
proses inaktivasi enzim gaultherin. terjadi saat pertama partikel berkontak dengan pelarut.
Koefisien perpindahan massa volumetrik, Koa,
Kajian Perpindahan Massa akan menurun dengan peningkatan viskositas salah satu
Perpindahan massa fasa cair-cair maupun padat- fasa baik dispersi maupun fasa kontinyu. Peningkatan
cair merupakan suatu fenomena penting dalam proses koefisien ini sebanding dengan kecepatan impeller
ekstraksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi pangkat oleh Rushton-Nagata-Rooney (1964).
kecepatan perpindahan massa adalah koefisien Model simulasi yang dikembangkan oleh
perpindahan massa. Harga koefisien perpindahan Skelland dan Kanel (1992) untuk menghitung diameter
massa pada ekstraksi cai-cair dan padat-cair dalam tetes (Sauter-mean diameter) dan perpindahan massa
tangki berpengaduk dipengaruhi oleh variabel sifat fraksional dalam dispersi cair-cair berpengaduk secara
fisis cairan, difusivitas zat terlarut dalam cairan, batch dengan fasa kontinyu, fasa dispersi, atau kedua
bentuk dan ukuran alat, kecepatan putar pengaduk, fasa memiliki tahanan yang signifikan untuk
fraksi volum fasa cair terdispersi ( ) dan percepatan perpindahan massa. Koefisien perpindahan massa
gravitasi bumi. dipengaruhi oleh variabel-variabel bilangan Reynolds,
Koefisien perpindahan massa fasa dispersi bilangan Schmidt, geometri sistem yang digunakan dan
untuk ekstraksi dapat dikorelasikan dalam bentuk perbandingan jumlah pelarut dengan solut, Yulianto
empirik dengan melibatkan bilangan tak berdimensi. (2004, 2006).
Salah satu contoh korelasi ini adalah ekstraksi dalam Koefisien perpindahan massa volumetrik, kLa,
tangki berpengaduk. dipengaruhi oleh variabel-variabel bilangan Reynolds,
Koefisien perpindahan massa, terutama bilangan Schmidt, geometri sistem yang digunakan dan
interphase mass transfer sering merupakan faktor perbandingan jumlah umpan dengan pelarut. Dalam
yang menentukan proses kecepatan. Koefisien bentuk hubungan kelompok tak berdimensi dapat
perpindahan massa, k, untuk large particle regime, dituliskan :
diberikan oleh Miller (1971) dan beberapa peneliti
sebelumnya. Korelasi yang menunjukkan adanya
Sh = f
pengaruh ukuran diameter partikel, telah diberikan
antara lain oleh Miller (1971). Barker dan Treybal (Re, Sc, faktor geometri, L/S) (1)

48
Kajian Model Matematis Koefisien Perpindahan Massa pad Ekstraksi Inaktivasi (M.E. Yulianto)

Korelasi Empirik Dalam Bentuk Bilangan Tak


Model Matematis Koefisien Perpindahan Massa Berdimensi
Koefisien perpindahan massa fasa gaultherin Data koefisien perpindahan massa fasa
ditentukan dengan persamaan berikut : gaultherin akan diringkas menjadi sebuah persamaan
rt (2) empirik dalam bentuk bilangan tak berdimensi. Melihat
k d
a V ( y* yt ) korelasi-korelasi perpindahan massa yang ada di
dimana : literatur, maka koefisien perpindahan massa akan
kd = koefisien perpindahan massa, dinyatakan sebagai bilangan Sherwood dan akan
2 dikorelasikan terhadap bilangan Reynolds dan Schmidt.
kg m s Ketiga bilangan tak berdimensi ini akan didefinisikan
rt = laju perpindahan massa pada waktu t, sebagai berikut :
kg/s 2
A = luas muka antar fasa spesifik, m2
kd a dl
Sh , bilangan Sherwood yaitu
a = luas muka antar fasa spesifik tiap unit Dv
volum, 1/m perpindahan masa antara solute dan solvent dalam
V = volum total, m3 vessel berpengaduk.
yt = fraksi berat gaultherin dalam ekstrak 2
N dl
(data terukur) pada waktu t Re , bilangan Reynolds pengaduk
y = fraksi berat gaultherin dalam ekstrak
pada saat setimbang. meliputi zona laminer, transisi dan turbulen.

Sc , bilangan Schmidt yaitu sifat fluida


Laju perpindahan dinyatakan sebagai : Dv
d ( E yt ) untuk korelasi perpindahan massa.
rt t (3)
Korelasi bilangan tak berdimensi ini bertujuan
dt
dengan anggapan bahwa E bernilai tetap (karena untuk mempelajari pengaruh bilangan Reynolds dan
diluen dan etanol tidak saling larut) dapat bilangan Schmidt terhadap nilai koefisien perpindahan
disederhanakan menjadi: massa, k gaultherin, dalam bentuk bilangan Sherwood.
Korelasi ini tersaji pada Persamaan 7. Hasil persaman
dy yang diperoleh akan didekati dengan teori lapisan film
rt E t (4)
dt dan teori penetrasi.
R merupakan data pengukuran dan dx dt pada Sh = f (Re, Sc, faktor geometri, L/S) (7)
Koefisien difusivitas Dv diperkirakan dari persamaan
waktu t dapat diperoleh dari kurva x terhadap t hasil
Wilke dan Chang (Treybal, 1981).
pengukuran. 18
Luas muka antar fasa spesifik dihitung dari (117,3.10 )( M ) 0,5 T
diameter drop rata-rata (Sauter-mean diameter)
Dv 0, 6
(8)
sebagai berikut :
dengan :
6
A a V V (5) Dv = difusivitas, m2/s
d 32 M = berat molekul pelarut, kg/kmol
dimana d32 (Sauter-mean diameter) diprediksi secara T = Temperatur, K
empirik dengan korelasi yang diusulkan oleh Mlynek = viskositas, kg/m.s
dan Resnicks (1972). Korelasi ini direpresentasikan = volume molal solute pada titik didih normal,
sebagai berikut : m3/kmol
d 32 0, 6 = faktor association solvent= 1,9 untuk etanol
0,058 (1 5,4 ) Nwe (6) sebagai pelarut
dl
dengan : Kesimpulan
d l = diameter pengaduk, m Laju pindah massa gaultherin ke fasa etanol
pada ekstraksi gaultherin dari gandapura melalui proses
N = kecepatan pengaduk, rps inaktivasi enzim gaultherase merupakan fungsi
Nwe = bilangan Weber pengaduk, didefinisikan koefisien perpindahan massa. Model matematis
2 3 koefisien pindah massa sangat diperlukan dalam
sebagai N d l c
penentuan dimensi bioekstraktor inakativasi enzimatis
c = density fasa kontinyu, kg/m3 maupun scale-up alat proses.
= tegangan muka antar fasa, N/m
= fraksi volum fasa dispersi, tak berdimensi

49
Momentum, Vol. 5, No. 1, April 2009 : 46 - 50

Daftar Pustaka Skelland, A.H.P., and Kanel, J.S., (1992),Simulation


Anonim, 1997. Wintergreen. of Mass Transfer in a Batch Agitated Liquid-
http://www.hort.purdue.edu/newcrop/med- Liquid Dispersion, Industrial and Engineering
aro/factssheet/WINTERGREEN.hlml. Chemistry Research, Vol.31, p.908-920.
http://wwwmship.com/herb/product.htm Skelland, A.H.P., and Lee, J.M., (1981),Drop Size
Barat, 1998, Use of medications and and Continuous-Phase Mass Transfer in
polypharmacy are increasing among the Agitated Vessels, AIChE. J, Vol. 27, no. 1,
elderly,Journal of Clinical p.99-111.
Epidemiology, Volume 55, Issue 8, Pages Skelland, A.H.P., and Moeti, L.T., (1990),Mechanism
809-817 of Continuous-Phase Mass Transfer in Agitated
Bhirud, P. R., & Sosulski, F. W. 1993. Thermal Liquid-Liquid Systems, Industrial and
inactivation kinetics of wheat germ Engineering Chemistry Research, Vol.29,
Lipoxygenase. Journal of Food Science, 58. p.2258-2267.
1095-1098. Skelland, A.H.P., and Ramsay, G.G., (1987),
Bridel. MM, Grillon S, 1928, Metil Salisilat pada Minimum Agitator Speed for Complete
Gaultheria P , Comptes de Rendus pp 609- Liquid-Liquid Dispersion, Industrial and
611 Engineering Chemistry Research, Vol.26, p.77-
Mauludi, L,2003, Kelayakan Usaha Pengolahan 81.
Minyak Gandapura di Kabupaten Wonosobo Treybal, R.E, (1984), Mass-Transfer Operations, Mc
Jawa Tengah Buletin TRO Vol XIV No 2 , Graw Hill International Book Company.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Yulianto, M.E., (2004),Perpindahan Massa Fasa
Miliszkiez, D; P. Wieczorek; B. Lejezak; E. Kowalik Kontinyu Sistem Cair-Cair Dalam Tangki
and P. Kafarski, 1992. Herbicidal activity of Berpengaduk, Prosiding Seminar nasional
phosphonic and analogues and aspartic acid. Rekayasa Kimia & Proses UNDIP Semarang,
Pestic.Sci. 34 : 349 - 354. 21-22 Juli 2004, ISSN : 1411-4216,halaman D-
Poulev, J. M. O'Neal, S. Logendra, R. B. Pouleva, V. 4-1 D-4-6.
Timeva, A. S. Garvey, D. Gleba, I. S. Jenkins, Yulianto, M.E., Paramita, V., dan Arifan, F., (2006),
B. T. Halpern, R. Kneer, G. M. Cragg, and I. Koefisien Perpindahan Massa Fasa Dispersi
Raskin. Elicitation, a new window into plant Asam Lemak Bebas Dari Minyak Sawit Dalam
chemodiversity and phytochemical drug Tangki Berpengaduk, Jurnal Media Teknik
discovery. J. Med. Chem., Vol. 46, 2542 - UGM, No. 4, Th. XXVIII, Nopember 2006,
2547, 2003. ISSN : 0216-3012, Terakreditasi, hal. 74 79.

50

Anda mungkin juga menyukai