Oleh:
Pembimbing:
dr. H. Rusdianto, Sp.M(K)
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. AS
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Buruh bangunan
Alamat : Dalam kota
Tanggal Pemeriksaan : 28 Februari 2016
2. Anamnesis (Autoanamnesis)
a. Keluhan Utama
Penglihatan mata kiri kabur dan disertai bintik putih sejak 1 minggu yang
lalu.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang dan cemas
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,5o C
b. Status Oftalmologis
4
KBM Simetris
GBM
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan gram dan KOH
Pemeriksaan kultur dan resistensi
5. Diagnosis banding
Ulkus Kornea Sentralis ec jamur OS
Pseudopterygium ODS
6. Diagnosis Kerja
Ulkus Kornea Sentralis ec Susp Bakteri OS + Pterygium Nasalis Primer
Grade III OS + Pterygium Nasalis Primer Grade I OD
7. Tatalaksana
o Informed consent
o Masuk Rumah Sakit / Rawat Inap
o Debridement + Spooling RL-Povidone Iodine
o KIE
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan tentang prognosis
penyakit sehingga pasien tidak mengalami kecemasan yang berlebih
Meminta pasien untuk menjaga hygiene diri terutama tangan
Menjelaskan pada pasien untuk tidak menggosok-gosok mata karena
akan memperparah ulkus
Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya alat pelindung diri saat
bekerja dan pentingnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika
mata terkena benda asing
Menjelaskan pada pasien untuk tidak mencoba mengobati mata yang
terkena benda asing dengan cara-cara tradisional seperti merendam
mata dalam air garam atau meneteskan air seni
Menjelaskan pada pasien untuk menggunakan pelindung agar mata
tidak terlalu banyak terpapar dengan sinar matahari untuk mencegah
progresifitas dari pterygium
o Farmakologi
6
8. Prognosis
Okuli Dekstra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : bonam
Okuli Sinistra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : dubia ad malam
7
ANALISIS KASUS
Pasien datang dengan riwayat kemasukan bubuk semen putih pada mata yang tidak
diobati secara adekuat. Sebelum berobat ke dokter, pasien sempat merendam matanya
dengan air garam dan meneteskan matanya dengan air seni. Pasien juga sering menggosok-
gosok matanya dengan tangan pada saat kemasukan benda asing sehingga beresiko untuk
menimbulkan lecet pada kornea (erosi kornea). Erosi kornea yang ditimbulkan akibat
gesekan antara benda asing dan permukaan kornea akan berlanjut menjadi keratitis akibat
pengobatan yang tidak adekuat. Mata yang ditetesi dengan air seni juga berpotensi untuk
meningkatkan risiko kontaminasi bakteri, sehingga erosi berubah menjadi keratitis.
Semenjak satu minggu yang lalu pasien mengeluhkan adanya bintik putih di mata,
disertai dengan silau, nyeri, susah membuka mata, dan mata berair-air. Dari gejala dan
tanda yang terdapat pada pasien diagnosis mulai mengarah ke ulkus kornea, mengingat
adanya erosi dan keratitis yang mendahului. Gejala khas dari ulkus kornea adalah silau
(akibat cahaya yang terdispersi karena kornea sebagai media refraksi sudah tidak bekerja
seperti seharusnya), susah membuka mata (blefarospasme) dan mata berair-air. Untuk
membedakan ulkus dari sekadar erosi atau keratitis juga dilakukan fluorenscein test, di
mana didapatkan pewarnaan hanya berada di tepi lesi, ciri khas dari hasil FT ulkus.
Ulkus kornea paling banyak disebabkan oleh 3 jenis mikroorganisme, yaitu bakteri,
jamur, dan virus. Dari gambaran ulkus dapat ditemukan ulkus yang berbatas tegas, tidak
ada lesi satelit, berbentuk bulat, memiliki dasar yang bersih, dan tanda-tanda peradangan
mata yang tidak terlalu hebat. Gambaran ulkus di atas mengarah ke ulkus kornea ec susp
infeksi bakteri. Berbeda dengan ulkus kornea akibat bakteri, ulkus kornea jamur akan
memiliki gambaran ulkus yang tidak tegas, disertai dengan lesi satelit akibat hifa-hifa
8
LAMPIRAN