Anda di halaman 1dari 3

PEMBUATAN ACROLEIN DARI FORMALDEHYDE DAN ACETALDEHYDE

PERSAMAAN REAKSI
CH3-CHO + H-CHO CH2CH-CHO + H2O
Asetaldehid formalin akrolein air

Proses ini dikembangkan sejak tahun 1942, katalis yang digunakan pada proses kondensasi
yaitu campuran alumina, litium fosfat atau silika, dan silika gel. Secara garis besar, tahapan
proses kondensasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Formalin 30 % dan asetaldehid berlebihan diuapkan dan dipanaskan sampai suhu 300
320 C, umpan ini kemudian dimasukkan ke dalam reaktor katalitik.
b. Hasil kondensasi keluar reaktor didinginkan dengan alat penukar panas kemudian
dipisahkan dalam menara distilasi, adapun reaktan yang tidak bereaksi di recycle masuk
kembali ke dalam reaktor.
Hasil samping dari proses kondensasi adalah terbentuknya akrotonaldehid akibat reaksi
kondensasi dimerasetaldehid berdasarkan persamaan reaksi :

2CH3-CH=O CH3-CH=CH-CH=O + H2O

Asetaldehid akrotonaldehid air

(Mc Ketta, 1976, hal 383)

Terdapat beberapa kekurangan jika menggunakan proses kondenasi, yaitu :


a) Proses kondensasi memerlukan biaya yang tinggi.
b) Bahan yang digunakan dalam proses kondensasi harganya relatif mahal.
c) Pada proses kondensasi, harus sering dilakukan shut down untuk meregenerasi katalis.
d) Hal ini tentu tidak efisien jika dipandang dari biaya operasi.

SIFAT KIMIA DAN FISIKA


A. Acetaldehyde
a. Keadaan fisik : Cairan tidak berwarna atau gas, berbau seperti buah-
buahan, rasa seperti daun hijau
b. Titik lebur : -121C
c. Titik didih : 21C
d. Titik nyala : -39C (tabung tertutup); - 40C (tabung terbuka)
e. Suhu terbakar sendiri : 175C
f. Batas minimum terbakar : 4,1% dari volume
g. Batas maksimum terbakar : 55% dari volume
h. Batas minimum meledak : 4,0% dari volume
i. Batas maksimum meledak : 60% dari volume
j. Suhu kritis : 188C
k. Tekanan kritis : 63,2 atm
l. Tekanan uap : 750 mmHg pada 20C; 902 mm Hg pada 25C
m. Kerapatan uap : 1,52 (udara = 1)
n. Berat Jenis : 0,7834 pada 16C/4C (air = 1)
o. Volatilitas : 100%
p. Viskositas : 0,2456 mPa.s pada 15C (1,0 mPa.s= 1,0 cP)
q. Ambang bau : 2,3 bpj atau terendah : 0,0002 mg/m3; tertinggi : 4,14
mg/m3
r. Laju penguapan : 49,1 (butil asetat = 1)
s. Konstanta disosiasi = Ka : 0,7X10-14 pada 0C
t. pKa : 13,57 pada 25C
u. Panas pembakaran : -1166,37 kJ/mol pada 25C (cairan)
v. Panas penguapan : 26,11 kJ/mol pada 25C
w. Indeks refraksi : 1,3316 pada 20C
x. Kelarutan : Dalam air 1X10+6 mg/l pada 25C; Larut dalam
alkohol, eter, benzena, bensin, toluen, terpentin ,
nafta, dan aseton
B. B. Formaldehyde
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
a. Keadaan fisik : Larutan jernih, tidak berwarna, berbau tajam dan
menimbulkan nafas tercekik
b. Titik didih :
-98C , pada 760 mmHg

: 83C
c. Titik nyala

d. Berat jenis : 1,081-1,085


e. Indeks Bias : 1,3746, pada 20C
f. Ph : 2,8 4,0
g. Kelarutan : Larut sempurna dalam air, alkohol dan aseton.

Produk
1. Akrolein (C3H4O)
Sifat Fisis dan kimia

a. Keadaan Fisik : merupakan senyawa tidak berwarna, mudah menguap,


beracun, dan memiliki reaktivitas kimia yang tinggi.
Selain itu akrolein memiliki bau yang kuat.
b. Boiling point : 52,69 oC
Melting point : - 89,95 oC
Relative density : 0,8427 g20/20
Refractive index : 1,4013 nD
Vapor pressure (20oC) : 29,2 KPa
Viscosity (20oC) : 0,35 Mps
Suhu kritis : 233 oC

Anda mungkin juga menyukai